BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh atau hubungan kedua variabel tersebut. berakhir bulan Mei 2015, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut metodenya penelitian ini adalah penelitian survey

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis (explanatory). Menurut Kerlinger (1973) dalam Shadrina

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan karateristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang data penelitianya berupa angka-angka dan analisisnya

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai pengaruh free cash flow, leverage, payout, undervalue, dan size terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang pengaruh pendidikan dan motivasi terhadap kinerja karyawan BNI syari ah

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kamparyang berlokasi di JalanPramuka no.16 Bangkinang,padabulan April

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono (2011:35)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri dilakukan selama bulan November 2015 Januari Untuk tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejak Maret 2017 sampai dengan Agustus Semesta Jl. Kemanggisan raya no 19 Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dilakukan di Restoran Metduck Paragon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh selama penelitian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek analisis hubungan antara variabelvariabel dari objek yang diteliti, dilakukan melalu uji statistik dan analisis regresi untuk menguji hipotesis pada penelitian ini. Dalam pengujian hipotesis, menggunakan kuesioner yang akan menjadi dasar dalam menarik kesimpulan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui survey dengan proses pengambilan sampel dari suatu populasi serta kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Responden dalam penelitian ini yaitu para Pejabat Fungsional Auditor di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Timur. 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pengaruh jabatan auditor, pengalaman pengalaman kerja, dan sikap mental terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam melaksanakan audit investigasi. Obyek penelitian adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Timur sebagai auditor internal pemerintah. 23

24 3.2. Populasi Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok ruang, kejadian, atau minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2014). Sampel (sample) adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari atas bagian anggota populasi yang dipilih oleh peneliti (Sekaran, 2014). Dalam penelitian ini populasi yang akan diamati adalah Pejabat Fungsional Auditor pada Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur dengan total populasi sebanyak 173 auditor. 3.3. Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Cooper, 2006). Setelah menentukan populasi, peneliti kemudian menentukan jumlah sampel dan pengambilannya. Azwar menyatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi dan harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2011). Tabel 3.1 Daftar Pejabat Fungsional Auditor pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur NO UNIT KERJA JUMLAH 1 Bidang APD 51 2 Bidang IPP 47 3 Bidang AN 39 4 Bidang Investigasi 36 Jumlah 173 Sumber: Data Kepegawaian Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur (2016) Untuk memilih sampel dari daftar sampel diatas, peneliti menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria auditor yang pernah melakukan

25 penugasan audit investigasi. Dengan menggunakan metode pemilihan sampling dengan purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benarbenar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah auditor dari masing-masing bidang pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur. Hal ini seperti dijelaskan oleh Roscoe (1975, dalam Sekaran, 2014) yang memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel: 1) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian; 2) Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat; 3) Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian; 4) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. 3.4. Definisi Variabel dan Pengukuran Variabel 3.4.1. Variabel Penelitian Pengelompokan variabel-variabel yang termasuk penelitian ini dibagi menjadi dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam melaksanakan audit investigasi. Variabel independen dalam penelitian ini

26 adalah faktor-faktor yang dapat mewakili kapasitas seorang auditor ditinjau dari triangle fraud theory yang terdiri dari 3 unsur yaitu: 1) Pressure (tekanan), diproksikan dengan jabatan auditor. 2) Opportunity (peluang), diproksikan dengan pengalaman kerja. 3) Rationalization (rasionalisasi), sikap mental. 3.4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran 3.4.2.1. Kapasitas Auditor Kapasitas auditor dalam penelitian ini mewakili kemampuan auditor dalam melaksanakan penugasan audit. Sesuai dengan pengertian audit dalam Pedoman Penugasan Bidang Investigasi BPKP (2012) yaitu: Audit adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu satuan usaha yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Selain itu dalam Pedoman Penugasan Bidang Investigasi BPKP (2012) juga di jelaskan bahwa seorang auditor harus memiliki keahlian dan kecermatan professional. Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya, baik yang diperoleh dari pendidikan formal, pelatihan, sertifikasi maupun pengalaman kerja. Selain itu auditor juga harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Dari pengertian dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi tertentu dalam

27 mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit. Untuk mewakili kompetensi auditor dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 (tiga) variabel independen yaitu jabatan auditor, pengalaman kerja, dan sikap mental. 3.4.2.1.1. Jabatan Auditor Permenpan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit PIP menyatakan bahwa: Auditor adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang mempunyai jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP Jabatan Fungsional Auditor adalah jenis jabatan fungsional pada pegawai negeri di Indonesia yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan di bidang pengawasan dan bersifat mandiri (Wikipedia Indonesia). Jabatan auditor dalam penelitian ini dijabarkan dengan kualifikasi personel yang dimiliki auditor, peran auditor dalam pelaksanaan audit, keseuaian jabatan dengan tugas yang dilaksanakannya, tupoksi dan tanggungjawab auditor, dan resiko yang atas jabatan auditor tersebut. Instrumen pengukuran variabel ini terdiri dari 5 item pertanyaan yang dikembangkan dari penelitian yang dikembangkan oleh Suranto (2007) dan Susetyo (2009). Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert 1 (tidak pernah) sampai dengan 5 (selalu). Semakin tinggi nilai yang ditunjukkan maka semakin efektif pelaksanaan prosedur audit yang dilakukan. 3.4.2.1.2. Pengalaman Kerja Shelton (1999, dalam Susetyo, 2009) menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan dalam pertimbangan

28 (judgment) auditor. Auditor yang berpengalaman dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai going concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan. Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai going concern dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan. Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugasnya yang semakin kompleks. Dengan memperhitungkan efek pengalaman ini memungkinkan dapat diketahui dampaknya pada pertimbangan auditor, terutama dalam caranya menghadapi preferensi klien dan informasi yang bersifat ambigu maupun yang bersifat bertolak belakang (disconfirming). Pengalaman kerja dalam penelitian ini dijabarkan dengan pemahaman SOP yang semakin baik, teknik-teknik audit yang semakin baik, pengevaluasian bukti audit yang semakin baik, pemahaman tentang hukum yang berkaitan dengan kasus semakin baik, dan kesimpulan audit yang dibuat akan semakin baik. Instrumen pengukuran variabel ini terdiri dari 5 item pertanyaan yang dikembangkan dari penelitian yang dikembangkan oleh Susetyo (2009) dan Patunru (2014). Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert 1 (tidak pernah) sampai dengan 5 (selalu). Semakin tinggi nilai yang ditunjukkan maka semakin efektif pelaksanaan prosedur audit yang dilakukan. 3.4.2.1.3. Sikap Mental Sikap mental dalam audit berhubungan erat dengan independensi auditor. Independensi menurut Arens dkk. (2008) dapat diartikan mengambil sudut

29 pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini. Sikap mental dalam penelitian ini dijabarkan dengan independensi auditor, tidak mudah mempercayai tersangka, tidak memihak, memiliki skeptisme profesional, dan merahasiakan informasi sebelum membuat kesimpulan audit. Instrumen pengukuran variabel ini terdiri dari 5 item pertanyaan yang dikembangkan dari penelitian yang dikembangkan oleh Patunru (2014). Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert 1 (tidak pernah) sampai dengan 5 (selalu). Semakin tinggi nilai yang ditunjukkan maka semakin efektif pelaksanaan prosedur audit yang dilakukan. 3.4.2.2. Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Melaksanakan Audit Investigasi Menurut pendapat Mahmudi (2006), efektivitas dapat didefinisikan sebagai berikut: Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan

30 atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 mengenai hubungan arti efektivitas di bawah ini. OUTCOME Efektivitas = OUTPUT Gambar 3.1 Hubungan Efektivitas Sumber: Mahmudi, 2005. Menurut Muasaroh (2010, dalam literaturbook.blogspot.com), efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain: 1) Aspek tugas atau fungsi Suatu program dikatakan efektif jika tugas atau fungsinya dijalankan dengan baik. Begitu pula dengan program audit dapat dikatakan efektif apabila tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik. 2) Aspek rencana atau program Jika seluruh rencana atau program dapat dilaksanakan maka rencana atau program tersebut dapat dikatakan efektif. Begitu pula program audit dapat dikatakan efektif apabila seluruh program audit tersebut dapat dilaksanakan. 3) Aspek ketentuan dan peraturan Efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatan tersebut. Begitu pula program audit dikatakan efektif apabila auditor melakukan kegiatan audit sesuai dengan program audit dan aturan-aturan yang telah dibuat.

31 4) Aspek tujuan atau kondisi ideal Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. Begitu pula dengan program audit dikatakan efektif jika tujuan atau kondisi ideal program audit tersebut dapat tercapai. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah melakukan sesuatu dengan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau dapat diistilahkan dengan doing the right things. Tingkatan efektivitas dapat diukur dari sejauh mana seluruh input, proses, dan output suatu program dapat mencapai tujuan dan mencapai target-target yang telah ditetapkan. Efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam melaksanakan audit investigasi dapat diartikan sejauh mana hasil audit tersebut dapat menggambarkan proses suatu kegiatan audit yang dapat menghasilkan suatu kesimpulan atas prosedur audit yang dilaksanakan dalam audit investigasi. Sesuai dengan penjabaran diatas, penelitian ini menggunakan variabel dependen efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam melaksanakan audit investigasi yang dijabarkan dengan pembagian tugas yang baik, pengembangan teknik-teknik audit sesuai dengan kriteria audit, pemeriksaan fisik dengan tim ahli (jika diperlukan), penyusunan laporan audit dengan tepat waktu, pelaksanaan rekomendasi yang tepat sasaran. Instrument pengukuran variabel ini terdiri dari 5 item pertanyaan yang dikembangkan dari prosedur dan standar-standar audit yang berlaku yang dikembangkan oleh Patunru (2014). Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert 1 (tidak pernah) sampai dengan 5 (selalu). Semakin

32 tinggi nilai yang ditunjukkan maka semakin efektif pelaksanaan prosedur audit yang dilakukan. 3.5. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Analisis Data Tahap-tahap yang dilakukan untuk menganalisis data dalam penelitian ini, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sampling. Subjek yang diteliti adalah sampel yang merupakan sebuah sub himpunan dari pengukuranpengukuran yang diambil dari seluruh populasi yang menjadi perhatian dalam penelitian. 2) Setelah metode pengumpulan data ditentukan, selanjutnya peneliti menentukan alat untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diteliti, alat yang digunakan dalam penelitian adalah daftar pertanyaan atau kuesioner. 3) Apabila data sudah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik. Berdasarkan kuesioner yang digunakan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan skala likert untuk menentukan penilaian skor atas jawaban yang diberikan oleh responden. Berdasarkan skala likert, nilai masing-masing jawaban dari kuesioner yang digunakan adalah sebagai berikut. 1) Jawaban sangat setuju memiliki nilai = 5 2) Jawaban setuju memiliki nilai = 4 3) Jawaban abstain memiliki nilai = 3

33 4) Jawaban kurang setuju memiliki nilai = 2 5) Jawaban tidak setuju memiliki nilai = 1 3.5.2. Uji Kualitas Data 3.5.2.1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner sebagai instrumen penelitian. Suatu kuesioner dikatan valid apabila pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment yang diperoleh dari hasil pengujian SPSS. Selanjutnya, setiap item dibandingkan dengan r tabel. Item pernyataan/pertanyaan yang mempunyai r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut valid. Namun sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dibandingkan r tabel maka item tersebut tidak valid. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan r tabel sebesar 0,30 untuk masing-masing variabel. 3.5.2.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu. Pengukuran reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran one shot. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60. Pengujan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi SPSS V.20.

34 3.5.2.3. Uji Asumsi Klasik 3.5.2.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal (Ghozali, 2006:110). Salah satu cara melihat normalitas yaitu dengan histogram, yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Kedua, dengan normal probability plot, yaitu distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonalnya. 3.5.2.3.2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat pada tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Apabila tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinieritas. Apabila ternyata terdapat multikolinieritas, maka salah satu variabel harus dikeluarkan dari persamaan (Ghozali, 2006: 95). 3.5.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak

35 terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:105). Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar analisis: - jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas; dan - jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.5.3. Analisis Regresi Linear Berganda Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan 1 (satu) variabel dependen yaitu efektivitas pelaksanaan prosedur audit (Y) dan 3 (tiga) variabel independen yaitu Jabatan Auditor (X1), Pengalaman Kerja (X2), dan Sikap Mental (X3). Dengan demikian, model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut.

36 Y = a + bx1 + cx2 + dx3 Keterangan: Y : variabel dependen efektivitas pelaksanaan prosedur audit X1 X2 X3 a b,c,d : variabel independen Jabatan Auditor : variabel independen Pengalaman Kerja : variabel independen Sikap Mental : konstanta : koefisien regresi 3.5.4. Pengujian Hipotesis 3.5.4.1. Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha ditolak. Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel. Jika F hitung > F tabel (n-k-1), maka Ha diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2, X3) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika F hitung < F tabel (n-k-1), maka Ha ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2, X3) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

37 3.5.4.2. Koefisien Determinasi (R²) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keterikatan atau keeratan variabel untuk variabel dependen kualitas hasil audit dengan variabel independennya yaitu: jabatan auditor, pengalaman kerja, dan sikap mental. Koefisien korelasi berganda biasanya diberi simbol dengan R². Dalam persamaan regresi yang menggunakan lebih dari satu variabel independen, maka nilai R² yang baik digunakan untuk menjelaskan persamaan regresi adalah koefisien determinasi yang disesuaikan karena telah memperhitungkan jumlah variabel independen dalam suatu model regresi. Nilai koefisien determinasi R² untuk menunjukkan persentase tingkat kebenaran suatu prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan (Ghozali, 2006). 3.5.4.3. Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05. Jika significance level berada di atas 0,05, maka hipotesis ditolak atau berati variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Sebaliknya, ketika significance level dibawah 0,05, maka hipotesis diterima atau variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis: H0 = Jabatan auditor, pengalaman kerja, dan sikap mental secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan program audit dalam melaksanakan audit investigasi.

38 Ha = Jabatan auditor, pengalaman kerja, dan sikap mental secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan program audit dalam melaksanakan audit investigasi.