ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KONSEP SISTEM GERAK MELALUI PETA KONSEP DALAM BENTUK LEAFLET PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 17 BANJARMASIN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Siti Aisyah 1 ; H. Muhammad Zaini 2. Abstrak

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

ABSTRAK MENGATASI KESULITAN MEMAHAMI KONSEP SISTEM REGULASI MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF PADA SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. dengan setting lingkungan telah memperoleh sejumlah data kuantitatif, kualitatif,

ABSTRAK. Oleh : Husnul Khatimah, St. Wahidah Arsyad, A. Naparin

ABSTRAK. Oleh: Abdul Muiz, H. Aminuddin PP, Ahmad Naparin

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SDN LAWAHAN PADA KONSEP ADAPTASI HEWAN MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

ABSTRAK. Oleh : Nura, Aminuddin P.Putra, St. Wahidah Arsyad

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X- 7 SMA NEGERI 7 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI PENGGUNAAN MIND MAP

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. pernapasan hewan melalui metode Bamboo Dancing pada siswa kelas V SDN 019

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan hasil-hasil

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Ellinora Simamora ABSTRACT

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMAN 2 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB III METODE PENELITIAN

FUNGSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

1130 ISSN:

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Transkripsi:

20 ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA Oleh : Amalia Rezeki, St.Wahidah Arsyad, Aminiddin P.P Pembelajaran konsep hewan Invertebrata biasa diajarkan di sekolah SMA Negeri 8 Banjarmasin dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga rata-rata kelas masih berada pada standar yang telah ditentukan. Disamping itu, keaktifan siswa sangat kurang dan respon siswa terhadap pembelajaran menunjukkan kurang ketertarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan pemahaman siswa, 2) aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar, dan 3) respon siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin pada konsep hewan Invertebrata dengan menggunakan peta konsep. Metode penelitian adalah deskriptif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) melibatkan 33 orang siswa dan 1 orang guru sebagai subjek penelitian dengan dibantu 8 orang observer. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep dalam pembelajaran konsep hewan Invertebrata dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin yaitu sebesar (81,82% - 93,94%), proses pembelajaran melalui LKS sebesar (90,91%- 1085,18%), aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran yang konsisten mengalami peningkatan yaitu membuat peta konsep (32,4%) dan berdiskusi antar siswa/kelompok/guru (33,27%); respon siswa mengenai peta konsep menyatakan 84,85% menyenangkan dan 15,15% menyatakan tidak menyenangkan. Pembelajaran menggunakan peta konsep disimpulkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin pada konsep hewan Invertebrata. Kata kunci: guru. Peta konsep, pemahaman, Invertebrata, Aktivitas siswa dan PENDAHULUAN Proses pembelajaran memiliki beberapa komponen unsur pendidikan, tiga diantaranya adalah guru sebagai pendidik, siswa sebagai peserta didik dan metode pembelajaran yang akan dipergunakan selama kegiatan belajar

21 mengajar. Proses pembelajaran di kelas diharapkan berhasil, tentunya dikarenakan oleh guru yang harus aktif dalam mendorong siswa untuk turut aktif dalam kegiatan belajar-mengajar dan memberikan pengalaman belajar yang memadai kepada siswa (Tirtarahardja & La Sula, 1995). Berdasarkan informasi dari guru biologi di SMA Negeri 8 Banjarmasin, terungkap bahwa pembelajaran biologi pada materi hewan Invertebrata merupakan salah satu materi pelajaran biologi yang cukup sulit untuk diingat siswa karena materinya yang banyak. Mata pelajaran biologi dengan konsep hewan Invertebrata biasa diajarkan di sekolah dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dua metode yang telah pernah diterapkan itu juga menggunakan media gambar dalam pembelajarannya. Namun masih saja membuat siswa sulit untuk memahami pelajaran. Pada pembelajaran dengan metode ceramah lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa, akhirnya hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru ke siswa sehingga membuat pelajaran menjadi kurang bermakna. Kemudian ditambahkan lagi oleh guru yang bersangkutan berdasarkan tahun ajaran 2008/2009 walaupun nilai ulangan harian yang diperoleh siswa memang sudah memenuhi ketuntasan individual, namun rata-rata masih berada pada standar yang telah ditentukan. Selain itu, keaktifan siswa masih sangat kurang, banyak siswa yang pasif ketika proses pembelajaran berlangsung. Respon yang ditunjukkan siswa terhadap pembelajaran pun sepertinya kurang tertarik dan tentunya ini berkaitan juga dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Melihat permasalahan dalam proses pembelajaran yang dialami tentunya perlu strategi yang tepat untuk pemecahannya. Salah satu strategi yang dapat direkomendasikan untuk solusi masalah ini adalah dengan penggunaan peta konsep karena peta konsep membantu siswa belajar bagaimana mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta, dan konsep ke dalam suatu konteks pemahaman, sehingga terbentuk pemahaman yang

22 baik. Hal yang diinginkan dengan adanya penggunaan peta konsep pada materi ini yaitu terjadinya peningkatan persentasi nilai dari nilai pada tahun ajaran sebelumnya, kemudian aktivitas siswa mengalami peningkatan jauh lebih besar dan respon yang diperlihatkan siswa pun menganggap pelajaran menyenangkan. Penelitian pembelajaran dengan menggunakan peta konsep memang sudah banyak dilakukan, dan ini menjadi bukti bahwa penerapan peta konsep dalam pembelajaran biologi memang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Salah satu hasil penelitian yang pernah menggunakan peta konsep yaitu Vidya (2007) yang menyatakan bahwa dengan penggunaan strategi peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VIIIC SMPN 24 Banjarmasin tentang sub konsep Sistem Saraf dan Indera. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan pemahaman siswa yaitu dari 32,5% untuk pretes meningkat menjadi 90% pada postes untuk siklus I, sedangkan pada siklus II juga terjadi peningkatan dari 10% menjadi 92,5% pada postes. Hasil selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dari kategori kurang pada siklus 1 menjadi kategori cukup baik pada siklus 2. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian pembelajaran yang berjudul Penggunaan Peta Konsep untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin pada Konsep Hewan Invertebrata. Permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan yaitu apakah penggunaan peta konsep dalam pembelajaran konsep hewan Invertebrata dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin, bagaimana aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dengan adanya penggunaan peta konsep, bagaimana respon siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin terhadap kegiatan belajar mengajar dengan adanya penggunaan peta konsep.

23 Kemudian masalah ini dibatasi pada pemahaman siswa yang diperoleh berdasarkan nilai pretes, postes, tes formatif dan nilai peta konsep, nilai peta konsep dilihat berdasarkan peta konsep yang dibuat oleh siswa dalam kelompok; peta konsep yang dibuat oleh siswa berdasarkan kompetensi dasar dalam KTSP dengan jenis peta konsep pohon jaringan; aktivitas siswa dan guru diperoleh berdasarkan hasil observasi aktivitas selama kegiatan belajar mengajar; respon siswa diperoleh berdasarkan hasil kuisioner yang diisi oleh siswa setelah semua kegiatan belajar mengajar berakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: peningkatan pemahaman siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin dalam pembelajaran konsep hewan Invertebrata dengan menggunakan peta konsep, aktivitas siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin dan guru selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan peta konsep, respon siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin dalam pembelajaran konsep hewan Invertebrata dengan menggunakan peta konsep. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Peneliti, guru, siswa, sekolah, dan mahasiswa METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan kegiatan yang diawali dengan pengembangan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi dan proses dalam pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Pada siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, siklus II juga dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Hal ini diketahui dari hasil belajar siswa yang meliputi pretes, postes, dan tes formatif setiap pertemuan, nilai peta konsep dari tugas kelompok, dan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Pada setiap siklus

24 terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis data, serta refleksi. Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 8 Banjarmasin tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dimulai pada bulan Januari 2010 dan berakhir pada bulan Juni 2010. Tempat pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 8 Banjarmasin yang beralamat di Jalan Alalak Tengah RT 05 Banjarmasin. Teknik Analisis Data Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif (Arikunto dkk., 2006). Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Jumlah skor Ketuntasan individual = % Jumlah skor maksimal Jumlah siswa yang tuntas belajar Ketuntasan klasikal = % Jumlah seluruh siswal Keterangan: Ketuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan > 65 Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan > 65% Data kuantitatif diperoleh dari hasil ketuntasan belajar berupa nilai pretes, postes dan tes formatif serta hasil selama proses pembelajaran berupa nilai menjawab isian dalam bentuk peta konsep dan nilai peta konsep yang dibuat oleh tiap kelompok dengan menggunakan kategori yakni baik, sedang, kurang, dan buruk. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif dilakukan secara deskriptif tentang observasi aktivitas siswa dan guru, pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa dalam pembelajaran yang diperoleh berdasarkan kuisioner.

25 Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen indikator kualitatif dan kuantitatif yang dilihat dari pergeseran hasil siklus 1 ke siklus 2. Indikator kuantitatif, seperti: a. Siswa mencapai ketuntasan individual (skor 65) dan ketuntasan klasikal jika 85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual (skor 65) (Trianto, 2008). b. Hasil selama proses pembelajaran tergolong baik. Hasil ini berupa nilai peta konsep dalam kelompok yang menggunakan kategori yakni baik (76%-%), sedang (56%-75%), kurang (40%-55%), dan buruk (<40%) (Arikunto, 1998). Kemudian untuk indikator kualitatif, yaitu: a. Aktivitas siswa meningkat dan aktivitas guru berkurang dominansinya dalam kegiatan belajar mengajar. Aktivitas siswa dan guru diukur berdasarkan parameter aktivitas siswa dan guru pada lembar observasi Borich yang telah dimodifikasi (Supramono, 2005). b. Respon siswa terhadap pembelajaran adalah menyenangkan apabila persentasi yang menyatakan menyenangkan yaitu 80%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Pengukuran Data Kuantitatif Ketuntasan belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil pretes, postes, dan tes formatif pada pembelajaran siklus I dan II. Adapun ringkasan data ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 1, untuk ringkasan hasil belajar tes formatif tiap siklus dapat dilihat pada Tabel 2, dan ringkasan data hasil selama proses pembelajaran dari pertemuan ke-1 sampai ke-6 pada siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 3 & Tabel 4.

26 Tabel 1 Ringkasan data ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal untuk Pretest dan postest Hasil Belajar Siklus Pertemuan Jumlah Tes (orang) Tuntas Tidak % Tuntas (orang) Tuntas (klasikal) 1 33 Pretest 4 29 12,12 Postest 27 6 81,82 I 2 33 Pretest 6 27 18,18 Postest 28 5 84,85 3 33 Pretest 7 26 21,21 Postest 29 4 87,88 4 33 Pretest 6 27 18,18 Postest 30 3 90,91 II 5 33 Pretest 12 21 36,36 6 33 Postest Pretest Postest Tabel 2 Ringkasan hasil belajar tes formatif tiap siklus Hasil Belajar Siklus Jumlah Tuntas Tidak Tuntas (org) (org) 31 16 31 % Tuntas (klasikal) I 33 30 3 90,91 II 33 32 1 96,97 2 17 2 93,94 48,48 93,94 Tabel 3 Ringkasan data hasil selama proses pembelajaran dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-3 pada siklus I Siklus I Kelompok Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 80 80 90 80 90 90 90 90 90 90 255 233 213 178 265 247 233 222 260 190 222 Sedang Sedang Rata-rata 90,91 97,28 228,91 Nilai peta konsep peneliti 258 Selisih nilai peta konsep peneliti dengan kelompok tertinggi 0 0 3

27 Keterangan: Untuk perhitungan kategori nilai peta konsep dimodifikasi berdasarkan Arikunto, 1998, dapat dilihat pada Lampiran 11 Tabel 4 Ringkasan data hasil selama proses pembelajaran dari pertemuan ke-4 sampai pertemuan ke-6 pada siklus II Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Siklus II Pertemuan ke-4 Pertemuan ke-5 Pertemuan ke-6 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 339 317 337 342 337 339 336 340 211 322 336 Sedang 457 406 274 409 292 405 409 346 453 402 403 sedang sedang Sedang 1106 1167 1205 1172 1118 924 1 1165 855 969 1156 Sedang Sedang Sedang Rata-rata 323,27 386,91 Sedang 1085,18 Nilai peta konsep peneliti 389 519 1445 Selisih nilai peta konsep peneliti dengan kelompok tertinggi 49 62 240 Keterangan: Untuk perhitungan kategori nilai peta konsep dimodifikasi berdasarkan Arikunto, 1998, dapat dilihat pada Lampiran 12 2. Pengukuran Data Kualitatif a. Aktivitas siswa Data kualitatif mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-6 pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Ringkasan rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II Siklus Pertemuan Parameter yang teramati 1 2 3 4 5 6 7 8 I 1 2 3 15,51 14,60 12,19 14,17 13,52 11,67 19,57 17,12 17,99 17,58 17,38 22,35 11,59 10,98 10,06 3,95 8,10 10,30 6,28 7,92 7,38 11,05 10,38 9,09

28 Rata-rata (%) 14,1 13,12 18,22 19,1 10,87 7,45 7,19 10,17 II 4 5 6 9,20 6,88 5,53 10,25 7,58 6,55 27,99 34,07 35,14 28,79 35,15 35,87 6,81 4,90 6,27 4,03 2,31 2,43 6,42 6,16 3,51 6,36 3,57 4,60 Rata-rata (%) 7,2 8,13 32,4 33,27 5,99 2,92 5,36 4,84 Keterangan : 1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain. 2. Membaca buku-buku yang relevan. 3. Membuat peta konsep. 4. Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru. 5. Membaca peta konsep yang mereka buat. 6. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru. 7. Mempresentasikan peta konsep yang mereka buat. 8. Membuat/menulis rangkuman pelajaran. b. Aktivitas guru Data kualitatif mengenai aktivitas guru selama pembelajaran dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-6 pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Ringkasan rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I dan siklus II Siklus Pertemuan Parameter yang teramati 1 2 3 4 5 6 7 I 1 2 3 21,65 20,22 18,75 16,49 15,73 15 13,40 14,61 15 14,43 15,73 16,25 12,37 12,36 13,75 11,34 11,24 11,25 10,31 10,11 10 Rata-rata (%) 20,21 15,74 14,34 15,47 12,83 11,28 10,14 II 4 5 6 20,83 19,23 11,11 14,58 15,38 11,11 12,5 11,54 11,11 16,67 15,38 22,22 14,58 11,54 11,11 10,42 15,38 22,22 10,42 11,54 11,11 Rata-rata (%) 17,05 13,69 11,72 18,09 12,41 16 11,02 Keterangan : 1. Membimbing siswa memahami cara membuat peta konsep 2. Membimbing siswa membuat peta konsep 3. Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru 4. Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi peta konsep yang mereka buat. 5. Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru. 6. Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan peta konsep yang mereka buat 7. Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran c. Pengelolaan Pembelajaran yang Dilakukan oleh Guru Selain aktivitas siswa dan guru, dalam kegiatan belajar mengajar juga harus diperhatikan aspek lain yang menunjang seperti pengelolaan

29 pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I dan siklus II, adapun ringkasan data observasi pengelolaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Ringkasan Data Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I dan II Siklus I Siklus II Tahapan Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Pertemuan ke-4 Pertemuan ke-5 A. Tahap 1. Kegiatan awal 2,2 2,4 2,6 3,2 3,6 3,8 B. Tahap 2. Kegiatan inti 2,2 2,6 2,8 3,4 3,8 3,8 C. Tahap 3. Kegiatan akhir 2,5 2,5 2,75 3,25 3,5 3,75 Rata-rata 2,3 2,5 2,72 3,28 3,63 3,78 Kategori Cukup Cukup Cukup baik baik baik Keterangan : 1 = kurang baik; 2 = cukup baik ; 3 = baik; 4 = sangat baik (Sumber kategori : Boriech, 1994 ; telah dimodifikasi) Pembahasan Pertemuan ke-6 1. Peningkatan Pemahaman Siswa dalam Pembelajaran Konsep Hewan Invertebrata dengan menggunakan Peta Konsep Peningkatan pemahaman siswa didasarkan pada data kuantitatif, meliputi data hasil ketuntasan belajar (meliputi ringkasan hasil pretes, postes, dan tes formatif) dan hasil selama proses pembelajaran (hasil menjawab isian dalam bentuk peta konsep dan hasil nilai membuat peta konsep tiap kelompok). Berdasarkan data yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa semakin meningkat pada tiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahawa tujuan penelitian telah tercapai dengan terpenuhinya indikator keberhasilan untuk ketuntasan belajar karena ketuntasan belajar dianggap berhasil jika 85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual 65. Terjadinya peningkatan ketuntasan hasil belajar tentu saja dapat dijadikan indikator bahwa proses pembelajaran tersebut sudah berjalan cukup efektif, karena menurut Trianto (2009) untuk mengetahui kefektifan

30 mengajar adalah dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran, dan hasilnya adalah ketuntasan belajar yang diperoleh siswa tinggi. Meningkatnya ketuntasan belajar siswa tentu turut dipengaruhi oleh adanya pemberian tugas membuat peta konsep yang diberikan oleh guru, karena proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dapat membuat pelajaran menjadi bermakna, hal ini disebabkan peta konsep membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut (Holil, 2008). Selain itu, peta konsep memberikan manfaat bagi siswa dalam hal mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta, dan konsep ke dalam suatu konteks pemahaman, sehingga terbentuk pemahaman yang baik. Kemudian membantu siswa membuat susunan konsep pelajaran menjadi lebih baik sehingga mudah untuk keperluan ujian (Nisa, 2004). Selanjutnya, data kuantitatif yang diperoleh selain ketuntasan belajar yaitu hasil selama proses pembelajaran. Hasil selama proses pembelajaran didasarkan pada hasil menjawab isian dalam bentuk peta konsep dan hasil nilai membuat peta konsep tiap kelompok. Pada pertemuan ke-1 dan ke-2 dilihat dari segi nilai terjadi peningkatan dilanjutkan sampai pertemuan ke-3 yang mengalami peningkatan. Kemudian dilihat dari segi kategori, setiap pertemuan memiliki kategori yang baik, walaupun bentuk diskusi yang disajikan pada siswa berbeda jenis. Hal ini berarti menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I sudah berjalan dengan baik. Menurut Munthe (2009), proses pembelajaran dengan peta konsep dapat digunakan untuk strategi belajar bermakna, salah satunya yaitu sebagai sarana belajar. Peta konsep yang telah dihasilkan dapat menunjukkan tingkat penguasaan siswa, sehingga pendapat ini tentunya mendukung dengan hasil proses pembelajaran siklus I mengenai

31 keterampilan proses yang menunjukkan hasil yang baik, artinya dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya cukup bagus dan nantinya ini akan menunjang untuk pembelajaran selanjutnya di siklus II. Nilai kelompok membuat peta konsep secara umum meningkat dibandingkan siklus I baik dari segi nilai maupun segi kategori. Namun hanya saja pada pertemuan ke-5 terjadi sedikit penurunan menjadi kategori sedang, tapi tidak penurunan nilai tidak terlalu jauh. Hal ini bisa terjadi diduga karena siswa mengalami kejenuhan sebab setiap pertemuan terus-menerus diberi tugas untuk membuat peta konsep, sehingga dapat diusahakan nantinya agar siswa tidak jenuh, perlu ditambah lagi variasi media dalam pembelajaran agar menarik. Walaupun begitu secara keseluruhan hasil selama proses pembelajaran dapat dikatakan terjadi peningkatan. Hal ini karena meningkatnya aktivitas siswa membuat dan mendiskusikan peta konsep sehingga nilai peta konsep siswa menjadi meningkat. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Aktivitas Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Konsep Hewan Invertebrata dengan menggunakan Peta Konsep 2.1 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Aktivitas siswa dan guru tergolong sebagai data kualitatif. Berdasarkan Tabel 7, ada aktivitas yang cenderung mengalami peningkatan dan penurunan. Aktivitas siswa yang dominan meningkat ada 2 yaitu membuat peta konsep (32,4%) dan berdiskusi antar siswa/kelompok/guru (33,27%). Sementara aktivitas yang cenderung menurun yaitu memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain (7,2%) dan membaca buku-buku yang relevan (8,13%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah berpusat pada siswa.

32 Pembelajaran yang sudah berpusat pada siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut sudah efektif karena persyaratan utama kefektifan pengajaran yaitu: persentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM dan rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa (Trianto, 2009). Tentunya pernyataan ini sejalan dengan hasil observasi aktivitas siswa yang telah didapatkan. Di samping itu, parameter-parameter aktivitas siswa yang meningkat dianggap sudah cukup sesuai karena aktivitas seperti membuat peta konsep dan berdiskusi antar siswa/kelompok/guru seiring dengan tujuan peta konsep yaitu untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antar konsep satu dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep (Trianto, 2009). 2.2 Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan data yang diperoleh pada Lampiran 19 menunjukkan bahwa respon siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep adalah senang dan termotivasi dengan pembelajaran menggunakan peta konsep. Hal ini sejalan dengan penelitian Masrah (2008) bahwa senangnya siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan motivasi. Mereka lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan juga membuat suasana belajar menjadi tidak bosan. Hal ini dilihat dari kuisioner respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Adapun respon siswa setelah pembelajaran menggunakan peta konsep adalah sebagai berikut : 1. Ada 28 siswa (84,85%) menyatakan senang dengan peta konsep. Ada 5 siswa (15,15%) menyatakan bahwa proses pembelajaran menggunakan peta konsep tidak menyenangkan. 2. Semua siswa (%) berpendapat bahwa cara guru mengajar menyenangkan dan bagaimana mereka belajar itu menyenangkan.

33 3. Ada 30 siswa (90,91%) menyatakan proses pembelajaran menyenangkan dan 3 siswa (9,09%) menyatakan proses pembelajaran tidak menyenangkan. 4. Ada 29 siswa (87,88%) berpendapat bahwa dengan menggunakan peta konsep sebagai media dalam bentuk power point dalam pembelajaran, menyatakan bahwa itu merupakan hal baru dan sangat membantu mereka dalam belajar. Sedangkan 1 siswa (3,03%) menyebut bahwa itu merupakan hal baru namun tidak membantunya dalam belajar. Kemudian ada 3 siswa (9,09%) yang menyatakan bahwa itu bukan merupakan hal baru dan membantu mereka dalam belajar. 5. Ada 15 siswa (45,45%) berpendapat mengenai tentang cara guru mengajar, menyatakan bahwa itu merupakan hal baru dan membantu mereka dalam belajar, kemudian 4 siswa (12,12%) menyatakan bahwa itu merupakan hal baru tapi tidak membantu mereka dalam belajar. Selebihnya 14 siswa (42,42%) menyatakan bahwa itu merupakan hal tidak baru tapi membantu mereka dalam belajar. 6. Ada 16 siswa (48,48%) menyatakan bahwa cara mereka belajar merupakan hal baru dan membantu mereka dalam belajar, ada 1 siswa (3,03%) menyatakan bahwa cara mereka belajar merupakan hal baru tapi tidak membantu mereka dalam belajar. Kemudian ada 15 siswa (45,45%) menyatakan bahwa cara mereka belajar merupakan hal yang tidak baru tapi membantu mereka dalam belajar, selanjutnya 1 siswa (3,03%) menyatakan bahwa cara mereka belajar merupakan hal yang tidak baru dan tidak membantu saya dalam belajar. 7. Ada 20 siswa (60,61%) menyatakan bahwa proses pembelajaran merupakan hal baru dan membantu mereka dalam belajar, ada 1 siswa (3,03%) menyatakan bahwa caranya belajar merupakan hal baru tapi tidak membantu mereka dalam belajar, ada 12 siswa (36,36%)

34 menyatakan bahwa cara mereka belajar merupakan hal tidak baru tapi membantu mereka dalam belajar. 8. Ada 26 siswa (78,79%) mengungkapkan bahwa mereka dapat menyatakan pendapat untuk menjawab pertanyaan, dan 7 siswa (21,21%) mengungkapkan tidak dapat menyatakan pendapat untuk menjawab pertanyaan. 9. Semua siswa menyatakan bahwa mereka berminat untuk mengikuti kegiatan belajar. 10. Ada 28 siswa (84,85%) menyatakan dapat memahami media pembelajaran dengan menggunakan peta konsep, dan selebihnya 5 siswa (15,15%) menyatakan susah memahami. Media pembelajaran di sini yaitu media berupa power point yang dikemas dalam bentuk peta konsep. 11. Ada 21 (63,64%) siswa menyatakan bahwa mereka susah memahami buku-buku/ bahan ajar yang digunakan, selanjutnya 12 siswa (36,36%) menyatakan bahwa mereka dapat memahaminya. Berdasarkan respon siswa mengenai pengalaman mereka pada pembelajaran peta konsep, ada sebagian siswa yang menyatakan hal baru dan tidak baru. Sebagian dari siswa tersebut ada yang sudah mengenal peta konsep, hal ini bisa terjadi diduga karena pemerolehan pengalaman belajar yang berbeda-beda yang dimiliki oleh siswa seperti ada sebagian siswa yang mengikuti bimbingan belajar pada lembaga tertentu di luar sekolah ataupun les privat dirumah. Sehingga pembelajaran dengan strategi peta konsep sudah mereka kenal terlebih dahulu jadi peta konsep merupakan hal yang tidak baru lagi menurut mereka. 2.3 Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Di samping aktivitas siswa, aktivitas guru juga turut dilakukan observasi sebagai data kualitatif. Berdasarkan Tabel 8, sebagian besar aktivitas guru sudah cenderung menurun, meskipun ada aktivitas yang meningkat yaitu parameter membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi peta

35 konsep yang mereka buat (18,09%), membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan peta konsep yang mereka buat (16%), dan membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran (11,02%). Meningkatnya tiga aktivitas guru tersebut disebabkan guru ingin mengatasi kelemahan peta konsep itu dengan mengembangkan kemampuan maupun motivasi siswa secara optimal dan mandiri dalam menyerap konsep pelajaran melalui penggunaan peta konsep, karena seperti yang dijelaskan oleh Nisa (2004), bahwa kelemahan yang dimiliki oleh peta konsep yaitu pembelajaran dengan menggunakan peta konsep terletak pada kemampuan guru dalam menerapkannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang diharapkan dari penggunaan peta konsep dan juga mampu tidaknya guru dalam membimbing para siswa dalam upaya mengembangkan kemampuan maupun motivasinya secara optimal dalam menyerap konsep pelajaran melalui penggunaan peta konsep. Walaupun masih ada aktivitas guru yang cenderung meningkat namun hal ini menjadi pertanda bahwa guru tidak harus selalu mengurangi semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, hanya saja dapat dianggap aktivitas guru tidak dominan lagi atau telah mengurangi dominansinya dalam pembelajaran. Kemudian pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru dilihat dari siklus I sampai siklus II yaitu pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir selalu mengalami peningkatan setiap pertemuan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa guru sudah berusaha mengoptimalkan pengelolaan pembelajaran di kelas. Optimalnya proses pembelajaran di kelas menandakan bahwa guru sudah bertindak efektif, karena guru yang efektif yaitu guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam satu mata pelajaran dengan persentase waktu

36 belajar akadmis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif dan hukuman (Trianto, 2009). Proses mengajar guru yang efektif ini merupakan salah satu keunggulan yang didapatkan dari adanya penggunaan peta konsep dalam KBM. Menurut Munthe (2009) beberapa keunggulan yang didapatkan oleh guru dengan penggunaan peta konsep dalam KBM yaitu: membantu guru untuk memperkenalkan keseluruhan materi dari mata pelajarannya secara utuh dalam satu lembar kertas, dalam bentuk gambar dan dalam waktu yang sama, memudahkan guru untuk merencanakan pemilihan secara berurutan atas konsep-konsep yang akan disampaikan di dalam proses pembelajaran, dapat digunakan sebagai panduan proses pembelajaran materi agar terhindar dari kesesatan penyampaian bahan ajar, dapat menjaga konsistensi pengontrolan penyampaian materi dan menjaga batas-batas informasi luar yang akan masuk ke dalam materi bahan ajar, dan melokasi kesalahpahaman mengenai materi dalam pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Pembelajaran menggunakan peta konsep pada konsep Hewan Invertebrata dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X.I SMA Negeri 8 Banjarmasin pada siklus I dan siklus II mulai pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-6 yaitu berupa hasil ketuntasan belajar sebesar (81,82% - 93,94%) dan hasil selama proses pembelajaran (90,91%- 1085,18%). (2) Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dari siklus I yang konsisten mengalami peningkatan pada siklus II yaitu membuat peta konsep (32,4%); berdiskusi antar siswa/kelompok/guru (33,27%).

37 Kemudian aktivitas guru yang menurun dari siklus I sampai siklus II yaitu membimbing siswa memahami cara membuat peta konsep (17,05%), membimbing siswa membuat peta konsep (13,69%), membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru (11,72%), mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru (12,41%). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran telah berpusat pada siswa. (3) Respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan peta konsep menyatakan (84,85%) menyenangkan dan (15,15%) menyatakan tidak menyenangkan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka beberapa saran dapat dikemukakan di sini, yaitu : (1) Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan materi pelajaran dan frekuensi tugas. Hal ini dapat diatasi dengan variasi penggunaan media dalam pembelajaran. (2) Pada saat pembelajaran yang menggunakan peta konsep alokasi waktu harus benar-benar diperhatikan, sesuai dengan RPP dan jam pelajaran yang disediakan, agar kegiatan pembelajaran terorganisasi dengan baik. Perlu adanya penugasan terlebih dahulu pada siswa dirumah sehingga kegiatan belajar siswa di kelas dapat berjalan dengan lancar.

38 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Holil, Anwar. 2008. Peta Konsep untuk Mempermudah Konsep Sulit dalam Pembelajaran.http://pkab.wordpress.com/2008/04/23/memper mudah-konsep-sulit-dalam-pembelajaran/. diakses tanggal 12 Januari 2009. Masrah. 2008. Meningkatkan Kemampuan Mengingat Konsep Sistem Gerak Melalui Peta Konsep Dalam Bentuk Laeflet Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin (Tidak dipublikasikan). Munthe, Bermawi. 2009. Desain pembelajaran. Insan Madani, Yogyakarta. Nisa, H., 2004. Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Makhluk Hidup pada Siswa Kelas 1 SLTPN 6 Tanjung Tabalong dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan. Skripsi Sarjana. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak dipublikasikan. Supramono. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Penerapannya dalam KBM dengan Mode Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Siswa SD. Disertasi. Universitas Negeri Malang, Maalang. Tidak dipublikasikan. Tirtarahardja, Umar & La Sula. 1995. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual. Cerdas Pustaka, Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana, Jakarta.

39 Vidya, Mahrita. 2007. Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VIIIC SMPN 24. Banjarmasin Tentang Subkonsep Sistem Saraf dan Indera dengan Menggunakan Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Kooperatif, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, JurusanPendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin (Tidak dipublikasikan).