IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL AMILASE YANG BERASAL DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KOTA PADANG ARTIKEL GUSNAYETTY NIM.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL PROTEASE DARI LIMBAH CAIR TAHU DI KOTA PADANG ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

Karakterisasi Bakteri Amilo-Termofilik Obligat dari Sumber Air Panas Semurup, Sungai Penuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

II. METODELOGI PENELITIAN

BAKTERI TERMO-AMILOLITIK YANG BERASAL DARI SUMBER AIR PANAS PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

Isolasi, Karakterisasi dan Uji Potensi Bakteri Penghasil Enzim Termostabil Air Panas Kerinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bacillus sp merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif,

Teknik Identifikasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada bulan Maret Mei Penelitian dilaksanakan di

BAB I PENDAHULUAN. Sampah berhubungan erat dengan pencemaran lingkungan yaitu sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

No. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

I. PENDAHULUAN. Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung. menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT INFEKSIUS. IDENTIFIKASI DAN ISOLASI BAKTERI Escherichia coli

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

IDENTIFIKASI MIKROBA. Evi Umayah Ulfa

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Gambar 6. Hasil uji biokimia Bacillus cereus pada nasi putih non organik: (a) metode tradisional (dandang) (b) Dengan metode modern (rice cooker)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRINING DAN ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM AMILASE DARI LIMBAH TEBU YONATHAN MEIKY SEPTIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Transkripsi:

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL AMILASE YANG BERASAL DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KOTA PADANG ARTIKEL GUSNAYETTY NIM. 10010055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL AMILASE YANG BERASAL DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KOTA PADANG Gusnayetty 1), Mades Fifendy 2), RRP. Megahati S. 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang ggusnayetty@yahoo.com ABSTRACT Amylase is an enzyme that plays a role in hidrolysis starch into simple sugars. Various industries in Indonesia using amylase as a catalyst, as in the food industry amylase role in making foods, drinks, or liquid sugar and non-food industries amylase used in the textile, paper and detergent. Some types of bacteria such as Bacillus sp. and Aspergillus sp. a group that has a great ability to produce amylase. Amylase producing bacteria have been isolated from soil landfills (TPA) in the city of Padang, but identification has not been done. This research aims to determine the amylase producing bacteria from the ground landfills (TPA) in the city of Padang. The research was conducted from July to August 2014 in the laboratory Kopertis Region X and in the Balai Penyidikan and Pengujian Veteriner Regional II Bukit Tinggi. This research uses descriptive method. The results of bacterial identification of isolates T2.4, T3.7, and T4.5 includes identification macroscopic and microscopic morphology and biochemical identification of the isolates showed that the T2.4 is a bacteria of the genus Enterobacter, whereas isolates T3.7 and T4.5 is bacteria of the genus Bacillus. Keywords: Amylase, Morphological Identification, Biochemical Identification PENDAHULUAN Amilase merupakan salah satu enzim yang berperan dalam menghidrolisis amilum menjadi gula sederhana seperti fruktosa, dekstrin, maltosa, dan glukosa (Poedjiadi, 1994). Amilase disebut juga dengan enzim amilolitik, merupakan enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi pemecah amilum menjadi gula. Amilase merupakan enzim yang banyak dimanfaatkan dalam teknologi bioproses. Berbagai industri di Indonesia telah menggunakan amilase sebagai katalis, seperti pada industri pangan amilase berperan dalam pembuatan makanan, minuman, ataupun gula cair. Pada industri non pangan amilase digunakan pada industri tekstil, kertas dan deterjen (Tresnawati dkk., 2004; Naiola dkk., 2008). Amilase dapat dihasilkan dari tanaman, hewan, dan mikroorganisme (bakteri dan fungi). Salah satu sumber amilase yang banyak dieksplorasi adalah yang berasal dari mikroba. Penggunaan mikroba ini banyak diusahakan karena memiliki keunggulan yaitu mudah ditumbuhkan, cepat tumbuh dan dapat dikendalikan produksinya sesuai keperluan (Hayati, 2008). Genus bakteri penghasil amilase yang cukup dikenal luas adalah Bacillus, Clostridium, Lactobacillus, Bacteriodes, dan Micrococcus (Pelczar dan Chan, 1988). Beberapa spesies dari genus Bacillus, seperti Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis dan Bacillus stearothermophilus seringkali digunakan dalam memproduksi enzim amilase secara komersial untuk berbagai keperluan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin merupakan lokasi tempat penimbunan sampah yang diperoleh dari seluruh masyarakat di kota Padang. Timbunan sampah umumnya terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik, namun sebahagian besar sampah yang diangkut berupa sampah organik. Kondisi tersebut sangat memungkinkan terdapatnya keanekaragaman bakteri

yang tinggi antara lain bakteri amilolitik karena substrat untuk pertumbuhan bakteri pendegradasi pati melimpah di tanah tempat pembuangan sampah. Isolasi bakteri dari tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di kota Padang telah pernah dilakukan dan diperoleh 3 isolat penghasil amilase dengan indeks amilolitik terbesar (Perwitasari, 2014), tetapi identifikasi yang bertujuan untuk mengetahui bakteri penghasil amilase dari tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di kota Padang belum pernah dilakukan. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian tentang Identifikasi Bakteri Penghasil Amilase Yang Berasal Dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Kota Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Agustus tahun 2014 di Laboratorium Kopertis Wilayah X Padang dan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional II Bukit Tinggi. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, mikroskop, kaca objek, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, jarum ose, autoklav, inkubator, pipet tetes, gelas ukur, beaker glass, timbangan digital, lemari pendingin, hot plate, laminar air flow, labu erlemeyer, aluminium foil, lampu spritus, dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, alkohol 70%, alkohol 95%, medium NA, kristal violet, iodin, safranin, medium gula (glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa), medium TSIA, medium SIM, medium urea, medium citrat, medium MR-VP, medium O/F, medium kaldu nitrat, dan 3 isolat bakteri penghasil amilase yang berasal dari tanah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Padang. Peremajaan Bakteri Isolat bakteri penghasil amilase yang telah diperoleh oleh peneliti sebelumnya dari tanah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Padang disimpan pada media gliserol sebagai stock isolat. Peremajaan bakteri dilakukan sekali dalam 2 minggu dengan menumbuhkannya pada medium NA miring dan inkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam. Identifikasi Bakteri Identifikasi bakteri penghasil amilase yang berasal dari tanah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Padang dilakukan terhadap isolat bakteri yang memiliki indeks amilolitik terbesar ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Sumber Isolat Bakteri Penghasil Amilase Yang Berasal Dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Kota Padang Indeks No Sumber Isolat Kode Isolat Amilolitik 1 Tanah Timbunan T2.4 2,75 2 Tanah Sampah T3.7 5,81 3 Tanah Kompos T4.5 2,71 Morfologi Koloni Bakteri Bakteri yang tumbuh pada medium NA cawan petri kemudian diamati morfologi koloni meliputi bentuk, tepian, dan elevasi koloni bakteri. Pewarnaan Gram Pewarnaan gram untuk menentukan apakah bakteri tersebut termasuk kelompok bakteri Gram positif atau Gram negatif, jika bakteri berwarna ungu termasuk Gram positif dan jika bakteri bewarna merah muda termasuk Gram negatif. Uji Biokimia Identifikasi secara biokimia dengan beberapa tahapan uji meliputi Uji TSIA (Triple Sugar

Iron Agar), Uji SIM (Sulfid Indol Motility), Uji Urea, Uji Citrat, Uji Gula (glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa), Uji MR (Methyl Red), Uji VP (Voges- Proskauer), Uji Oksidasi Fermentasi dan Uji Nitrat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Hasil identifikasi bakteri penghasil amilase yang berasal dari tanah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Padang meliputi identifikasi morfologi secara makroskopis dan mikroskopis dan identifikasi secara biokimia. Identifikasi bakteri mengacu pada buku Cowan (1974) Manual for the identification of medical bacteria. 1. Morfologi Koloni Bakteri Pengamatan koloni dilakukan terhadap isolat bakteri yang tumbuh pada medium NA (Nutrient Agar) meliputi bentuk, tepian, dan elevasi koloni bakteri. Hasil pengamatan koloni bakteri dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Identifikasi Morfologi Secara Makroskopis Bakteri Penghasil Amilase Yang Berasal Dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Kota Padang No Isolat Morfologi Koloni Bakteri Bentuk Tepian Elevasi 1 T2.4 Bulat Rata Cembung 2 Tidak T3.7 beraturan Berlekuk Timbul 3 Tidak T4.5 beraturan Berlekuk Timbul Tabel 2 menunjukkan bahwa secara makroskopis, isolat T2.4 memiliki bentuk koloni bulat, tepian rata, dan elevasi cembung. Sedangkan isolat T3.7 dan T4.5 memiliki ciri morfologi yang sama yaitu bentuk koloni tidak beraturan, tepian berlekuk, dan elevasi timbul. Menurut Ochman, Lerat, dan Daubin (2005) dalam Jumawita (2014) menyatakan bahwa karakteristik fenotip bakteri bersifat tidak statis, sehingga mungkin saja bakteri yang sama morfologis yang berbeda. 2. Pewarnaan Gram dapat memperlihatkan karakteristik Hasil pengamatan mikroskopis meliputi pewarnaan Gram, bentuk sel bakteri (coccus, basil, dan spiral), dan endospora yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Identifikasi Morfologi Secara Makroskopis Bakteri Penghasil Amilase Yang Berasal Dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Kota No. Isolat Padang Pewarnaan Gram Gram Bentuk Sel Endospora 1. T2.4 Negatif Basil Tidak ada 2. T3.7 Positif Basil Ada 3. T4.5 Positif Basil Ada Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa isolat T2.4 merupakan bakteri Gram negatif, bentuk sel batang, dan tidak memiliki endospora. Sedangkan isolat T3.7 dan T4.5 merupakan bakteri Gram positif, bentuk sel batang, dan memiliki endospora. 3. Uji Biokimia Berdasarkan pengujian secara biokimia dengan beberapa tahapan uji maka didapatkan hasil yang berbeda yang ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Identifikasi Secara Biokimia Bakteri Penghasil Amilase Yang Berasal Dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Kota Padang No Jenis Uji Isolat T2.4 T3.7 T4.5 1 TSIA m/k k/k k/k 2 SIM + + + 3 Urea + - - 4 Citrat + - - 5 laktosa - - - 6 Glukosa + - + 7 Sukrosa + + + 8 Maltosa - - + 9 MR - + - 10 VP + + + 11 Oksidasi + - -

12 fermentasi + - - 13 Nitrat - + + Ket: tanda + = bereaksi - = tidak bereaksi m/k = slant merah/butt kuning k/k = slant kuning/butt kuning B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian diperoleh isolat T2.4 mampu memfermentasi glukosa dengan terlihat warna pada bagian butt media TSIA berwarna kuning, sedangkan isolat T3.7 dan T4.5 mampu memfermentasi glukosa, laktosa dan sukrosa sehingga terlihat warna pada bagian slant dan butt media TSIA bewarna kuning. Isolat T2.4 diketahui mampu menghasilkan gas selama proses fermentasi yang ditunjukkan dengan terbentuknya gelembung atau naiknya medium TSIA. Pembentukan H 2 S menunjukkan reaksi negatif pada ketiga isolat yang ditandai dengan tidak terbentuknya warna hitam pada bagian dasar medium. Hasil uji motilitas menunjukkan bahwa ketiga isolat bakteri bersifat motil. Hal ini terlihat dengan adanya jejak pergerakan bakteri yang diinokulasikan di dalam media SIM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa isolat T2.4 positif menghasilkan urease yang ditandai dengan perubahan warna medium menjadi merah, sedangkan isolat T3.7 dan T4.5 menunjukkan reaksi negatif. Menurut Hadioetomo (1993), bila mikroba yang diuji menghasilkan urease, maka amoniak yang dilepaskan ke dalam medium akan menaikkan ph sehingga indikator merah fenol berubah warna dari kuning menjadi merah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa isolat T2.4 positif mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon yang ditandai dengan perubahan warna medium menjadi biru. Hadioetomo (1993) menjelaskan bahwa ciri ini lazim dimiliki oleh bakteri golongan Enterobacter yang mempunyai kemampuan menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa isolat T2.4 positif memfermentasi glukosa dan sukrosa, isolat T3.7 positif memfermentasi sukrosa, dan isolat T4.5 positif memfermentasi glukosa, sukrosa, dan maltosa. Reaksi positif ditandai dengan perubahan warna medium menjadi kuning. Pengujian yang dilakukan menunjukkan reaksi positif pada isolat T3.7 karena terbentuk larutan berwarna merah, sedangkan isolat T2.4 dan T4.5 menunjukkan reaksi negatif. Pada uji merah metil, akumulasi asam dapat menurunkan ph sampai 5 atau kurang. Bila indikator merah metil ditambahkan dalam kondisi ph serendah itu maka indikator tersebut akan berwarna merah. Menurut Hadioetomo (1993), bila pengujian merah metil menunjukkan reaksi negatif, maka mungkin sekali organisme itu tidak menghasilkan asam melainkan 2,3-butanadiol. Pengujian yang dilakukan menunjukkan reaksi positif pada ketiga isolat, hal ini ditandai dengan perubahan warna medium menjadi merah setelah penambahan reagen Barritt. Pada uji VP ini, penambahan reagen Barritt yang terdiri dari KOH dan α-naftol dapat menentukan adanya asetoin, senyawa pemula dalam sintesis 2,3-butanadiol. Menurut Hadioetomo (1993), bakteri yang dapat menghasilkan asetoin meliputi semua spesies Enterobacter dan beberapa dari spesies Bacillus. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan reaksi positif pada isolat T2.4, hal ini ditandai dengan terbentuknya warna kuning pada medium O/F. Menurut Evita (2005), apabila terbentuk warna kuning pada medium yang tertutup parafin, berarti metabolisme bakteri dalam

menggunakan karbohidrat secara fermentasi Apabila terbentuk warna kuning pada medium yang tidak tertutup parafin, berarti metabolisme bakteri dalam menggunakan karbohidrat secara oksidasi. Uji ini dilakukan untuk menguji kemampuan bakteri mereduksi nitrat menjadi nitrit. Berdasarkan pengujian yang dilakukan menunjukkan reaksi positif pada isolat T3.7 dan T4.5 yang ditandai dengan perubahan warna medium menjadi merah. Berdasarkan karakteristik morfologi secara makroskopis dan mikroskopis serta reaksi biokimia, dan setelah dicocokkan dengan panduan menurut Cowan (1974) Manual for the identification of medical bacteria, maka isolat T2.4 menunjukkan karakteristik dari bakteri genus Enterobacter, sedangkan isolat T3.7 dan T4.5 menunjukkan karakteristik dari bakteri genus Bacillus. Menurut Cowan (1974), Enterobacter merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk batang, bersifat aerob dan anaerob fakultatif, mampu menghasilkan gas, pada uji motilitas positif, mampu memfermentasi jenis karbohidrat tertentu, mampu menggunakan citrat sebagai satu-satunya sumber karbon, dan mampu menghasilkan 2,3-butanadiol. Bakteri Enterobacter disebut bakteri koliform yang hidup pada saluran pencernaan dan tersebar luas di tanah dan perairan (Schlegel, 1994). Menurut Cowan (1974), Bacillus merupakan kelompok bakteri Gram positif berbentuk batang, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan anaerob fakultatif, menghasilkan endospora yang tahan terhadap panas, pada uji motilitas positif, umumnya tidak mampu menghasilkan urease, jenisnya dibedakan berdasarkan kemampuan memecah gula, mampu menghasilkan 2,3-butanadiol, dan mampu mereduksi nitrat menjadi nitrit. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang identifikasi bakteri penghasil amilase yang berasal dari tanah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Padang, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil identifikasi morfologi secara makroskopis dan mikroskopis serta identifikasi secara biokimia, maka dapat dipastikan isolat T2.4 tergolong ke dalam bakteri dari genus Enterobacter, sedangkan isolat T3.7 dan T4.5 tergolong ke dalam bakteri dari genus Bacillus. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang identifikasi secara molekuler untuk mengetahui spesies bakteri penghasil amilase yang berasal dari tanah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Padang. DAFTAR PUSTAKA Cowan, S. T. 1974. Manual for the identification of medical bacteria. London. New York. Melbourne: Cambridge University Press. Evita, Candrayunda. 2005. Bakteri Pendegradasi Sampah Organik di Lokasi Pembuangan Akhir Air Dingin Kota Padang. Skripsi Sarjana Biologi FMIPA. Universitas Andalas. Padang. Hadioetomo, S. R. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hayati, Meili. 2008. Produksi dan Karakterisasi Enzim Amilase dari Bacillus amyloliquefaciens Fukumoto pada Substrat Tapioka. Tesis. Pasca Sarjana Unand. Padang. Jumawita. 2014. Karakterisasi Bakteri Amilotermofilik Obligat dari Sumber Air Panas Semurup, Sungai Penuh Menggunakan Gen 16S rrna. Skripsi Sarjana Biologi FMIPA. Universitas Andalas. Padang. Naiola, Elidar. 2008. Isolasi dan Seleksi Mikroba Amilolitik dari Makanan Fermentasi/Ragi Tapai Gambut di Kalimantan Selatan. Jurnal Mikrobiologi, Puslit Biologi, LIPI.

Pelczar. M.J., dan Chan, E. S. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan Ratna Siri, dkk. Jakarta: UI Press. Perwitasari, Y. A. 2014. Isolasi dan Uji Amilolitik Bakteri Penghasil Amilase dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kota Padang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia. Schlegel H. G dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tresnawati, Fadhillah, dan Widayani. 2004. Isolasi Bakteri Amilolitik Toleran ph 9 Dari Tanah di Taman Wisata Alam Situ Gunung- Sukabumi. Jurnal PKMI. Institut Pertanian Bogor.