BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran

dokumen-dokumen yang mirip
WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI WEDDING CENTER DI SURAKARTA

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya.

WEDDING CENTER DI SEMARANG

TUGAS AKHIR WEDDING CENTER DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1 - Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ANALISIS DATA PROYEK

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Wedding Mall di Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

SEMINAR TUGAS AKHIR PUSAT PERTOKOAN PERLENGKAPAN PERNIKAHANI BADUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang semakin hari semakin berkembang. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Persiapan Pesta Pernikahan yang Harus Diketahui: A Z

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kulonprogo Bantul Gunung Kidul

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

DAFTAR PUSTAKA Asih, Sri Karya Arsitektur Thomas Karsten di Surakarta : Sastra Seni Rupa.UNS

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul " Surakarta Comic Art Center Surakarta : Sebuah kota yang terletak di wilayah otonom provinsi Jawa Tengah,

ABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian TAHAP PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selayang Pandang Proses Evolusi Tradisi Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini, bisnis bridal dan fotografi merupakan salah satu bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

GEDUNG RESEPSI PERNIKAHAN PARIPURNA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS DI YOGYAKARTA BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

perencanaan dan perancangan interior gedung perhelatan pernikahan di surakarta

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

Pusat konvensi dan eksebisi di Solo

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

Trend Customer Preference dalam memilih Bridal

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA SEKSI NO JABATAN URAIAN TUGAS KETERANGAN

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan as-sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri

BIAYA PERNIKAHAN. Oleh: Ahmad Gozali

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. MALL BAKERY & CAFE DI SURAKARTA SEBAGAI WADAH PENDIDIKAN,PENJUALAN DAN REKREASI, dapat diartikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB II TINJAUAN PERNIKAHAN DAN UPACARA PERNIKAHAN

PROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA JASA WEDDING ORGANIZER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Wedding Venue di Sleman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, persaingan yang terjadi diantara perusahaan-perusahaan sudah semakin

SOLO COMMAND CENTER DENGAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk memahami maksud dari judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran, maka perlu diuraikan sebagai berikut:. a. Wedding: Merupakan suatu kata yang berasal dari bahasa inggris yang berarti pernikahan. Pernikahan merupakan suatu ikatan janji setia antara suami dan istri yang didalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua belah pihak. Janji setia yang terucap merupakan sesuatu yang tidak mudah diucapkan(naibaho,2013). b. Center ( Centre) : Merupakan suatu kata yang berasal dari bahasa inggris yang berarti pusat. Pokok pangkal/yang menjadi tumpuan, dapat juga dikatakan sebagai tempat yang menjadi pokok pangkal dari suatu wilayah (Ristandi,2009). c. Wedding Center: Merupakan wadah dan pusat pelayanan usaha jasa pernikahan, yang menyediakan seluruh kebutuhan persiapan dan pelaksanaan pesta resepsi pernikahan. Istilah Wedding Center digunakan untuk menggambarkan suatu tempat yang mengumpulkan semua jenis usaha jasa pernikahan dalam satu tempat (Ristandi,2009). d. Surakarta : Surakarta adalah wilayah karesidenan (dalam bahasa Belanda Residentie Soerakarta ) di Jawa Tengah pada masa kolonial Belanda dan beberapa tahun setelahnya. Wilayahnya mencakup daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran seluas 5.677 km 2. Residen Surakarta merupakan kepanjangan tangan administrasigubernur Jenderal yang berkedudukan di Batavia, khususnya pada masa kolonial (Wikipedia,2013). 1

e. Gaya Arsitektur : Gaya arsitektur adalah metode khusus dalam konstruksi, ditandai dengan fitur yang membuatnya terkenal. Sebuah style dapat mencakup unsurunsur seperti bentuk, metode konstruksi, bahan, dan karakter daerah. Kebanyakan arsitektur dapat diklasifikasikan sebagai kronologi gaya yang berubah dari waktu ke waktu. Ini mungkin mencerminkan perubahan mode, mengubah keyakinan dan agama, atau munculnya ide-ide baru dan teknologi baru, sehingga muncul gaya baru dari sebelumnya (Karnadi,2013). f. Bangsal Pracimayasa : Merupakan sebuah paviliun milik Pura Mangkunegaran yang dikhususkan untuk tempat tinggal istri dari Sri Mangkunegaran VII. Bangsal Pracimayasa memiliki karakter gaya arsitektur Eropa dan Jawa (Sunarmi, 2005 ). e. Pura Mangkunegaran : Istana tempat kediaman Sri Paduka Mangkunagaran di Surakarta dan dibangun setelah tahun 1757 dengan mengikuti model keraton yang lebih kecil. Dibangunnya Pura Mangkunegaran disebabkan oleh perselisihan antara Paku Buwana IIraja Kasunanan Surakarta dengan Raden Mas Said. (Asih,2009) Berdasarkan pengertian di atas, maka pengertian dari judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsigaya arsitektur Bangsal PracimayasaPura Mangkunegaran adalah: Suatu tempat atau wadah atau suatu gedung yang digunakan untuk melangsungkan pernikahan yang menyediakan segala perlengkapan dan fasilitas yang di perlukan dalam menggelar acara pernikahan yang terletak di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa 2

1.2. Latar belakang Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang mengalami perkembangan ekonomi yang sangat pesat yang mendorong munculnya banyak bisnis dan perdagangan, serta sektor properti. Sebagai kota budaya, pariwisata, dan pendidikan mendorong Surakarta membangun kota yang lebih baik dengan tujuan untuk memenuhi dan memfasilitasi kegiatan dan kebutuhan warga Surakarta. Tidak hanya fasilitas perumahan, tempat perbelanjaan, dan hotel yang dibutuhkan tetapi gedung pernikahan juga merupakan salah satu tempat yang dibutuhkan warga Surakarta untuk memfasilitasi kegiatannya. Dewasa ini penyelenggaraan pernikahan tidak banyak lagi diadakan dikediaman sendiri namun sudah bergeser untuk memilih menyelenggarakan pesta pernikahan dengan menyewa gedung. Di Surakarta sudah banyak terdapat tempat yang mewadahi untuk acara pernikahan tetapi tidak memfasilitasi jasa pernikahan yang lengkap seperti toko aksesoris, catering, hotel dan sebagainya dalam satu lokasi. Sehingga calon pengantin yang memiliki persiapan waktu yang terbatas akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan pernak-pernik pernikahan yang lokasinya tersebar di kota Surakarta. Pada umumnya, gedung-gedung yang disewa oleh masyarakat Surakarta untuk digunakan sebagai tempat menyelenggarakan pernikahan adalah gedung pertemuan, ballroom, hotel yang hanya menyediakan tempat,sound system, dan kursi. Di Indonesia banyak pernikahan dilakukan dengan adat daerah masing masing. Salah satunya pernikahan adat Jawa yang memiliki serangkaian tata cara ritual sebelum dilangsungkannya acara pernikahan. Diantaranya adalahacara siraman, upacara ngerik, midodareni,srah-srahan,nyanti dan masih banyak lagi. Seiring dengan globalisasi dan modernisasi dalam segala hal, pernikahan modern sekarang yang cenderung menggunakan gaya internasional atau gaya barat lebih diminati oleh para calon pengantin karena dinilai lebih praktis.gaya barat ini biasanya terlihat pada dekorasi interior atau tema party. Pada zaman sekarang, para calon pengantin juga lebih suka merayakan pernikahannya tidak didalam 3

gedung melainkan di luar gedung dengan konsep pesta kebun atau pun tepi pantai dengan dekorasi gaya Eropa. Sekarang ini masyarakat lebih memilih menyelenggarakan kegiatan didalam gedung ketimbang harus merayakannya dihalaman rumah mereka sendiri. Masyarakat berharap dengan menggunakan jasa gedung dapat mempermudah dalam mempersiapkan sound system, dekorasi,undangan,hidangan, dokumentasi, souvenir, baju pengantin, salon, hotel dan penyewaan mobil serta pengisi acara seperti tarian dan musik. Tetapi semua itu tidak terdapat dalam gedung pernikahan yang terdapat di kota Surakarta ini. Karena kebanyakan dari gedung pernikahan yang digunakan sebenarnya adalah gedung pertemuan yang tidak mengkhususkan untuk perlengkapan pernikahan. Dengan melihat permasalahan tersebut, menimbulkan ide atau gagasan untuk menyediakan pusat kelengkapan pernikahan yang dapat dijangkau di satu tempat saja. Kelengkapan pernikahan berupa gaun pengantin,dekorasi,bunga, kue, souvenir, wedding organizer, konsultan, salon, dan tidak lupa juga gedung sebagai wadah penyelenggaraan pernikahan tersebut. Pemilihan tema Wedding Center adalah untuk memfasilitasi acara pernikahan dalam satu tempat atau berpusat ditempat tersebut. Calon pengantin tidak repot mondar-mandir untuk mempersiapkannya. Kelebihan dari gedung ini adalah memusatkan semua yang bersangkutan dengan pernikahan yaitu menyediakan toko aksesoris, souvenir,salon,hotel, wedding organizer, gaun pengantin, foto studio,toko bunga. 1.3. Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Menentukan lokasi dekat dengan pusat kota yang mampu dijangkau oleh masyarakat kota surakarta b. Bagaimana merencanakan sebuah Wedding Center disurakarta sebagai pusat perlengkapan dan fasilitas yang terfokus pada pernikahan c. Bagaimana menampilkan karakter gaya arsitektur seperti Bangsal Pracimayasa 1.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan: a. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang 4

memusatkan perlengkapan dan kegiatan pernikahan dan mampu menampung banyak orang di Surakarta b. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain Wedding Center dengan penerapan gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran Sasaran: Memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengurus segala keperluan pernikahan yang terpusat dalam satu tempat 1.5. Batasan dan Lingkup Pembahasan pernikahan Batasan Pembahasan hanya ditekankan pada permasalahan yang terkait dengan perencanaan dan perancangan Wedding Center, yang berfungsi hanya sebagai tempat penyelenggaraan acara resepsi pernikahan beserta kelengkapan fasilitasnya. Lingkup pembahasan 1. Disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang telah dikemukakan sebelumnya 2. Membahas tentang fungsi dari bangunan sebagai wadah untuk kegiatan 1.6. Keluaran Menciptakan Wedding CenterdiSurakarta yang dilengkapi dengan fasilitas pernikahan dengan penekanan pada gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran 1.7. Metodologi Pembahasan a. Tahap Pengumpulan Data 1. studi pustaka dan literatur 2. studi lapangan 3. wawancara dengan pihak terkait (pengelola gedung) b. Tahap Analisa dan Sintesa 5

mengidentifikasi masalah yang terkait dengan tujuan dan sasaran kemudian menyimpulkan permasalahan dengan data yang tersedia. a. Tahap akhir Konsep perencanaan dan perancangan desain 1.8. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang uraian garis besar Wedding Center yang terdiri dari latar belakang,rumusan permasalahan, tujuan, lingkup pembahasan, keluaran,metodologi pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan tinjauan tentang pengertian pernikahan, ragam pernikahan, tinjauan gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran, Studi Komparasi, Wedding Center di Surakarta BAB III WEDDING CENTER DI SURAKARTA Berisikan tentang uraian tinjauan kota Surakarta, Tinjauan Wedding Center di Surakarta dengan penekanan gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran, rencana tata bangunan dan lokasi, Wedding Center di Surakarta, gagasan perencana BAB IV ANALISIS PENDEKATAN SERTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WEDDING CENTER Berisikan tentang, analisis dan konsep site, analisis dan konsep ruang,analisis dan konsep massa, analisis dan konsep tampilan arsitektur, analisis dan konsep struktur dan utilitas, analisis dan konsep penekanan arsitektur 6