HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru

Muhammad Adam Mappaompo

A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

Ichsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA.

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

KOORDINASI MATA KAKI, KESEIMBANGAN, KELINCAHAN, DAN KETERAMPILAN MENGGIRING DALAM SEPAK BOLA

HUBUNGAN DAYA LEDAK LENGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMK NEGERI 1 SAMARINDA

ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN DAYA LEDAK TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI 100 METER SISWI SMK NEGERI 6 MAKASSAR.

BAB III METODE PENELITIAN

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

PENGARUH DAYA LEDAK LENGAN, KESEIMBANGAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

OLEH: IBRAHIM MUFTI SALAM NPM :

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Yan Indra Siregar. Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN BANTINGAN PINGGANG PADA OLAHRAGA GULAT MAHASISWA FIK UNM MAKASSAR.

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 02 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

BAB III METODE PENELITIAN

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

BAB III METODE PENELITIAN

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

PENGARUH LATIHAN RESTHOCK DAN LATIHAN BEBAN MEDIA KARET TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING. Muhadir Sarifin

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : AGUS KAMBALI NPM :

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

BAB III METODE PENELITIAN

Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN :

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR.

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

BAB III METODE PENELITIAN

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh.

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP LARI 80 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MARAWOLA. Muhammad Nur

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN DAN KECEPATAN LARI 30 METER TERHADAP KETANGKASAN LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS XI SMA YPD DAWAR KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

Transkripsi:

1 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR Muhammad Sahib Saleh Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602. Abstract: Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai dan Keseimbangan dengan Kemampuan Lari 40 Meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian "korelasional". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah ada hubungan kecepatan reaksi kaki SDN Bara- Baraya I Makassar; (2) Apakah ada hubungan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar; (3) Apakah ada hubungan keseimbangan SDN Bara-Baraya I Makassar; (4) Apakah ada hubungan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersamasama SDN Bara-Baraya I Makassar. Populasinya adalah keseluruhan SDN Bara-Baraya I Makassar. Sampel yang digunakan adalah murid putra sebanyak orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi pearson product moment (r), dan analisis korelasi ganda (R) pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar, dengan nilai ρ sebesar 0,738 (P value < 0,05); (2) Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada SDN Bara-Baraya I Makassar, dengan nilai ρ sebesar -0,690 (P value < 0,05); (3) Ada hubungan yang signifikan keseimbangan SDN Bara-Baraya I Makassar, dengan nilai ρ sebesar -0,680 (P value < 0,05); (4) Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama SDN Bara-Baraya I Makassar dengan nilai R hitung (R) sebesar 0,821 (P value < 0,05); dan nilai F hitung (F) sebesar 31,769. Kata kunci: kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan, lari 40 meter Olahraga adalah sebagai salah satu model Sesuai dengan tujuan pemerintah untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, maka kegiatan olahraga di indonesia dilaksanakan sepanjang tahun, mulai dan tingkatan sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas bahkan sampai ke perguruan tinggi. Hal tersebut menunjukkan perkembangan yang pesat dan menggembirakan bagi dunia olahraga ditanah air. Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental sosial, dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang (Depdikbud, 1999: 1). Dari kesemuanya inilah yang menjadi dasar acuan dari peratuaran yang kita anut yang berhubungan langsung dengan Pendidkan Jasmani dan Kesehatan. Untuk melakukan kegiatan olahraga maka salah satu faktor penunjang seperti kondisi fisik murid dan tersedianya sarana dan prasarana olahraga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa unsure kondisi fisik dan sarana dan prasarana olahraga turut mempengaruhi hasil bejar dan prestasi seseorang dalam berolahraga yang nantinya akan berpengaruh dalam hasil belajar dan prestasi murid, khususnya pada mata pelajaran atletik nomor sprint. Olahraga atletik memiliki nomor-nomor cabang yang juga merupakan gerakan dasar alamiah yang menjadi pusat dari semua gerakan 115

116 Saleh, Jurnal Hubungan ILARA, Kecepatan Volume Reaksi III, Kaki, Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Tungkai dan Keseimbangan 2012, hlm. dengan 115 Kemampuan 124 Lari 40 Meter 116 berolahraga. dengan banyaknya nomornomor dalam cabang olahraga atletik, maka yang menjadi obyek dalam penelitian ini dan penulisan ilmiah ini hanya terfokus pada gerakan lari. Namun demikian, nomor lari juga terdiri dari jarak pendek, menengah dan jauh. Dari ketiga jarak lari tersebut, hanya jarak pendek yang masih perlu dibenahi. Olahraga atletik merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada murid di Sekolah Dasar (SD) sesuai dengan materi kurikulum 2004 standar kompetensi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992/1993: 59) atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang dilakukan oleh manusia sejak jaman Yunani Kuno sampai dewasa ini. Dalam mata pelajaran atletik yang dipelajari adalah gerakan dasar manusia di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berjalan, berlari, melompat dan melempar. Selain itu dalam kejuaraan atletik ada beberapa nomor yang diperlombakan antaranya adalah nomor lari, jalan cepat, nomor lompat dan nomor lempar. Atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua yang di lakukan semenjak zaman purba. Gerakangerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik seperti: berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah gerakan yang di lakukan oleh manusia di dalam kehidupan sehari hari. (Aip Syarifudin.1992 :1). Di Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar, telah banyak cabang olahraga yang dikenal oleh masyarakat, baik olahraga yang barn berkembang maupun olahraga yang telah lama berkembang, dan salah satu diantaranya adalah cabang olahraga atletik khususnya di nomor lari cepat 40 meter atau sprint. Perkembangan olahraga tersebut dalam hal mi nomor lari 40 meter sampai sekarang belum mampu memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terbukti dan beberapa kejuaraan antar sekolah yang pernah diselenggarakan, dimana para murid sering kali gagal dalam meraih prestasi, pada hal faktor-faktor penunjang untuk menjadi yang lebih sudah diupayakan semaksimal mungkin, seperti tersedianya pelatihan yang berkualitas, pengadaan fasilitas dan alat yang bermutu, pembentukan organisasi yang baik serta adanya suasana dorongan dan masyarakat maupun pemerintah. Salah satunya yang dialami para siswa di SDN Bara-baraya I Makassar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang study Penjas di SDN Bara-baraya I Makassar, pada pelajaran olahraga khususnya cabang olahraga lari 40 meter belum memberikan hasil yang memuaskan. Kebanyakan siswa tidak dapat melakukan teknik lari 40 meter dengan benar. Keadaan seperti yang dikemukakan di atas merupakan masalah yang harus dicarikan jalan keluar, dan salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penelitian ini menjadi wahana bagi penulis yang diharapkan dapat menunjang dalam meningkatkan prestasi lari 40 meter. Pada dasarnya bahwa nomor sprint atau lari cepat 40 meter, dalam pelaksanaanya terdapat beberapa rangkaian gerakan yang dimulai dengan star, tolakan, melayang dan mendarat. Serangkaian gerakan tersebut merupakan satu kesatuan urutan gerak yang tidak terputus-utus, artinya antara gerakan yang satu dengan gerakan yang lain merupakan suatu koordinasi gerakan yang dilakukan dalam waktu yang sangat cepat dan relatif singkat, sehingga dalam pelaksanaan hampir tidak terlihat ada perbedaan gerakan. Oleh sebab itu untuk mencapai hasil yang optimal dalam lari cepat 40 meter, maka salah satu faktor yang sangat berperan adalah faktor kemampuan fisik. Hal ini disebabkan karena tanpa kemampuan fisik yang memadai sulit untuk mengembangkan teknik lari yang baik. Begitu pula sebaliknya dengan kemampuan fisik yang baik maka pelaksanaan teknik gerakan lari cepat 40 meter akan dapat ditampilkan secara sempurna. Adapun unsur-unsur kemampuan fisik yang sangat menunjang dan mendukung dalam memperoleh kecepatan lari 40 meter yang optimal diantaranya adalah kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai dan keseimbangan. Peranan kecepatan reaksi kaki dalam lari cepat 40 meter adalah sangat penting, terutama pada saat star/meninggalkan balok star, karena untuk dapat lepas dan tempat star dengan secepat mungkin, karena untuk dapat lepas dan tempat star dengan secepat mungkin,

Saleh, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai dan Keseimbangan dengan Kemampuan Lari 40 Meter 117 maka dibutuhkan kemampuan dan kaki untuk berkontraksi secepat mungkin dalam meninggalkan tempat star, dan pada waktu pergantian kaki saat lari hal ini mendukung dalam memperoleh kecepatan lari yang optimal sampai di garis finish. Begitu pula halnya dengan kekuatan tungkai merupakan salah satu unsur fisik yang sangat dibutuhkan dalam lari cepat 40 meter. Karena dalam kekuatan tungkai yang baik akan dapat membantu dan menghasilkan tolakan yang kuat dan cepat pada saat pada saat berlari dan hal ini dapat menunjang dalam memperoleh kecepatan lari yang tinggi. Kekuatan tungkai yang kurang baik menyebabkan lemahnya daya tolakan kaki sehingga kecepatan lari yang optimal sampai di garis finish. Begitu pula halnya dengan kekuatan tungkai merupakan salah satu unsur fisik yang sangat dibutuhkan dalam lari cepat 40 meter. Karena dengan kekuatan tungkai yang balk akan dapat membantu dan menghasilkan tolakan yang kuat dan cepat pada saat berlari dan hal ini dapat menunjang dalam memperoleh kecepatan yang tinggi. Kekuatan tungkai yang kurang baik menyebabkan lemahnya daya tolakan kaki sehingga kecepatan dalam lari akan berkurang pula. Dan tak kalah penting juga yaitu keseimbangan badan, sebab seseorang pelari cepat harus memiliki keseimbangan yang baik, karena dengan keseimbangan ini kecepatan larinya semakin cepat. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, sehingga diduga bahwa unsur kemampuan fisik yakni kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai dan keseimbangan yang dimiliki seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan kecepatan dalam lari 40 meter. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian guna dapat mengetahui secara pasti tentang adanya hubungan tersebut di atas dengan mengangkat judul penelitian Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lari 40 Meter Pada Murid SDN Bara- Baraya I Makassar METODE Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terlibat yakni variable bebas dan variable terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut: Variabel bebas yaitu: Reaksi kaki(x1), Kekuatan tungkai (X2), Keseimbangan (X3), Variabel terikat yaitu Kemampuan lari 40 meter (y). Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Untuk menghindari salah pengertian terhadap variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel tersebut perlu di definisikan secara operasional sebagai berikut: Kecepatan reaksi kaki yang dimaksud adalah kemampuan kaki seseorang melakukan gerakan dalam waktu yang singkat setelah ada rangsangan. Tes yang digunakan untuk mengetahui kecepatan reaksi kaki seseorang adalah foot reaction test. Kekuatan tungkai yang dimaksud adalah kemampuan otot tungkai seseorang dalam mengatasi tahanan atau beban yang diterima dalam keadaan bergerak atau berkontraksi. Untuk mengetahui kekuatan tungkai seseorang akan digunakan tes half squat jump. Keseimbangan dinamis yang dimaksud adalah kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh posisi badan pada saat sementara bergerak. Kecepatan lari 40 meter yang dimaksud adalah kemampuan seseorang berlari dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau secepat mungkin dengan menempuh jarak sejauh 40 meter. Dalam penelitian in tes yang digunakan untuk mengetahui kecepatan lari 40 meter seseorang adalah tes lari cepat 40 meter. Populasi adalah keseluruhan individu atau kelompok yang dapat diamati dan beberapa anggota kelompok (suharsimi arikunto, 1996:115). Adapun yang dijadikan populasi penelitian mi adalah keseluruhan murid SD bara-baraya I Makassar sebanyak 114 orang. Sampel ialah sebagai anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling (Usman. H dan Akbar, S, 1998:44). Dengan demikian penelitian ini adalah sebagian dan individu yang mewakili murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Penentuan sampel tersebut dilakukan dengan memilih menentukan jenis kelamin dan kelas-kelas yang mewakili murid SDN Bara-Baraya I

118 Saleh, Jurnal Hubungan ILARA, Kecepatan Volume Reaksi III, Kaki, Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Tungkai dan Keseimbangan 2012, hlm. dengan 115 Kemampuan 124 Lari 40 Meter 118 Makassar. Hal tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) yakni ; murid laki-laki kelas 5 dan kelas 6, dengan pertimbangan bahwa usia yang relatif sebaya serta samasama telah mendapatkan mata pelajaran lari 40 meter. Selanjutnya menentukan jumlah banyaknya murid yang akan digunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan secara random sampling melalui undian sehingga diperoleh jumlah sampel banyak murid putra SDN Bara-Baraya I Makassar. Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan data dalam penelitian. Data yang akan dikumpulkan data dalam penelitian. data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan dan data kecepatan lari 40 meter. Kecepatan reaksi kaki (foot reaction test), Tujuan; Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan reaksi kaki seseorang. Alat dan perlengkapan: Tongkat reaksi (mistar kayu ukuran lebih cm), Dinding tembok, Kursi bangku, Formulir tes dan alat tulis, Pelaksanaan tes: Testee dalam keadaan duduk di kursi dan salah satu tungkainya diluruskan ke depan dengan telapak tangan kaki menghadap ke tembok dengan jarak lebih kurang 1 inch (2,5 cm). Salah seorang pengetes memegang tongkat reaksi dan dengan abaaba, menjatuhkannya secara vertikal diantara telapak kaki testee dan tembok. Bersamaan dengan jatuhnya tongkat reaksi, teste secepat mungkin menjepit/menekan tongkat atau mistar tersebut ketembok dengan telapak kaki khusus bagian bola kaki (ball of the foot). Testee diberi kesempatan melakukan tes sebanyak 3 kali. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah angka skala yang ditunjukkan oleh bola kaki testee dari hasil menjepit, dan yang diambil adalah angka terbaik dari 3 kali melakukan tes. Tes kekuatan otot tungkai (half squar jump test). Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan tungkai seseorang Alat dan perlengkapan: Stop watch, Lantai yang rata, Formulir tes dan alat tulis, Tali pengontrol, Pelaksanaan: Teeste dalam posisi berdiri dan sedikit merendahkan tubuhnya dan jalan menekuk kedua lututnya, posisi kaki menghadap kedepan dalam keadaan sejajar, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala. Pada aba-aba Ya teeste segera melakukan tolakan keatas dimana lutut dalam keadaan lurus sampai pada ketinggian maksimal, kemudian mendarat dengan kedua kaki. Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang selama 30 detik. Bersama pada aba-aba Ya stopwatch dijalankan dan dihentikan setelah mencapai waktu30 detik. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah berapa kali testee mampu melakukan gerakan half squat jump selama 30 detik, dan yang diambil adalah jumlah terbanyak dari 3 kali melakukan tes (Nur Ichsan Halim, 2004:95). Tes Keseimbangan Dinamis. Alat dan perlengkapan:meter kain, Stopwatch, Formulir test, Dan alat tulis menulis, Pelaksanaan tes: Murid berdiri dengan kaki kanan pada titik start, kemudian melompat ke pos pertama dan mendarat dengan kaki kiri dan bertahan selama 5 menit dengan kaki kiri. Kemudian melompat lagi ke pos kedua dan mendarat dengan kaki kanan dan seterusnya sampai pada pos ke sepuluh (finish) dengan kaki bergantian. Penilaian: Angka 5 diberi jika murid melakukan kesalahan yaitu kaki menginjak di luar lingkaran yang telah ditentukan atau bergerak sebelum 5 detik. Angka 10 diberikan jika murid melakukan dengan sempurna. Angka tertinggi yang didapat apabila tidak mendapat kesalahan yaitu 100, dan angka terendah apabila melakukan kesalahan paling banyak. Tes Kemampuan Lari 40 Meter. Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan lari 40 meter seseorang. Alat dan perlengkapan: Stopwatch, Sempritan / benderan start. Lintasan Iari.Formulir tes dan alat tulis. Pelaksanaan tes: Pada abaaba siap testee mengambil posisi dibelakang garis start dengan menggunakan start melayang dan dalam keadaan siap untuk berlari ke depan. Pada aba-aba ya testee segera berlari secepat mungkin sampai mencapai garis finish. Bersama dengan aba-aba ya stopwatch dijalankan dan dihentikan bersama dengan testee memasuki garis finish. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai testee dalam lari cepat 40 meter, dan yang diambil adalah waktu terbaik dari 2 kali melakukan tes. Setelah seluruh data

Saleh, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai dan Keseimbangan dengan Kemampuan Lari 40 Meter 119 penilaian ini terkumpul yakni data kecepatan reaksi kaki, data kekuatan tungkai dan data keseimbangan dan data kecepatan lari 40 meter murid SDN Bara- Baraya I Makassar, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis dengan menggunakan fasilitas komputer melalui program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data empiris yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas: kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan, dan kemampuan lari 40 Makassar terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan proses pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan teknik statistik infrensial. Adapun analisis Kecepatan Nilai Statistik N Mean SD Varians Range Minimum Maksimum reaksi kaki 13,58 2,44 5,96 8 10 18 Gambaran data kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan, dan Bara-Baraya I Makassar. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: Kecepatan reaksi kaki, diperoleh nilai ratarata (mean) = 13,02 centimeter, simpangan baku (standar deviasi) = 2,44 centimeter, nilai terendah (minimum) = 10 centimeter, dan nilai tertinggi (maksimum) = 18 centimeter. Kekuatan tungkai, diperoleh nilai rata-rata (mean) = 13,02 kali, simpangan baku (standar deviasi) = 2,19 Nilai Statistik N Absolute Positif Negatif KS-Z As.Sig Kecepatan reaksi kaki 0,121 0,121-0,100 0,857 0,455 Kekuatan tungkai 13,02 2,19 4,79 8 10 18 Kekuatan tungkai 0,122 0,122-0,117 0,862 0,448 data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan gambaran umum data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, range, data maksimum dan minimum, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik parametrik, yaitu korelasi product-moment dari Pearson (uji r), tetapi jika ternyata data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji korelasi Spearman s (rho). Untuk mendapatkan gambaran umum data suatu penelitian maka digunakanlah analisis data deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, keseimbangan dengan Kemampuan lari 40 meter pada Murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna pada hasil analisis yang telah dilakukan. Keseimbangan Kemampuan lari 40 meter 70,16 8,49 4,17 0,99 17,36 0,99 16 4,21 62 6,22 78 10.43 kali, nilai terendah (minimum) = 10 kali, dan nilai tertinggi (maksimum) = 18 kali. Keseimbangan, diperoleh nilai rata-rata (mean) = 70,16 poin, simpangan baku (standar deviasi) = 4,17 poin, nilai terendah (minimum) = 62 poin, dan nilai tertinggi (maksimum) = 78 poin. Kemampuan lari 40 meter, diperoleh nilai rata-rata (mean) = 8,49 detik, simpangan baku (standar deviasi) = 0,99 detik, nilai terendah (minimum) = 6,22 detik, dan nilai tertinggi (maksimum) = 10,43 detik. Keseimbangan 0,135 0,135-0,097 0,957 0,319 Kemampuan lari 40 meter 0,116 0,103-0,116 0,821 0,511

120 Saleh, Jurnal Hubungan ILARA, Kecepatan Volume Reaksi III, Kaki, Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Tungkai dan Keseimbangan 2012, hlm. dengan 115 Kemampuan 124 Lari 40 Meter 120 Uji persyaratan analisis. Salah satu disimpulkan bahwa data keseimbangan persyaratan yang harus dipenuhi agar mengikuti sebaran normal atau statistik parametrik dapat digunakan dalam berdistribusi normal. Untuk data menganalisis data penelitian adalah data Kemampuan lari 40 meter, diperoleh nilai harus mengikuti sebaran normal KS-Z = 0,821 (P = 0,511 > 0,05), (berdistribusi normal). Untuk mengetahui sehingga dapat disimpulkan bahwa data apakah data kecepatan reaksi kaki, Kemampuan lari 40 meter mengikuti kekuatan tungkai, keseimbangan, dan sebaran normal atau berdistribusi normal. Analisis korelasi. Hipotesis yang Bara-Baraya I Makassar berdistribusi diajukan dalam penelitian ini perlu diuji normal, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap seluruh variabel yang Pengujian normalitas data dengan diteliti. Karena data penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov mengikuti sebaran normal, maka untuk (KS-Z) menunjukkan hasil sebagai berikut: menguji hipotesis penelitian ini digunakan Untuk data kecepatan reaksi kaki, diperoleh analisis statistik parametrik dengan nilai KS-Z = 0,857 (P = 0,455 > 0,05), menggunakan teknik korelasi Pearson. sehingga dapat disimpulkan bahwa data Kecepatan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Untuk data kekuatan Analisis korelasi kecepatan reaksi kaki murid SDN Bara-Baraya I Makassar. tungkai, diperoleh nilai KS-Z = 0,862 (P = Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang 0,448 > 0,05), sehingga dapat ada tidaknya hubungan yang signifikan disimpulkan bahwa data kekuatan tungkai kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan mengikuti sebaran normal atau lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya berdistribusi normal. Untuk data I Makassar, dilakukan analisis korelasi keseimbangan, diperoleh nilai KS-Z = Pearson. 0,957 (P = 0,319 > 0,05), sehingga dapat Variabel N ρ P value Keterangan Kecepatan reaksi kaki (X 1 ) Kemampuan lari 40 meter (Y) 0,738 0,000 Signifikan Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ hitung diperoleh = 0,738 (P value < 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan kemampuan lari 40 Makassar. Analisis korelasi kekuatan tungkai murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 Makassar, dilakukan analisis korelasi Pearson. Variabel N ρ P value Keterangan Kekuatan tungkai (X 2 ) Kemampuan lari 40 meter (Y) Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ hitung diperoleh = -0,690 (P value < 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Analisis korelasi keseimbangan murid SDN Bara-Baraya I Makassar. -0,690 0,000 Signifikan Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 Makassar, dilakukan analisis korelasi Pearson. Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi Pearson dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ hitung diperoleh = -0,680 (P value < 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan

Saleh, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai dan Keseimbangan dengan Kemampuan Lari 40 Meter 121 keseimbangan dengan kemampuan lari 40 Makassar. Variabel N ρ P value Keterangan Keseimbangan (X 3 ) Kemampuan lari 40 meter (Y) -0,680 0,000 Signifikan Analisis korelasi ganda kecepatan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan dan keseimbangan dengan kemampuan lari keseimbangan dengan kemampuan lari 40 40 Makassar, maka perlu dianalisis dengan Makassar. Untuk mengetahui keeratan menggunakan analisis korelasi ganda. hubungan secara bersama-sama antara Untuk lebih jelasnya. Variabel R R 2 F P value Keterangan Kecepatan Reaksi Kaki (X 1 ), Kekuatan Tungkai (X 2 ), Keseimbangan (X 3 ) Kemampuan lari 40 meter (Y) Hasil uji analisis koefisien korelasi ganda dengan menggunakan uji-r regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai R hitung (r) diperoleh = 0,821 (P value < 0,05) dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,674; setelah dilakukan uji signifikan atau keberartian korelasi ganda dengan menggunakan uji F regresi diperoleh F hitung = 31,769 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan dengan kemampuan lari 40 Makassar. Pengujian hipotesis. Dalam penelitian ada empat buah hipotesis yang diuji. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan satu persatu sesuai dengan urutannya pada perumusan hipotesis. Disamping dilakukan pengujian hipotesis, juga diberikan kesimpulan singkat tentang hasil pengujian tersebut. Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : rx 1. y = 0, H 1 : rx 1.y 0, Kriteria pengujian: Jika r (P value.> α 0, 05), maka terima H 0 dan tolak H 1. Jika r (P value.< α 0, 05), maka tolak H 0 dan terima H 1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson, diperoleh nilai r hitung (ρ) = 0,738 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan 0,821 0,674 31,769 0,000 Signifikan kemampuan lari 40 meter permainan bulutangkis pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki kecepatan reaksi kaki yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula. Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan lari 40 Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji:h 0 : rx 2. y= 0, H 1 : rx 2.y 0, Kriteria pengujian: Jika r (P value.> α 0, 05), maka terima H 0 dan tolak H 1. Jika r (P value.< α 0, 05), maka tolak H 0 dan terima H 1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson, diperoleh nilai r hitung (ρ) = -0,690 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan Bara-Baraya I Makassar. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki kekuatan tungkai yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula. Ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan Kemampuan lari 40 Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : rx 3. y= 0, H 1 : rx 3.y 0, Kriteria pengujian: Jika r (P value.> α 0, 05), maka terima H 0 dan tolak H 1. Jika r (P value.< α 0, 05), maka tolak H 0 dan terima H 1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson,

122 Saleh, Jurnal Hubungan ILARA, Kecepatan Volume Reaksi III, Kaki, Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Tungkai dan Keseimbangan 2012, hlm. dengan 115 Kemampuan 124 Lari 40 Meter 122 diperoleh nilai r hitung (ρ) = -0,680 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan Bara-Baraya I Makassar. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki keseimbangan yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula. Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan dengan Bara-Baraya I Makassar. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : Rx 1. 2.3 y = 0, H 1 : Rx 1. 2.3 y 0, Kriteria pengujian: Jika R (P value.> α 0, 05), maka terima H 0 dan tolak H 1. Jika R (P value.< α 0, 05), maka tolak H 0 dan terima H 1. Hasil pengujian: Dari hasil analisis data korelasi ganda, diperoleh nilai r hitung (R) = 0,821, setelah dilakukan uji signifikan atau uji keberartian korelasi ganda dengan menggunakan uji F regresi diperoleh nilai F hitung = 31,769, dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 ( P<0,05 ), maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksikan kemampuan lari 40 meter ( dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil ). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima atau koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersamasama dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Nilai koefisien determinasi (R square) yang diperoleh = 0,674, hal ini berarti bahwa 67,4% kemampuan lari 40 meter dijelaskan oleh kecepatan, kekuatan tungkai, dan keseimbangan, sedangkan sisanya 32,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila murid memiliki kecepatan, kekuatan tungkai, dan keseimbangan yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan lari 40 meter yang baik pula Pembahasan Hasil-hasil analisis korelasi Pearson (ρ) dalam hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teoriteori yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Hipotesis pertama H 0 ditolak dan H 1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki dengan Bara-Baraya I Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1998:116) bahwa kecepatan reaksi (reaktion speed) adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab rangsangan secepat mungkin dalam mencapai hasil sebaik-baiknya. Kecepatan reaksi merupakan perbedaan waktu antara aksi fisik dan rangsangan yang dikirimkan oleh sistem syarat dan otot. Semakin singkat waktu yang dicapai berarti semakin tinggi pula tingkat reaksinya. Dengan alasan bahwa seorang atlet hams dapat memberikan keputusan berupa tindakan segera mungkin atas kesempatan yang terjadi pada waktu yang sama. Sedangkan kecepatan bergerak adalah kemampuan anggota-angota tubuh tertentu untuk melakukan aksinya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bergerak dapat dilihat ketika seseorang berlari dengan kecepatan maksimal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila murid memiliki kecepatan reaksi kaki yang baik, akan menghasilkan star pada saat melakukan lari sprint yang optimal sehingga menghasilkan daya dorong yang kuat dan mendapatkan hasil kecepatan lari yang maksimal. Oleh sebab itu salah satu jenis kondisi fisik yang perlu dikembangkan pada olahraga atletik khususnya nomor lari sprint adalah unsur kecepatan reaksi. Namun harus disadari bahwa unsur fisik ini tidaklah berdiri

Saleh, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai dan Keseimbangan dengan Kemampuan Lari 40 Meter 123 sendiri, akan tetapi harus didukung dan dikombinasikan dengan unsur fisik yang lain seperti kekuatan tungkai, keseimbangan dan sebagainya. Hipotesis kedua H 0 ditolak dan H 1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan Bara-Baraya I Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Muchammad Sajoto (1985:24) mengemukakan, bahwa : kekuatan atau strength adalah kemampuan atlet pada saat mempergunakan ototototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Selanjutnya Suharno (1985:24) mengemukakan, bahwa : kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Pengembangan unsur kekuatan adalah penting diutamakan, oleh karena dapat memudahkan pengembangan unsur kondisi fisik lainnya dalam proses latihan untuk mencapai prestasi optimal pada suatu cabang olahraga. Dari pengertian tersebut, maka unsure kekuatan tungkai dimanfaatkan pada saat murid berlari mengayun kedua kaki, sehingga hasil kecepatan larinya akan maksimal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila murid memiliki kekuatan tungkai yang baik, akan menunjang untuk melakuakn lari sprint dengan baik. Hipotesis ketiga H 0 ditolak dan H 1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan keseimbangan dengan Bara-Baraya I Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir maupun teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Harsono (1988:224) bahwa Keseimbangan berhubungan dengan koordinasi diri, dan dalam beberapa keterampilan, juga dengan agilitas. Dengan demikian untuk menjaga keseimbangan dalam melakukan kegiatan jasmani, maka gerakan-gerakan yang dilakukan perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol semua gerakan. Unsur fisik keseimbangan digunakan pada nomor lari sprint yaitu pada saat berlari mengambil awalan start, pada saat bertumpuh untuk melakukan kecepatan lari dibutuhkan kestabilan anggota badan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila murid memiliki keseimbangan yang baik, akan menunjang untuk melakuakn lari sprint dengan baik. Hipotesis keempat H 0 ditolak dan H 1 diterima yaitu; ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama kecepatan, kekuatan tungkai, dan keseimbangan murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketiga variabel bebas ini secara bersama-sama memberikan hubungan yang nyata dengan kemampuan lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Kecepatan reaksi dalam kaitannya pada saat melakukan lari sprint dengan menggunakan kecepatannya saat pengambilan awalan start dan berlari melewati lawan. Kekuatan tungkai merupakan faktor pendukung dalam melakukan lari sprint, digunakan pada saat melakukan lari dengan cepat dengan mengangkat kedua tungkai saat melakukan lari sprint. Sedangkan keseimbangan dimanfaatkan dimana pada saat melakukan lari sprint keseimbangan dapat difungsikan untuk membantu agar lari sprint yang dilakukan tidak jatuh dan menjaga kestabilan tubuh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasannya, maka hasil penelitian ini dapat dikesimpulan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Ada hubungan yang signifikan keseimbangan murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama dengan kemampuan

124 Saleh, Jurnal Hubungan ILARA, Kecepatan Volume Reaksi III, Kaki, Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Tungkai dan Keseimbangan 2012, hlm. dengan 115 Kemampuan 124 Lari 40 Meter 124 lari 40 meter pada murid SDN Bara-Baraya I Makassar. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Bagi para guru penjas, pembina maupun pelatih cabang olahraga atletik khususnya nomor lari sprint, bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan lari 40 meter bagi murid atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan. Bagi para murid atau atlet cabang olahraga atletik khususnya nomor lari sprint, direkomendasikan bahwa atlet atau murid perlu membekali diri mengenai pengetahuan tentang pentingnya mengembangkan dan memiliki kemampuan fisik seperti kecepatan reaksi kaki, kekuatan tungkai, dan keseimbangan guna dapat lebih meningkatkan kemampuan melakukan lari sprint dengan maksimal. Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agara melibatkan variabel-variabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Adisasmita, Yusuf. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Dirjen Dikti, Jakarta. Arikunto Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Fox, EL.Dkk., 1988. The Psycological Basic Of Physical Education Athletics. New York, Sounders Collage Publishing. Halim, Ichsan Nur, 2004., Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Universitas Negeri Makassar, Makassar Harre. D. 1982. Principle Of Sport Training. Introducttion To Theory Of Methodes Of Training. Sportverlag. Berlin Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching, Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Ismariati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Solo. Sebelas Maret University Press. Jess Jarver., 2007. Belajar Dan Berlatih Atletik. Penerbit CV.Pioner Jaya Bandung. Johnson, Barry L., Nelson. 1986. Practical Measurement of Evaluati on in Physical Education. New York : Macmillan publishing company,. Kasiyo, Dwijowinoto, 1993., Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan. IKIP Semarang Pres, Semarang. Pasau, Anwar,M, 1986. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik, Bagian I. FPOK, IKIP Ujungpandang. Rahantoknam, B. E. 1988. Belajar Motorik. Debdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Rani, Adib, Abd. 1992. Pembimbing Gerak. Bahan Kuliah FPOK IKIP Ujung Pandang. Sajoto Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. FPOK IKIP Semarang. Soebroto, Moch. 1979. Tuntutan Mengajar Atletik, Proyek Pemasalan dan Pembibitan Olahraga, Jakarta. Suharno HP, 1986. Ilmu Kepelatihan.IKIP Yogyakarta Press. Yogyakarta. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit CV Alfabetha. Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti, Proyek Pembangunan Tenaga Kependidikan. Jakarta