Bab 4. Simpulan dan Saran. Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini,

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. disebarkan kepada mahasiswa kelas 06 PAN dan 06 PBN pada tanggal 11 Mei 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Bab 5. Ringkasan. alat untuk berkomunikasi, bahasa juga digunakan sebagai sarana dalam berinteraksi

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Pendahuluan. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

ABSTRAKSI Tujuan Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa hormat dalam bahasa Jepang. Ragam bahasa hormat itu dikenal dengan sebutan keigo 敬語. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

KEMAMPUAN PENGGUNAAN VERBA MEMBERI DAN MENERIMA DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA PRODI BAHASA JEPANG STBA HAJI AGUS SALIM BUKIT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB 2. Landasan Teori

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Menurut Kridalaksana (2001:21), bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords : error anlyze, the fucntion of joshi wa ( は ) and ga ( が ), sakubun I. PENDAHULUAN

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

Bab 1. Pendahuluan. Kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (1995) memberikan beberapa definisi mengenai kata :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. oleh para anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan orang lain. Bahasa bersifat dinamis yaitu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari bangsa, suku bangsa, atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini, responden yang menjawab dengan jawaban benar dan alasan benar termasuk dalam responden yang benar-benar mengerti penggunaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Sedangkan, responden yang menjawab dengan jawaban benar dan alasan salah, jawaban benar namun tidak memberikan alasan dan responen yang tidak menjawab soal dapat disimpulkan sebagai responden yang tidak mengerti penggunaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Tabel 4.1 Kesimpulan Kemampuan Responden di Tiap soal Soal % Responden yang benarbenar mengerti mengerti % Responden yang tidak 1 40% 60% 2 32% 68% 3 30% 70% 4 54% 46% 5 34% 66% 6 38% 62% 7 36% 64% 8 36% 64% 9 52% 48% 10 32% 68% Dari tabel 4.1 dapat terlihat bahwa 80% soal dijawab salah oleh responden, dengan masing-masing soal 50% lebih responden menjawab salah. Jadi, dapat disimpulkan 76

bahwa 62,8% pemelajar Japan Foundation Jakarta tidak mengerti dengan baik perbedaan dan persamaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte dalam sebuah kalimat bahasa Jepang. Hal ini disebabkan oleh alasan yang paling banyak adalah bahwa topik mengenai ~ni tsurete dan ~ni shitagatte yang sulit dimengerti, walaupun lebih dari 50% pemelajar menjawab telah mempelajari bahasa Jepang lebih dari >4tahun. Penulis juga mendapati bahwa 100% pemelajar menjawab pernah mempelajari ~ni tsurete dan ~ni shitagatte dan lebih dari 50% pemelajar menjawab mengerti, namun pada kenyataannya kemampuan pemelajar Japan Foundation Jakarta dalam membedakan betul atau salah serta memberikan alasan pada setiap jawaban soal-soal ~ni tsurete dan ~ni shitagatte tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Pada soal nomor 1, 5, 8, dan 10 penulis melihat bahwa kebanyakan pemelajar tidak mengerti dengan baik perbedaan nuansa dan makna yang terkandung dalam setiap kalimat ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Pada soal nomor 2, 3, 6, dan 7 penulis melihat bahwa kebanyakan pemelajar tidak mengerti dengan baik persamaan penggunaan kata kerja pada klausa pertama (induk kalimat) dan klausa kedua (anak kalimat) dari ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Pada soal nomor 4 dan 9 penulis dapat melihat bahwa sebagian dari pemelajar mengetahui dengan baik persamaan penggunaan kata sifat yang tidak dibenarkan pada kalimat ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Dari hasil analisis jawaban soal kuesioner, penulis menyimpulkan bahwa faktor utama yang membedakan pemakaian ~ni tsurete dan ~ni shitagatte adalah 77

~につれて :Kejadian awal (klausa pertama) memberikan dampak kepada kejadian berikutnya (klausa kedua), hal itulah yang menghubungkan kedua klausa. Oleh sebab itu, karena Kejadian awal (klausa pertama) menjadi penyebab yang menghubungkan satu sama lain, kejadian awal (klausa pertama) dalam kalimat ~ni tsurete lebih diutamakan dan karena itu juga, pada klausa kedua dari sebuah kalimat ini sulit digunakan kalimat yang mengandung maksud si penutur. Selain itu, pada awal kalimat ~ni tsurete dapat digunakan kata tidak lama lagi atau dalam bahasa Jepang disebut yagate やがて karena perubahan yang terjadi pada klausa pertama berlangsung secara terus menerus atau secara bertahap. ~にしたがって : Setelah kejadian awal (klausa pertama) muncul terlebih dahulu, setelah itu kejadian berikutnya (klausa kedua) memberikan tanggapan dan menyesuaikan diri dengan kejadian awal (klausa pertama). Oleh sebab itulah, sebagai hasil dari tanggapan kejadian awal, kejadian berikutnya (klausa kedua) dalam kalimat ~ni shitagatte lebih diutamakan dan karena itu juga, pada klausa kedua memiliki kemungkinan dapat digunakannya kalimat yang mengandung maksud si penutur. Selain itu, pada awal kalimat ~ni shitagatte tidak dapat digunakan kata tidak lama lagi atau dalam bahasa Jepang disebut yagate やがて karena dalam kalimat ~ni shitagatte lebih menekankan perhatian pada hasil dari perubahan (klausa kedua) yang disebabkan oleh kejadian awal (klausa pertama). Selain perbedaan, penulis juga menyimpulkan persamaan dalam penggunaan ~ni tsurete dan ~ni shitagatte yaitu dari pemakaian kata kerja pada klausa pertama (induk kalimat), kata kerja yang dipakai adalah kata kerja yang mengandung proses atau yang 78

kata kerja biasa yang dipasangkan dengan bentuk ~te iku atau ~te kuru yang juga menunjukkan sebuah proses. Kemudian, dari segi tata bahasa (bunpou) kata sifat i keiyoushi dan na keiyoushi tidak dibenarkan. Jadi pemakaian ~ni tsurete dan ~ni shitagatte dalam sebuah kalimat bahasa Jepang adalah 動詞の辞書形 名詞 + につれて にしたがって Berikut adalah tabel simpulan perbedaan dan persamaan ni tsurete dan ni shitagatte: Perbedaan Bentuk Ungkapan ~につれて ~にしたがって Mempunyai dua makna dalam bahasa Indonesia bersamaan dengan/ seiring dengan, semakin. Mempunyai tiga makna dalam bahasa Indonesia bersamaan dengan/ seiring dengan, semakin dan menurut/ mengikuti Mempunyai makna perlahan-lahan Dapat diakhiri dengan kata atau frasa yang menyatakan maksud atau keinginan (ishi ganbou no bun) dan frasa atau kata yang menyatakan perintah (hatarakikake no bun) Tidak mempunyai makna perlahanlahan Tidak dapat diakhiri dengan kata atau frasa yang menyatakan maksud atau keinginan (ishi ganbou no bun) dan frasa atau kata yang menyatakan perintah (hatarakikake no bun) Dapat menggunakan kata "yagate" dalam kalimat. Lebih menekankan pada klausa awal (kalimat pertama) yang berfungsi sebagai penyebab atau alasan. Tidak dapat menggunakan kata "yagate" dalam kalimat. Lebih menekankan pada klausa akhir (kalimat kedua) yang berfungsi sebagai hasil dari perubahan yang terjadi di klausa awal. 79

Persamaan Bentuk Ungkapan ~につれて ~にしたがって Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sama-sama memiliki makna Bersamaan dengan/ seiring dengan dan semakin Sama-sama memiliki arti yang menunjukkan hubungan sebab akibat atau 相関関係 (soukan kankei) Penggunaan dalam sebuah kalimat memiliki struktur yang sama yaitu 動詞の辞書形 / する動詞の名詞 名詞 + につれて にしたがって Sebelum ni tsurete dan ni shitagatte tidak dapat diikuti oleh kata yang menunjukkan hanya satu kali perubahan dan tidak dapat dipasangkan dengan kata sifat atau 形容詞 (keiyoushi) Untuk menyatakan hubungan sebab akibat, keduanya sama-sama diikuti oleh kata kerja atau kata benda yang menunjukkan sebuah proses atau sebuah perubahan yang terjadi secara berulang-ulang. 4.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan penulis yakni pemelajar bahasa asing khususnya bahasa Jepang diharapkan untuk bersikap lebih aktif, tidak hanya mengandalkan dan merasa cukup dari pelajaran di tempat kuliah atau di tempat kursus saja. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu perkuliahan tentunya tidak dapat memberikan penjelasan secara detail atau selengkap-lengkapnya tentang satu bahasan atau materi pelajaran. Khususnya pelajaran mengenai bentuk-bentuk ungkapan yang sulit dipahami dan yang memiliki kemiripan satu sama lain seperti ~ni tsurete dan ~ni shitagatte. Selain itu dalam kelas kata fukugoukakujoshi terdapat bermacam-macam jenis misalnya, ~ni taishite, ~ni tsuite, ~ni kanshite, atau ~wo megutte, ~wo tsuujite, ~wo motte dan sebagainya. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengambil tema yang berkaitan dengan fukugoukakujoshi yang penulis sebutkan sebelumnya. 80