BAB III PENGURUSAN ARSIP

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB VI PENYUSUTAN ARSIP AUDIO-VISUAL

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

PENYUSUTAN ARSIP. Burhanuddin DR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

Standar Pelayanan Penyimpanan Arsip Inaktif di Lingkungan Sekretariat Negara

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

1. Organisasi dan Tata Kerja Unnes 2. Jadwal Retensi Arsip 3. Folder 4. Tab/Guide 5. Filling Cabinet 6. Komputer

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Arsip Nasional Republik Indonesia

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUTAN ARSIP

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL,

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

TATA CARA PENYUSUTAN ARSIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP- 918/K/1995 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUTAN ARSIP

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

Diklat Penyusutan Arsip

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN STANDAR PELAYANAN PENGELOLAAN ARSIP DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUSNAHAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 250 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB V PELAYANAN PEMINJAMAN DAN PERMINTAAN ARSIP AUDIO-VISUAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Arsip Dinamis Arsip Statis

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV DESKRIPSI INSTANSI DAN HASIL PENGAMATAN

NSPK PENYUSUTAN ARSIP

Keputusan Kepala ANRi No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusutan Arsip pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Peraturan Kepala

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indone

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 046 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP INAKTIF

2016, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Unda

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUTAN ARSIP KEPEGAWAIAN BERDASARKAN JADWAL RETENSI ARSIP

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SURAT EDARAN Nomor : SE/01/1981. Tentang

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

Standar Pelayanan Peminjaman Arsip di Lingkungan Sekretariat Negara STANDAR PELAYANAN PEMINJAMAN ARSIP DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

Transkripsi:

BAB III PENGURUSAN ARSIP A. Pengertian Pengurusan Arsip adalah rangkaian kegiatan teknis kearsipan yang sistematis meliputi: penelitian, pengolahan, penyimpanan, pelayanan, pemeliharaan, dan penyusutan arsip. B. Tujuan Pengurusan Arsip Tujuan pengurusan arsip adalah: a. agar arsip dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat; b. mendayagunakan arsip sebagai sumber informasi dan berkas kerja, khususnya dalam penyelesaian surat dinas dan pengambilan keputusan; c. menyelamatkan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan administrasi di lingkungan Sekretariat Negara; d. menghemat ruangan, peralatan, dan perlengkapan. Pengurusan arsip aktif diselenggarakan di unit-unit pengolah di setiap satuan organisasi oleh Arsiparis atau Penata Arsip Sekretariat Negara dengan bimbingan Unit Kearsipan I. Pengurusan arsip inaktif diselenggarakan secara terpusat di Bagian Arsip, Biro Tata Usaha, Sekretariat Menteri Sekretaris Negara oleh Arsiparis atau Penata Arsip Sekretariat Negara. C. Mekanisme Pengurusan Arsip 1. Pengurusan Arsip Aktif Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam pengurusan arsip aktif adalah sebagai berikut. a. Penelitian Penelitian arsip aktif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. meneliti arsip apakah sudah ada disposisi simpan atau belum; b. memeriksa kebenaran dan kelengkapan arsip tersebut; bila terdapat kekurangan dibuat catatan seperlunya; c. memilah dan membuang bahan-bahan yang bukan arsip atau yang berlebihan, seperti: sampul/amplop, map, blangko formulir, brosur dan sejenisnya; a. mencatat arsip ke dalam buku agenda surat masuk dan surat keluar. b. Pengolahan

- 22 - b. Pengolahan Pengolahan arsip aktif adalah pemberkasan arsip, dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) menentukan dan menuliskan kode klasifikasi arsip dan indeks arsip berdasarkan Pola Klasifikasi Kearsipan Sekretariat Negara pada setiap arsip; 2) mengelompokkan arsip tersebut berdasarkan kode klasifikasi arsip dan indeks arsip. c. Penyimpanan Penyimpanan arsip aktif dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) memeriksa arsip tersebut apakah sudah diberi kode klasifikasi arsip atau belum; 2) menyimpan arsip yang sudah dikelompokkan tersebut ke dalam folder atau boks arsip secara sistematis berdasarkan kode klasifikasi arsip; 3) membuat daftar arsip yang disimpan di dalam setiap boks arsip; 4) membuat dan menempelkan label pada boks arsip atau folder berdasarkan kode klasifikasi arsip. d. Pelayanan Pelayanan arsip aktif terdiri dari penemuan kembali arsip aktif dan peminjaman arsip aktif. Penemuan kembali data dan informasi arsip berpedoman pada kode klasifikasi arsip dan kartu indeks, serta alat bantu lainnya, yaitu: lembar disposisi, agenda atau daftar arsip guna menentukan lokasi arsip. Prosedur penemuan kembali arsip aktif adalah sebagai berikut: 1) memahami data dan informasi yang diperlukan; 2) menentukan tempat penyimpanan arsip dengan berpedoman pada kode klasifikasi arsip; apabila menemui kesulitan memeriksa lokasi arsip pada lembar disposisi, agenda, kartu indeks, formulir peminjaman dan daftar arsip; 3) mencocokkan berkas yang ditemukan dengan data dan informasi arsip yang diminta; 4) mengambil berkas arsip yang telah dicocokkan tersebut dari boks arsip atau folder dengan memberi tanda khusus (lembar peminjaman kedua). Arsip aktif bersifat tertutup, pelayanan peminjaman arsip hanya diizinkan untuk orang yang berwenang, yaitu pejabat di lingkungan Sekretariat Negara. Prosedur peminjaman arsip aktif sebagai berikut: 1) meneliti siapa yang meminjam arsip pada surat permohonan peminjaman; 2) apabila

- 23-2) apabila data dan informasi arsip yang akan dipinjam berklasifikasi penting atau vital harus meminta izin dan persetujuan kepala biro di satuan organisasi pemilik arsip; 3) mengisi lembar peminjaman; 4) lembar peminjaman terdiri dari tiga lembar: lembar pertama diletakkan di buku peminjaman; lembar kedua melekat di folder arsip; lembar ketiga dibawa peminjam arsip; 5) menentukan jangka waktu peminjaman arsip sesuai aturan yang berlaku; 6) peminjam harus mengembalikan arsip tepat waktu; jika terlambat, petugas harus mengingatkan atau menagih arsip. e. Pemeliharaan Langkah-langkah pemeliharaan arsip aktif meliputi: 1) memeriksa dan memberi kapur barus pada folder, boks arsip, filing cabinet dan rak arsip secara berkala; 2) melakukan penyemprotan atau fumigasi ruang penyimpanan arsip secara berkala dengan koordinasi Biro Umum di setiap satuan organisasi yang bersangkutan. f. Penyusutan Pelaksanaan penyusutan arsip aktif berpedoman pada Jadwal Retensi Arsip dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip. Kegiatan ini dilaksanakan di Unit Kearsipan II dan III (unit-unit pengolah di setiap satuan organisasi) dengan tahapan kegiatan sebagai berikut. 1) Pemusnahan Kegiatan pemusnahan arsip aktif dilakukan untuk bahan bukan arsip atau yang berlebihan, seperti: sampul/amplop, map, blangko formulir, brosur, dan sejenisnya. 2) Pemindahan a) Kegiatan pemindahan arsip yang frekuensi penggunaannya sudah menurun dilakukan dengan mengirim arsip tersebut ke Unit Kearsipan I sebagai Pusat Arsip Inaktif Sekretariat Negara. b) Kegiatan pemindahan arsip harus disertai daftar arsip yang dipindahkan dan Berita Acara (BA) Pemindahan. c) Unit Kearsipan II dan Unit Kearsipan III berkoordinasi dengan Unit Kearsipan I sebelum melakukan kegiatan pemindahan arsip. Mekanisme pengurusan arsip aktif dapat dilihat pada Bagan 1 berikut. BAGAN 1

- 24 - BAGAN 1 BAGAN PENGURUSAN ARSIP AKTIF Kegiatan Penata Arsip Kewenangan Penanganan Penanggung Jawab Arsip Karo ybs Karo TU Setmen Sesneg Biro Umum *) A. Penelitian 1. meneliti arsip sesuai disposisi 2. memeriksa kebenaran dan kelengkapan 3. memilah dan membuang bahan yang bukan arsip 4. mencatat arsip ke dalam buku agenda surat masuk dan surat keluar B. Pengolahan 5. menuliskan kode klasifikasi arsip dan indeks arsip 6. mengelompokkan arsip berdasarkan kode klasifikasi arsip dan indeks arsip C. Penyimpanan 7. memeriksa kode klasifikasi arsip 8. menyimpan arsip ke dalam folder/boks arsip 9. membuat daftar arsip 10. menempelkan label pada boks arsip/folder berdasarkan kode klasifikasi arsip D. Pelayanan 11. memahami data dan informasi yang diperlukan 12. menentukan tempat penyimpanan arsip 13. mencocokkan berkas yang ditemukan 14. mengambil berkas arsip 15. meneliti siapa yang meminjam 16. meminta izin dan persetujuan Kepala Biro ybs (untuk arsip penting) 17. memberikan izin peminjaman 18. memberikan formulir peminjaman 19. menentukan jangka waktu peminjaman E. Pemeliharaan 20. memberi kapur barus pada tempat penyimpanan arsip secara berkala 21. melakukan penyemprotan/fumigasi ruang penyimpanan arsip secara berkala F. Penyusutan 22. pemusnahan bahan bukan arsip 23. pembuatan daftar arsip yang frekuensi penggunaannya sudah menurun 24. pemindahan arsip ke Unit Kearsipan I 25. penandatanganan Berita Acara Pemindahan *) Biro Umum pada satuan organisasi masing-masing 2. Pengurusan

- 25-2. Pengurusan Arsip Inaktif Pengurusan arsip inaktif dilaksanakan hanya di Unit Kearsipan I, yaitu Bagian Arsip Biro Tata Usaha Sekretariat Menteri Sekretaris Negara yang berfungsi sebagai Pusat Arsip Inaktif Sekretariat Negara. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam pengurusan arsip inaktif adalah sebagai berikut. a. Penelitian Langkah-langkah penelitian arsip inaktif dilakukan dengan cara: 1) memeriksa dan mencocokkan arsip yang dipindahkan dari Unit Kearsipan II dan Unit Kearsipan III, apakah sudah sesuai dengan daftar arsip yang dipindahkan; 2) bila terdapat kekurangan, dibuat catatan dan diminta untuk dilengkapi. b. Pengolahan Pengolahan arsip inaktif dilakukan oleh Arsiparis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) memilah arsip inaktif dengan bahan-bahan bukan arsip dan duplikasi; 2) menyeleksi arsip inaktif yang akan dimusnahkan atau disimpan atau diserahkan ke ANRI dengan berpedoman pada Jadwal Retensi Arsip (JRA); 3) menilai arsip inaktif yang akan dimusnahkan atau disimpan atau diserahkan ke ANRI dengan berpedoman pada Jadwal Retensi Arsip (JRA); 4) mendeskripsikan arsip inaktif yang akan disimpan atau diserahkan ke ANRI pada kartu deskripsi; 5) memberkaskan arsip inaktif berdasarkan kode klasifikasi arsip/indeks arsip atau skema pengaturan arsip; 6) memanuver kartu deskripsi; 7) memanuver fisik arsip; 8) menyusun Daftar Pertelaan Arsip (DPA) untuk arsip yang akan dimusnahkan atau disimpan atau diserahkan ke ANRI. c. Penyimpanan Penyimpanan dan penataan arsip inaktif dilakukan oleh Penata Arsip dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) menata berkas arsip inaktif ke dalam map; 2) menata map arsip ke dalam boks arsip; 3) membuat dan menempelkan label pada boks arsip berdasarkan kode klasifikasi arsip /indeks arsip atau nomor urut boks; 4) menata boks arsip ke dalam mobile file/rak arsip; 5) membuat dan menempelkan label pada mobile file/rak arsip berdasarkan asal-usul arsip atau subjek. d. Pelayanan

- 26 - d. Pelayanan Kegiatan pelayanan arsip inaktif terdiri dari penemuan kembali arsip inaktif, peminjaman arsip inaktif, dan pemberian layanan konsultasi tentang penyelenggaraan kearsipan di Sekretariat Negara. Kegiatan ini dilakukan oleh Bagian Arsip Biro Tata Usaha Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Penemuan kembali data dan informasi arsip berpedoman pada kode klasifikasi arsip dan indeks arsip serta alat bantu formulir peminjaman. Prosedur penemuan kembali arsip inaktif sebagai berikut: 1) memahami data dan informasi arsip yang diperlukan; 2) menentukan tempat penyimpanan arsip dengan berpedoman pada kode klasifikasi arsip, indeks arsip dan Daftar Pertelaan Arsip (DPA) serta formulir peminjaman arsip; 3) mencocokkan berkas arsip yang ditemukan dengan data dan informasi arsip yang diminta; 4) mengambil berkas arsip yang telah dicocokkan tersebut dari boks arsip dengan memberi tanda khusus (lembar peminjaman kedua). Arsip inaktif bersifat tertutup, pelayanan peminjaman arsip inaktif hanya diizinkan untuk orang yang berwenang dalam hal ini pejabat di lingkungan Sekretariat Negara. Prosedur peminjaman arsip inaktif sebagai berikut: 1) meneliti siapa yang meminjam arsip pada surat permohonan peminjaman; 2) apabila data informasi arsip yang akan dipinjam berklasifikasi penting atau vital harus meminta izin dan persetujuan Kepala Biro Tata Usaha Sekretariat Menteri Sekretaris Negara melalui Kepala Bagian Arsip; 3) peminjaman arsip inaktif yang dilakukan oleh instansi/lembaga/badan swasta dan atau perorangan harus mengajukan permohonan izin peminjaman kepada Menteri Sekretaris Negara; 4) mengisi lembar peminjaman; 5) lembar peminjaman terdiri dari tiga lembar: lembar pertama diletakkan di buku peminjaman; lembar kedua melekat di folder arsip; dan lembar ketiga dibawa peminjam arsip; 6) menentukan jangka waktu peminjaman arsip sesuai aturan yang berlaku; 7) peminjam harus mengembalikan arsip tepat waktu; jika terlambat, petugas harus mengingatkan atau menagih arsip. e. Pemeliharaan Pemeliharaan arsip inaktif dilakukan oleh Penata Arsip dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) memeriksa dan memberi kapur barus ke dalam boks arsip dan rak arsip secara berkala; 2) membersihkan boks arsip, rak arsip dan mobile file secara berkala; 3) melakukan

- 27-3) melakukan penyemprotan atau fumigasi ruang penyimpanan arsip secara berkala berkoordinasi dengan Biro Umum Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. f. Penyusutan Penyusutan arsip inaktif didasarkan pada Jadwal Retensi Arsip (JRA) dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip atau ketentuan dari ANRI. Penyusutan arsip inaktif dilakukan oleh Bagian Arsip Biro Tata Usaha Sekretariat Menteri Sektretaris Negara. 1) Pemusnahan Pemusnahan arsip inaktif adalah kegiatan menghancurkan atau meniadakan fisik dan informasi arsip melalui cara-cara tertentu, sehingga fisik dan informasinya tidak dapat dikenali lagi. Pemusnahan arsip ini memiliki resiko yang tinggi, karena arsip yang sudah terlanjur dimusnahkan tidak dapat diciptakan atau diadakan lagi. Pemusnahan arsip inaktif harus mengikuti prosedur sebagai berikut: a) memeriksa untuk mengetahui apakah arsip-arsip tersebut benarbenar telah habis jangka simpannya sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip (JRA); b) Daftar Pertelaan Arsip (DPA) yang dimusnahkan harus mendapat persetujuan Kepala Biro Tata Usaha Sekretariat Menteri Sekretaris Negara; c) membentuk tim pemusnahan untuk arsip yang memiliki retensi 10 tahun atau lebih. Tim Pemusnahan Arsip terdiri dari Bagian Arsip, unit kerja pemilik arsip, Biro Akuntabilitas Kinerja, Biro Hukum, dan ANRI; sedangkan untuk arsip-arsip keuangan harus melibatkan Biro Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan; untuk arsip kepegawaian melibatkan Biro Kepegawaian dan Badan Kepegawaian Negara; d) melaksanakan pemusnahan arsip dengan cara dirajang atau dihancurkan; e) membuat Berita Acara Pemusnahan. 2) Penyerahan Penyerahan arsip ke ANRI dilakukan jika arsip tersebut merupakan arsip statis dan bernilai guna sekunder. Arsip memiliki nilai guna sekunder apabila arsip tersebut bermanfaat baik bagi instansi/pihak pencipta arsip maupun instansi/pihak lain sebagai bahan bukti dan bahan pertanggungjawaban nasional. Penyerahan

- 28 - Penyerahan arsip dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: a) arsip yang diserahkan ke ANRI harus mendapat persetujuan dari Menteri Sekretaris Negara; b) penyerahan arsip ke ANRI dilakukan oleh Menteri Sekretaris Negara atau pejabat yang mewakili, minimal Kepala Biro Tata Usaha; c) pelaksanaan penyerahan arsip ke ANRI dilakukan oleh tim penyerahan arsip yang diketuai oleh Kepala Biro Tata Usaha Sekretariat Menteri Sekretaris Negara; d) penyerahan arsip ke ANRI harus disertai Daftar Pertelaan Arsip (DPA) dan Berita Acara Penyerahan. Mekanisme pengurusan arsip inaktif dapat dilihat pada Bagan 2 berikut. BAGAN 2

- 29 - BAGAN 2 BAGAN PENGURUSAN ARSIP INAKTIF A B C Kewenangan Penanganan Kegiatan Penata Kasubbag Kasubbag Kabag Karo Sesmen Biro Arsiparis Arsip Invenlah Penyusutan Arsip TU Sesneg Umum Tim ANRI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Penelitian 1. mencocokkan arsip yang dipindahkan dari Unit Kearsipan II/III dengan daftar arsip Pengolahan 2. memilah arsip inaktif dengan bahan bukan arsip dan duplikasi 3. menyeleksi arsip inaktif yang akan dimusnahkan/disimpan/ diserahkan ke ANRI 4. menilai arsip inaktif yang akan dimusnahkan/ disimpan/diserahkan ke ANRI 5. mendeskripsikan arsip inaktif yang akan disimpan/diserahkan ke ANRI pada kartu deskripsi 6. memberkaskan arsip inaktif berdasarkan kode klasifikasi arsip/indeks arsip/skema pengaturan arsip 7. memanuver kartu deskripsi 8. memanuver fisik arsip 9. menyusun Daftar Pertelaan Arsip (DPA) untuk arsip yang akan dimusnahkan/disimpan/ diserahkan ke ANRI Penyimpanan 10. menata berkas arsip inaktif ke dalam map 11. menata map arsip ke dalam boks arsip 12. membuat dan menempelkan label pada boks arsip berdasarkan kode klasifikasi arsip/indeks arsip atau nomor urut boks 13. menata boks arsip ke dalam mobile file/rak arsip 14. membuat dan menempelkan label pada mobile file/rak arsip berdasarkan asal usul arsip atau subjek D. Pelayanan

- 30 - D E F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Pelayanan 26. memahami data dan informasi yang diperlukan 27. menentukan tempat penyimpanan arsip 28. mencocokkan berkas yang ditemukan 29. mengambil berkas arsip 30. meneliti siapa yang meminjam 31. meminta izin dan persetujuan kepala biro ybs (untuk arsip penting) 32. memberikan izin peminjaman 33. memberikan formulir peminjaman 34. menentukan jangka waktu peminjaman Pemeliharaan 35. memberi kapur barus pada tempat penyimpanan arsip secara berkala 36. melakukan penyemprotan/fumigasi ruang penyimpanan arsip secara berkala Penyusutan 37. memeriksa untuk mengetahui apakah arsip-arsip tersebut benar-benar telah habis jangka simpannya sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip (JRA) 38. pembuatan Daftar Pertelaan Arsip (DPA) Musnah 39. meminta izin pemusnahan 40. membentuk tim pemusnahan 41. melaksanakan pemusnahan arsip 42. membuat Berita Acara Pemusnahan Arsip 43. menandatangani Berita Acara Pemusnahan Arsip 44. membuat Daftar Pertelaan Arsip (DPA) Serah 45. mengajukan izin penyerahan arsip kepada Mensesneg 46. menyerahkan arsip ke ANRI 47. membuat Berita Acara Penyerahan Arsip 48. menandatangani Berita Acara Penyerahan Arsip x BAB IV

BAB IV PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan Pengurusan Arsip Sekretariat Negara Republik Indonesia merupakan pedoman bagi para Arsiparis dan Penata Arsip baik di unit kerja yang menangani kearsipan maupun di unit-unit pengolah di setiap satuan organisasi di lingkungan Sekretariat Negara dalam pengurusan dan penanganan kearsipan. MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YUSRIL IHZA MAHENDRA Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT NEGARA RI Kepala Biro Organisasi dan Humas, Djadjuk Natsir