REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Nisa khoiriah INTISARI

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI KALSIUM SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GERBANG BEKASI TAHUN 2011 JURNAL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BAYI DAN BALITA DI POSYANDU BANGSAN GATAK SUKOHARJO TAHUN 2011

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati satu tahap sebelumnya. Pengetahuan dan kesadaran ibu balita khususnya dan masyarakat pada umumnya sangat perlu dalam melaksanakan pemantauan perkembangan motorik dan memberikan rangsangan terhadap perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik balita usia 3-5 tahun di posyandu Desa Cisayong wilayah kerja puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan populasi 260 ibu balita, teknik sampling yang digunakan axidental sampling sebanyak 140 ibu balita teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar balita usia 3-5 tahun adalah yang berpengetahuan baik sebanyak 43 orang ibu (30,7%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 72 orang ibu (51,4%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 25 orang ibu (17,9%) dan pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik halus balita usia 3-5 tahun adalah yang berpengetahuan baik sebanyak 37 orang ibu (26,4%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 68 orang ibu (48,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 35 orang ibu (25%). Ibu balita dapat menambah informasi tentang motorik balita melalui format ddst dari bidan atau melalui penyuluhan agar ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang motorik balita dan diharapkan dapat memahami dan mengerti sehingga dapat diterapkan di kemudian hari. Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Perkembangan Motorik, Balita

Latar Belakang Menurut UNICEF tahun 2010 di dapat data masih tingginya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak usia balita khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan 23,5 (27,5%)/5 juta anak mengalami gangguan (UNICEF, 2010). Di Indonesia jumlah anak usia balita sebanyak 23,7 juta, 10,4 % dari total penduduk Indonesia (IDAI, 2008). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan jumlah balita Indonesia mencapai sekitar 31,8 juta jiwa pada 2012. Sekitar 16% anak dibawah usia lima tahun (balita) di Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat (Depkes, 2010). Di Jawa Barat jumlah anak usia balita 12-59 bulan pada tahun 2014 sebanyak 3.929.704 anak. Depkes RI melakukan Skrining perkembangan di 30 Provinsi di Indonesia dan dilaporkan 45% bayi mengalami gangguan perkembangan. Penelitian di Jawa Barat memberikan hasil bahwa 30% anak mengalami gangguan perkembangan dan 80% di antaranya disebabkan oleh kurangnya pemberian stimulasi dini (Depkes RI, 2012). Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang paling peka terhadap lingkungan, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period), jendela kesempatan (windows of opportunity) dan masa kritis (critical period) (Depkes, RI 2012). Di Tasikmalaya jumlah anak usia balita 12-59 bulan pada tahun 2014 sebanyak 210.957 anak, (2,7 %) anak mengalami perkembangan tidak optimal. Hal ini dipicu oleh kurangnya deteksi dini dan stimulasi yang diberikan untuk mendukung perkembangan motorik (Dinkes, 2014). Menurut laporan Puskesmas Cisayong jumlah anak balita 2-5 tahun pada bulan Februari 2015 sebanyak 2.348 anak. Jumlah anak balita usia 3 tahun- 5 tahun di Desa Cisayong adalah sebanyak 260 balita yang terdiri dari 7 posyandu. Ada banyak hal yang masih belum diketahui oleh para orangtua yaitu perkembangan motorik anaknya, penting bagi orangtua untuk mengetahui perkembangan motorik balita karena untuk memantau perkembangan anak sesuai dengan umur anak. Menurut laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dibandingkan dengan kecamatan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan Cisayong masih banyak perkembangan anak khususnya perkembangan motorik anak yang kurang, sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di wilayah tersebut (Dinkes, 2014). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Posyandu Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong terdapat 45 ibu yang mempunyai balita usia 3-5 tahun. 10 orang ibu yang mengetahui perkembangan motorik anak yang sesuai dengan umur anak dan 25 orang ibu yang tidak mengetahui perkembangan motorik anak yang sesuai dengan umur anak karena tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya informasi yang di dapatkan oleh ibu. Dan 10 orang ibu yang mempunyai balita usia 3-5 tahun tidak mengikuti kegiatan posyandu yang dilaksanakan.

Tujuan Penelitian Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui bagaimana pengetahun ibu tentang perkembangan motorik balita usia 3-5 tahun di Posyandu Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong. Sedangkan tujuan khususnya adalah; Kesatu : Mengetahui bagaimana pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar balita usia 3-5 tahun di Posyandu Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong. Kedua : Mengetahui bagaimana pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik halus balita usia 3-5 tahun di Posyandu Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif. Deskriftif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi untuk menggambarkan sesuatu secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuantitatif adalah data yang dihasilkan berupa angka (Riwidikdo, 2009). Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya menurut Sugiyono (2013) dalam Suyanto (2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 3-5 tahun di Posyandu Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya yang bejumlah 260 ibu. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana yang akan diteliti atau sebagian jumlah, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dalam populasi itu menurut Sugiyono (2013) dalam Suyanto (2015). Sampel dalam penelitian ini menggunakan Accidental Sampling, yaitu merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan (incidental) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel (Hendry, 2010) Sampel dalam penelitian ini adalah 140 ibu yang mempunyai balita usia 3-5 tahun.

Teknik Pengumpulan Data Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto 2006). Berdasarkan cara memperolehnya data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009). 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek atau objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari pertanyaan yang disediakan dari kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Cara mendapat data sekunder ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data atau hal-hal mengenai variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan surat kabar. (Ari Kunto, 2009). Data sekunder diperoleh dari jumlah semua ibu yang memiliki balita usia 3-5 tahun di Posyandu Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan data yg diperoleh dari kader dan bidan puskesmas. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang telah ada diolah dan dianalisis melalui tahap (Notoatmodjo, 2012): a. Editing Menyeleksi data yang diperoleh dari responden, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalamnya. Proses editing dari penelitian ini adalah hasil kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan yang diedit terlebih dahulu. b. Coding Proses ini dilakukan setelah pengumpulan data dan pengeditan data, selanjutnya memberi kode terhadap jawaban. Penggunaan coding dalam penelitian ini untuk mempermudah pada saat analisa dan entry data. Kode untuk jawaban benar diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban salah diberi nilai 0. c. Entry Data Setelah data diperiksa dan diberi kode, proses selanjutnya adalah memindahkan data dari kuesioner kedalam program SPSS 16.0. d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukan ke dalam tabel e. Cleaning Pembetulan atau koreksi kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya. Dalam penelitian ini dilakukan setelah semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan.

2. Analisa Data Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari variabel. (Notoatmodjo, 2010). Analisa ini dilakukan untuk mendeskripsikan variabel pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik anak balita usia 3-5 tahun, dan dapat diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = n x 100% N Keterangan : P = Presentase n = Jumlah jawaban yang benar N = Jumlah seluruh pertanyaan Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria tingkat pengetahuan menurut teori Arikunto (2010) sebagai berikut: a. Baik, apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 76%-100% b. Cukup, apabila pertanyaan dijawab oleh responden 56%-75% c. Kurang baik, apabila pertanyaan dijawab oleh responden <56% (Arikunto, 2010) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap ibu yang memiliki balita usia 3-5 tahun di Desa Cisayong Kabupaten Tasikmalaya bulan Mei Tahun 2015, penulis ingin memaparkan mengenai pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik balita usia 3-5 tahun di Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Kasar Balita Usia 3-5 Tahun di Posyandu Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya No Pengetahuan Frekuensi Prosentasi (%) 1 Baik 43 31% 2 Cukup 72 51% 3 Kurang 25 18% Jumlah 140 100% Berdasarkan tabel 5.1, gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar balita 3-5 tahun di posyandu Desa Cisayong Wilayah kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, menunjukan bahwa mayoritas Ibu berpengetahuan cukup sebanyak 72 orang ibu (51%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Halus Balita Usia 3-5 Tahun di Posyandu Desa Cisayong Wilayah Kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya No Pengetahuan Frekuensi Prosentasi (%) 1 Baik 37 26% 2 Cukup 68 49% 3 Kurang 35 25% Jumlah 140 100% Berdasarkan tabel 5.2, gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik halus balita 3-5 tahun di posyandu Desa Cisayong Wilayah kerja puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, menunjukan bahwa mayoritas Ibu berpengetahuan cukup sebanyak 68 orang ibu (49%). Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Kasar Balita Usia 3-5 Tahun Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa gambaran pengetahuan ibu dari balita usia 3-5 tahun di posyandu Desa Cisayong Kabupaten Tasikmalaya adalah ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 72 orang ibu (51%). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2009). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar balita usia3-5 tahun dikategorikan cukup. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu belum mengetahui tentang perkembangan motorik kasar balita 3-5 tahun. Cukupnya pengetahuan tentang perkembangan motorik kasar pada balita 3-5 tahun dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Mulai dari usia ibu 20 tahun sampai lebih dari 30 tahun, ibu yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berusia lebih dari 26 tahun. Jika dari pendidikan atau tamatan sekolah ibu, mulai dari tamatan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berpendidikan terakhir SMP dan SMA. Sedangkan dari pekerjaan ibu mulai dari ibu rumah tangga, pegawai swasta, petani, wiraswasta dan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah ibu yang bekerja sebagai pekerja swasta dan wiraswasta.

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak. Setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak (Sudarti, 2010). Perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinir. Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik dan dan dikoordinir syaraf pusat. Kecakapan seseorang menunjukan fungsi fisik semakin matang sehingga mampu menunjukan kemampuan yang lebih baik (Hurlock, 2007). Perkembangan motorik meliputi 2 hal, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar dan motorik halus diperlihatkan agar anak dapat berkembang secara optimal. Perbedaanya, motorik kasar sangat bergantung pada kematangan anak sedangkan motorik halus bisa dilatih (Soetjiningsih, 2012). Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya, kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia balita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lantas lari, lompat dan melempa. Modal dasar dalam perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan dengan sensori utama), yaitu keseimbangan, rasa sendi (propioceptif) dan raba (taktil). Untuk melatihnya yang jelas lakukan sedini mungkin saat semua perkembangan sensorinya terpenuhi. 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Motorik Halus Balita Usia 3-5 Tahun Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa gambaran pengetahuan ibu dari balita usia 3-5 tahun di posyandu Desa Cisayong Kabupaten Tasikmalaya adalah ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 68 orang ibu (49%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik halus balita usia3-5 tahun dikategorikan cukup. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu belum mengetahui tentang perkembangan motorik halus balita 3-5 tahun. Mulai dari usia ibu 20 tahun sampai lebih dari 30 tahun, ibu yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berusia lebih dari 26 tahun. Jika dari pendidikan atau tamatan sekolah ibu, mulai dari tamatan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berpendidikan terakhir SMA. Sedangkan dari pekerjaan ibu mulai dari ibu rumah tangga, pegawai swasta, Pegawai Negeri Sipil yang memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah ibu yang bekerja sebagai pekerja/pegawai swasta dan wiraswasta. Motorik halus adalah perkembangan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan

sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal (Sudarti, 2010). Diharapkan ibu yang berpengetahuan tinggi dapat memberi pembelajaran untuk anaknya yang berhubungan dengan perkembangan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus agar anak dapat mencapai perkembangan sesuai dengan umur. Dengan cukupnya pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik balita usia 3-5 tahun diharapkan ibu lebih mempelajari dan mengaplikasikan tentang perkembangan pada anak usia 3-5 tahun agar dapat memberikan stimulasi atau pelajaran yang tepat bagi anak sehingga anak menjadi cerdas, sehat dan kreatif. Kesimpulan Dari hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik balita usia 3-5 tahun di posyandu Desa Cisayong wilayah kerja Puskesmas Cisayong Kabupaten Tasikmalaya dapat disimpulkan bahwa : 1. Gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik kasar balita di posyandu Desa Cisayong Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 43 orang ibu (31%), cukup sebanyak 72 orang ibu (51%) dan kurang sebanyak 25 orang ibu (18%). 2. Gambaran pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik halus balita di posyandu Desa Cisayong Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam kategori baik sebanyak 37 orang ibu (26%), cukup sebanyak 68 orang ibu (49%) dan kurang sebanyak 35 orang ibu (25%).

DAFTAR PUSTAKA UNICEF, 2010. Angka Kejadian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita tahun 2010, tersedia dalam http://www.academia.edu. Diakses tanggal 20 Maret 2015. Ikatan Dokter Indonesia, 2008. Tumbuh kembang balita. Edisi Pertama. Jakarta: Sagung Seto. Departemen Kesehatan RI. 2012. Jumlah Anak Balita 2012. Tersedia dalam http://www.diskes.jabarprov.go.id. Diakses 20 Maret 2015. Dep. Kes RI. 2012. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Jakarta. Hartanto. 2010. Pencapaian Kemampuan Anak Berbeda. Tersedia dalam http://digilib.unimus.ac.id. Diakses tanggal 20 Maret 2015. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Yuniarti, Sri. 2015. Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi-Balita dan Anak Pra- Sekolah. Jakarta: Refika Aditama. Hurlock. 2007. Peranan Orantua aterhadap Perkembangan Anak. Tersedia dalam www.hurlock.com. Diakses tanggal 20 Maret 2015. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Hanum Marimbi. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika. Sudarti, Endang Khoerunisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha Medika. Sudilarsih, Feni. 2009. Buku Pintar Dunia Balita. Jogjakarta : Garailmu. Supartini, Yupi. 2008. Buku Ajaran Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinenka Cipta. Riwidikdo, H. 2009. Statistic Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cindikia. Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Puspitosari, Henni. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 tahun. Yogyakarta : Yogyakarta.