PROFIL KREATIVITAS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Ana Rahmawati (1), Dian Novita Rohmatin (2) Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang Kompleks Ponpes Darul 'Ulum Rejoso Peterongan - Jombang Jatim 61481 rahmawatiana@gmail.com, diannovita711@gmail.com ABSTRACT This research is descriptive study with qualitative approach, because its purpose to describe profile of student's creativity in mathematics problem posing based on cognitive style. Creativity in this study refers to the three criteria of creativity, namely: fluency, flexibility, novelty. In this research, subjects were taken from fourth semester students of mathematics education study program with the total of 16. Before data collection, first given Matching Familiar Figures Test which has been designed and developed by Warli (2010) and has proven validity and reliability. This test aims to classify subjects into four categories: reflective, fast accurate, slow in accurate, impulsive. Furthermore, in each of these categories is taken of subject with good communication. Data collection is done with tests and interviews. Furthermore, to test the credibility of data, conducted triangulation time. The results of this research are subject A fluency fulfilled with able make 5 problems, flexibility fulfilled with made 1 problem that can be solved in several ways. While novelty, some problem that made is mathematics problem that different from concept and context, in moment interview is revealed that there is a problem that previously she had never worked, read and make. Subject B fluency fulfilled with able make 4 problems, flexibility fulfilled with made 1 problem that can be solved in several ways. While novelty, some problem that made is mathematics problem that different concept. In moment interview is revealed that all problem is made based on previous experience. While subject C fluency fulfilled with able make 3 problems, flexibility fulfilled with made 1 problem that can be solved in several ways. While novelty, some problem that made is mathematics problem that different the concept. In moment interview is revealed that all problem is made based on previous experience. Keywords : Creativity, Mathematics Problem Posing, Cognitive Style. 1. PENDAHULUAN Berdasarkan urutan tingkatannya, berpikir kreatif menempati urutan tertinggi dalam tingkatan berpikir. Seperti yang diungkapkan oleh Krulik & Rudnick (1999), yang menyatakan bahwa berpikir dapat dibedakan menjadi empat tingkat, tingkat tersebut secara berurutan dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah tingkat recall, basic, critical thinking dan creative thinking. Sedangkan berdasarkan Siswono (2008) berpikir kreatif termasuk kategori berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian, berdasarkan kedua pendapat tersebut berpikir kreatif menempati tingkatan tertinggi dalam berpikir, tetapi pada kenyataannya pembelajaran yang dilakukan di kelas jarang memperhatikan dan melatihkan kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Siswono (2008) yang menyatakan pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. Motivasi dan kemampuan guru dalam mengajar untuk mendorong kemampuan berpikir kreatif siswa belum memadai. Berdasarkan pendapat tersebut, kemampuan guru sebagai pendidik belum memadai untuk memfasilitasi peserta didik dalam melatihkan kemampuan berpikir kreatif, sehingga kemampuan berpikir kreatif perlu dibekalkan kepada mahasiswa pendidikan matematika, karena mereka adalah calon pendidik yang nantinya setelah lulus berprofesi sebagai pendidik. Berkaitan dengan pelajaran matematika, Yuan dan Sriraman (2010) menyatakan bahwa suatu kreativitas dapat dihubungkan dengan kemampuan peserta didik dalam mengajukan soal matematika. Jadi salah satu cara untuk melatihkan kemampuan berpikir kreatif adalah melalui pengajuan soal. Sehubungan dengan pengajuan soal, Silver (dalam Siswono, 2008) mengklasifikasikan pengajuan soal menjadi tiga, yaitu: Pengajuan pre-solusi, Pengajuan di dalam solusi, Pengajuan setelah solusi. Pengajuan soal dalam penelitian ini adalah pengajuan 1
pre-solusi karena mahasiswa diminta untuk membuat soal berdasarkan informasi yang telah diberikan. Selanjutnya, Silver (1997) memperkenalkan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kreativitas anak-anak dan orang dewasa yaitu menggunakan "The Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) " yang terdiri dari tiga komponen kunci yaitu kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty). Sehingga kreativitas dalam penelitian ini diartikan sebagai produk kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dalam pengajuan soal yang dapat ditinjau dari tiga kriteria kreativitas yang diungkapkan oleh Silver (1997), yaitu: kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Berkaitan dengan kreativitas Widayati (dalam Warli 2010), mengatakan bahwa kreativitas dapat diselidiki dari perspektif: 1) perbedaan-perbedaan kepribadian, 2) perbedaan gaya kognitif atau kemampuan, dan 3) psikologi sosial, yang menggabungkan perilaku kreatif individu, perilaku kreatif sosial. Sedangkan Sternberg (Munandar, 1999) juga menjelaskan bahwa kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi. Jadi berdasarkan pendapat tersebut, antara kreativitas dan gaya kognitif memiliki hubungan yang erat. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul "Profil Kreativitas Mahasiswa Pendidikan Matematika Dalam Pengajuan Soal Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Hasil dari penelitian mengenai profil kreativitas mahasiswa ditinjau dari gaya kognitif ini diharapkan dapat memfasilitasi pendidik untuk mengetahui profil kreativitas peserta didiknya. Jika peserta didik yang serupa dengan subjek penelitian ini tidak memiliki profil kreativitas yang sama, maka pendidik perlu mengkaji kembali proses belajar mengajar yang telah dilakukan dan dibuat kembali perangkat pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi profil kreativitas mahasiswa dalam pengajuan soal matematika ditinjau dari gaya kognitif, sehingga penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini diambil dari mahasiswa angkatan 2011 program studi pendidikan matematika dengan jumlah 16 mahasiswa. Sesuai dengan judul penelitian ini, yang akan diteliti adalah mengenai kreativitas mahasiswa dalam pengajuan soal matematika yang ditinjau dari gaya kognitif, maka subjek yang diteliti adalah mahasiswa dengan gaya kognitif yang berbeda. Dalam penelitian ini subjek dipilih dari empat kategori gaya kognitif, yaitu reflektif, fast accurate, slow accurate dan impulsif. Selanjutnya, dari masing-masing kategori tersebut dipilih satu mahasiswa. Adapun kriteria subjek penelitian dalam penelitian ini adalah dipilih seorang mahasiswa pada masing-masing kategori, dengan syarat: (1) siswa tersebut mampu mengkomunikasikan pendapat/jalan pikirannya dengan baik secara lisan maupun tertulis, dan (2) Satu mahasiswa reflektif diambil dari kelompok mahasiswa reflektif yang catatan waktunya paling lama dan cermat dalam menjawab (frekuensi jawaban salah sedikit). Satu siswa fast accurate diambil dari kelompok siswa fast accurate yang catatan waktunya paling cepat dan cermat dalam menjawab (frekuensi jawaban yang benar banyak). Satu mahasiswa slow in accurate diambil dari kelompok mahasiswa slow in accurate yang catatan waktunya paling lama dan cermat dalam menjawab (frekuensi jawaban yang benar sedikit). Satu siswa impulsif diambil dari kelompok siswa impulisif yang catatan waktunya paling cepat namun kurang cermat dalam menjawab (frekuensi jawaban yang salah banyak). Setelah diperoleh subjek, kemudian diberikan tugas pengajuan soal (TPS) untuk mendapatkan data penelitian mengenai kreativitas mahasiswa dalam pengajuan soal matematika berdasarkan gaya kognitif. Setelah memberikan tugas dan memperoleh jawaban tertulis mahasiswa terhadap TPS, kemudian peneliti menelaah hasil 2
jawaban tertulis dan mewawancarainya. Selanjutnya peneliti menganalisis seluruh data yang diperoleh terhadap tiga kriteria kreativitas yang telah ditetapkan. Sebelum dianalisis, peneliti menggunakan triangulasi waktu yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh dari subjek penelitian. Artinya, peneliti memberikan TPS lain yang ekuivalen dengan TPS sebelumnya pada waku yang berbeda untuk mengecek derajat kepercayaan data penelitian. Selanjutnya data yang valid dianalisis dan disimpulkan, dari kesimpulan tersebut diperoleh data profil kreativitas mahasiswa dalam pengajuan soal matematika ditinjau dari gaya kognitif. Kriteria yang digunakan untuk menganalisis kreativitas mahasiswa dalam pengajuan soal matematika yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut. a. Kefasihan dalam pengajuan soal diartikan sebagai kemampuan mahasiswa dalam mengajukan banyak soal yang dapat diselesaikan. Mahasiswa paling sedikit mengajukan tiga soal yang dapat diselesaikan. b. Fleksibilitas dalam pengajuan soal diartikan sebagai kemampuan mahasiswa dalam mengajukan soal yang memiliki cara penyelesaian lebih dari satu cara yang berbeda. Fleksibilitas digali lewat wawancara, apakah mahasiswa tersebut dapat menjelaskan cara penyelesaian yang berbeda atau tidak. c. Kebaruan dalam pengajuan soal diartikan sebagai kemampuan mahasiswa dalam mengajukan soal yang berbeda dari soal yang dibuat sebelumnya dan "tidak biasa" dibuat oleh mahasiswa tersebut. Dua soal yang diajukan berbeda jika konsep matematika atau konteks yang digunakan berbeda. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan tes gaya kognitif MFFT, diperoleh hasil tes gaya kognitif mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2011. Dari hasil tes gaya kognitif tersebut, hanya muncul tiga jenis gaya kognitif yaitu: gaya kognitif reflektif, slow inaccurate, dan impulsif. Sehingga subjek dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswa dengan gaya kognitif reflektif, seorang mahasiswa dengan gaya kognitif slow inaccurate dan seorang mahasiswa dengan gaya kognitif impulsif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh profil kreativitas mahasiswa pendidikan matematika dalam pengajuan soal matematika ditinjau dari gaya kognitif sebagai berikut. 3.1 Profil kreativitas dalam pengajuan soal matematika mahasiswa dengan gaya kognitif reflektif (A), adalah sebagai berikut. a) Kefasihan Subjek A fasih dalam membuat lima soal matematika yang dapat diselesaikan berkaitan dengan informasi yang diberikan. Ketika diwawancarai, subjek A juga dapat menjelaskan dengan lancar kenapa soal-soal yang b) Fleksibilitas Subjek A fleksibel dalam membuat soal matematika, karena terdapat soal yang dibuat oleh subjek A yang dapat diselesaikan menggunakan cara penyelesaian yang berbeda dan ketika diwawancarai subjek A juga dapat menjelaskan cara penyelesaian yang berbeda dari soal yang telah dibuatnya. c) Kebaruan Beberapa soal yang dibuat subjek A merupakan soal matematika yang berbeda dari segi konsep dan konteks, pada saat wawancara terungkap bahwa beberapa soal yang dibuat oleh subjek A berdasarkan pengalaman sebelumnya, yaitu ia sudah pernah membaca, mengerjakan atau membuat soal-soal tersebut. Pada saat 3
wawancara juga terungkap bahwa ada sebuah soal yang dibuat subjek A merupakan modifikasi dari pengalaman sebelumnya, dan ada sebuah soal yang sebelumnya ia belum pernah, mengerjakan, membaca dan membuat. 3.2 Profil kreativitas dalam pengajuan soal matematika mahasiswa dengan gaya kognitif impulsif (B), adalah sebagai berikut: a) Kefasihan Subjek B fasih dalam membuat empat soal matematika yang dapat diselesaikan berkaitan dengan informasi yang diberikan. Ketika diwawancarai, subjek B juga dapat menjelaskan dengan lancar kenapa soal-soal yang b) Fleksibilitas Subjek B fleksibel dalam membuat soal matematika, karena terdapat soal yang dibuat oleh subjek B yang dapat diselesaikan menggunakan cara penyelesaian yang berbeda dan ketika diwawancarai subjek B juga dapat menjelaskan cara penyelesaian yang berbeda dari soal yang telah dibuatnya. c) Kebaruan Beberapa soal yang dibuat subjek B merupakan soal matematika yang berbeda dari segi konsep, namun semua soal masih dalam konteks yang sama. Pada saat wawancara terungkap bahwa semua soal yang dibuat oleh subjek B berdasarkan pengalaman sebelumnya, yaitu ia sudah pernah membaca dan mengerjakan soal-soal tersebut. 3.3 Profil kreativitas dalam pengajuan soal matematika mahasiswa dengan gaya kognitif slow inaccurate (C), adalah sebagai berikut: a) Kefasihan Subjek C fasih dalam membuat tiga soal matematika yang dapat diselesaikan berkaitan dengan informasi yang diberikan. Ketika diwawancarai, subjek C juga dapat menjelaskan dengan lancar kenapa soal-soal yang b) Fleksibilitas Subjek C fleksibel dalam membuat soal matematika, karena terdapat soal yang dibuat oleh subjek C yang dapat diselesaikan menggunakan cara penyelesaian yang berbeda dan ketika diwawancarai subjek C juga dapat menjelaskan cara penyelesaian yang berbeda dari soal yang telah dibuatnya. c) Kebaruan Beberapa soal yang dibuat subjek C merupakan soal matematika yang berbeda dari segi konsep, namun semua soal masih dalam konteks yang sama. Pada saat wawancara terungkap bahwa semua soal yang dibuat oleh subjek C berdasarkan pengalaman sebelumnya, yaitu ia sudah membaca dan mengerjakan soal-soal tersebut. 4. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan: 4.1 Pada penelitian ini hanya muncul tiga jenis gaya kognitif, yaitu gaya kognitif reflektif, slow inaccurate, dan impulsif. Sehingga subjek dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswa dengan gaya kognitif reflektif, seorang mahasiswa dengan gaya kognitif slow inaccurate dan seorang mahasiswa dengan gaya kognitif impulsif. 4
4.2 Mahasiswa dengan gaya kognitif reflektif (A), memenuhi ketiga kriteria kreativitas. Adapun profilnya adalah pada kriteria kefasihan subjek A fasih dalam membuat lima soal matematika yang dapat diselesaikan berkaitan dengan informasi yang diberikan. Ketika diwawancarai, subjek A juga dapat menjelaskan dengan lancar kenapa soal-soal yang Pada kriteria fleksibilitas subjek A fleksibel dalam membuat soal matematika, karena terdapat soal yang dibuat oleh subjek A yang dapat diselesaikan menggunakan cara penyelesaian yang berbeda dan ketika diwawancarai subjek A juga dapat menjelaskan cara penyelesaian yang berbeda dari soal yang telah dibuatnya. Pada kriteria kebaruan beberapa soal yang dibuat subjek A merupakan soal matematika yang berbeda dari segi konsep dan konteks, pada saat wawancara terungkap bahwa beberapa soal yang dibuat oleh subjek A berdasarkan pengalaman sebelumnya, yaitu ia sudah pernah membaca, mengerjakan atau membuat soal-soal tersebut. Pada saat wawancara juga terungkap bahwa ada sebuah soal yang dibuat subjek A merupakan modifikasi dari pengalaman sebelumnya, dan ada sebuah soal yang sebelumnya ia belum pernah, mengerjakan, membaca dan membuat. Sedangkan profil kreativitas mahasiswa dengan gaya kognitif impulsif (B) dan mahasiswa dengan dengan gaya kognitif slow inaccurate (C) adalah sama. Pada kriteria kefasihan subjek B fasih dalam membuat empat soal matematika yang dapat diselesaikan berkaitan dengan informasi yang diberikan, sedangkan subjek C juga fasih dalam membuat tiga soal matematika yang dapat diselesaikan berkaitan dengan informasi yang diberikan. Ketika diwawancarai, subjek B dan C juga dapat menjelaskan dengan lancar kenapa soal-soal yang Pada kriteria fleksibilitas subjek B dan C fleksibel dalam membuat soal matematika, karena terdapat soal yang dibuat oleh subjek B dan C yang dapat diselesaikan menggunakan cara penyelesaian yang berbeda dan ketika diwawancarai subjek B dan C juga dapat menjelaskan cara penyelesaian yang berbeda dari soal yang telah dibuatnya. Pada kriteria kebaruan beberapa soal yang dibuat subjek B dan C merupakan soal matematika yang berbeda dari segi konsep, namun semua soal masih dalam konteks yang sama. Pada saat wawancara terungkap bahwa semua soal yang dibuat oleh subjek B dan C berdasarkan pengalaman sebelumnya, yaitu ia sudah pernah membaca dan mengerjakan soal-soal tersebut. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, M. A. selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum Jombang. 2. Ir. Drs. Sumargono, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum Jombang. 3. Dosen-dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum Jombang. 4. LPP Unipdu yang telah mendanai penelitian ini. 5. Kedua orang tua peneliti yang selalu memberikan do'a dan dukungan. 6. Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto M.Pd dan Dr. Agung Lukito, M.S yang telah memberikan bekal ilmu yang barokah. 5
6. DAFTAR PUSTAKA Krulik, Stephen & Rudnik, Jesse A. (1999). Innovative Tasks to Improve Critical and Creative Thinking Skills. P. 138-139. From Developing Mathematical Reasoning in Grades K-12. 1999 Year Book. Stiff, Lee V. Curcio, Frances R. Reston, Virginia: The National Council of Teacher of Mathematics, Inc. Munandar, Utami. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Silver, Edward A. (1997). Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing. http://www.emis.de/iournals/zdm/zdm973a3.pdf. Diakses tanggal 15 Februari 2011. Siswono, Tatag Y.E. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press. Warli. 2010. Profil Kreativitas Siswa yang Bergaya Kognitif Reflektif dan Siswa yang Bergaya Kognitif Impulsif dan Reflektif dalam Memecahkan Masalah Geometri. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana unesa. Yuan, Xianwei & Sriraman, Brarath. (2010). An Exploratory Study of Relationships between student' Creativity and Mathematical Problem-Posing Abilities. http://www.umt.edu/math/reports/sriraman/yuansriraman 22 2010.pdf. Diakses tanggal 20 Maret 2011. 6