BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN LOAN TO ASSET RATIO PADA BANK UMUM DEVISA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PD. BPR BKK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

I. PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan intermediasi (Maretha, 2015). Menyalurkan suatu dana

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

BAB 1 PENDAHULUAN. melayani pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Dewasa ini, industri perbankan mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga persaingan di industri tersebut semakin tajam. Hal ini terbukti dengan banyak didirikan bank baru, baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ). Bank umum didefinisikan oleh UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR didefinisikan sebagai bank yang melasanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR merupakan sebuah lembaga keuangan yang dibentuk dan diawasi oleh pemerintah serta bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito, tabungan ataupun bentuk lain yang sejenis serta menyalurkannya kepada masyarakat kembali, khususnya bagi pengusaha kecil dan ekonomi lemah dalam bentuk kredit. Namun dalam penyaluran banyaknya kredit, haruslah juga memperhatikan besarnya dana simpanan masyarakat yang terdapat pada bank tersebut.

2 2. Pendirian BPR a. BPR hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia. b. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh : 1) warga Negara Indonesia, 2) badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga Negara Indonesia, 3) Pemerintah Daerah, atau 4) dua pihak atau lebih. 3. Kepemilikan dan Perubahan Modal BPR a. Kepemilikan BPR oleh badan hukum paling tinggi adalah sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan dan tidak melebihi jumlah yang diperkenankan bagi badan hukum tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. b. Modal sendiri bersih merupakan : 1) penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba dikurangi penyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Perseroan Terbatas atau Perusahaan Daerah, 2) penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, modal penyertaan, dana cadangan dan sisa hasil usaha dikurangi peyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Koperasi,

3 3) penjumlahan sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, wakaf, dan hibah yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundangan yang berlaku, bagi badan hukum yayasan. c. Sumber dana yang digunakan untuk kepemilikan BPR dilarang : 1) berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak lain, kecuali berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan 2) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang. d. Yang dapat menjadi pemilik BPR adalah pihak pihak yang : 1) tidak termasuk dalam daftar orang orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan/atau pengurus Bank Umum, BPR dan/atau BPRS sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2) menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas, antara lain : (a) memiliki akhlak dan moral yang baik, (b) bersedia mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku, dan (c) bersedia mengembangkan operasional BPR yang sehat.

4 B. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang mengalami kelebihan dana dengan pihak pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Secara umum tugas dari perbankan adalah membantu pemerintah dalam mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah, mendorong kelancaran pembangunan bangsa serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup. Salah satu kendala bagi setiap perusahaan dalam melakukan kegiatannya adalah masalah kebutuhan dana. Hampir seratus persen perusahaan memerlukan dana untuk membiayai kegiatan usahanya, baik untuk biaya rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha. Pentingnya dana membuat setiap perusahaan berusaha keras untuk mencari sumber sumber dana yang tersedia, termasuk perusahaan lembaga keuangan semacam bank. Sumber sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan, maka sumber sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang ( memberikan pinjaman ), bank harus lebih dulu membeli uang ( menghimpun dana ) sehingga dari selisih tersebutlah bank memperoleh keuntungan. Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank. Bank sebagai lembaga keuangan

5 yang bekerja atas dasar kepercayaan masyarakat dan merupakan bagian dari sistem moneter yang mempunyai kedudukan strategis dalam menunjang kegiatan ekonomi dan stabilitas moneter, sehingga penilaian bank perlu dilakukan. Tingkat kesehatan bank umum bisa dilihat dari dua sisi yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dari sisi kualitatif dilihat dari pengelolaannya, sejarahnya, dan dari pemiliknya. Sedang dari sisi kuantitatif dapat diukur dengan menggunakan berbagai analisa, yaitu : rasio likuiditas, rasio solvabilitas,dan rasio rentabilitas. Dengan melihat dan menyadari arti pentingnya kesehatan bank untuk pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan, maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang kondisi keuangan BPR di wilayah kotamadya Surakarta, sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank Terhadap BPR Kotamadya Surakarta Periode 2006 2008. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang duraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah, yaitu Bagaimanakah tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta selama periode 2006 2008? D. Tujuan Penelitian Tujuan penulis menyusun tugas akhir berdasarkan penelitian pada 30 BPR di wilayah kotamadya Surakarta adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta selama periode 2006 2008.

6 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Dapat menambah wawasan penulis di bidang analisis perbankan. b. Dapat menambah wawasan penulis tentang penilaian kesehatan bank. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Sebagai tolak ukur untuk mengetahui posisi kesehatan bank. 3. Bagi Pihak Lain Penulis berharap karya ini bisa digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. F. Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan pada 30 BPR di wilayah kotamadya Surakarta. Rasio tingkat kesehatan hanya dibatasi oleh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Komponen penghitungan semua rasio didasarkan pada laporan keuangan publikasi. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan penulis adalah data berupa laporan keuangan publikasi yang diperoleh dari 30 BPR di wilayah kotamadya Surakarta.

7 3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan penulis adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka angka. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah pengumpulan dokumen. 4. Analisis Data Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas menggunakan kriteria seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : TABEL I.1 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BPR ( dalam persentase) PREDIKAT TINGKAT KESEHATAN BPR Cash Ratio LIKUIDITAS SOLVABILITAS RENTABILITAS Loan To Deposit Ratio Total Hutang Terhadap Total Aset ROA BOPO Sehat >4,05 <94,75 < 1,00 >1,215 <93,52 Cukup Sehat 3,33-4,05 94,75-98,50-0,999-1,215 93,5-94,72 Kurang Sehat 2,55-3,30 98,50-102,25-0,765-0,999 94,72-95,92 Tidak Sehat <2,55 >102,25 >1,00 <0,765 >95,92 Sumber : Buku Petunjuk Cara Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank

8 Keterangan : Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total aset. G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat 2. Pendirian BPR 3. Kepemilikan dan Perubahan Modal BPR B. Latar Belakang Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Penulisan BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori B. Analisis dan Pembahasan

9 BAB III TEMUAN A. Kelebihan B. Kelemahan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran, serta dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijaksanaannya, terutama kebijakan moneter. Pengertian di atas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan bank untuk melakukan semua aktivitas perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi : 1. kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lainnya, dan dari modal sendiri, 2. kemampuan mengelola dana, 3. kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat, 4. kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain, dan 5. pemenuhan kegiatan perbankan yang berlaku.

11 Aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam perhitungan tingkat kesehatan bank adalah sebagai berikut ini. 1. Likuiditas Likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas. Jangka pendek secara konvensional dianggap periode hingga satu tahun, meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan ( periode waktu yang mencakup siklus pembelian-produksipenjualan-penagihan ). Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada dua rasio, yaitu : a. Cash Ratio ( rasio alat likuid terhadap hutang lancar ), dengan rumus : Cash Ratio = Alat Likuid Hutang Lancar X 100% Alat likuid sebagaimana dimaksud dalam ketentuan meliputi kas dan penanaman pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan (antar bank aktiva) dikurangi dengan tabungan bank lain pada BPR (antar bank pasiva), sedangkan hutang lancar yang dimaksud dalam ketentuan meliputi kewajiban segera, tabungan dan deposito. ( Bank Indonesia,1997)

12 b. Loan to Deposit Ratio atau LDR ( rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank ), dengan rumus : LDR = Total Kredit yang Diberikan Dana yang Diterima X 100% Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Oleh karena itu, Bank Indonesia memberikan pembatasan jumlah kredit yang disalurkan secara keseluruhan melalui penetapan rasio / perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima( dana yang diterima bukan hanya dari masyarakat,tetapi juga dari modal inti ). (Bank Indonesia, 1997) 2. Solvabilitas Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah : Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Rasio ini sering disebut juga dengan leverage ratio. Rasio ini menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan mengunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan Rentabilitas

13 Modal Saham (Return on Equity/ROE) dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal saham akan menurun cepat pula. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut ini : Rasio Total Hutang terhadap Total Aset = Total Hutang Total Aset 3. Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Ada dua cara yang dapat digunakan, yaitu : a. Return on Asset ( ROA ) ROA mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membagi laba sebelum pajak dengan aktiva. ROA = Laba Sebelum Pajak Total Aktiva X 100% Return on Total Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Rasio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku. ( Drs.Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2005 )

14 b. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Biaya Operasional 12 Bulan BOPO = Pendapatan Operasional 12 Bulan X 100% B. Analisis dan Pembahasan Analisis penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta ini menggunakan laporan bulanan BPR selama tiga tahun yaitu tahun 2006, 2007, dan 2008. Tabel berikut ini merupakan perhitungan analisis rasio sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank.

15 TABEL II.1 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TAHUN 2006 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 22,72 101,23* 0,80 5,44 73,28 2 PD. BPR Giri Suka Dana 45,87 82,05 0,63 5,01 74,77 3 PT. BPR Gajah Mungkur 37,17 64,52 0,73 1,13* 91,82 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (34,42)* 126,11* 0,79 4,06 78,28 5 PD.BPR BKD Karanganyar (33,96)* 187,13* 0,74 3,88 77,90 6 PT.BPR Bina Sejahtera 43,38 76,65 0,90 1,54 92,50 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 20,61 109,64* 0,83 3,17 87,43 8 PT.BPR Gemolong Artha 44,60 140,07* 0,32 (6,09)* 120,59*

16 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 9 PT.BPR Ghadira Danamulia (7,57)* 74,21 0,84 2,05 92,71 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 16,32 132,45* 0,66 10,99 67,32 11 PD.BPR BKK Tulung 13,95 122,58* 0,88 3,90 83,08 12 PT.BPR Delanggu Raya (3,88)* 121,00* 0,93 3,48 83,35 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II (13,63)* 147,93* 0,82 3,48 83,55 14 PT.BPR Bank Desa 24,18 87,65 0,87 4,34 80,93 15 PT.BPR Nusamba Ampel 4,12 86,96 0,82 4,62 80,58 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 13,69 117,54* 0,84 2,62 91,07 17 PT.BPR Tawangsari 23,59 193,12* 0,90 (9,68)* 157,06* 18 PT.BPR Sinarguna (14,32)* 83,25 0,87 (8,94)* 154,39* 19 PT.BPR Kleco Joyo 11,87 53,44 0,88 1,18* 95,40* 20 PT.BPR Grogol Joyo 17,57 83,52 0,89 0,0034* 100,03*

17 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 21 PD.BPR BKK Baki (25,21)* 64,30 0,82 4,51 80,96 22 PT.BPR Solobaru Permai (521,61)* 73,00 0,75 5,53 66,85 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 31,83 154,81* 0,70 0,35* 95,54* 24 PT.BPR Suryamas (16,13)* 180,41* 0,90 (1,40)* 105,40* 25 PT.BPR Sami Makmur (23,52)* 42,20 0,87 2,75 89,14 26 PT.BPR Nguter 23,06 90,56 0,85 2,16 91,22 27 PT.BPR Dana Utama 18,02 31,05 0,92 (0,42)* 102,93* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 18,54 69,70 0,81 2.67 87,86 29 PT.BPR Inuthan Ganda 17,18 100,47* 0,77 4,59 87,33 30 PT.BPR Rejeki Insani 17,76 97,88* 0,89 1,53 93,05 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

18 TABEL II.2 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TAHUN 2007 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 19,44 90,85 0,82 4,55 75,10 2 PD. BPR Giri Suka Dana 38,38 88,02 0,77 4,74 74,87 3 PT. BPR Gajah Mungkur 35,79 71,91 0,68 2,43 88,30 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (27,21)* 122,75* 0,85 2,52 84,14 5 PD.BPR BKD Karanganyar (46,98)* 143,60* 1,27* 2,99 77,17 6 PT.BPR Bina Sejahtera 21,32 82,88 0,89 2,18 90,66 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 11,90 91,49 0,82 4,51 83,74 8 PT.BPR Gemolong Artha 44,47 128,45* 0,29 2,00 92,80 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 23,46 87,59 0,81 (4,28)* 115,33*

19 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 12,41 101,50* 0,69 5,75 81,15 11 PD.BPR BKK Tulung 1,57 99,35* 0,86 3,91 81,85 12 PT.BPR Delanggu Raya (1,46)* 107,77* 0,83 3,40 84,59 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II 7,27 135,25* 0,85 2,20 88,43 14 PT.BPR Bank Desa 14,02 90,65 0,87 0,79* 96,62* 15 PT.BPR Nusamba Ampel 33,01 98,10* 0,86 1,31 94,16* Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 22,90 105,08* 0,82 2,88 89,55 17 PT.BPR Tawangsari 15,83 192,14* 1,54* 74,7 294,47* 18 PT.BPR Sinarguna 14,84 93,83 0,82 (7,47)* 145,40* 19 PT.BPR Kleco Joyo 152,37 133,08* 0,99 (76,45)* 523,12* 20 PT.BPR Grogol Joyo 9,45 87,10 0,90 0,96* 91,67 21 PD.BPR BKK Baki (12,33)* 56,44 0,77 3,96 81,76 22 PT.BPR Solobaru Permai 1,96* 7,05 0,67 11,54 120,66*

20 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 23 PD.BPR Kabupaten Dati II (13,36)* 129,22* 0,65 1,53 87,55 24 PT.BPR Suryamas 39,02 259,67* 1,43* (89,45)* 192,04* 25 PT.BPR Sami Makmur 1,21 71,36 0,75 1,93 94,01* 26 PT.BPR Nguter (4,03)* 85,62 0,73 3,76 84,63 27 PT.BPR Dana Utama 20,02 54,23 0,90 (4,76)* 121,32* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 16,74 98,60* 0,72 3,52 88,00 29 PT.BPR Inuthan Ganda 17,48 88,94 0,71 4,72 86,45 30 PT.BPR Rejeki Insani 29,43 76,88 0,90 1,80 90,89 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

21 TABEL II.3 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TAHUN 2008 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 11,45 94,26 0,82 3,66 76,00 2 PD. BPR Giri Suka Dana 21,82 55,13 0,65 5,33 64,64 3 PT. BPR Gajah Mungkur 23,22 83,98 0,66 4,33 75,71 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (56,84)* 153,87* 0,85 2,40 84,12 5 PD.BPR BKD Karanganyar (46,18)* 137,80* 0,81 2,16 81,26 6 PT.BPR Bina Sejahtera 24,59 80,24 0,90 1,80 87,02 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 2,46 100,27* 0,77 5,88 77,32 8 PT.BPR Gemolong Artha 78,77 110,17* 0,28 4,36 76,02 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 27,51 87,18 0,77 0,73* 96,47

22 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 16,37 102,60* 0,76 2,12 85,02 11 PD.BPR BKK Tulung (19,03)* 120,33* 0,85 4,09 73,96 12 PT.BPR Delanggu Raya (7,56)* 118,16* 0,84 3,55 77,80 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II (16,99)* 122,96* 0,85 1,68 86,96 14 PT.BPR Bank Desa 22,18 97,69* 0,86 1,16* 95,01* 15 PT.BPR Nusamba Ampel (11,04)* 109,51* 0,86 0,31* 98,03* Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 21,30 99,08* 0,81 1,71 90,93 17 PT.BPR Tawangsari 63,44 111,06* 0,97 (8,29)* 201,82* 18 PT.BPR Sinarguna 15,23 108,51* 0,83 0,90* 93,85* 19 PT.BPR Kleco Joyo 58,92 25,73 0,73 (69,18)* 13852,43* 20 PT.BPR Grogol Joyo 10,37 79,23 0,89 1,36 90,18 21 PD.BPR BKK Baki (25,52)* 63,15 0,77 2,60 76,18

23 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 22 PT.BPR Solobaru Permai 7,83 72,47 0,65 6,46 60,28 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 0,46* 105,08* 0,57 0,98* 89,86 24 PT.BPR Suryamas 34,20 114,85* 0,95 (9,33)* 234,06* 25 PT.BPR Sami Makmur 25,65 76,25 0,73 3,00 84,27 26 PT.BPR Nguter 9,22 71,96 0,68 5,87 75,71 27 PT.BPR Dana Utama 38,35 48,07 0,09 1,22 95,04* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 35,89 83,84 0,68 2,79 84,67 29 PT.BPR Inuthan Ganda 5,97 95,11* 0,73 6,90 77,32 30 PT.BPR Rejeki Insani 25,47 78,19 0,92 1,21* 90,45 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

24 TABEL II.4 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK RATA-RATA TAHUN 2006 s/d TAHUN 2008 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 17,87 95,45* 0,81 4,55 74,79 2 PD. BPR Giri Suka Dana 35,36 75,07 0,68 5,03 71,43 3 PT. BPR Gajah Mungkur 32,06 73,47 0,69 2,63 85,28 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (39,49)* 134,24* 0,83 2,99 81,23 5 PD.BPR BKD Karanganyar (42,37)* 156,18* 0,94 3,01 78,78 6 PT.BPR Bina Sejahtera 29,76 79,92 0,90 1,84 90,06 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 11,66 100,47* 0,81 4,52 86,16 8 PT.BPR Gemolong Artha 55,95 126,23* 0,30 0,09* 96,47* 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 14,47 82,99 0,81 (0,50)* 101,50*

25 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 14,94 112,18* 0,70 6,29 77,83 11 PD.BPR BKK Tulung (1,17)* 114,09* 0,86 3,97 79,63 12 PT.BPR Delanggu Raya (12,90)* 115,64* 0,87 3,48 81,91 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II (7,78)* 135,38* 0,84 2,45 86,31 14 PT.BPR Bank Desa 20,13 92,00 0,87 2,10 90,85 15 PT.BPR Nusamba Ampel 8,70 98,19* 0,85 2,08 90,92 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 19,30 107,23* 0,82 2,40 90,52 17 PT.BPR Tawangsari 34,29 165,44* 1,14* 18,91 217,78* 18 PT.BPR Sinarguna 5,25 95,20* 0,84 (5,17)* 131,21* 19 PT.BPR Kleco Joyo 74,39 70,75 0,87 (48,15)* 4823,65* 20 PT.BPR Grogol Joyo 12,46 83,28 0,89 0,77* 93,96* 21 PD.BPR BKK Baki (21,20)* 61,30 0,79 3,69 79,63

26 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 22 PT.BPR Solobaru Permai (170,61)* 47,73 0,69 7,84 82,60 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 6,31 129,70* 0,64 0,95* 90,98 24 PT.BPR Suryamas 19,03 184,98* 1,09* (33,39)* 117,17* 25 PT.BPR Sami Makmur 1,11* 63,27 0,78 2,56 89,14 26 PT.BPR Nguter 9,42 82,71 0,75 3,93 83,85 27 PT.BPR Dana Utama 25,46 44,45 0,64 (1,32)* 106,43* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 23,72 84,05 0,74 2,99 86,84 29 PT.BPR Inuthan Ganda 13,54 94,84* 0,74 5,40 83,70 30 PT.BPR Rejeki Insani 24,22 84,32 0,90 1,51 91,46 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

27 Kabupaten Wonogiri 1. PD.BKK Wonogiri Kota memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali tahun 2006 yang memiliki predikat kurang sehat pada loan to deposit ratio. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun. 2. PD.BPR Giri Suka Dana memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun Selama 3 tahun rata-rata rasio menunjukkan semua berpredikat sehat. 3. PT.BPR Gajah Mungkur memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali tahun 2006 yang memiliki predikat cukup sehat pada rasio ROA. Selama 3 tahun rata-rata rasio menunjukkan semua berpredikat sehat. Kabupaten Karanganyar 4. PD.BPR Bank Daerah memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan cash ratio.selama 3 tahun juga demikian. 5. PD.BPR BKD Karanganyar memiliki predikat sehat yang baik dari tahun ke tahun hanya pada penilaian ROA dan BOPO. Selama 3 tahun BPR mendapat predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio dan cash ratio. 6. PT.BPR Bina Sejahtera memiliki predikat sehat dari seluruh penilaian rasio. Begitu juga selama 3 tahun. Kabupaten Sragen 7. PT.BPR Sumber Arta memiliki predikat sehat yang baik dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Begitu juga selama 3 tahun. 8. PT.BPR Gemolong Artha memiliki predikat sehat yang baik hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset. Begitu juga selama 3 tahun.

28 9. PT.BPR Ghadira Danamulia memiliki predikat tidak sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian ROA dan BOPO. Rata-rata selama 3 tahun juga demikian. Kabupaten Klaten 10. PT.BPR Bina Masyarakat memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Rata-rata selama 3 tahun BPR memiliki predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio. 11. PD.BPR BKK Tulung memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan cash ratio.begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. 12. PT.BPR Delanggu Raya memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan cash ratio.begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. Kabupaten Boyolali 13. PD.BPR Kabupaten Dati II Boyolali memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio dan loan to deposit ratio.rata-rata selama 3 tahun juga demikian. 14. PT.BPR Bank Desa memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio.selama 3 tahun semua rasio menujukkan bahwa BPR memilki predikat sehat. 15. PT.BPR Nusamba Ampel memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio. Rata-rata selama 3

29 tahun menunjukkan bahwa BPR memiliki predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio. Kabupaten Sukoharjo 16. PT.BPR Bekonang memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. 17. PT.BPR Tawangsari memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian cash ratio.rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahwa BPR memiliki predikat sehat hanya pada cash ratio dan ROA. 18. PT.BPR Sinarguna memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset. 19. PT.BPR Kleco Joyo memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio.begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. 20. PT.BPR Grogol Joyo memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio.rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahwa BPR memiliki predikat tidak sehat pada ROA dan BOPO. 21. PD.BPR BKK Baki memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun.

30 22. PT.BPR Solobaru Permai memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio dan BOPO. Rata-rata selama 3 tahun menunjukkan BPR memiliki predikat tidak sehat hanya pada cash ratio. 23. PD.BPR Kabupaten Dati II Sukoharjo memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian total utang terhadap total aset.rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahawa BPR memiliki predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio dan ROA. 24. PT.BPR Suryamas tidak ada yang memiliki predikat sehat yang dapat dipertahankan dari tahun ke tahun. Rasio menunjukkan penilaian yang naik turun.tetapi rata-rata 3 tahun hanya pada cash ratio yang memiliki predikat sehat. 25. PT.BPR Sami Makmur memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio dan BOPO. Rata-rata 3 tahun hanya cash ratio saja yang memiliki predikat sehat. 26. PT.BPR Nguter memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio. Tetapi rata-rata 3 tahun menunjukkan semua rasio memiliki predikat sehat. 27. PT.BPR Dana Utama memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian ROA dan BOPO. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun. 28. PT.BPR Sabar Arthapalur memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Tetapi rata-rata 3 tahun menunjukkan semua rasio memiliki predikat sehat.

31 29. PT.BPR Inuthan Ganda memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun. 30. PT.BPR Rejeki Insani memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan ROA. Tetapi rata-rata selama 3 tahun semua rasio menunjukkan predikat sehat.

32 BAB III TEMUAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat memberikan penilaian mengenai tingkat kesehatan bank terhadap Bank Perkreditan Rakyat di wilayah kotamadya Surakarta dengan beberapa rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Penilaian tersebut berupa kelebihan dan kelemahan terhadap penilaian tingkat kesehatan bank. A. Kelebihan Berdasarkan analisis dan pembahasan di depan, penulis menemukan kelebihan seperti berikut ini. 1. Cash Ratio Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 20 BPR, tahun 2007 sejumlah 24 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 22 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 23 BPR. 2. Loan to Deposit Ratio Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 16 BPR, tahun 2007 sejumlah 14 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 14 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 15 BPR.

33 3. Total Utang Terhadap Total Aset Pada tahun 2006 dan tahun 2008 semua bank berpredikat sehat, sementara tahun 2007 hanya 27 BPR yang berpredikat sehat. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 29 BPR. 4. Return on Total Asset Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 21 BPR, tahun 2007 sejumlah 22 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 21 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 21 BPR. 5. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 22 BPR, tahun 2007 sejumlah 20 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 22 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 21 BPR. B. Kelemahan Berdasarkan analisis dan pembahasan di depan, penulis menemukan kelemahan, yaitu pada loan to deposit ratio. Pada rasio ini, dari tahun ke tahun hanya 50% dari total BPR yang mendapat predikat sehat. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2006 BPR yang mendapat predikat tidak sehat sejumlah 14 BPR, tahun 2007 sejumlah 16 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 16 BPR. Dari hasil analisis dan pembahasan juga ditemukan beberapa BPR yang seringkali mendapat predikat tidak sehat dari tahun ke tahun karena dari

34 keseluruhan rasio tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Beberapa BPR itu adalah sebagai berikut : 1. PT.BPR Tawangsari 2. PT.BPR Sinarguna 3. PT.BPR Kleco Joyo 4. PD.BPR Kabupaten Dati II Sukoharjo 5. PT.BPR Suryamas

35 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta yang telah dilakukan dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Cash Ratio tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan mengalami kenaikan rasio di atas 4,05% sejumlah 77,78%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya di bawah 4,05% berjumlah 22,22%. 2. Loan to Deposit Ratio tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di bawah 94,75% sejumlah 48,89%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami kenaikan hingga melebihi rasio dasar berjumlah 51,11%. 3. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di bawah 1,00 sejumlah 96,67%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami kenaikan hingga melebihi rasio dasar berjumlah 3,33%. 4. Return on Total Asset tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di atas 1,215% sejumlah 71,11%. Sementara BPR yang berpredikat

36 cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami penurunan di bawah rasio dasar berjumlah 28,89%. 5. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di bawah 93,52% sejumlah 73,33%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami kenaikan hingga melebihi rasio dasar berjumlah 26,67%. Secara keseluruhan penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta berpredikat sehat, kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. B. Rekomendasi Walaupun penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta secara keseluruhan berpredikat sehat, tetapi manajemen BPR masih perlu mengadakan perbaikan terhadap pos pos dalam laporan keuangannya dan meningkatkan pengelolaan terhadap bank untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesehatannya tersebut. Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk perbaikan perbaikan tersebut adalah : 1. BPR sebaiknya meningkatkan jumlah alat likuidnya dengan cara meningkatkan saldo kas dan antarbank aktiva, sehingga cash ratio meningkat dari tahun ke tahun.

37 2. BPR sebaiknya meningkatkan dana yang diterimanya dari masyarakat maupun dari pihak pihak tertentu, yaitu dengan meningkatkan jumlah tabungan, deposito, dan modal inti. Hal ini dapat diperoleh dengan memperbanyak promosi kepada masyarakat terhadap layanan yang ada di BPR tersebut. 3. BPR hendaknya meningkatkan jumlah aset/aktivanya agar tidak berbanding terbalik dengan total hutangnya. Total aset yang melebihi total hutang, itu berarti BPR dapat melunasi hutang hutangnya. 4. BPR hendaknya meningkatkan jumlah asetnya agar dapat diperoleh laba yang tinggi sehingga kesehatan perusahaan semakin meningkat. 5. BPR hendaknya melakukan penggalian potensi terhadap asetnya untuk memperoleh pendapatan lain di luar pendapatan bunga yang berasal dari penempatan lain. Caranya dengan meningkatkan provis/komisi yang diterima dari usaha pemberian pinjaman dan meningkatkan pendapatan bunga deposito, sehingga laba operasional perusahaan meningkat.

38 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Buku Petunjuk Cara Penghitungan Tingkat Kesehatan Bank. Bank Indonesia. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Urusan Pengaturan dan Pengembangan Perbankan : Jakarta. Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN : Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua. Salemba Empat : Jakarta. Judisseno Rimsky.K. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Pustaka PT Gramedia Utama : Jakarta. Kasmir. 2002. Dasar Dasar Perbankan. Grafindo Persada : Jakarta. Kuncoro Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. BPFE : Yogyakarta. Sentosa Sembiring. 2006. Himpunan Lengkap Undang Undang Tentang Perbankan. Nuansa Aulia : Bandung.

39 Sri Susilo.Y,dkk. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat : Jakarta. Subagyo,dkk. 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. STIE YKPN : Yogyakarta.

40

41

42

43 LAMPIRAN 3 KOMPONEN PERHITUNGAN CASH RATIO TAHUN 2006 (dalam ribuan rupiah) Alat Likuid Hutang Lancar No. Nama BPR Kas Antar Bank Aktiva Antar Bank Pasiva Total Kewajiban yang segera dapat dibayar Tabungan Deposito Total Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 997.015 15.489.605 37.329 16.449.291 788.189 53.917.179 13.290.937 67.996.305 2 PD. BPR Giri Suka Dana 132.777 1.877.544 0 2.010.321 2.670 2.000.440 2.089.750 4.092.860 3 PT. BPR Gajah Mungkur 39.412 1.929.928 0 1.969.340 7.409 3.004.717 2.179.950 5.192.076 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah 2.144.211 1.924.953 22.350.108-18.280.944 224.396 15.609.895 43.507.030 59.341.321 5 PD.BPR BKD Karanganyar 634.861 4.087.682 9.672.582-4.950.039 93.269 5.600.867 10.750.400 16.444.536 6 PT.BPR Bina Sejahtera 217.182 17.436.443 0 17.653.625 662.432 12.669.444 26.342.190 39.674.066 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 24.239 975.989 100.000 900.228 100.565 120.794 4.146.750 4.368.109 8 PT.BPR Gemolong Artha 1.998 158.178 0 160.176 557 100.050 258.500 359.107 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 56.187 564.290 758.333-137.856 6.613 360.446 1.453.300 1.820.359 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 74.502 530.010 300.000 304.512 85.808 1.126.784 652.856 1.865.448

44 11 PD.BPR BKK Tulung 326.265 2.279.362 1.375.109 1.230.518 9.712 5.756.785 3.052.000 8.818.497 12 PT.BPR Delanggu Raya 106.412 730.466 976.223-139.345 43.489 1.479.041 2.067.600 3.590.130 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II 1.108.345 2.983.065 8.760.212-4.668.802 119.546 7.635.488 26.492.200 34.247.234 14 PT.BPR Bank Desa 376.382 10.272.527 1.039.001 9.609.908 686.041 11.753.496 27.305.499 39.745.036 15 PT.BPR Nusamba Ampel 193.582 2.396.582 2.098.918 491.246 141.483 4.077.583 7.692.700 11.911.766 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 120.066 531.994 251.503 400.557 9.617 481.117 2.434.350 2.925.084 17 PT.BPR Tawangsari 38.979 500.352 115.337 423.994 3.370 158.433 1.635.500 1.797.303 18 PT.BPR Sinarguna 203.188 687.378 1.200.000-309.434 3.947 176.815 1.979.771 2.160.533 19 PT.BPR Kleco Joyo 548.858 1.378.085 12.654 1.914.289 98.996 790.697 15.232.203 16.121.896 20 PT.BPR Grogol Joyo 41.525 1.718.754 57.900 1.702.379 129.826 1.814.705 7.742.000 9.686.531 21 PD.BPR BKK Baki 415.610 277.663 2.324.482-1.631.209 103.464 4.700.963 1.664.950 6.469.377 22 PT.BPR Solobaru Permai 2.937 622.762 1.670.000-1.044.301 17.109 911.599 1.071.500 2.000.208 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 663.696 5.461.398 1.227.091 4.898.003 144.819 7.642.452 7.600.500 15.387.771 24 PT.BPR Suryamas 178.896 16.915 426.154-230.343 1.846 642.452 783.900 1.428.198 25 PT.BPR Sami Makmur 46.363 776.327 2.150.000-1.327.310 1.146 589.362 5.053.651 5.644.159 26 PT.BPR Nguter 68.007 7.531.169 2.001.000 5.598.176 46.673 2.636.709 21.596.141 24.279.523 27 PT.BPR Dana Utama 31.481 8.073.791 4.100.000 4.005.272 864.426 1.597.375 19.766.560 22.228.361 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 548.595 3.802.742 1.000.000 3.351.337 43.444 528.189 17.509.400 18.081.033 29 PT.BPR Inuthan Ganda 130.423 669.110 1.984 797.549 21.062 2.752.656 1.868.450 4.642.168 30 PT.BPR Rejeki Insani 89.098 4.157.815 142 4.246.771 349.113 9.665.739 13.895.529 23.910.381

45 LAMPIRAN 4 KOMPONEN PERHITUNGAN CASH RATIO TAHUN 2007 (dalam ribuan rupiah) Alat Likuid Hutang Lancar No. Nama BPR Kas Antar Bank Aktiva Antar Bank Pasiva Total Kewajiban segera lainnya Tabungan Deposito Total Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 1.587.707 14.121.419 0 15.709.126 125.910 58.324.528 22.354.187 80.804.625 2 PD. BPR Giri Suka Dana 129.418 2.056.315 0 2.185.733 3.506 2.400.059 3.292.000 5.695.565 3 PT. BPR Gajah Mungkur 86.821 1.541.274 0 1.628.095 7.900 3.244.972 1.295.950 4.548.822 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah 4.012.620 7.877.009 39.719.886-27.830.257 273.400 18.915.014 54.139.350 73.327.764 5 PD.BPR BKD Karanganyar 655.811 14.110.711 25.336.905-10.570.383 16.671 9.058.378 13.403.600 22.478.649 6 PT.BPR Bina Sejahtera 245.675 7.427.753 39.454 7.633.974 264.797 12.765.782 22.778.149 35.808.728 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 58.471 617.482 100.000 575.953 104.416 201.570 4.534.500 4.840.486 8 PT.BPR Gemolong Artha 1.155 135.393 0 136.548 444 98.126 208.500 307.070 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 36.764 674.324 358.333 352.755 5.297 314.579 1.128.300 1.448.176 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 100.467 712.460 500.000 312.927 13.643 1.261.072 1.302.856 2.577.571 11 PD.BPR BKK Tulung 354.248 2.540.504 2.365.999 528.753 11.876 7.156.984 3.967.500 11.136.360 12 PT.BPR Delanggu Raya 82.460 492.952 632.672-57.260 28.254 1.497.072 2.402.300 3.927.626

46 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II 1.397.787 3.386.203 1.694.145 3.089.845 139.581 10.424.982 31.942.600 42.507.163 14 PT.BPR Bank Desa 702.791 6.796.061 2.130.000 5.368.852 83.906 11.728.661 26.473.048 38.285.615 15 PT.BPR Nusamba Ampel 650.655 4.425.830 20.000 5.056.485 54.604 4.113.168 11.149.350 15.317.122 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 96.160 596.737 49.396 643.501 7.513 622.063 2.180.800 2.810.376 17 PT.BPR Tawangsari 131.455 157.963 30.000 259.418 2.420 147.841 1.488.000 1.638.261 18 PT.BPR Sinarguna 154.568 508.526 311.657 351.437 2.622 197.177 2.168.100 2.367.899 19 PT.BPR Kleco Joyo 6.560 5.636.147 100.000 5.542.707 23.162 143.147 3.471.395 3.637.704 20 PT.BPR Grogol Joyo 138.529 3.452.492 2.514.770 1.076.251 57.470 2.075.511 9.256.100 11.389.081 21 PD.BPR BKK Baki 197.474 1.659.130 2.791.011-934.407 51.636 5.429.583 2.094.850 7.576.069 22 PT.BPR Solobaru Permai 14.774 966.605 930.586 50.793 11.967 942.923 1.634.000 2.588.890 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 1.180.355 4.451.749 8.112.421-2.480.317 80.897 10.182.705 8.306.700 18.570.302 24 PT.BPR Suryamas 1.198 456.812 15.639 442.371 156.432 102.298 874.900 1.133.630 25 PT.BPR Sami Makmur 139.668 580.646 682.473 37.841 4.921 418.044 2.701.926 3.124.891 26 PT.BPR Nguter 131.917 2.096.346 2.850.000-621.737 23.244 701.258 14.685.284 15.409.786 27 PT.BPR Dana Utama 68.984 4.571.631 2.100.869 2.539.746 246.821 3.562.163 8.872.175 12.681.159 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 270.113 1.585.161 10.000 1.845.274 33.094 463.360 10.524.508 11.020.962 29 PT.BPR Inuthan Ganda 217.883 742.226 1.000 959.109 32.776 3.238.078 2.214.950 5.485.804 30 PT.BPR Rejeki Insani 308.428 8.711.704 87 9.020.045 377.132 12.879.987 17.386.832 30.643.951

47 LAMPIRAN 5 KOMPONEN PERHITUNGAN CASH RATIO TAHUN 2008 (dalam ribuan rupiah) Alat Likuid Hutang Lancar Antar No. Nama BPR Kas Bank Aktiva Antar Bank Pasiva Total Kewajiban segera Tabungan Deposito Total lainnya Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 1.284.175 9.906.192 100.000 11.090.367 905.120 58.063.328 26.649.837 85.618.285 2 PD. BPR Giri Suka Dana 91.522 1.289.566 0 1.381.088 4.102 2.507.552 3.816.850 6.328.504 3 PT. BPR Gajah Mungkur 35.509 984.169 0 1.019.678 9.632 3.200.252 1.181.450 4.391.334 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah 3.003.374 3.879.938 50.951.764-44.068.452 171.334 19.280.813 58.074.000 77.526.147 5 PD.BPR BKD Karanganyar 1.260.544 11.108.481 27.327.298-14.958.273 17.425 11.229.227 21.144.700 32.391.352 6 PT.BPR Bina Sejahtera 134.622 9.556.138 30.537 9.660.223 259.541 13.801.996 25.223.195 39.284.732 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 12.941 110.260 93.546 29.655 50.294 272.788 4.413.500 4.736.582 8 PT.BPR Gemolong Artha 38.807 114.971 91.636 62.142 377 101.188 210.000 311.565 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 33.284 354.426 154.740 232.970 5.859 232.732 1.066.800 1.305.391 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 21.128 578.452 1.000 598.580 36.618 1.139.871 2.479.256 3.655.745 11 PD.BPR BKK Tulung 226.705 1.853.882 723.173 1.357.414 16.138 6.823.536 4.348.000 11.187.674 12 PT.BPR Delanggu Raya 74.685 267.573 81.154 261.104 52.152 1.404.167 2.961.300 4.417.619

48 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II 263.167 5.213.955 2.736.095 2.741.027 164.583 11.522.546 45.016.900 56.704.029 14 PT.BPR Bank Desa 366.468 5.148.283 2.330.000 3.184.751 48.171 11.426.786 22.528.249 34.003.206 15 PT.BPR Nusamba Ampel 418.928 1.068.145 25.038 1.462.035 65.807 3.900.244 14.156.190 18.122.241 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 111.439 648.773 103.085 657.127 8.642 508.763 2.567.000 3.084.405 17 PT.BPR Tawangsari 10.871 821.288 20.000 812.159 1.599 64.164 1.214.500 1.280.263 18 PT.BPR Sinarguna 319.111 113.758 12.460 420.409 53.403 281.913 2.425.150 2.760.466 19 PT.BPR Kleco Joyo 1.885 555.338 185.078 372.145 500.215 93.916 37.500 631.631 20 PT.BPR Grogol Joyo 29.384 4.683.035 3.515.395 1.197.024 48.431 1.730.451 10.707.600 12.486.483 21 PD.BPR BKK Baki 83.821 966.747 3.087.500-2.036.932 8.728 5.462.287 2.511.150 7.982.165 22 PT.BPR Solobaru Permai 4.424 1.101.988 859.722 246.690 27.956 698.684 2.425.000 3.151.640 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 377.771 3.452.677 3.734.268 96.180 65.417 11.484.346 9.201.000 20.750.763 24 PT.BPR Suryamas 5.186 733.074 10.000 728.260 36.839 182.318 1.910.191 2.129.348 25 PT.BPR Sami Makmur 75.216 753.387 292.963 535.640 4.991 455.428 2.627.733 3.088.152 26 PT.BPR Nguter 130.801 3.236.168 2.350.000 1.016.969 18.936 968.649 10.031.212 11.018.797 27 PT.BPR Dana Utama 7.559 5.226.886 1.290.217 3.944.228 209.090 3.175.892 6.899.519 10.284.501 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 176.328 3.546.833 30.000 3.693.161 33.541 538.467 9.716.694 10.288.702 29 PT.BPR Inuthan Ganda 75.117 492.295 200.000 367.412 79.867 3.456.978 2.619.950 6.156.795 30 PT.BPR Rejeki Insani 115.044 10.252.240 20.000 10.347.284 399.779 14.089.532 26.142.600 40.631.911

49 LAMPIRAN 6 KOMPONEN PERHITUNGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TAHUN 2006 (dalam ribuan rupiah) Dana Yang Diterima Pinjaman Yang Diberikan No. Nama BPR Tabungan Deposito Modal Inti Kepada Pihak Terkait Kepada Pihak Tidak Terkait Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 53.917.179 13.290.937 12.547.890 301.596 80.237.566 2 PD. BPR Giri Suka Dana 2.000.440 2.089.750 1.542.361 258.400 4.335.284 3 PT. BPR Gajah Mungkur 3.004.717 2.179.950 1.859.788 0 4.500.321 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah 15.609.895 43.507.030 30.665.052 654.128 112.871.350 5 PD.BPR BKD Karanganyar 5.600.867 10.750.400 10.230.147 2.458.740 47.230.540 6 PT.BPR Bina Sejahtera 12.669.444 26.342.190 3.568.763 323.420 31.870.693 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 120.794 4.146.750 758.963 0 5.478.950 8 PT.BPR Gemolong Artha 100.050 258.500 578.395 54.992 1.254.780 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 360.446 1.453.300 473.916 100.230 1.587.022 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 1.126.784 652.856 1.263.000 0 4.002.587 11 PD.BPR BKK Tulung 5.756.785 3.052.000 1.745.631 458.700 12.378.580 12 PT.BPR Delanggu Raya 1.479.041 2.067.600 741.520 162.250 5.023.147

50 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II 7.635.488 26.492.200 9.538.974 3.002 64.258.760 14 PT.BPR Bank Desa 11.753.496 27.305.499 1.263.000 3.002 37.031.631 15 PT.BPR Nusamba Ampel 4.077.583 7.692.700 1.745.631 54.700 12.360.982 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 481.117 2.434.350 741.520 241.654 4.005.238 17 PT.BPR Tawangsari 158.433 1.635.500 9.538.974 0 3.698.741. 18 PT.BPR Sinarguna 176.815 1.979.771 3.698.547 0 2.500.478 19 PT.BPR Kleco Joyo 790.697 15.232.203 2.845.632 0 10.258.934 20 PT.BPR Grogol Joyo 1.814.705 7.742.000 1.250.112 0 9.026.465 21 PD.BPR BKK Baki 4.700.963 1.664.950 123.000 0 5.420.992 22 PT.BPR Solobaru Permai 911.599 1.071.500 850.274 0 2.587.934 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 7.642.452 7.600.500 3.569.874 4.123 42.156.273 24 PT.BPR Suryamas 642.452 783.900 20.132 0 2.608.864 25 PT.BPR Sami Makmur 589.362 5.053.651 1.487.961 0 2.969.459 26 PT.BPR Nguter 2.636.709 21.596.141 4.562.879 0 25.874.632 27 PT.BPR Dana Utama 1.597.375 19.766.560 1.236.547 7.458 6.895.214 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 528.189 17.509.400 4.005.600 0 15.260.860 29 PT.BPR Inuthan Ganda 2.752.656 1.868.450 2.021.369 0 6.613.756 30 PT.BPR Rejeki Insani 9.665.739 13.895.529 2.225.522 93.066 24.886.165

51 LAMPIRAN 7 KOMPONEN PERHITUNGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TAHUN 2007 (dalam ribuan rupiah) Dana Yang Diterima Pinjaman Yang Diberikan No. Nama BPR Tabungan Deposito Modal Inti Kepada Pihak Terkait Kepada Pihak Tidak Terkait Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 58.324.528 22.354.187 13.253.062 398.493 84.936.909 2 PD. BPR Giri Suka Dana 2.400.059 3.292.000 1.410.654 317.165 5.934.760 3 PT. BPR Gajah Mungkur 3.244.972 1.295.950 1.859.788 0 4.602.923 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah 18.915.014 54.139.350 30.665.052 556.399 126.761.372 5 PD.BPR BKD Karanganyar 9.058.378 13.403.600 12.996.052 2.310.788 48.605.587 6 PT.BPR Bina Sejahtera 12.765.782 22.778.149 3.297.731 323.420 31.870.693 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 201.570 4.534.500 1.003.382 0 5.251.203 8 PT.BPR Gemolong Artha 98.126 208.500 578.395 54.992 1.081.820 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 314.579 1.128.300 473.916 91.806 1.587.022 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 1.261.072 1.302.856 1.109.100 0 3.727.987 11 PD.BPR BKK Tulung 7.156.984 3.967.500 1.854.883 516.077 12.378.580 12 PT.BPR Delanggu Raya 1.497.072 2.402.300 879.182 170.013 4.979.662

52 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II 10.424.982 31.942.600 9.538.974 2.646 70.198.729 14 PT.BPR Bank Desa 11.728.661 26.473.048 2.692.345 38.210 37.031.631 15 PT.BPR Nusamba Ampel 4.113.168 11.149.350 3.007.904 241.654 17.681.117 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 622.063 2.180.800 756.117 0 3.739.769 17 PT.BPR Tawangsari 147.841 1.488.000-184.710 0 2.788.222 18 PT.BPR Sinarguna 197.177 2.168.100 840.698 0 3.008.236 19 PT.BPR Kleco Joyo 143.147 3.471.395 3.744.076 138.010 9.656.143 20 PT.BPR Grogol Joyo 2.075.511 9.256.100 1.520.654 0 11.194.865 21 PD.BPR BKK Baki 5.429.583 2.094.850 2.081.088 0 5.420.992 22 PT.BPR Solobaru Permai 942.923 1.634.000 1.324.509 5.075 2.745.808 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 10.182.705 8.306.700 14.645.610 660.685 42.156.273 24 PT.BPR Suryamas 102.298 874.900 27.476 0 2.608.864 25 PT.BPR Sami Makmur 418.044 2.701.926 1.041.558 0 2.969.459 26 PT.BPR Nguter 701.258 14.685.284 5.714.708 0 18.066.770 27 PT.BPR Dana Utama 3.562.163 8.872.175 1.567.979 9.643 7.583.577 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 463.360 10.524.508 4.489.670 0 15.260.860 29 PT.BPR Inuthan Ganda 3.238.078 2.214.950 1.983.453 0 6.613.756 30 PT.BPR Rejeki Insani 12.879.987 17.386.832 2.225.522 93.066 24.886.165

53 LAMPIRAN 8 KOMPONEN PERHITUNGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TAHUN 2008 (dalam ribuan rupiah) Dana Yang Diterima Pinjaman Yang Diberikan No. Nama BPR Tabungan Deposito Modal Inti Kepada Pihak Terkait Kepada Pihak Tidak Terkait Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 58.063.328 26.649.837 14.131.152 120.664 93.048.063 2 PD. BPR Giri Suka Dana 2.507.552 3.816.850 8.764.036 65.358 8.252.737 3 PT. BPR Gajah Mungkur 3.200.252 1.181.450 1.967.261 216.665 5.115.316 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah 19.280.813 58.074.000 17.888.082 452.723 146.102.924 5 PD.BPR BKD Karanganyar 11.229.227 21.144.700 13.090.411 2.979.264 59.669.405 6 PT.BPR Bina Sejahtera 13.801.996 25.223.195 3.417.299 379.748 33.677.781 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 272.788 4.413.500 1.297.841 0 6.000.192 8 PT.BPR Gemolong Artha 101.188 210.000 6.803.615 85.532 1.006.832 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 232.732 1.066.800 4.406.235 107.610 1.409.459 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 1.139.871 2.479.256 1.046.675 0 4.787.227 11 PD.BPR BKK Tulung 6.823.536 4.348.000 2.387.669 306.935 16.009.022 12 PT.BPR Delanggu Raya 1.404.167 2.961.300 9.062.435 149.822 6.080.071