FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK

dokumen-dokumen yang mirip
Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya

Aplikasi Komposit Polianilin (PANi) TiO 2 Sebagai Pelapis Tahan Korosi Logam Besi pada Korosi Atmosferik

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3

M. Zainul Asrori, Andry Permana, Devi Sukma, Darminto

Sintesis dan Karakterisasi Komposit PANi-SiO 2 dengan Pengisi Gel SiO 2 dari Pasir Bancar Tuban

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PENINGKATAN KONDUKTIVITAS LITIUM BESI FOSFAT MELALUI PENAMBAHAN POLIANILINA TERDOPAN ASAM SULFAT

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb

Karakterisasi Sifat Listrik dan Magnetik PANI/HCl/Fe 3 O 4 akibat Penambahan Fe 3 O 4 pada Komposit PANI/HCl

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Penambahan Fly Ash pada Komposit Polianilin/HCl/Fly Ash

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH

Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit / Polianilin sebagai RAM (Radar Absorbing Material)

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Vol.02 No. 03 Tahun

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

4 Hasil dan Pembahasan

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

BAB III METODOLOGI III.1

BAB III METODE PENELITIAN

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Sintesis dan Karakterisasi Komposit Isotropik Resin Epoksi- PANi / Barium M-Heksaferit BaFe12-2xCoxZnxO19 sebagai Material Antiradar

BAB III. METODE PENELITIAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

4. Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Pengaturan Tingkat Oksidasi Polimer Konduktif PANi-HCl Melalui Pendopingan Mariana B. Malino *)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dengan susunan ( CH-C(CH3)=CH-

Satuan Acara Perkuliahan Pengantar Kimia Material KI570 3 SKS

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Sintesis dan Karakterisasi Lapisan Radar Absorbing Material (RAM) Berbahan Dasar BaM/PANi pada Rentang Gelombang X-Band dengan Variasi Ketebalan

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Studi Spektral Inframerah pada Ferit Spinel Nanokristal MFe 2 O 4 (M = Ni, Mn dan Zn)

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

PENGANTAR KIMIA MATERIAL (KI570) Diperiksa Oleh : Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si (Ketua Program Studi Kimia)

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

METODOLOGI PENELITIAN

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

EFEK DOPING Ni DALAM SINTESIS MATERIAL MULTIFERROIK BiFeO3 BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI. Hariyanto

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin. Oleh : Agus salim Suwardi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

3 Metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

Transkripsi:

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK Andry Permana, Darminto. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111 2012 Intisari Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak faktor yang menyebabkan daya guna logam ini menurun. Salah satu penyebab hal tersebut adalah terjadinya korosi pada logam. Guna untuk mengatasi permasalahan penurunan fungsi logam karena korosi, maka dilakukan penelitian pembuatan komposit anti korosi dalam hal ini adalah Polianilin (PANi)-TiO 2 dengan menggunakan media cat sebagai binder. Komposisi pengisi bervariasi dengan persentase 10%, 15% dan 20% dan penelitian dilakukan pada 3(tiga) macam lingkungan yaitu statis, dinamis dan atmosferik. Perhitungan laju korosi dilakukan dengan menggunakan metode kehilangan massa, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan komposit PANi-TiO 2 dengan variasi konsentrasi ternyata memiliki ketahanan korosi yang lebih baik daripada hanya digunakan cat sebagai pelapis anti korosi. KATA KUNCI : PANi, TiO 2, Anatase, Rutile, Korosi I. Pendahuluan Perkembangan teknologi dan industri di era modern ini sangatlah pesat. Material berbasis polimer, keramik, logam dan komposit mengambil andil penting dalam perkembangan tersebut. Logam menempati persentase terbesar sebagai material penunjang dalam industri. Logam memiliki nilai cost yang relatif rendah, sehingga banyak industri menggunakannya [1]. Walaupun demikian, dalam kehidupan sehari-hari banyak faktor yang menyebabkan daya guna logam ini menurun. Salah satu penyebab hal tersebut adalah terjadinya korosi pada logam. Pengertian korosi pada umumnya adalah penurunan mutu material akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungan sekitar dimana terjadi proses transfer elektron dari logam ke lingkungan. Korosi yang merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh ahli teknik dan berbagai usaha terhadap pengendalian korosi yang sekarang gencar dilakukan adalah untuk mengendalikan kerusakan material yang diakibatkannya, agar laju korosi yang terjadi dapat ditekan serendah mungkin dan dapat melampaui nilai ekonominya, atau jangan sampai logam mejadi rusak sebelum waktunya. Berbeda dari bahan logam, bahan polimer merupakan bahan dengan kemampuan menghantarkan listrik yang rendah dan tidak memiliki respon terhadap adanya medan magnet dari luar. Akan tetapi, bahan polimer memiliki ketahanan terhadap lingkungan yang bersifat korosif. Melalui beberapa penelitian yang dilakukan [2,3,4], sebagian bahan polimer ternyata dapat ditingkatkan konduktifitas listriknya dengan menambahkan bahan asam sehingga timbul fasa kedua yang bersifat konduktif. Salah satu bahan polimer yang konduktivitas listriknya dapat ditingkatkan adalah polianilin (PANi). Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan membuat bahan komposit. Pembuatan komposit berbasis polimer ternyata telah banyak dikembangkan, salah satu polimer yang paling digemari adalah PANi. Pemberian filler (TiO 2 ) pada PANi tersebut akan memberikan sifat yang lebih unggul dan aplikatif dalam hubungannya dengan proteksi korosi. Pengujian korosi dilakukan dengan menggunakan media larutan NaCl 3%. Metode yang sering digunakan untuk menentukan laju korosi adalah metode kehilangan massa. Metode kehilangan massa merupakan metode pengukuran perbedaan massa awal sebelum pengujian dengan massa akhir setelah penggujian. Penelitian ini akan menunjukkan bahwa dengan pelapisan komposit cat-pani/tio 2 pada logam besi akan meningkatkan ketahanan terhadap korosi pada berbagai macam lingkungan diantaranya lingkungan statis, dinamis dan atmosferik.

II. METODOLOGI PENELITIAN A. Pembuatan Komposit PANi-TiO 2 Tahap Polimerisasi merupakan tahap awal dalam pembuatan PANi. Larutan monomer yaitu anilin direaksikan dengan inisiator sehingga membentuk rantai banyak disebut polianilin. Larutan inisiator yang digunakan adalah amonium peroksidisulfat (NH 4 ) 2 S 2 0 8. Tahap selanjutnya adalah pembentukan basa emeraldin. Dalam tahap ini terjadi proses deprotonisasi PANi. Penambahan NH 4 OH 1 M dilakukan jika ph<8, hal ini dilakukan untuk mencapai kesetimbangan sistem proses deprotonasi pada ph 8. Tahap terakhir adalah proses pendopingan, proses ini dilakukan dengan mereaksikan bubuk basa emeraldin dengan HCl. Tahap pembuatan TiO 2 adalah TiCl 3 (~10 wt%) ditambah dengan 37% HCl (2 M) dengan perbandingan [1:2] Larutan di atas ditambah dengan NH 3 (4M) 25% diaduk dengan pengaduk magnetik sampai terbentuk presipitat berwarna putih [5]. Hasil (suspensi) didiamkan pada temperatur ruang selama 1 hari. Endapan disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan aquades. Endapan dioven dalam selama 8 jam dengan temperatur 200 0 C untuk memperoleh fase anatase, sedangkan untuk memperoleh fasa rutile endapan di panaskan hingga suhu 1000 0 C [6]. PANi dan TiO 2 dicampur dengan cara mekanik sehingga tercampur merata dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20%. PANi-TiO 2 dicampurkan kedalam cat sehingga menjadi komposit PANi-TiO 2. B. Pengujian Sampel Konduktivitas PANi di uji dengan menggunakan metode four point probe. Sampel akan diuji pada 3 (tiga) Lingkungan yaitu statis, dinamis, dan atmosferik. Pada kondisi statis, sampel tercelup dalam larutan NaCl untuk jangka waktu tertentu. Sampel yang berada dalam larutan NaCl akan terkorosi dan mengalami pengurangan massa. Sampel kemudian diangkat dan dihitung kembali massanya. Selisih massa awal dengan massa akhir akan menentukan laju korosi dari sampel. Pada kondisi dinamis, sampel akan tercelup dalam larutan NaCl dan dikondisikan larutan akan diputar dengan menggunakan stirer. Sampel yang berada dalam larutan NaCl akan terkorosi dan mengalami pengurangan massa selama perputaran. Sampel kemudian diangkat dan dihitung kembali massanya. Selisih massa awal dengan massa akhir akan menentukan laju korosi dari sampel. Pada kondisi atmosferik, sampel yang telah dipreparasi dan dilapisi akan dikorosikan selama 80 jam. Perangkat ini terdiri dari sebuah wadah penampung larutan penguji, dua buah galon penampung larutan penguji yang akan dipanaskan, sebuah pompa, sebuah chamber tempat sampel akan dikorosikan, dan sebuah wadah penampung larutan penguji yang keluar dari chamber. Pengujian Spektroskopi FTIR dilakukan di Laboratorium Instrumen Kimia ITS dengan menggunakan alat spektroskopi FTIR dengan merk Shimadzu FTIR. Pengujian difraksi kristal dilakukan dengan menggunakan alat X- Rays Diffractometer merk Philip X pert milik ITS. Pengujian XRF dilakukan dengan menggunakan alat X-Rays Flouroresence milik ITS di laboratorium rekayasa material gedung robotika. III. Hasil dan Diskusi Penelitian Fabrikasi Polianilin-TiO 2 dan Aplikasinya Sebagai Pelindung Anti Korosi Pada Lingkungan Statis, Dinamis Dan Atmosferik telah dilakukan untuk membuat komposit tahan korosi guna melindungi logam dari proses korosi. Polianilin telah berhasil dibuat dengan menggunakan metode reaksi kimia. Monomer anilin diinisisasi dengan larutan inisiator yaitu amonium perokdisulfat sehingga menjadi fungsi gugus banyak disebut polianilin (PANi). PANi memiliki 4(empat) macam struktur umum [7]. PANi dalam fasa basa emeraldin masiih bersifat isolator, sehingga diperlukan proses protonasi (perlakuan asam), yang mengakibatkan terjadinya cacat rantai dalam bentuk pasangan dikation karena adanya pengikatan dopan. Proses protonasi/pendopingan dilakukan dengan menggunakan larutan HCl 1,5M. Pemilihan HCl sebagai bahan dopan didasarkan pada sifat HCl yang mudah menguap dalam kondisi vakum. Proses protonasi pada saat pendopingan polianilin merupakan proses penarikan proton yang berada dalam larutan asam (HCl). Proses protonasi berlangsung karena adanya penarikan ion H + (proton) yang terdapat dalam larutan HCl oleh pasangan elektron bebas dari atom N yang terikat secara imin dengan cincin quinoid pada gugus dalam bentuk teroksidasi dari basa emeraldin.

Pada proses protonasi tidak terjadi perubahan jumlah elektron dalam rantai polimer. Cacat rantai yang timbul akibat protonasi ini berupa pasangan dikation atau sering disebut sebagai bipolaron yang berperan sebagai pembawa muatan. Keberadaan bipolaron dalam rantai polianilin menjadikannya bersifat konduktif. PANi yang telah dibuat diuji FTIR guna mengetahui gugus fungsi yang terkandung didalamnya. Puncak puncak hasil FTIR dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Spektroskopi FTIR pada PANI yang telah di doping HCl Eksperimen (cm -1 ) Referensi (cm -1 ) Vibrasi 802,41 800,53 C-H bending 1180,47 1122,67 C-H bending 1261,49 1290,49 C-N streching 1500,67 1473,75 C=C benzoid 1600,97 1560 C=C kuinoid Gambar 1. Hasil FTIR Polianilin (PANi) Tabel 4.1 menunjukkan data eksperimen dengan data referensi, terlihat bahwa ada nya kecocokan antara keduanya. Terdapat vibrasi C-H bending, C-N streching, C=C benzoid dan C=C kuinoid yang merupakan karakter dari PANi. Pengujian konduktivitas telah dilakukan dengan metode four point probe didapatkan nilai konduktivitas 2,214 S/cm. Sedangkan data difraksi sinar X untuk TiO 2 anatase dan rutile dikarakterisasi dengan menggunakan sofware search match dan MAUD seperti ditunjukkan pada gambar. 1, dan gambar. 2, bahwa puncak puncak yang muncul adalah puncak milik TiO 2 anatase dan rutile. Software MAUD digunakan untuk mengetahui besar ukuran kristal dari kedua fasa TiO 2 tersebut dan didapatkan nilai ukuran kristal anatase adalah 3,27 nm dan rutile adalah 98,1 nm.

Gambar 2. Hasil XRD TiO 2 Rutile Gambar 3. Hasil XRD TiO 2 Anatase PANi sebagai polimer konduktif berfungsi sebagai penghantar ion ion pengkorosif menuju TiO 2 yang cenderung bersifat positif. ion ion pengkorosif yang memiliki muatan negatif akan tarik menarik dengan muatan positif, sehingga ion ion pengkorosif akan terlebih dahulu mengkorosi TiO 2. Ukuran kristal TiO 2 (anatase) lebih kecil daripada TiO 2 (rutile) hal ini disebabkan oleh karena perlakuan panas yang berbeda pada kedua sampel. Untuk sampel TiO 2 (anatase) hanya dipanaskan pada temperatur 200 0 C, sedangkan sampel TiO 2 (rutile) dipanaskan pada temperatur 1000 0 C. Pada temperatur yang relatif rendah yaitu 200 0 C, kristal kristal TiO 2 (anatase) tidak memiliki energi yang cukup untuk menumbuhkan kristal kristal yang ada, sehingga pertumbuhan kristal yang belum maksimal menjadikan ukuran dari kristal kristalnya kecil. Pada TiO 2 (rutile), pemanasan dengan temperatur yang tinggi memberikan energi yang cukup untuk menumbuhkan kristal kristal yang ada, sehingga proses pertumbuhan kristal terjadi secara sempurna. Oleh karena kristal tumbuh secara sempurna akibatnya ukuran kristal menjadi besar. Pengujian XRF menunjukkan bahwa kandungan terbesar dari sampel adalah Fe dengan konsentraasi sebesar 95,36% sedangkan kandungan lain adalah Al, Si, P, K, Ca, Mn, Ni memiliki konsentrasi tidak lebih dari 1,5%. Pengukuran laju korosi komposit PANi-TiO 2 telah dilakukan dengan metode kehilangan massa [8], sehingga dapat dihitung laju korosi menggunakan persamaan dibawah ini. 534 W Laju Korosi (mil per year) = L (4.1) r A T Hasil laju korosi dapat dilihat pada grafik 4.1, 4.2, dan 4.3. Pada grafik 4.1, 4.2, dan 4.3 dapat terlihat bahwa laju korosi yang paling rendah terdapat pada komposit dengan kandungan TiO 2 anatase. Walaupun TiO 2 anatase memiliki ukuran kristal jauh lebih kecil dibandingkan dengan TiO 2 rutile, ditinjau dari ketahanan korosi nya, anatase tidak tahan korosi dibandingkan rutile. Hal ini disebabkan dari sifat elektrokimia material. Anatase dengan ukuran kristal yang kecil menjadikannya memiliki banyak batas butir dimana terjadi perbedaan potensial kimia diantara butir tersebut. Perbedaan potensial kimia ini menyebabkan ada nya katoda dan anoda yang menyebabkan salah satu faktor terjadinya korosi. Konsentrasi pengisi yaitu TiO 2 juga meberikan pengaruh besar, terlihat bahwa penambahan penambahan TiO 2 dapat berdampak meningkatkan ketahanan korosi dan juga dapat menurunkan ketahanan korosi. Faktor lain penyebab terjadinya korosi adalah lingkungan. Lingkungan yang korosif akan mempercepat terjadinya proses korosi. Dalam penelitian ini digunakan media pengkorosif berupa larutan NaCl 3%, penggunaan larutan NaCl 3% dikondisikan sesuai dengan kadar garam dalam air laut. Kondisi lingkungan dibuat dengan 3(tiga) variasi yaitu

statis, dinamis dan atmosferik. Pada tabel dibawah dapat terlihat bahwa laju korosi pada kondisi statis paling rendah setelah dinamis dan kemudian atmosferik. Kondisi lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap cepat lambatnya laju korosi. 0.45 0.4 0.35 0.3 mpy 0.25 0.2 Anatase Rutile 0.15 0.1 0.05 0 Cat + 10% Cat + 15% Cat + 20% Komposisi TiO2 Grafik 4.1. Laju korosi pada pengujian saltspray chamber 0.03 0.025 0.02 mpy 0.015 0.01 Cat Anatase Rutile 0.005 0 Cat Cat + 10% Cat + 15% Cat + 20% Komposisi TiO2 Grafik 4.2. Laju korosi pada pengujian statis 0.08 0.07 0.06 0.05 mpy 0.04 0.03 0.02 0.01 0 Cat Cat + 10% Cat + 15% Cat + 20% Komposisi TiO2 Cat Anatase Rutile Grafik 4.3. Laju korosi pada pengujian dinamis IV. SIMPULAN 1. Dengan metode reaksi kimia telah berhasil dibuat PANi (HCl) dengan nilai konduktivitas 2,214 S/cm. 2. Dengan metode kopresipitasi telah berhasil dibuat nano TiO 2 (anatase-rutile) berfungi sebagai pengisi dengan ukuran kristal TiO 2 (anatase) 3,27 nm, dan TiO 2 (rutile) 98,1 nm. 3. Pengujian korosi dengan metode kehilangan massa telah dilakukan. Laju korosi terendah terdapat pada lapisan Rutile untuk semua kondisi lingkungan.

[1] Van Vlack. L, 1984, Ilmu Bahan dan Teknologi Bahan (Ilmu Logam dan Bukan Logam), Edisi kelima, Diterjemahkan oleh Sriati Djaprie, Jakarta. Erlangga. [2] Irfa, RA. 1995, Sintesis Polianilin Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Asam Dopan terhadap Konduktivitas Listrik Polianilin, Laporan Tugas Akhir Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [3] Pradhana. I Gusti Bagus Astu. 2009. Sintesis Nano Polianilin-Fe3O4 Dan Karakterisasi Sifat Listrik Dan Magnetiknya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [4] Permana. Andry. 2010. Sintesis Bahan Nanokomposit Polianilin(Pani) Tio 2 Dan Karakterisasinya Sebagai Pelapisan Tahan Korosi. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Institut Teknologi Sepuluh Nopember:Surabaya [5] Sathiyanarayanan. S. 2007. Preparation of Polyaniline TiO2 Composite and its Comparative Corrosion Protection Performance with Polyaniline. Synthetic Metals 157 (2007) 205-213. [6] Castro, A.L, Nunes M.R, Carvalho A.P. 2007, Synthesis of anatase TiO 2 nanoparticles with high temperature stability and photocatalytic activity, Journal Science Direct. [7] Asrori. M. Z. 2000. Fisika Polimer. Surabaya. Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [8] Fontana. Mars 1987. Corrosion Engineering, third edition. Mc Graw-Hill Book Company, Amerika.