BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang

Perkembangan Sepanjang Hayat

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STATUS IDENTITAS REMAJA JABODETABEK

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah jam hanya untuk mengakses internet dan layanan teknologi baru lainnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB II OBJEK PENELITIAN. gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook dan gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB II LANDASAN TEORI

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internet. Kehadiran web memberikan peluang yang cukup besar kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Keintiman berasal dari bahasa latin intimus yang artinya terdalam. Erikson

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

ANALISIS SWOT PADA FACEBOOK

2 gambar terbaik untuk mengatur kesan yang baik kepada orang lain. Hal ini terlihat, data dari Taylor Nelson Sofres (TNS) tahun 2015 tercatat lebih da

Pemanfaatan Web/Blog Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan teknologi e-commerce dalam berinteraksi dengan para

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pernikahan adalah lembaga yang memungkinkan seorang laki-laki dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

media sosial. 6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara Indonesia harus berperan serta secara positif untuk mencapai

Modul Pelatihan AYO NGEBLOG..!

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

MENINGKATKAN TRAFFIC WEBSITE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PELATIHAN PEMBUATAN BLOG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1986). Mark Snyder (1974) mengajukan konsep self-monitoring, yang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

Pada Bab ini akan di jelaskan latar belakang keberadaan jaringan sosial maupun sejarah berdiri-nya

Selamat Membaca dan Memahami Materi Perkembangan Kepribadian Rentang Perkembangan Manusia II

Pembuatan Situs Web Alumni Sistem Komputer Universitas Gunadarma Berbasis Media Sosial

INSTAGRAM CAROUSEL, FITUR TERBARU DARI INSTAGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. yaitu SDN Sidoarum dan SDN Godean 1. SDN Sidoarum beralamat di

Pembuatan Konten Manajemen Video untuk mendukung Komunitas IbuKreatif di Facebook

Pembimbing I : Dr. Ir. Siti Rochimah, M.T. Pembimbing II : Abdul Munif, S.Kom., M.Sc. CANDRA ( )

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).

HUBUNGAN ANTARA TIPOLOGI PENGGUNA MEDIA SOSIAL DENGAN EKSPLORASI DAN KOMITMEN SEBAGAI DIMENSI IDENTITAS EGO PADA REMAJA JABODETABEK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BISNIS ONLINE : BISNIS SANTAI VIA INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : KUISIONER Pra-Analisis Bee-Friend. I. DATA PRIBADI 1. Berapa umur Anda sekarang? tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN 2.1. Ego Development Definisi identitas menurut Erikson (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) adalah perasaan subjektif terhadap diri sendiri yang konsisten dan berkembang dari waktu ke waktu. Menurut Erikson, salah satu aspek yang membentuk karakter seseorang adalah identitas diri yang dapat disebut juga sebagai identitas ego. Identitas ego adalah kesadaran akan diri sendiri yang terbentuk melalui proses interaksi sosial (Erikson, dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011). Dengan kata lain, identitas ego merepresentasikan eksistensi seseorang dalam lingkungan sosial. Identitas ego terbentuk dari integrasi pengalaman, kemampuan, bakat, dan kesempatan yang berasal dari suatu peranan sosial, menjadi satu identitas individu yang kompleks (Subrahmanyam& Smahel, 2011). 2.1.1. Status identitas ego Berdasarkan hadir dan tidaknya dimensi exploration dan commitment, empat tahapan pada ego development menurut Marcia (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) adalah: a. Foreclosed Identity Pada tahap ini, seorang remaja memiliki commitment namun tidak melakukan exploration. Remaja pada tahap ini cenderung puas pada figur identitas yang dipegang, sehingga menghasilkan pembawaan perilaku yang kaku dan konformis. b. Identity Diffusion Pada tahap ini, remaja tidak memiliki baik commitment maupun exploration. Menurut Marcia, remaja yang mengalami identity diffusion akan mudah terpengaruh oleh teman-temannya dan lingkungan sekitarnya, serta tidak memiliki perilaku maupun opini yang stabil c. Moratorium Pada tahap ini, remaja memiliki keaktifan yang tinggi dalam melakukan exploration karena mengalami krisis identitas, namun tidak memiliki 7

8 commitment untuk berpegang pada satu identitas diri. Tingkat kecemasan dan keraguan yang tinggi mendorong remaja untuk terus mencoba hal-hal baru tanpa berpegang pada apa yang telah dipelajari. d. Identity Achievement Exploration dan commitment ada pada tahap ini. Remaja mengalami masa krisis akan identitas dan melakukan pencarian serta eksperimen hal-hal baru, kemudian menetapkan dan memegang satu identitas disertai dengan tanggung jawab atas pilihan tersebut. Remaja yang mengalami identity achievement diyakini akan memiliki gambaran diri yang positif, fleksibel, dan independen. 2.1.2. Dimensi ego development Teori identitas diri Erikson dielaborasikan oleh Marcia. Marcia (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) memandang identitas sebagai sebuah proses dan membuat pendekatan untuk mengukur status identitas remaja melalui dimensi tertentu. Menurut Marcia, konsep Exploration dan Commitment merupakan kunci untuk mengidentifikasi posisi remaja berdasarkan perkembangan ego identity mereka. Exploration menurut Marcia (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) terjadi ketika remaja melakukan proses perjalanan yang penuh dengan pilihan dan pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah relasi, agama, gaya hidup, atau pekerjaan. Exploration merupakan proses pencarian secara aktif dan penemuan akan hal-hal baru yang dapat diadopsi sebagai bagian dari identitas diri. Commitment merupakan kontras dari dimensi exploration, yaitu penerimaan akan tujuan dan deretan program yang merepresentasikan kehidupan sehari-harinya serta mempertanggung jawabkan keputusan yang diambil secara individu. 2.2. Facebook 2.2.1. Latar belakang Facebook Hanya dengan melihat sebuah huruf "f" dalam ikon biru, manusia sekarang ini dapat mengenal dengan cepat bahwa ikon tersebut adalah milik media sosial yang dikenal dunia sebagai Facebook. Hal tersebut menggambarkan betapa besarnya nama Facebook dalam kehidupan sehari-hari. Facebook merupakan media sosial yang paling populer dengan total pengguna lebih dari 800 juta orang (Safko, 2012).

9 Facebook adalah SNS (social networking service) online yang dipublikasikan pada tanggal 4 februari 2004 oleh Mark Zuckerberg bersama dengan teman kuliah sekamarnya di Universitas Harvard (Safko, 2012). Pendiri Facebook pada awalnya hanya membatasi penggunaan Facebook di kampus Universitas Harvard saja, namun terus berkembang dan mengalami ekspansi ke Universitas lain seperti Stanford. Dukungan dari mahasiswa lain terus mengalir hingga merambat ke siswa SMA dan memasuki lingkungan sekolah menengah akhir. Pada tahun 2006, siapa saja yang berusia 13 tahun ke atas dapat mendaftar sebagai pengguna Facebook dengan menyetujui syarat ketentuan dan hukum yang berlaku dan sekarang ini Facebook menjadi salah satu media sosial yang paling populer di dunia. Setelah terdaftar secara resmi, pengguna Facebook dapat berkreasi membangun profil diri sesuai dengan layanan yang tersedia dan berinteraksi dengan pengguna Facebook lainnya melalui komputer atau gadget dengan dukungan jaringan internet. User interface (UI) dan fiturfitur yang tersedia dalam Facebook menjadi penyebab utama meledaknya Facebook sebagai media sosial yang populer dan terus berkembang. 2.2.2. Fitur dan bentuk perilaku penggunaan Facebook Menurut Ayres (2015), fitur Facebook merupakan kumpulan kode web yang bertujuan mempermudah aktivitas pengguna dalam berinteraksi dan berbagi dengan pengguna Facebook lainnya. Perilaku penggunaan Facebook adalah perilaku yang mengacu pada pemakaian fitur-fitur yang tersedia pada Facebook. Berikut ini merupakan fitur-fitur yang memungkinkan pengguna melakukan interaksi sosial dengan sesama pengguna Facebook. a. Upload Foto Mengupload atau mengunggah gambar ke Facebook. Foto tesebut dapat dibagikan secara satuan atau dengan membuat album yang berisi kumpulan gambar (Safko, 2012). b. Posting Mempublikasikan tulisan dan link situs lain yang ada di pikiran yang kemudian dipajang di halaman wall Facebook diri sendiri dan pengguna Facebook lain (Safko, 2012).

10 c. Gaming Memainkan game atau menyelesaikan tantangan dan kompetisi yang tersedia di Facebook secara online (Collins, 2015). d. Like dan Comment Memberi feedback berupa like atau memberi comment reply pada status, comment, dan foto orang lain atau diri sendiri sebagai tanda bahwa pengguna menikmati atau menyimak post, link, video, atau gambar dari orang yang dituju (Safko, 2012). e. Add Friend Menambah jumlah friend atau pengguna Facebook lain dalam lingkaran teman agar mempermudah berhubungan dengan mereka melalui Facebook (Safko, 2012). f. Chatting Melakukan percakapan langsung dengan orang lain secara online melalui Facebook messenger (Collins, 2015). 2.2.3. Posting Menurut Safko (2012), posting merupakan salah satu fitur yang memungkinkan pengguna Facebook untuk mempublikasikan tulisan dan link situs lain yang ada di pikiran yang kemudian dipajang di halaman wall Facebook diri sendiri dan pengguna Facebook lain. Tautan atau link tersebut dapat juga disertai dengan tambahan-tambahan lain seperti video. Dalam aktivitas posting, ada komunikasi dua arah yang terjadi dengan orang lain melalui konten atau isi dari posting dan feedback berupa comment atau share dan like dari orang lain terhadap posting tersebut (Ayres, 2015). Komunikasi tersebut menciptakan interaksi sosial dalam dunia maya. Semakin tinggi kecenderungan posting, maka semakin tinggi interaksi sosial yang terjadi. 2.3. Adolescence (Remaja) 2.3.1 Definisi adolescence Kata adolescence berasal dari bahasa Latin adolescere yang bermakna bertumbuh dan berkembang mencapai kematangan (MacMillan, 1981). Secara teori, kata tersebut menggambarkan suatu tahap yang berada di antara childhood dan

11 adulthood. Hall (dalam Collin dkk, 2012) mendeskripsikan adolescence sebagai tahapan penuh krisis dan pemberontakan, dengan rentang perilaku yang diam dan penuh ketenangan hingga liar dan penuh dengan resiko. Hall mengatakan bahwa pada tahapan ini individu sangat mendambakan perasaan yang kuat dan sensasi baru, dimana hal yang bersifat monoton, rutin, dan detail tidak dapat ditoleransi. 2.3.2. Tugas perkembangan remaja Tugas perkembangan adalah hal-hal yang muncul pada periode tertentu pada suatu individu yang dapat menentukan kebahagiaan dan kesuksesan dalam perkembangan perdiode berikutnya (Havighurst, dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011). Tugas perkembangan yang dihadapi pada fase remaja menurut Havighurst adalah mencapai hubungan yang dewasa dengan sesama maupun lawan jenis, memiliki peran sosial sebagai maskulin atau feminin dengan jelas, menerima dan memakai tubuh sendiri dengan efektif, memiliki emosi independen yang berasal dari orang tua dan orang dewasa lain, mempersiapkan pernikahan dan kehidupan berkeluarga, mempersiapkan karir ekonomi, memiliki nilai dan perilaku yang membentuk ideologi, mencapai keinginan akan tanggung jawab sosial. Secara singkat, Havighurst mendeskripksikan tugas perkembangan remaja berpusat pada proses perkembangan identitas ego menuju fase identity achievement, dimana remaja memiliki integritas emosi (Commitment) dan keaktifan dalam mempelajari norma dan hal baru (Exploration). Erikson (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009) membagi tahapan perkembangan psikososial manusia dalam delapan tahap. Setiap tahap perkembangan psikososial memiliki tugas dan karakteristik perkembangan. Dalam usia remaja, manusia berada dalam tahap identitiy versus identity confusion. Pada tahap ini remajayang berusia 13 hingga 19 tahun akan mengalami masa kritikal yang dikenal sebagai identity crisis yang menjadi titik perubahan besar dalam kerentanan dan potensi (Erikson, dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Identity crisis dapat berlangsung selama beberapa tahun dan menghasilkan penguatan atau pelemahan kekuatan ego.

12 2.4. Kerangka Berpikir Dimensi ego development menurut Marcia (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) terbagi menjadi dua yaitu exploration dan commitment. Kedua dimensi tersebut menjadi kunci bagi remaja dalam proses pembentukan identitas diri atau identitas ego. Salah satu cara seseorang membentuk identitas egonya adalah dengan melalui interaksi dan relasi sosial (Feist& Feist, 2009). Menurut Vygotsky (dalam Collin dkk, 2012), alat yang paling efektif untuk mendukung aktivitas pembelajaran hal-hal baru adalah relasi sosial. Salah satu aspek yang paling berkembang dari segi popularitas remaja dalam melakukan relasi sosial adalah media sosial. Media sosial yang paling populer di Indonesia saat ini adalah Facebook. Facebook memiliki banyak fitur untuk melakukan interaksi sosial, salah satu fitur Facebook tersebut adalah posting. Melalui posting, remaja melakukan komunikasi dua arah dengan pengguna Facebook lainnya dan membentuk identitas dirinya melalui interaksi sosial. Dengan demikian timbul asumsi dalam penelitian ini akan adanya hubungan antara kecenderungan posting di Facebook dengan eksplorasi dan komitmen sebagai dimensi ego development pada remaja. Interaksi Relasi Sosial Dilakukan pada Media Sosial Facebook merupakan media sosial yang paling populer Memfasilitasi Exploration & Commitment Pembentukan Ego identity Posting sebagai salah satu fitur Facebook yang menciptakan interaksi sosial Kecenderungan posting di Facebook memiliki hubungan dengan dimensi exploration dan commitment