PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Penerapan Problem Solving Menggunakan Strategi Heuristik Terhadap Pemahaman Konsep Tentang Kalor Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 3 ISSN

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:

Bonitalia, Hendrik Arung Lamba dan Sahrul Saehana

Suhaemi, I Komang Werdhiana dan H.Amiruddin Hatibe.

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

Kata Kunci: Model Pembelajaran Sinektik, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Ranking Task Exercise (RTE) terhadap Pemahaman Konsep Hukum Newton

Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pengetahuan awal, pemahaman konsep I. PENDAHULUAN

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KALOR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PALU

Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No.1 ISSN

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI ROLE APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUHU DAN PERUBAHANNYA DI SMP NEGERI 3 PALU

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DOLO

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN : Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Langsung, Pemahaman Konsep

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5E TERHADAP PERUBAHAN KONSEP TENTANG HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PALU

Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Sigi

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Metode Pictorial Riddle; Metode Demonstrasi; Hasil Belajar

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis Mind Maping terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP Negeri 18 Palu

Pengaruh Model Learning Start With A Question Berbasis Eksperimen Sederhana terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X Man 2 Model Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 5E untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X MA Al-khairaat Pusat Palu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

Penerapan Model Pembelajaran Terpadu untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 3 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PALU

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 2 ISSN

Perbedaan Hasil Belajar Fisika antara Metode Pembelajaran Kumon dan Metode Pembelajaran Group to Group Exchange pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Kata Kunci: model learning cycle tipe 7E; model direct instruction; pemahaman konsep. I. PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Dinamika Gerak Kelas X Man 2 Model Palu

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran

Pengaruh Problem-Based Learning Menggunakan Praktikum Alat Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri 7 Palu

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

III. METODE PENELITIAN. Negeri 1 Gadingrejo tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 248 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS KONSEP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Pembelajaran Berbasis Masalah, E-materi I. PENDAHULUAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU Risnawaty, I Komang Werdhiana dan H. Amiruddin hatibe risnawatypalusery@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA Fisika melalui model pembelajaran problem solving pada kelas VII SMP negeri 18 Palu. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan the equivalent pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 18 Palu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Instrumen hasi belajar berupa tes pilihan ganda yang telah divalidasi oleh validator dan coba lapangan. Peningkatan rata-rata N-gain yang mengikuti model pembelajaran problem solving adalah 72,72 yang berkriteria tinggi dan peningkatan rata-rata yang mengikuti model konvensional menggunakan metode ceramah adalah 63,98 yang berkeriteria sedang. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 21, untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata tes hasil belajar awal yaitu 36,95 dan tes hasil belajar akhir yaitu 83,45, dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata tes hasil belajar awal yaitu 40,45 dan tes hasil belajar akhir yaitu 78,86. Berdasarkan hasil pengujian uji hipotesis diperoleh nilai signifikannya yaitu 0,039. Dimana Nilai signifikan hasil uji hipotesis diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan nilai α atau 0,039 < 0,05. Dengan demikian H 1 diterima dan H 0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPA Fisika melalui penerapan model pembelajaran problem solving pada siswa kelas VII SMP Negeri 18 Palu. Kata Kunci : Problem Solving, I. PENDAHULUAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai fenomena alam sehingga rahasia yang dikandungnya dapat diungkap dan dipahami. Dalam usaha mengungkap rahasia alam tersebut, sains melakukannya dengan menggunakan metode ilmiah. Fisika menjadi sangat penting seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju baik dalam perkembangan pengetahuan maupun perkembangan tehknologi. Dalam pembelajaran fisika yang berkualitas tidak lepas dari peran guru, dimana guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika dapat dikatakan berhasil dilihat dari tingkat keaktifan belajar siswa dan kreativitas siswa dalam memahami dan menguasai materi fisika. Semakin tinggi keaktifan, pemahaman dan penguasaan materi fisika, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran fisika. 13 Siswa mampu menghafal konsep-konsep dalam sains tetapi, ketika berhadapan dengan masalah di kehidupan sehari-hari yang memerlukan penerapan sains, siswa tidak mampu mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah [ 1 ] ketidak mampuan siswa mengaplikasikan dapat menyebabkan siswa tidak mampu menghafal konsep-konsep dalam sains. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat adalah salah satu penyebab masalah itu terjadi. Dimana salah satu model pembelajaran yang sesuai diterapkan dalam permasalahan ini adalaah model pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran Problem Solving harus diawali dengan mengidentifikasi masalah yang berarti sangat mengutamakan proses tentang bagaimana cara memperoleh pengetahuan agar siswa dapat menginovasi, menciptakan, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, sehingga usaha untuk meningkatkan daya serap siswa tidak tercapai. Proses pembelajaran yang terpusat

pada guru menyebabkan siswa kurang aktif dan tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, mereka hanya menerima hal yang diberikan guru [ 2 ]. Berpijak dari kurangnya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan guru untuk meningkatkan hasil belajar diperlukan model pembelajaran problem solving. dimana model pembelajaran ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menyelsaikan suatu permsalahan sesuai dengan langkah-langkah yang tepat. Model pembelajaran Problem Solving siswa dituntut aktif untuk mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan jalan memecahkan masalah, peserta didik akan mengeksplorasi sendiri konsep-konsep yang harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan untuk bertanya dan berargumentasi melalui diskusi mengasah keterampilan investigasi dan menjalani prosedur kerja ilmiah lainnya [ 3 ]. Problem Solving akan terjadi pembelajaran bermakna. siswa belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan, kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinstik bagi siswa. Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat bahwa model pembelajaran Problem Solving memiliki beberapa keunggulan untuk dapat menggali konsep siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan IPA Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa VII SMP Negeri 18 Palu. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen kuasi. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 18 Palu tahun ajaran 2015/2016 yang tersebar dalam 6 kelas. VII A sebagai kelas eksperimen yang siswanya mengikuti model pembelajaran problem solving dan kelas VII D sebagai kelas kontrol yang 14 Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) siswanya mengikuti model pembelajaran direct instruction dengan metode ceramah. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Purposive sampling merupakan bagian dari jenis nonprobability sampling, dimana jenis ini tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi lain untuk dijadikan sampel. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah the equivalen pretest-posttest design atau rancangan prates-pascates yang ekuivalen, yaitu menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan/kondisinya [ 4 ]. Desain penelitian yang digunakan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. the equivalen pretest-posttest design Kelompok Pretes Perlakuan Postes O 1 X 1 O 2 Kontrol O 1 X 2 O 2 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA Fisika melalui model pembelajaran problem solving pada kelas VII SMP negeri 18 Palu. Data hasil belajar diperoleh melalui tes. Tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan jumlah 26 soal. Pada awal penelitian kedua kelas terlebih dahulu diberikan tes awal. Data tes awal digunakan untuk mengetahui bahwa kedua data berasal dari varians yang sama (homogen) atau memiliki kemampuan yang sama. Hasil data pengujian dilakukan menggunakan bantuan SPSS 21. Skor hasil belajar siswa diperoleh dari tes awal dan tes akhir yang dilakukan pada masing-masing kelas yaitu eksperimen dan kontrol.nilai rata-rata tes awal dan tes akhir dari kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai Tes Tes Awal dan Tes Akhir Awal Akhir Awal Kontrol Akhir Kontrol Minimu m Maximum Mean Std. Deviation 26,00 52,00 36,95 7,71 65,00 96,00 83,45 7,48 26,00 58,00 40,45 8,32 65,00 91,00 78,86 6,80

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa secara kuantitas untuk tes awal dan tes akhir terdapat perbedaan hasil belajar pada materi kalor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan data ini selanjutnya digunakan untuk menganalisis data melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Data yang akan diuji normalitas adalah data hasil Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan analisis uji normalitas Pretest menggunakan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov Smirnov) melalui SPSS 21 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Normalitas Distribusi Tes awal Pada dan Kontrol Kontrol Kolmogorov- Smirnov a Shapiro-Wilk 0,18 22 0,06 0,93 22 0,15 0,15 22 0,20 0,97 22 0,62 Kriteria uji normalitas tes yaitu; Sig > 0,05 = data berdistribusi normal. Sig < 0,05 = data tidak berdistribusi normal Berdasarkan Tabel 3 diperoleh informasi bahwa kedua uji persyaratan terpenuhi. P-value hasil uji normalitas pada kelas eksperimen nilai signifikan (0,061) > 0,05 dan kelas kontrol (0,198) > 0,05, bedasarkan kriteria uji normalitas yang ditetapkan dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest berdistribusi normal. Tabel 4. Normalitas Distribusi Tes Akhir Pada dan Kontrol Kontrol Kolmogorov- Smirnov a Shapiro-Wilk 0,16 22 0,16 0,96 22 0,43 0,18 22 0,07 0,94 22 0,21 Kriteria uji normalitas tes yaitu; Sig > 0,05 = data berdistribusi normal. Sig < 0,05 = data tidak berdistribusi normal Berdasarkan Tabel 3 diperoleh informasi bahwa kedua uji persyaratan terpenuhi. P-value hasil uji normalitas pada kelas eksperimen nilai signifikan (0,16) > 0,05 dan kelas kontrol (0,07) > 0,05, bedasarkan kriteria uji 15 Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) normalitas yang ditetapkan dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest berdistribusi normal. Perolehan uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi = 0,05 diperoleh p-value (0,62) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil postest pada kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians homogen. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t (uji satu pihak). Kriteria penerimaan yakni H 0 diterima jika nilai signifikannya yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan nilai α atau 0,04 < 0,05. Dengan demikian H 1 diterima dan H 0 ditolak. Artinya bahwa hasil belajar IPA Fisika siswa yang melalui model pembelajaran problem solving lebih meningkat dari hasil belajar siswa yang mendaapatkan pembelajaran konvensional. Adapun nilai rata-rata peningkatan pemahaman konsep yang diperoleh melalui hasil analisa data menggunakan N-Gain untuk kelas eksperimen dan kontrol ditunjukan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Peningkatan Pemahaman Konsep Pada dan Kontrol Uraian Tes awal Tes akhir Rerata Gain 37,32 83,45 72,72 Kontrol 40,45 78,86 63,98 Tabel 5 dapat dilihat perbedaan peningkatan hasil belajar IPA Fisika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar IPA Fisika pada kelas eksperimen Dimana kelas eksperimen terjadi peningkatan dan berada pada kriteria tinggi yang lebih baik daripada kelas kontrol dengan nilai N-Gain yang diperoleh yaitu 72,72. Hasil analisa data Gain menunjukan bahwa hasil belajar siswa SMP Negeri 18 Palu yang mendapatkan pembelajaran Problem Solving lebih meningkat dari kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Hal ini didukung oleh keunggulan model pembelajaran problem solving yang dirasakan peneliti saat melakukan penelitia. Hampir seluruh siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator dan siswa dapat terlihat lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa yang tadinya pasif dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ini siswa menjadi bersemangat dan lebih fokus pada pembelajaran. Han ini sejalan dengan peneltian

yang dilakukan oleh Mungarofatul dan Priyanto (2013) yang menyatakan bahwa penerapan pendekatan problem solving dapat meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa. Para siswa dapat menguasai materi yang diajarkan sehingga hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingan kelas konrol. kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional, ini menyebabkan proses belajar mengajar lebih monoton. Siswa lebih cenderung pasif karena hanya menerima sajian materi dari guru [ 5 ]. Hal ini karena sebelum mereka melakukan proses belajara terlebih dahulu mereka harus membaca materi mengenai sub bab yang akan dipelajari, setelah mereka membaca dan memahami materi kita melakukan proses belajar dengan cara praktikum. Dalam proses belajar mengajar pada praktikum mereka harus mengetahui rumusan masalah dari praktikum, prediksi siswa sebelum melakukan praktikum, melakukan praktikum dengan cara kelompok, langkah-langkah eksperimen didiskusikan sebelum melakukan eksplorasi, menganalisis dan terakhir mengambil kesimpulan mengenai percobaan yang mereka lakukan. Hasil belajar dan keterampilan proses sains yang didapat siswa melalui model pembelajaran tersebut lebih tinggi dibanding dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional [ 6 ]. Pengaruh penerapan praktikum virtual berbasis problem solving juga berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa [ 7 ]. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti model pembelajaran problem solving dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional [ 8 ]. Kelebihan dari model pembelajaran ini dibandingkan dengan pembelajaran langsung adalah keaktifan siswa. Melalui model pembelajaran ini siswa dilibatkan untuk aktif berfikir dan menemukan secara langsung pengertian atau konsep yang ingin diketahuinya. Selain dari kelebihan tersebut, adapula kekurangan dari model ini yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam bereksperimen untuk memperoleh kesimpulan. Kita sebagai guru (fasilitator) juga butuh kesabaran yang lebih dalam membimbing siswa agar dapat fokus dalam melakukan kegiatan pembelajaran. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data hasil penelitian, diperoleh nilai hasil belajar siswa pada tes awal untuk kelas eksperimen yaitu 36,95 dan untuk kelas kontrol yaitu 40,45. Setelah diberikan perlakuan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kalor pada tes akhir untuk kelas eksperimen 83,45 dan untuk kelas kontrol 78,86. Nilai signifikan hasil uji hipotesis diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan nilai α atau 0,039 < 0,05. Dengan demikian H 1 diterima dan H 0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran problem solving lebih meningkat dari siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional pada kelas VII SMP Negeri 18 Palu. Berdasarkan kesimpulan ada beberapa saran yang dapat dikemukakan: (1) Dalam menggunakan model pembelajaran yang terpenting adalah keaktifan siswa dan motivasi belajarnya, sehingga merupakan tugas guru untuk meningkatkan hal tersebut. (2) Model pembelajaran problem solving dan model konvensional menggunakan metode eksperimen membutuhkan waktu yang cukup lama, sebaiknya peneliti dapat memperhitungkan waktu disetiap fase pembelajaran agar lebih efisien, karena waktu menjadi salah satu kendala dalam proses pembelajaran. (3) Untuk peneliti selanjutnya dapat menerapkan model problem solving dengan materi yang berbeda dan karakteritik yang berbeda sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapannya disekolah. DAFTAR PUSTAKA [1] Nurjannah, (2008). Pengaruh Pembelajaran Interaktif Berbasis Konsep Terhadap Aktifitas dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Khususnya Materi Fisika Dalam Bahasan Cahaya (Optik Geometri). Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia : diterbitkan. [2] Mariati, P.S. (2012). Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Dan Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 152-160. [Online]. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpfi. [3] Nurbaya, (2015). Penerapan Model Problem Solving Laboratory terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Kalor pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu. FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan [4] Sudjana, (2005). Metode tik Edisi 6. Bandung: Tarsito [5] Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 16

[6] Hariani, F. (2013). Pengaruh Model Problem Solving Laboratory terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Fisika Siswa Xi di SMA Negeri 2 Tanggul. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Jember: tidak diterbitkan. [7] Sutarno, (2013). Pengaruh Penerapan Praktikum Virtual Berbasis Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. [8] Simajuntak, M.P. (2012). Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Mahasiswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Video. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(2), 55-60. 17