PREPARASI DYE SENSITIZED SOLAR CEL MENGGUNAKAN EKSTRAK ANTOSIANIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L)

dokumen-dokumen yang mirip
Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

PREPARASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

FABRIKASI SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Studi Eksperimental Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Performa DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) dengan Ekstrak Buah dan Sayur sebagai Dye Sensitizer

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.2, (2013) X 1

BAB III METODE PENELITIAN

VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN WAKTU PEMUTARAN SPIN COATING

SEL SURYA FOTOELEKTROKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL PLATINUM SEBAGAI ELEKTRODA COUNTER GROWTH

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil berupa

Karakterisasi Ekstrak Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) sebagai Fotosensitiser pada Sel Surya Pewarna Tersensitisasi

PEMANFAATAN EKSTRAK ANTOSIANIN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa) SEBAGAI SENSITIZER DALAM PEMBUATAN DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)

Sintesis dan Karakterisasi Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) dengan Sensitizer Antosianin dari Bunga Rosella

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahapan penelitian ini secara garis besar ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Preparasi sampel. Pembuatan pasta ZnO dan TiO2

DYE - SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC) MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI DARI EKSTRAK KOL MERAH DAN COUNTER ELECTRODE BERBASIS KOMPOSIT TiO2-GRAFIT

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL(DSSC) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN STRAWBERRY

PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN SENSITIZER ANTOSIANIN DARI BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA)

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

PEMANFAATAN EKSTRAK ANTOSIANIN KOL MERAH (Brassica oleracea var) SEBAGAI DYE SENSITIZED DALAM PEMBUATAN PROTOTIPE SOLAR CELL(DSSC)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP EFISIENSI SEL SURYA TERSENSITISASI DYE DARI TINTA SOTONG DAN EKSTRAK TEH HITAM

Pembuatan Prototipe Dari Dye Sentized Solar Cell (DSSC) Yang Menggunakan Antosianin Daun Miana/Iler ( Coleus Scutellariodes

Peranan Elektrolit Pada Performa Sel Surya Pewarna Tersensitisasi (SSPT)

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI DYE SENSITISER ALAMI PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL

Pengaruh Penggunaan Elektrolit Gel Terhadap Arus dan Tegangan DSSC Prototipe DSSC Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESTABILAN SEL SURYA DENGAN FOTOSENSITIZER EKSTRAK ZAT WARNA KULIT JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.)

SEL SURYA BERBASIS TITANIA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF

DAFTAR ISI. Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL

Pengaruh ph Larutan Antosianin Strawberry dalam Prototipe Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) B-15

Pengaruh Konsentrasi Ruthenium (N719) sebagai Fotosensitizer dalam Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) Transparan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI KLOROFIL TERHADAP DAYA KELUARAN DYE-SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Sintesa Titanium dioxide (TiO 2 ) untuk Dye-Sensitized Solar Cell dengan Antosianin Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa)

SKRIPSI DELOVITA GINTING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UJI BEDA KESTABILAN TEGANGAN DAN ARUS ANTARA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) YANG MENGGUNAKAN COUNTER ELECTRODE JELAGA LILIN DAN GRAFIT PENSIL

Pengaruh Variasi Ketebalan Titanium Dioksida (TiO 2 ) Terhadap Daya Keluaran Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mariya Al Qibriya, 2013

4 Hasil dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN

Jurnal Sains Materi Indonesia PENGARUH BEBERAPA JENIS DYE ORGANIK TERHADAP EFISIENSI SEL SURYA DYE SENSITIZED SOLAR CELL

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4

BAB I PENDAHULUAN I.1

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 3 No. 3, Oktober 2015,

Pengujian dan Analisis Performansi Dye-sensitized Solar Cell (DSSC) terhadap Cahaya

Wilda Zakiah 1), Amun Amri 2), Ahmad Fadli 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia 2) Dosen JurusanTeknik Kimia

PILLAR OF PHYSICS, Vol. 1. April 2014, 33-40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Metodologi Penelitian

Konstruksi Sel Surya Bio menggunakan Campuran Klorofil-Karotenoid sebagai Sensitizer

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sel surya generasi pertama berbahan semikonduktor slikon (Si) yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-7

3 Metodologi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

PENGGUNAAN CAMPURAN PEWARNA ALAMI PADA SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT)

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB II DASAR TEORI 2.1 PHOTOVOLTAIC Efek Photovoltaic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Karakterisasi Dye Organik Alam Dan Ruthenium (N719) Sebagai Fotosensitizer Dalam Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) TESIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

J. Sains Dasar (1) 1-7

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Optimasi Parameter Sintesis Nanopartikel TiO 2 untuk Dye Sensitized Solar Cell

PENGARUH WAKTU SPIN COATING TERHADAP STRUKTUR DAN SIFAT LISTRIK SEL SURYA PEWARNA TERSENSITASI SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Bab II Tinjauan Pustaka

Fabriksi Dye Sensitized Solar Cells(DSSC)Mengunakan Ekstraksi Bahan-bahan Organik Alam Celosia Argentums dan Lagerstromia sp

Transkripsi:

Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 158-167, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 PREPARASI DYE SENSITIZED SOLAR CEL MENGGUNAKAN EKSTRAK ANTOSIANIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L) Anna Maulina, Hardeli, Bahrizal Laboratorium Penelitian Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr.Hamka Padang 25131, Indonesia 1 maulinaanna11@gmail.com. ABSTRACT This study aims to determine the effect of the concentration of semi-solid electrolyte/polymer gel and determine the effect of the dye absorption technique on TiO 2 paste the resulting DSSC efficiency. The results obtained by XRD characterization of TiO 2 crystal phase is anatase and rutile TiO 2 with a crystal size of 30.27 nm. Based of testing the light absorption of dye extract of purple sweet potato is known that the spectrum of the dye can absorb light at 533 nm wavelength maximum. The result of the conversion of sunlight into electrical energy obtained the highest value is at the highest PEG concentration at 0.1 M is 0,38% for TiO 2 paste is mixed directly with the dye and 0,23% for TiO 2 paste soaking in the dye for 24 hours using an electrolyte semisolid/gel polymer with an area of 1 cm 2. Key words: Anthocyanin, DSSC, semi-solid electrolyte, FTIR, UV-Vis, XRD PENDAHULUAN Ketersediaan energi di dunia ini semakin lama semakin menipis, termasuk ketersedian sumber energi listrik yang berasal dari sumber energi konvensional seperti bahan bakar minyak, semakin lama semakin menurun (Prasetyowati, 2012). Cadangan sumber energi fosil di seluruh dunia terhitung sejak 2002 yaitu 40 tahun untuk minyak, 60 tahun untuk gas alam dan 200 tahun untuk batu bara (Septina, 2007). Untuk mencukupi kebutuhan energi tersebut, dilakukan berbagai energi alternatif diantaranya pemanfaatan energi terbarukan seperti energi surya, energi air, biomassa, panas bumi, energi angin dan energi samudera (Subodro, 2012). Penggunaan energi melalui solar cell atau sel surya merupakan alternatif yang paling potensial. Hal ini dikarenakan jumlah energi matahari yang sampai ke bumi sangat besar, yaitu sekitar 700 Megawatt setiap menitnya. Bila dikalkulasikan, jumlah ini 10.000 kali lebih besar dari total konsumsi energi dunia (Zamrani dan Gontjang, 2013). Salah satu aplikasi energi surya adalah pemanfatannya dalam konversi energi cahaya menjadi listrik, seperti yang dikembangkan oleh Gratzel atau sering juga disebut dengan Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) atau Sel Surya Berbasis Pewarna Ter-sensitisasi (SSPT) (Kumara dan Gontjang, 2012). Pada dasarnya prinsip kerja DSC merupakan suatu siklus transfer elektron oleh komponen-komponen DSSC (Kumara dan Gontjang, 2012) sehingga mengakibatkan timbulnya energi listrik. Pada DSSC, absorpsi cahaya dan transfer muatan listrik terjadi pada proses yang terpisah. Absorpsi cahaya dilakukan oleh molekul zat warna dan transfer muatan oleh semikonduktor anorganik nanokristal yang memiliki celah pita lebar. Beberapa semikonduktor anorganik yang sering digunakan yaitu Titanium Dioksida (TiO 2 ). TiO 2 memiliki fase kristal yang reaktif terhadap cahaya, selain memiliki efisiensi tinggi juga inert, tidak berbahaya dan murah (Gratzel, 2003). Karakteristik lain juga dibutuhkan yaitu penggunaan bahan zat warna yang mampu menyerap spektrum cahaya dan cocok dengan energi celah TiO 2 yaitu 3,2 ev (Mubarak, 2012) sehingga dapat meningkatkan performa DSSC. 158

Anna Maulina dkk. Preparasi Dye Sensitized Solar Cel dengan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Manggis Dalam DSSC, salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah elektrolit, yang berperan sebagai media dalam proses regenerasi elektron agar siklus bisa terus berlangsung. Elektrolit yang selama ini umum digunakan adalah elektrolit dalam bentuk cair yang mengandung I - - /I 3 yang memberikan efisiensi besar (Pancaningtyas dan Akhlus, 2010). Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya menggunakan elektrolit cair dengan efisiensi 0,43% (Riky, 2011), akan tetapi penggunaan elektrolit ini menjadi salah satu faktor pembatas yang kritis dalam hal stabilitas jangka panjang (Mubarak, 2012), sedangkan elektrolit semi padat dengan efisiensi 0,21% tidak mudah menguap, memiliki konduktifitas ion yang tinggi pada temperatur konstan dan stabilitas jangka panjang (Pancaningtyas dan Akhlus, 2010), namun elektrolit semi padat tidak mudah mengalir yang menyebabkan efisiensi yang dihasilkan rendah, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap elektrolit dalam bentuk semi padat yang nantinya diharapkan penggunaannya dapat lebih efisien, yaitu dengan memvariasikan komposisi penyusun elektrolit semi padat yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi DSSC. Selain elektrolit, zat warna juga memilki peran yang besar dalam meningkatkan efisiensi DSSC yang berfungsi untuk mengabsorpsi cahaya. Zat warna yang umum digunakan dan mencapai efisiensi tinggi adalah ruthenium kompleks. Namun jenis ini sulit disintesis dan harganya mahal. Sehingga dilakukan alternatif lain yaitu dengan penggunaan zat warna buahbuahan, khususnya antosianin (Septina, 2007), yang menyebabkan warna merah dan ungu pada buah. Pada penelitian ini senyawa antosianin yang digunakan berasal dari kulit buah manggis. Gambar 1 Buah manggis (Miryanti, 2011) Manggis (Garcinia mangostana. L) merupakan salah satu buah yang mengandung antosianin paling banyak pada bagian kulitnya, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai zat warna pada sel surya jenis DSSC (Rahman dan Gontjang, 2013). Menurut supiyanti dkk dari hasil penelitian yang telah dilakukannya dalam 100 gr kulit buah manggis mengandung 59,3 mg antosianin (Supiyanti dkk. 2010). Berdasarkan gambar 2, cara Kerja DSSC adalah Pertama, ketika foton dari sinar matahari menimpa elektroda kerja pada DSSC, energi foton tersebut diserap oleh larutan zat warna yang melekat pada permukaan partikel TiO2, Sehingga elektron dari zat warna mendapatkan energi untuk dapat tereksitasi (D*). D + cahaya D*. Kedua, Elektron yang tereksitasi dari molekul zat warna tersebut akan diinjeksikan ke pita konduksi TiO 2 dimana TiO 2 bertindak sebagai akseptor/kolektor elektron. Molekul zat warna yang ditinggalkan kemudian dalam keadaan teroksidasi (D + ). D* + TiO 2 e - (TiO 2 ) + D +. Ketiga, Selanjutnya elektron akan ditransfer melewati rangkaian luar menuju elektroda lawan (elektroda karbon). Keempat, Elektrolit redoks biasanya berupa pasangan iodide dan triiodide (I - /I 3- ) yang bertindak sebagai mediator elektron sehingga dapat meng- 159

Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 158-167, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 hasilkan proses siklus dalam sel. Triiodida dari elektrolit yang terbentuk akan menangkap elektron yang berasal dari rangkaian luar dengan bantuan molekul karbon sebagai katalis. Kelima, Elektron yang tereksitasi masuk kembali ke dalam sel dan bereaksi dengan elektrolit menuju zat warna teroksidasi. Elektrolit menyediakan elektron pengganti untuk molekul zat warna teroksidasi. Sehingga zat warna kembali ke keadaan awal dengan persamaan reaksi : D + + e - (elektrolit) elektrolit + D (Kumara dan Gontjang, 2012). Ke-enam, Efisiensi DSSC. Besarnya efisiensi DSSC dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : η = P max P in 100%, dimana Pmax = daya maksimum yang dihasilkan oleh DSSC; Pin = daya sumber cahaya yang digunakan; Daya maksimum diberikan oleh hubungan : Pmax = Vmax.Imax. Pin dapat bersumber dari matahari dengan intensitas sekitar 1000W/m 2 atau 0,1W/cm 2. Pin ini dapat juga ditentukan dengan alat Lux meter yang digunakan untuk mengetahui intensitas cahaya. Dengan Vmax adalah tegangan maksimum yang dihasilkan DSSC dibagi dengan luas permukaan daerah substrat dan Imax merupakan arus maksimum yang dihasilkan dibagi dengan luas permukaan daerah substrat (Maddu dkk., 2007). * Gambar 2 Cara Kerja DSSC (Susmiyanto dkk., 2013) METODE PENELITIAN Peralatan yang digunakan adalah Kaca ITO, gelas kimia 100 ml dan 50 ml, gelas ukur 5 dan 10 ml, pipet tetes, batang pengaduk, cawan petri, lumpang alu, penjepit besi, magnetik stirer, multimeter digital (Sanwa), spatula, timbangan digital, furnace, alat instrument : Spektrofotometri UV-Vis (Agilent 8453), FTIR (PerkinElmer), dan XRD (XPERT-PRO PANanalytical PW 3050/60 anoda Cu dengan panjang gelombang 0,154 nm). Dan bahan-bahan yang digunakan yaitu bubuk TiO 2 Degussa P-25, methanol 95%, etanol 95%, asam asetat p.a, aquades, n-heksana p.a, etil asetat p.a, kalium iodida, iodine, Cytyl Trymethil Ammonium Bromide (CTAB), polietilen glikol (PEG) 2000, asetonitril p.a, pensil 8B, kulit buah manggis. Preparasi Pasta TiO 2 Preparasi Pasta TiO 2 diadopsi dari Zamrani dan Gontjang (2013) yaitu 1,5 gram bubuk TiO 2 Degusa P-25, kemudian digerus, diayak, dan dimasukkan ke dalam gelas kimia. Ditambah 2,5 ml asam asetat dan distirer selama 30 menit. Selanjutnya ditambah dengan 5 tetes Cytyl Trymethil Ammonium Bromide (CTAB), dan distirer selama 30 menit. Pasta TiO 2 yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam botol dan ditutup. Preparasi Zat Warna Preparasi zat warna diadopsi dari Septina (2007) yaitu 40 gram kulit buah manggis dipotong halus, kemudian ditambahkan metanol, asam asetat, aquades dengan perbandingan volume 25 ml: 4 ml: 21 ml, direndam selama 3 hari. Larutan kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring whatman. Hasil saringan 160

Anna Maulina dkk. Preparasi Dye Sensitized Solar Cel dengan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Manggis diekstraksi dengan 25 ml n-heksana p.a dengan corong pisah lalu dikocok selama 1 jam. Selanjutnya diambil lapisan bawah, dan dilanjutkan ekstraksi dengan etil asetat p.a sebanyak 25 ml dengan corong pisah lalu dikocok selama 1 jam. Hasil ekstraksi disimpan dalam botol gelap. Preparasi Elektrolit Preparasi elektrolit diadopsi dari Pancaningtyas dan Akhlus (2010). Elektrolit dibuat dari campuran larutan KI dan I 2 dengan pelarut asetonitril yang ditambahkan PEG 2000 dengan variasi komposisi PEG yang digunakan yaitu PEG 0,025M; PEG 0,05M; PEG 0,1M. Preparasi Counter Elektroda Karbon Sebagai sumber karbon digunakan grafit dari pensil. Grafit dilapiskan ke TCO dengan ukuran 1 x 1 cm pada bagian konduktifnya, kemudian dipanaskan pada temperatur 450ºC selama 10 menit agar grafit membentuk kontak yang baik sesama partikel karbon dengan TCO. Perakitan DSSC Setelah semua komponen DSSC berhasil dibuat kemudian dilakukan perakitan, dengan langkah-langkah sebagai berikut pertama, Pada kaca ITO yang telah dipotong menjadi ukuran 2,5 x 1,25 cm dibentuk area tempat TiO2 dideposisikan dengan bantuan selotif juga berfungsi sebagai pengatur ketebalan pasta TiO2 sehingga terbentuk ukuran 1 x 1 cm. Kedua, Pasta TiO2 dideposisikan diatas area yang telah dibuat pada kaca konduktif dengan bantuan batang pengaduk untuk meratakan pasta. Kemudian lapisan dikeringkan selama kurang lebih 15 menit dan di furnace pada temperatur 450ºC selama 30 menit. Lapisan TiO 2 kemudian direndam dalam larutan zat warna selama 0, 6, 12, 18 dan 24 jam kemudian lapisan TiO 2 akan menjadi berwarna ungu. Pada proses ini terjadi adsorpsi antosianin ke permukaan TiO 2. Ketiga, Zat warna yang berlebih dicuci dengan etanol. Keempat, 95% dan dikeringkan dengan tissue. Keempat, Kemudian elektrolit diteteskan pada sel dengan beberapa tetes. Kelima, Counterelektroda karbon kemudian diletakkan di atas lapisan TiO 2 dengan struktur sandwich kemudian masing-masing ujung diklip dan Keenam, DSSC siap untuk diuji Pengujian Absorbsi Zat Warna Absorbsi dari zat warna dianalisa dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS dengan instrument Agilent 8453. Panjang gelombang cahaya yang digunakan yaitu antara 400-800 nm. Pengujian Gugus Fungsi Zat Warna Spektra gugus fungsi dari zat warna antosianin dianalisa dengan menggunakan Spektrofotometer FTIR merk PerkinElmer. Pengujian Arus dan Tegangan DSSC Pada DSSC yang telah dirangkai dilakukan pengujian tegangan dan arus yang terukur dengan menggunakan multimeter digital merk Sanwa.Sumber cahaya yang digunakan yaitu cahaya matahari langsung (pengujian dilakukan siang hari). Pengujian TiO 2 Pengujian TiO 2 dilakukan dengan instrumen XRD. Pengujian dengan XRD dilakukan untuk mengetahui struktur kristal dan ukuran Kristal dari serbuk katalis TiO 2 dengan mengetahui puncak-puncak objek. Karakterisasi dilakukan dilaboratorium fisika dengan menggunakan alat XPERT-PRO PANanalytical PW 3050/60 anoda Cu dengan panjang gelombang 0,154 nm. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Zat Warna Zat warna dikarakterisasi absorbansi dan gugus fungsinya dengan Spektrofotometer UV- Vis dan FTIR. Hasil karakterisasi UV-Vis ditunjukkan oleh Gambar 3. Dari gambar 3 terlihat bahwa spektrum serapan antosianin kulit buah manggis cukup lebar dari 480-580 nm dengan panjang gelombang maksimum (maks) 532 nm. Pada panjang gelombang 532 nm warna yang terlihat adalah warna ungu kemerahan (Kumara dan Gontjang, 2012). Serapan ekstrak antosianin kulit buah manggis yang cukup lebar ini akan meningkatkan performansi dari sel surya. Hasil pengukuran FTIR ditunjukkan oleh Gambar 4. 161

Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 158-167, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 Gambar 3 Serapan Antosianin Kulit Buah Manggis Gambar 4 Spektra FTIR Antosianin Hasil interpretasi spektra FTIR tersaji dalam Tabel 1. Tabel 1 Interpretasi Spektra FTIR Antosianin (Wibiani, 2010) No Bilangan Gelombang (cm -1 ) Pada Spektra Pada Pustaka Bentuk Pita Gugus Fungsi 1 3348,25 3500-3000 Tajam OH 2 1634,95 1650-1450 Tajam C=C 3 1706,30 1800-1650 Sedang C=O 4 1044,35 1230-1000 Tajam C-O 5 683,26 900-690 Sedang C-H Dari interpretasi spekra infra merah menunjukkan bahwa antosianin yang diekstrak mengandung gugus fungsi seperti -OH- yang ditunjukkan oleh serapan tajam pada daerah 3348,25 cm-1 yang didukung juga oleh munculnya serapan pada bilangan gelombang 1044,35 cm -1 untuk ikatan -C-O- alkohol dan serapan pada 1706,30 cm -1 untuk ikatan -C=O-. 162

Anna Maulina dkk. Preparasi Dye Sensitized Solar Cel dengan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Manggis Serapan ikatan rangkap -C=C- aromatik ditunjukkan oleh serapan tajam pada bilangan gelombang 1634,95 cm -1 yang didukung juga oleh munculnya serapan pada bilangan gelombang 683,26 cm -1 untuk ikatan -C-H- tekuk. Berdasarkan hasil spectrum UV-Vis dan spectrum FTIR disimpulkan bahwa senyawa yang diekstrak adalah antosianin. Karakterisasi TiO 2 Hasil pengukurantio 2 dengan XRD ditunjukkan oleh Gambar 5. Gambar 5 Pola XRD dari TiO 2 Dari gambar 5 Analisis XRD menunjukkan puncak-puncak karakteristik TiO2 dengan intensitas tertinggi adalah pada sudut 2θ = 25,3158 yang merupakan puncak fase anatase. Berdasarkan nilai FWHM (Full Width at Half Maximum) dapat ditentukan ukuran Kristal dengan menggunakan persamaan Debeye Scherrer yaitu 30,27 nm. Tabel 2 Data Hasil Pengukuran XRD No 2 Theta d(å) 1% FWHM Struktur Kristal 1 25,3158 3,51819 100,00 0,2814 Anatase 2 27,3890 3,25640 24,91 0,1535 Rutil 3 36,0839 2,48920 9,96 0,1791 Rutil 4 36,9182 2,43484 5,13 0,4093 Anatase 5 37,8000 2,38004 21,14 0,1791 Anatase 6 38,5548 2,33517 7,11 0,3070 Anatase 7 41,2363 2,18930 5,53 0,2047 Rutil 8 47,9343 1,89787 26,16 0,1791 Anatase 9 53,9011 1,70102 17,88 0,2558 Anatase 10 54,2989 1,68949 17,56 0,1535 Anatase 11 55,0718 1,66760 16,33 0,3070 Anatase 12 56,5916 1,62637 3,20 0.3070 Rutil 13 62,5821 1,48433 10,89 0,3070 Anatase/Rutil 14 68,9485 1,36199 5,91 0,5117 Anatase/Rutil 15 70,3841 1,33769 4,56 0,4093 Anatase 16 74,9169 1,26760 5,26 0,4093 Anatase 17 82,7455 1,16640 3,74 0,7164 Anatase 163

Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 158-167, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 Ukuran Kristal yang diperoleh ini cukup baik. Hal ini karena ukuran partikel TiO2 yang berukuran nanometer akan memiliki luas permukaan yang besar sehingga dapat menampung jumlah zat warna lebih banyak. TiO2 yang berukuran mikrometer atau besar akan memiliki luas permukaan yang kecil, sehingga hanya menampung sedikit zat warna. Kristal yang diperoleh berupa campuran anatase dan rutile. Hal ini dapat dilihat dari puncak-puncak yang dihasilkan, seperti terlihat pada Tabel 2. Dari hasil interpretasi data XRD dalam menentukan fasa kristal, menunjukkan bahwa intensitas untuk fasa anatase memiliki jumlah yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan Hidalgo bahwa perbandingan fasa anatase dan rutile untuk TiO 2 Degussa P-25 adalah sebesar 80 : 20 (Hidalgo et.al., 2002). Fasa anatase mempunyai kemampuan fotoaktif yang lebih tinggi dibanding rutile (Septina, 2007). Hal ini dikarenakan luas permukaan anatase lebih besar daripada rutile sehingga sisi aktif per unit anatase lebih besar.adanya fasa anatase yang lebih banyak ini dapat meningkatkan efisiensi DSSC yang dihasilkan. Preparasi Elektrolit Pada penelitian ini, preparasi elektrolit telah berhasil dilakukan. Elektrolit yang diperoleh adalah elektrolit yang berbentuk semi padat yang tidak mudah mengalir dan berwarna kuning kehitaman. Preparasi Counter Elekroda Pada penelitian ini preparasi counter elektroda karbon telah berhasil dilakukan. Counter elektroda karbon yang diperoleh adalah berupa kaca ITO yang telah terlapisi dengan karbon. Perakitan DSSC Pada penelitian ini perakitan DSSC telah berhasil dilakukan yaitu terdiri dari gabungan dua buah kaca ITO yang dibuat dengan struktur sandwich dengan lapisan yang berbeda. Kaca ITO bagian atas merupakan lapisan TiO2 yang telah menyerap zat warna dan ditetesi dengan elektrolit semi padat, sedangkan kaca ITO bagian bawah merupakan lapisan elektroda karbon dan berbentuk DSSC dapat dilihat pada Gambar 6.. Gambar 6 Perakitan DSSC Perhitungan Efisiensi DSSC Pada DSSC yang telah dipasang dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuan dalam mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. DSSC berhasil mengkonversi energi surya menjadi energi listrik yang ditunjukkan pada nilai tegangan dan arus listrik yang dihasilkan. Besarnya tegangan yang dihasilkan dipengaruhi oleh waktu perendaman TiO 2 dalam zat warna dan konsentrasi PEG yang digunakan, seperti yang terlihat pada Tabel 3. 164

Efisiensi (%) Efisiensi (%) Anna Maulina dkk. Preparasi Dye Sensitized Solar Cel dengan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Manggis Kurva hubungan antara efisiensi terhadap konsentrasi PEG pada masing-masing waktu perendaman dapat dilihat pada Gambar 7. Tabel 3 Tegangan, Kuat Arus dan Efisiensi yang Dihasilkan Berdasarkan Waktu Perendaman dan Konsentrasi PEG yang Digunakan Waktu Rendam (Jam) PEG (M) V (mv) R (mω) I (10-6 A) η (%) 6 0,025 98,4 0,297 331,313 0,032 0,05 170,2 18,911 x10 6 232513700 0,002 0,1 331,0 0,744 444,892 0,147 12 0,025 288,7 6,015 x 10 6 48 0,014 0,05 30,9 0,595 x 10 9 51,9 0,002 0,1 232,5 0,266 877,068 0,204 18 0,025 205,2 0,694 x 10 3 24,1 0,004 0,05 187,5 11,73 x 10 3 13 0,002 0,1 125,5 0,6 78,145 0,010 24 0,025 281,6 0,721 x10 6 309,569 0,109 0,05 427 0,016 x10 9 26,7 0,011 0,1 293,1 0,145 x10 6 2021,37 0,592 0,2 0,15 0,147 0,1 0,05 0,032-1E-16 0,002 0,025 0,05 0,075 0,1 0,125-0,05 Konsentarsi PEG Gambar 7 Waktu Perendaman 6 Jam 0,25 0,2 0,204 0,15 0,1 0,05 0 0,014 0,002 0,025-0,05 0,05 0,075 0,1 0,125 Konsentrasi PEG Gambar 8 Waktu Perendaman 12 Jam 165

Efisiensi (%) Efisiensi (%) Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 158-167, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 0,011 0,009 0,01 0,007 0,005 0,004 0,003 0,002 0,001 0,025 0,05 0,075 0,1 0,125 Konsentrasi PEG Gambar 9 Waktu Perendaman 18 Jam 0,7 0,5 0,592 0,3 0,10,109 0,011-0,1 0,025 0,05 0,075 0,1 0,125 Konsentrasi PEG Gambar 10 Waktu Perendaman 24 Jam Pada Gambar 7, 8, 9, dan 10 dapat dilihat bahwa efisiensi paling tinggi yang dihasilkan adalah pada PEG konsentrasi 0,1 M. Hasil ini berlaku disetiap variasi waktu perendaman dengan waktu perendaman optimum 24 jam. Efisiensi yang didapatkan adalah 0,592%. Jika dibandingkan dengan penelitian Riky (2011) efisiensi eletrolit semi padat yang diperoleh a- dalah 0,21 % maka efisiensi yang didapatkan pada penelitian ini lebih baik, bahkan juga jika dibandingkan dengan efisiensi elektrolit cair yang didapatkan oleh Riky (2011) yaitu 0,43 %, efisiensi pada penelitian yang telah dilakukan ini masih lebih baik. Hal ini dikarenakan elektrolit semi padat tidak mudah menguap, memiliki konduktifitas ion yang tinggi pada temperatur konstan dan stabilitas jangka panjang (Pancaningtyas dan Akhlus, 2010), sedangkan elektrolit cair mudah menguap. Berdasarkan Gambar 7, 8, 9, dan 10 juga dapat dilihat bahwa pada setiap PEG konsentrasi 0,05M efisiensi selalu mengalami penurunan. Hal ini karena nilai hambatan yang diperoleh adalah yang paling besar (Tabel 3). Jika hambatan besar maka aliran elektron yang mengalir sedikit yang mengakibatkan kecilnya nilai arus dan efisiensi yang dihasilkan. Selain itu kemungkinan lain disebabkan oleh lapisan semikonduktor TiO 2 yang cukup besar atau kurang merata sehingga dimungkinkan elektron yang terinjeksi dari zat warna mengalami hambatan yang cukup besar dan mengakibatkan menurunnya arus maksimum yang mengalir melalui sel (Pancaningtyas dan Akhlus, 2010). Berdasarkan Gambar 7 juga dapat dilihat bahwa pada perendaman 24 jam merupakan efisiensi DSSC yang paling tinggi. Jika diamati, kemungkinan waktu perendaman ini belum 166

Anna Maulina dkk. Preparasi Dye Sensitized Solar Cel dengan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Manggis waktu optimumnya karena dilihat dari grafik masih mengalami kenaikan. Hai ini dikarenakan tingginya penyerapan zat warna pada permukaan partikel TiO 2 pada waktu perendaman 24 jam. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah pertama, penelitian ini telah berhasil dilakukan pembuatan prototype DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) dengan menggunakan variasi komposisi elektrolit semi padat dan metoda fraksinasi ekstraksi anto-sianin kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L). Kedua, Efisiensi yang di-hasilkan oleh DSSC adalah 0,592 %. DAFTAR KEPUSTAKAAN Gratzel, Michael. 2003. Dye Sensitized Solar Cell. Journal of Photochemistry and photobiology. Vol 4, 145-153. Hidalgo MC, Colon G & Navio JA. 2002. Modification of the Physicochemical Properties of Commercial TiO2 Samples by Soft Mechanical Activation. Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry 148. Kumara, M.S.W dan Gontjang. P. 2012. Studi awal fabrikasi dye sensitized solar cell (DSSC) dengan menggunakan ekstraksi daun bayam (amaranthus hybridus l) sebagai dye sensitizer dengan variasi jarak sumber cahaya pada DSSC. Surabaya : Institut Teknologi Surabaya November. Maddu dkk. 2007. Sel surya tersensitasi dye pada menggunakan fotoelektroda komposit TiO2/TA2O5 dan elektrolit gel polimer ISBN : 978-979-98010-6-7. Miryanti, dkk. 2011. Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Unversitas Katolik Parahyangan Bandung. Mubarak AK., dkk. 2012. Sensitization of Nanocrystalline Titanium dioxide Solar Cells using Natural Dyes: Influence of Acids Medium on Coating Formulation. American Academic & Scholarly Research Journal Vol. 4, No. 5, Sept 2012. Pancaningtyas L. dan Akhlus S. 2010. Peranan Elektrolit Pada Performa Sel Surya Pewarna Tersensitisasi. Surabaya : Kimia Fisika FMIPA ITS. Prasetyowati, Rita. 2012. Sel Surya Berbasis Titania Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Rahman dan Gontjang. 2013. Pengaruh Pemberian Space (Bantalan) untuk Mendapatkan Kestabilan Arus dan Tegangan Prototipe DSSC dengan Ekstraksi Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) sebagai Dye Sensitizer. Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol. 1, No.2. FMIPA ITS Riky. 2011. Preparasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Menggunakan TiO 2 dengan Ekstrak Zat Warna (Dye) dari Bungan Rosella (Hibiscus sabdariffa).skripsi. Padang : UNP Septina W, Dimas F dan Mega A. 2007. Pembuatan Prototipe Solar Cell Murah dengan Bahan Organik-Inorganik (Dyesensitized Solar Cell). Bandung : ITB Subodro R dan Ramelan AH. 2012. Sintesa Titanium Dioxide (TiO 2 )Untuk Dye- Sensitized Solar Cell (DSSC).UNS Supiyanti W dan Kusmita. 2010. Uji aktivitas Antioksidan dan Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L). Majalah Obat Tradisional, 15(2), 64 70, 2010. Susmiyanto, dkk. 2013. Karakterisasi Ekstrak Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Sebagai Fotosensitiser Pada Sel Surya Pewarna Tersensitisasi. Makalah Seminar Nasional. ISBN 978-602-8047-80-7. Wibiani, Santi. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antosianin dari Kulit Buah Anggur (Vitis vinifera var. Prabu Bestari). Malang : UIN Maulana Malik Ibrahim. Zamrani RA dan Gontjang P. 2013. Pembuatan Dan Krakterisasi Prototipe Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Menggunakan Ekstraksi Kulit Buah Manggis Sebagai Dye Sensitized Dengan Metoda Doctor Blade. Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol.1, No.2, (2013) 2301-928x 167

Jurnal Sainstek Vol. VI No. 2: 158-167, Desember 2014 ISSN: 2085-8019 168