Penelitian dan Pengembangan untuk Mendukung Agribisnis Kelapa Sawit Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN MONO-DIASILGLISEROL (MDAG) DARI MINYAK KELAPA DAN MINYAK INTI SAWIT

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional cukup besar.

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

KAJIAN EFEK SINERGI ANTIMIKROBA METABOLIT BAKTERI ASAM LAKTAT DAN MONOASILGLISEROL MINYAK KELAPA TERHADAP MIKROBA PATOGEN PANGAN ASRIANI

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya

APPLICATION OF STAR ANISE

Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Morfologi Sel dan Pewarnaan Gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. massa koloni bakteri kompleks yang terorganisasi dalam matriks intermikrobial

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

UJI-UJI ANTIMIKROBA. Uji Suseptibilitas Antimikrobial. Menggunakan cakram filter, mengandung sejumlah antibiotik dengan konsentrasi tertentu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA

Efek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap Staphylococcus aureus ATCC dan Escherichia coli ATCC 25922

) WITH EGG WHITE LYSOZYME EXTRACTS AS THE ANTIMICROBIAL ACTIVITY ON

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau menguntungkan yaitu, bakteri patogen dan bakteri non patogen. Bakteri

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

AKTIVITAS ANTIMIKROBA PADA PUTIH TELUR DARI BEBERAPA JENIS UNGGAS TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF SKRIPSI CHAIRUL

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan khususnya sebagai bahan oleopangan dan oleokimia. bahan oleopangan, minyak kelapa digunakan untuk minyak goreng dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

Y ij = µ + B i + ε ij

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

PENGHAMBATAN EKSTRAK BUBUK TEH HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI YOGURT DAN BAKTERI PATOGEN SKRIPSI

Havita Dwi Anggasari 1) dan Murhadi 2) Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

KARAKTERISASI AKTIVITAS ANTIMIKROBA BEBERAPA ASAM LEMAK ASKORBIL 1. [Characterization of Antimicrobial Activity in Several Ascorbyl Fatty Acid]

6. MEKANISME KERJA ANTIBAKTERI CAMPURAN METABOLIT Lb. plantarum kik- MAG MINYAK KELAPA TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

AKTIVITAS ANTIMIKROBIA EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galangal) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBIA PERUSAK IKAN DENGAN PENGEMULSI TWEEN 80

Lestari dan Murhadi Pengaruh Nisbah Total Etanol - PKO...

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

PRODUKSI DAN APLIKASI PRODUK MONOASILGLISEROL DARI MINYAK KELAPA DALAM PENGOLAHAN SANTAN AWET

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

STUD1 KlNETlKA KONVERSI DISTILAT ASAM LEMAK KELAPA MENJADI PENGEMULSI MENGGUNAKAN ENZlM LIPASE Rhizomucor meihei DALAM REAKTOR TANGKI KONTINYU 1)

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI BAKTERIOSIN ASAL Lactobacillus plantarum 1A5 SERTA AKTIVITAS ANTIMIKROBANYA TERHADAP BAKTERI PATOGEN

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak kulit buah dan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

OPTIMASI KONSENTRASI KITOSAN MOLEKUL TINGGI DALAM SABUN TRANSPARAN ANTIBAKTERI SKRIPSI NURUL IMAYUNI

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP SEL VEGETATIF DAN SPORA

4. EFEK SINERGI ANTIBAKTERI BEBERAPA CAMPURAN METABOLIT BAL DENGAN MAG MINYAK KELAPA DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Listeria monocytogenes ABSTRAK

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN Staphylococcus.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENGUJIAN YOGHURT PROBIOTIK PADA PERTUMBUHAN BAKTERI

PRAKATA. rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF KENARI (Canarium indicum L. SHELL LIQUID SMOKE. AKTIVITAS ANTIBAKTERI ASAP CAIR TEMPURUNG KENARI (Canarium indicum L.

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA AIR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP Escherichia Coli SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Pengaruh Jenis Asam dan Waktu Reaksi Pemanasan terhadap Karakteristik Produk Etanolisis PKO (Palm Kernel Oil)

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung ABSTRACT

Mappiratu, Fardiaz D, Hasanuddin A Produksi dan aplikasi produk monoasilgliserol dari minyak kelapa dalam pengolahan santan awet.

MEMPELAJARI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EVITA DAMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. negatif Escherichia coli ATCC 25922, bakteri gram positif Staphylococcus aureus

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI NIRA AREN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN ASAL PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

Transkripsi:

KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN MONO-DIASILGLISEROL (MDAG) DARI MINYAK KELAPA DAN MINYAK INTI SAWIT (STUDY ON ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF MONOACYLGLYCEROL (MAG) AND MONO-DIACYLGLYCEROL (MDAG) OF COCONUT OIL AND PALM KERNEL OIL) Lilis Nuraida 1,2), Dhenok Anggraeni 1), Indriana S. Mintarti 1) dan Tri Haryati 1) 1 SEAFAST (Southeast Asian Food and Agriculture Science and Technology) Center, Institut Pertanian Bogor 2 Departemen llmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas antimikroba MAG dan MDAG dari minyak kelapa (CNO) dan minyak inti sawit (PKO) terhadap bakteri patogen. Bakteri yang digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antimikroba adalah Salmonella typhimurium, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. Penelitian ini juga mencakup evaluasi aktivitas antimikroba MDAG-CNO terhadap E. coli pada berbagai ph yang berbeda dan kombinasinya dengan EDTA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MAG, MDAG-CNO dan MDAG-PKO lebih potensial menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif daripada terhadap bakteri Gram negatif. Aktivitas antimikroba MAG lebih potensial daripada MDAG. Peningkatan konsentrasi MAG dan MDAG sampai 200 mg/ml meningkatkan aktivitas antimikroba terhadap B. cereus dan S. aureus. Tetapi, peningkatan konsentrasi di atas 200 mg/ml tidak meningkatkan zona hambat, bahkan menurunkan zona hambat. Zona hambat pada S. typhimurium dapat diamati sampai konsentrasi 100 mg/ml untuk MDAG dan 200 mg/ml untuk MAG. Di atas konsentrasi tersebut, tidak ada penghambatan yang teramati. Tidak ada penghambatan pada E. coli pada semua konsentrasi MAG dan MDAG yang digunakan yaitu antara 12.5-400 mg/ml. Penurunan zona hambat seiring dengan peningkatan konsentrasi MAG dan MDAG mungkin terjadi karena kemampuan difusi pada media agar yang rendah pada konsentrasi tinggi. Penelitian lebih lanjut pada MDAG-CNO menunjukkan bahwa minimum inhibitory concentration (MIC) dari MDAG-CNO untuk B. cereus dan S. aureus adalah 17.5 mg/ml. Aktivitas antimikroba MDAG-CNO terhadap E. coli meningkat dengan menurunnya ph dan penambahan EDTA. Pada ph 3 dan konsentrasi MDAG 400 mg/ml, E. coli dapat diinaktivasi. Dengan penambahan EDTA, konsentrasi MDAG yang sama dapat menginaktivasi E. coli pada ph 4. Kata kunci: MAG, MDAG, CNO, PKO, aktivitas antimikroba 204 Prosiding Seminar Tahunan MAKSI2008.

ABSTRACT The aim of present study was to evaluate antimicrobial activity of MAG and MDAG of coconut oil (CNO) and Palm Kernel Oil (PKO) towards pathogenic bacteria. The bacteria used to evaluate the antimicrobial activity were Salmonella typhimurium, Escherichia coli, Staphylococcus aureus and Bacillus cereus. The study also covered the antimicrobial activity of MDAG of CNO against E. coli at different ph and its combination with EDTA.The results revealed that MAG, MDAG of CNO and PKO were more potential to inhibit the growth of Gram positive bacteria than Gram negative bacteria. The antimicrobial activity of MAG was more potential than MDAG. Increasing concentration of MAG and MDAG up to 200 mg/ml increased the antimicrobial activity against B. cereus and S. aureus. However, increasing the concentration above 200 mg/ml did not increase the inhibition zone, even tend to decrease the inhibition zone. The inhibition zone on S. typhimurium was observed up to concentration of 100 mg/ml for MDAG and 200 mg/ml for MAG. Above those concentrations, no inhibitions were observed. No inhibition was observed on E. coli at all concentration of MAG and MDAG used i.e. 12.5-400 mg/ml. Decreasing inhibition zones with the increase concentration of MAG and MDAG were probably due to their low diffusion ability on agar plates at high concentration. Further study on MDAG-CNO showed that the minimum inhibitory concentration (MIC) of MDAG-CNO for B. cereus and S. aureus was 17.5 mg/ml. The antimicrobial activity of MDAG-CNO against E. coli increased with the decreased of ph and addition of EDTA. At ph 3 and MDAG concentration of 400 mg/ml, E. coli was killed. With addition of EDTA, similar concentration of MDAG killed E. coli at ph 4. Key words: MAG, MDAG, CNO, PKO, antimicrobial activity. PENDAHULUAN Mono-asil gliserol (MAG) adalah sebutan untuk monogliserida yang diproduksi dengan gliserolisis atau dengan esterifikasi antara gliserol dengan asam lemak. Sementara mono-digliserida (MDAG) adalah sebutan untuk campuran monogliserida dan digliserida, yang diproduksi dengan cara yang sama. Berdasarkan rasio gliserol/lemak dalam campuran reaksi, jumlah monogliserida yang diperoleh setelah proses gliserolisis adalah antara 10-60%. MDAG komersial biasanya mengandung 45-55% monogliserida, 38-45% digliserida, dan 8-12% trigliserida (Gunstone et al., 1994). MAG dan MDAG banyak digunakan sebagai emulsifaier dalam es krim, mentega kacang, puding, dan lainnya. Batas penggunaannya berkisar antara 0.05-0.40% (Igoe dan Hui, 1995). Indonesia memiliki sumber MAG dan MDAG yang sangat berlimpah diantaranya adalah minyak inti sawit (PKO) dan minyak kelapa (CNO). Kandungan asam lemak yang dominan pada CNO adalah asam lemak rantai sedang (medium chain triglycerides), dengan 86.5% asam lemak jenuh, 5.8% asam lemak tak jenuh Prosiding Seminar Tahunan MAKSI 2008 205

rantai tunggal, dan 1.8% polyunsaturated fatty acid (PUFA). Asam lemak yang dominan terkandung dalam PKO yaitu asam laurat (40-52%), asam miristat (14-18%), dan asam oleat (11-19%) (Orthoeter, 1996). Beberapa hasil penelitian menunjukkan MAG dan MDAG sangat berpotensi sebagai pengawet. Penelitian Wang et al. (1993) menunjukkan MAG dari minyak kelapa yang diproduksi dengan gliserolisis menggunakan lipase PS-30 dari Pseudomonas sp. mampu menghambat pertumbuhan Listeria monocytogenes. MAG dari minyak kelapa juga lebih efektif daripada lauril gliserol. Indriyati (2003) menunjukkan bahwa MDAG dari minyak kelapa memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Bacillus cereus), khamir (Sacharomyces cerevisiae, dan Candida utilis, dan kapang (Aspergillus oryzae dan Rhizopus stolonifer). Akan tetapi MDAG tersebut tidak menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap bakteri Gram negatif (Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa,dan Salmonella thypimurium). Aktivitas antibakteri MDAG lebih kuat dibandingkan aktivitas anti kapang dan khamir. Aplikasi MDAG sebagai antimikroba dalam santan kelapa menunjukkan bahwa kombinasi dari penambahan MDAG dan pasteurisasi mampu menghambat pertumbuhan total mikroba alami yang terdapat dalam santan kelapa. Aktivitas antimikroba MAG dan MDAG dipengaruhi oleh kemurniannya dan komposisi asam lemak di dalamnya serta kondisi dimana bakteri hidup. Sediaan MAG dan MDAG yang berbeda akan menunjukkan efektivitas yang berbeda. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap sifat antimikroba MAG dan MDAG yang dibuat dari minyak kelapa (MDAG-CNO) dan MDAG yang dibuat dari minyak inti sawit (MDAG-PKO) terhadap bakteri patogen, serta evaluasi terhadap pengaruh ph dan EDTA terhadap aktivitas MDAG-CNO. METODOLOGI 1. BAHAN DAN ALAT Bakteri uji yang digunakan adalah Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, dan Escherichia coli. Bahan yang digunakan adalah MAG, MDAG dari minyak kelapa (MDAG-CNO) dan MDAG dari minyak inti sawit (MDAG-PKO) yang diperoleh dari SEAFAST Center IPB. Bahan untuk analisa mencakup media nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), alkohol absolut 99,9%, HCI 1%, NaOH 1% dan akuades. Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat standar untuk pengujian mikrobiologi. 2. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN a. Pengujian Aktivitas Antimikroba MAG dan MDAG Metode ini merupakan uji pendahuluan untuk mengetahui potensi antimikroba MAG, MDAG-CNO dan MDAG-PKO. Tahap ini dimulai dengan menginokulasikan 206 Prosiding Seminar Tahunan MAKSI 2008

sebanyak 0.5 ml mikroba uji berumur 24 jam ke dalam 50 ml NA. Kemudian NA tersebut dituang ke dalam dua cawan petri sebanyak masing-masing 25 ml. Setelah NA padat, dibuat sumur dengan diameter 6 mm dan ke dalamnya dimasukkan larutan MAG atau MDAG sebanyak 60 pl. Setelah itu diinkubasi selama 48 jam dan kemudian diukur zona hambatnya yaitu area di sekeliling sumur yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri. MAG dan MDAG yang akan digunakan dilarutkan dahulu ke dalam alkohol absolut agar mampu berdifusi ke dalam media agar. Konsentrasi MAG dan MDAG yang digunakan adalah 12.5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 100 mg/ml, 200 mg/ml, dan 400 mg/ml. b. Penentuan Minimum Inhibitory Concentration (MIC) MDAG-CNO terhadap B. cereus dan S. aureus Minimum Inhibitory Concentration (MIC) adalah konsentrasi terkecil dari senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada periode inkubasi tertentu. Penentuan MIC dilakukan dengan metode Wang et al. (1992) yang menggunakan serial pengenceran dari bahan yang diuji. Medium disiapkan dengan melarutkan sejumlah MDAG-CNO dalam alkohol absolut. Selanjutnya larutan MDAG-CNO ditambahkan pada NB steril dalam tabung reaksi dengan jumlah yang berbeda, sehingga diperoleh suatu serial pengenceran MDAG-CNO. Konsentrasi MDAG-CNO yang digunakan dari 0-20 mg/ml. Ke dalam masing-masing tabung diinokulasi sebanyak 1 ml kultur. Sebagai kontrol adalah tabung dengan perlakuan sama namun tanpa penambahan MDAG-CNO. Tabung kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu optimum untuk masing-masing mikroba uji. Jumlah bakteri pada 0 jam dan 24 jam inkubasi dihitung dengan menggunakan metode tuang dengan media NA. Nilai MIC ditentukan pada konsentrasi MDAG-CNO terendah yang dapat membunuh seluruh bakteri yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya koloni pada agar cawan. c. Pengaruh ph terhadap aktivitas antimikroba MDAG-CNO Tahap ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ph terhadap aktivitas MDAG- CNO terhadap pertumbuhan E. coli. Kultur bakteri ditumbuhkan dalam media NB selama 24 jam. Kemudian dimasukkan sejumlah 1 ml kultur ke dalam 10 ml media NB yang telah ditambah MDAG dengan berbagai konsentrasi dan diatur pada ph 3 sampai ph 9. Kontrol yang digunakan adalah media NB tanpa penambahan MDAG. Jumlah bakteri pada 0 jam dan 24 jam inkubasi dihitung dengan menggunakan metode tuang dengan media NA. d. Pengaruh EDTA terhadap aktivitas antimikroba MDAG-CNO Tahap ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) terhadap aktivitas antimikroba MDAG-CNO. Kultur E. coli berumur 24 jam diinokulasikan pada NB steril yang berisi 400 mg/ml MDAG-CNO dan EDTA dengan konsentrasi 1 mm, 3 mm, 5 mm, 7.5 mm, dan 10 mm pada ph 8, dan pada NB berisi EDTA saja dengan konsentrasi yang sama. Jumlah bakteri pada 0 jam dan setelah 24 jam inkubasi dihitung dengan menggunakan metode Prosiding Seminar Tahunan MAKSI 2008 207

tuang dengan media NA. Pengujian juga dilakukan terhadap campuran MDAG- CNO 400 mg/ml dan EDTA (5 mm) pada ph 3 sampai ph 9. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Antimikroba MAG dan MDAG Hasil penelitian (Gambar 1) menunjukkan bahwa MAG, MDAG-CNO dan MDAG- PKO memiliki aktivitas antimikroba terhadap S. aureus, B. cereus dan S. typmimurium. Aktivitas antimikroba terhadap bakteri Gram positif (S. aureus dan B. cereus), lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas antimikroba terhadap bakteri Gram negatif (S. typhimurium). Namun demikian, MAG, MDAG-CNO dan MDAG- PKO tidak memberikan penghambatan terhadap E. coli. Menurut Kabara et al. (1972) alkohol dan ester gliserol hanya aktif pada bakteri Gram positif sehingga tidak dapat menghambat E. coli. Penambahan monokaprin pada kondisi asam dapat membunuh Salmonella sp. dan E. coli tetapi bakteri Gram negatif ini resisten pada ph netral. Penelitian Schlievert et al. (1992) menunjukkan bahwa penambahan gliserol monolaurat sampai konsentrasi 1000 dan 2000 pg/ml tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan E. coli karena adanya lapisan lipopolisakarida yang menghambat penetrasi gliserol monolaurat ke dalam sel. Mekanisme penghambatan dan kerusakan mikroba oleh senyawa antimikroba secara umum disebabkan oleh gangguan pada komponen penyusun sel terutama komponen penyusun dinding sel, reaksi dengan membran sel yang dapat mengakibatkan perubahan permeabilitas dan kehilangan komponen penyusun sel, penghambatan terhadap sintesis protein, dan gangguan fungsi material genetik (Davidson, 2001). Monolaurin dilaporkan dapat mengakibatkan kerusakan membran, menyebabkan kebocoran protein intraselular dan asam nukleat sehingga menurunkan aktivitas enzim yang berperan dalam metabolisme (Vadehra dan Wahl 1985 diacu dalam Kabara 1993). Sifat lipolitik dari MAG memungkinkan untuk menembus plasma dan bekerja sebagai antimikroba. Secara umum, MAG yang digunakan memiliki aktivitas antimikroba yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua jenis MDAG. Hal ini disebabkan oleh kemurnian MAG pada sediaan MAG yang digunakan pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi MAG pada sediaan MDAG-CNO dan MDAG-PKO. MAG yang disintesis dari minyak kelapa sebagian besar merupakan monolaurin (MC12) yang mempunyai aktivitas antimikroba yang cukup tinggi (Mappiratu,1999; August, 2000). MAG dari minyak kelapa juga mengandung monokaprilin (MC8), monokaprin (MC10), dan monomeristin (MC14) yang mempunyai aktivitas antimikroba (Wang et al., 1993). Konsentrasi MAG dan MDAG terendah yang digunakan dalam penelitian ini (12,5 mg/ml) memberikan efek penghambatan terhadap S. aureus dan B. cereus. Efek penghambatan MDAG terhadap S. typhimurium baru dapat diamati pada 208 Prosiding Seminar Tahunan MAKS1 2008

penggunaan MDAG 25 mg/ml, namun penghambatan oleh MAG sudah dapat diamati pada konsentrasi 12,5 mg/ml. Gambar 1. Penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus, Bacillus cereus dan Salmonella typmimurium oleh MDG dan MDAG. Peningkatan konsentrasi MAG dan MDAG sampai dengan 200 mg/ml meningkatkan aktivitas antimikroba terhadap B. cereus dan S. aureus. Tetapi, peningkatan konsentrasi di atas 200 mg/ml tidak meningkatkan zona hambat, bahkan menurunkan zona hambat. Zona hambat pada S. typhimurium dapat diamati sampai konsentrasi 100 mg/ml untuk MDAG dan 200 mg/ml untuk MAG. Di atas konsentrasi tersebut, tidak ada penghambatan yang teramati. Penurunan zona penghambatan seiring dengan peningkatan konsentrasi MAG dan MDAG mungkin terjadi karena kemampuan difusi pada media agar yang rendah pada konsentrasi MAG dan MDAG tinggi. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) Hasil pengujian pertumbuhan S. aureus dan B. cereus pada berbagai konsentrasi MDAG-CNO (Gambar 2) menunjukkan bahwa konsentrasi terendah untuk menghambat pertumbuhan atau MIC untuk S. aureus dan B. cereus adalah 17,5 mg/ml. Prosiding Seminar Tahunan MAKSI2008 209

Gambar 2. Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus pada berbagai konsentrasi MDAG-CNO MIC MDAG yang dibuat dari hasil pemanfaatan destilat asam lemak minyak kelapa untuk B. cereus adalah 20 mg/ml dan 17.5 mg/ml untuk S. aureus (Indriyati, 2003). Sementara itu, MIC dari asam laurat terhadap S. aureus adalah 2.49 jmol/ml (0.498 mg/ml) (Kabara et al., 1972). MIC dari MDAG lebih tinggi daripada asam laurat karena konsentrasi asam laurat dalam MDAG lebih rendah. Pengaruh ph terhadap aktivitas MDAG-CNO Kemampuan senyawa antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh kestabilannya terhadap protein, lipid, garam, dan tingkat keasaman (ph) dalam medium pertumbuhan (Nychas dan Tassou, 2000 diacu dalam Naufalin, 2005). Pada penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh ph terhadap aktivitas antimikroba MDAG-CNO terhadap E. coli. Bakteri ini dapat tumbuh pada kisaran ph yang cukup luas antara 4.4-9 (Jay, 1996 ). Gambar 3 menunjukkan bahwa aktivitas MDAG meningkat dengan menurunnya ph. Tanpa penambahan MDAG, E. coli masih dapat tumbuh pada ph 3. Dengan penambahan MDAG 400 mg/ml, E. coli dapat diinaktivasi pada ph 3. Pada ph 4, penambahan MDAG dengan konsentrasi yang sama menurunkan 3 log cfu/ml dibandingkan dengan kontrol. Penelitian Thormar et al. (2005), menunjukkan bahwa Salmonella spp. dan E. coli tidak dihambat oleh asam lemak dan monogliserida pada ph netral. Akan tetapi, E. coli dapat diinaktivasi dengan penambahan asam sitrat. Penambahan 1.25 mm monokaprin pada ph 4,1, 4,5 dan 5,0 dapat membunuh Salmonella sp. dan E. coli. Tetapi tanpa penambahan monokaprin pada ph 4.1 atau penambahan 5 mm monokaprin pada ph netral tidak dapat membunuh keduanya. 210 Prosiding Seminar Tahunan MAKSI2008

Gambar 3. Pengaruh penambahan MDAG-CNO pada berbagai ph terhadap pertumbuhan E. coli Pada umumnya, asam lemak berfungsi sebagai surfaktan anionik masuk ke dalam plasma membran bakteri dan mengubah permeabilitas membran sehingga terjadi disintegrasi membran. Asam lemak rantai pendek (Short Chain Fatty Acid) dan sedang (Medium Chain Fatty Acid) berdifusi ke dalam sel dalam bentuk tidak terdisosiasi dan kemudian akan terdisosiasi di dalam sitoplasma sehingga membuat kondisi intraselular menjadi asam. Nilai ph intraselular yang lebih rendah menyebabkan inaktivasi enzim-enzim intraselular dan mengganggu transpor asama amino (Nair et al., 2005). Penelitian Holland et al. (1994), menunjukkan bahwa ph lingkungan sangat mempengaruhi sensitivitas S. aureus terhadap gliserol monolaurat, di mana S. aureus lebih sensitif pada ph di bawah 7. Penelitian Wang dan Jonhson (1992) menunjukkan penghambatan asam lemak dan monolaurin terhadap L monocytogenes lebih tinggi pada ph 5 daripada ph 6, karena meningkatnya sensitivitas L. monocytogenes pada ph rendah (Wang dan Johnson, 1992). Pengaruh EDTA terhadap aktivitas antimikroba MDAG-CNO Gambar 4 menunjukkan bahwa EDTA dapat menghambat pertumbuhan E. coli mulai konsentrasi 3 mm dan penghambatan semakin besar dengan naiknya konsentrasi EDTA. Sementara itu, kombinasi antara MDAG 400 mg/ml dan EDTA 7.5 mm mampu membunuh E. coli. EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) merupakan pengkelat logam. EDTA bereaksi dengan alkali dan logam berat membentuk kompleks. Menurut Gray dan Wilkinson (1965), EDTA aktif melawan P. aeruginosa melalui mekanisme pengkelatan. EDTA mengikat kation logam yang penting bagi integritas dinding sel yaitu kalsium, magnesium, dan kation divalen lainnya yang penting dalam pembentukan lipopolisakarida dan menyebabkan kebocoran dinding sel. Prosiding Seminar Tahunan MAKSI2008 211

Gambar 4. Pengaruh EDTA dan kombinasi MDAG-CNO 400 mg/ml dan EDTA terhadap pertumbuhan E. Coli Kato dan Shibasaki (1976) menunjukkan bahwa penambahan bahan pengkelat (citric dan polyphosphoric acid) dibutuhkan untuk memperkuat efek monogliserida untuk melawan bakteri Gram negatif. Pengkelat asam tersebut akan mengeluarkan lapisan lipopolisakarida dari dinding bakteri dan menyebabkan bakteri beraksi seperti Gram positif. Peningkatan aktivitas antibakteri monolaurin dengan penambahan EDTA adalah karena peningkatan penyerapan monogliserida ke dalam sel. Kombinasi antara EDTA dengan MDAG dapat meningkatkan aktivitas antimikroba MDAG (Gambar 5). Efektivitas meningkat dengan menurunnya ph. Konsentrasi EDTA 5 mm dan MDAG 400 mg/ml mampu membunuh E. coli pada ph 4, sementara tanpa penambahan MDAG, E. coli baru dapat diinaktivasi total pada ph 3. Pada ph 4, penambahan EDTA 5mM saja atau MDAG-CNO 400 mg/ml saja tidak mampu membunuh E. coli. Gambar 5. Pengaruh penambahan EDTA terhadap aktivitas antimikroba MDAG- CNO terhadap pertumbuhan E. coli pada berbagai ph 212 Prosiding Seminar Tahunan MAKSI2008

KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa MAG, MDAG-CNO dan MDAG-PKO lebih potensial menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif daripada bakteri Gram negatif. MAG lebih potensial daripada MDAG untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Tidak ada penghambatan pada E. coli pada semua konsentrasi MAG dan MDAG yang digunakan yaitu antara 12,5-400 mg/ml. Akan tetapi, aktivitas antimikroba MDAG-CNO terhadap E. coli meningkat dengan menurunnya ph dan penambahan EDTA, sehingga untuk aplikasi disarankan penggunaan MDAG sebagai pengawet dikombinasikan dengan ph rendah atau penambahan EDTA. Minimum inhibitory concentration (MIC) dari MDAG-CNO untuk B. cereus dan S. aureus adalah 17.5 mg/ml. DAFTAR PUSTAKA August, E. G. 2000. Kajian lipase amobil dari Aspergillus niger pada pembuatan MAG yang bersifat antibakteri dati minyak kelapa. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor Blaszyk, M., Holley, R. A. 1998. Interaction of Monolaurin, Eugenol, dan Sodium Citrate on Growth of Common Meat Spoilage and Pathogenic Organisms. Int. J of Food Microbiol. 39:175-183 Davidson, P. M. dan Branen, A. L. Antimicrobials in Foods 2 nd Edition. Marcel Dekker Inc, New York Gunstone, F. D., J. L. Harwood, dan F. B. Padley. 1994. The Lipid Handbook. Chapman and Hall, London Holland, K. T., Taylor, D., dan Farrel, A. M. 1994. The effect of glycerol monolaurat on growth of, and production of Toxic Shock Syndrome Toxin-1 and lipase by, Staphylacoccus aureus. J of Antimicrobial Chemotherapy 33 : 41-55 Igoe, R. S. dan Hui, Y. H. 1996. Dictionary of Food Ingredients. Chapman and Hall, New York Indriyati, W. 2003. Kajian Aktivitas Antimikroba Campuran Mono dan Diasilgliserol Hasil Pemanfaatan Destilat Asam Lemak Minyak Kelapa. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor Jay, M. J. 1996. Modem Food Microbiology 5 th Edition. Chapman and Hall, New York Kabara, J. J. 1993. Medium-Chan Fatty Acids and Esters. Di Dalam : Antimicrobials in Foods. Alfred L. B. dan P. M. Davidson (eds). Marcel Dekker, Inc., New York Prosiding Seminar Tahunan MAKSI2008 213

Mappiratu. 1999. Penggunaan Biokatalis Dedak Padi Dalam Biosintesis Antimikroba Monoasil Gliserol dari Minyak Kelapa. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor Nair, M. K. M., Joy, J., Vasudevan, P., Hinckey, L., Hoagland, T. A., dan Venkitanarayanan, K. S. 2005. Antibacterial effect of caprylic acid and monocaprylin on major bacterial mastitis pathogens. J. Dairy Sci. 88: 3488-3495 Naufalin, R. 2005. Kajian sifat Antimikroba Ekstrak Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Berbagai Mikroba Patogen dan Perusak Pangan. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor Orthoeter, F. T. 1996. Vegetable Oils. Di Dalam : Bailey s Industrial Oil and Fat Products. Volume 1, 5 th Edition. Editor : Y. H. Hui. Jon Willey and Son, New York Shclievert, P. M., J. R. Deringer, M. H. Kim, S. J. Projan, dan R. P. Novick. 1992. Effect of glycerol monolaurate on bacterial growth and toxin production. Int. J of Food Microbiol. Vol 36. no 3. p. 626-631 Wang, L. L. dan Johnson, E. A. 1992. Inhibition of Listeria monocytogenes by fatty acids and monoglycerides. Applied and Environmental Microbiology, Vol. 58, No. 2 : 624-629 Wang, L. L., Yang, B. L.,Parkin, K. L., dan Johnson, E. A. 1993. Inhibition of Listeria monocytogenes by monoacylglycerol synthetized from coconut oil and milk fat by lipase-catalized glycerolisis. J. Agric. Food Chem, 41 : 1000-1005 214 Prosiding Seminar Tahunan MAKSI2008