SKRIPSI PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN KOMPOSIT DESA PERJIWA

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG DESA TOKO LIMA CALCULATION OF REINFORCED CONCRETE STRUCTURES BRIDGE VILLAGE TOKO LIMA ABSTRACT

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

Data data perencanaan: 1. Bentang jambatan : 2. Lebar jembatan : 3. Lebar trotoar : 4. Jarak gelegar memanjang : 5. Jenis lantai :

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

Disusun Oleh : Anis Massaroh NPM

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB III METODOLOGI DESAIN

PERBANDINGAN DESAIN GELAGAR BAJA KONVENSIOMAL DAN CASTELLA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

Gambarkan dan jelaskan grafik hubungan tegangan regangan untuk material beton dan baja!

DESAIN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 80 METER BERDASARKAN RSNI T ABSTRAK

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto 2 ) M.

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

MODUL 5. Addendum Perencanaan Lantai Kenderaan Dengan Corrugated Steel Plate STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir.

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK

BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

BAB III LANDASAN TEORI

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

PERENCANAAN UNDERPASS JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI PERSIMPANGAN JALAN BABARASARI DAN JALAN LAKSDA ADISUTJIPTO)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG KEP.MENTAWAI

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

BAB I. Perencanaan Atap

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini.

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

Transkripsi:

SKRIPSI PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN KOMPOSIT DESA PERJIWA Diajukan oleh : Dwi Yusni Ludy Wiyanto 09.11.1001.7311.094 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA SAMARINDA Agustus, 2013

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN KOMPOSIT DESA PERJIWA CALCULATION OF COMPOSITE STRUCTURES BRIDGE VILLAGE PERJIWA Program Studi Teknik Sipil Program Studi Strata 1 (Satu) Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT Transportation is an important part of human life and developing mechanisms in line with the human civilization itself. One part is a transport bridge. The bridge is an important element in the transportation system, serving as a bridge serves traffic flow on it. The bridge was originally a wooden bridge, because the bridge is often the case when there is a wobble on top of passing vehicles. Hence the need to improve the ability of the bridge and redesigned into a composite bridge. Long span composite bridge being simulated is 25 m, width 6 m carriageway, pavement width of 0.5 m and 0.5 m right side of the left side, so that the total width of the bridge 7 m. Results of analysis of composite bridge calculation is derived calculations use the floor slab reinforcement D16-150 for flexural reinforcement and negative reinforcement D16-150 for flexural posiitif. Pavement reinforcement use the D16-200. Backrest using reinforcement 4Ø12 pole. Tread plate for transverse and longitudinal directions using reinforcement D16-100. Using a steel girder profile WF 900 X 300, shear connector used for connecting reinforcement D16-1562, 5. Keywords : Composite, Bridge, Structure. 1

PENGANTAR Jembatan adalah suatu struktur yang berfungsi sebagai lintasan untuk memperpendek jarak dengan menyeberangi suatu rintangan tanpa menutup tanpan menutup rintangan itu sendiri. Lintasan yang dimaksud disini adalah berupa suatu jalan raya/jalan rel, perjalan kaki, kanal atau pipa-pipa penyalur. Rintangan yang dimaksud adalah dapat berupa sungai, jalan raya atau lembah. (Dusmara, 2007). Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua macam bahan bangunan berbeda dengan memanfatkan sifat menguntungkan diri masing-masing bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen-elemen yang lebih efisien. Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Dalam konstruksi, baja adalah suatu jenis baja berupa batangan dari pelat, yang berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan dan sifatnya, cocok untuk pemikul beban. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui cara mendesain struktur bagian atas jembatan komposit agar meningkatkan kemampuan jembatan dan menunjang kelancaran arus lalu lintas di daerah Desa Perjiwa, Kabupaten Kutai Kartanegara. CARA PENELITIAN 1. Menghitung jembatan bangunan atas dengan analisa pembebanan dan rekayasa teknik RSNI-T-02-2005, agar bisa merencanakan jembatan yang memenuhi ketentuan dan kekuatan, keseragaman bentuk serta keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. 2

1.1 Perencanaan Perhitungan Bangunan Atas Jembatan 1.1.1 Perhitungan Slab Lantai Kendaraan Gambar 1.1 Cross section jembatan A. Data Teknis Jenis jembatan Tebal slab lantai Tebal lapisan aspal Tebal genangan air Jarak antar balok girder Lebar jalur lalu lintas Lebar trotoar Lebar median Lebar total jembatan Panjang bentang jembatan : komposit : 0,25 m : 0,06 m : 0,05 m : 1,50 m : 6,00 m : 0,50 m : 0,00 m : 7,00 m : 25,0 m 1. Perhitungan penulangan slab Momen ultimit momen tumpuan Momen ultimit momen lapangan Kuat karakteristik beton Kuat leleh baja Modulus elastisitas baja Tinjauan slab : 68,795 kn.m : 61,019 kn.m : f c = 29,05 Mpa : fy = 390 Mpa : Es = 200000 Mpa : b = 1000 mm 3

Tebal slab : h = 200 mm Jarak tulangan terhadap sisi luar : d' = 35 mm Faktor reduksi kekuatan lentur : φ = 0,80 Faktor bentuk distribusi tegangan beton : βı = 0,85 Lebar efektif slab : d = h - d' = 165 mm a. Perhitungan tulangan lentur negative Momen nominal, Mu 68,795 Mn = φ = 0,80 = 85,994 kn.m Dimana : Mu = Momen tumpuan ultimit rencana Faktor tahanan, Rn = Mn. 10 6 / (b. d²) = 85,994. 10 6 / ( 1000. 165²) = 1,860 Dimana : Mn = Momen nominal b = Tinjauan slab d = Tebal efektif slab 0.85 f' c ( fy [1-2. Rn / (0,85. f' c)] } ).{1-29,05 0.85 ( ).{1- [1-2.1,860/ (0,85. 29,05)] } = 0,00496 390 Dimana : ρ = 0,00496 Luas tulangan tarik, As = ρ. b. d = 1067,42 mm² 4

Diameter tulangan yang dipakai D 16 mm Jarak tulangan, s = (0,25. π. D². b) / As = 188,438 mm² Digunakan jarak tulangan 150 mm Kontrol luas tulangan, As' = (0,25. π. D². b) / s = 1340,952 mm² Tulangan yang digunakan adalah D 16 150 mm Tulangan susut, As' = 0,5. As = 533,711 mm² Diameter tulangan yang digunakan D 16 mm Jarak tulangan, s = (0,25. π. D². b) / As = 376,88 mm² Digunakan jarak tulangan 150 mm Kontrol luas tulangan, As' = (0,25. π. D². b) / s = 1340,952 mm² Tulangan yang digunakan adalah D 12-150 mm b. Perhitungan tulangan lentur positif Momen nominal, Mu 61,019 Mn = = = 76,274 φ 0,80 ρ = 0,00438 Luas tulangan tarik, As = ρ. b. d = 942,354 mm² Diameter tulangan yang dipakai D 16 mm Jarak tulangan, s = (0,25. π. D². b) / As = 213,470 mm 5

Digunakan jarak tulangan 150 mm Kontrol luas tulangan, As' = (0,25. π. D². b) / s = 1339,73 mm² Tulangan yang digunakan adalah D 16 150 mm Tulangan susut, As' = 0,5. As = 471,127 mm² Diameter tulangan yang digunakan D 16 mm Jarak tulangan, s = (0,25. π. D². b) / As = 426,940 mm² Digunakan jarak tulangan 150 mm Kontrol luas tulangan, As' = (0,25. π. D². b) / s = 1339,73 mm² Tulangan yang digunakan adalah D16 150 mm 2. Kontrol terhadap lendutan slab Tebal efektif slab, d = 215 mm Panjang bentang slab, L x = 1500 mm Luas tulangan slab, As' = 1340,952 mm² Beban terpusat, P TT = 157,50 kn Beban merata, Q = 8,06 kn/m Lendutan total, δ max < (L x / 240) = 6,25 mm 6

Inersia bruto, I g = ( 1/12). b. (h³) = 1,30 x 10 9 mm³ Mod. Keruntuhan, fr = 0,7. f c = 3,77328636 MPa Nilai perbandingan, n n. A s = E s / E c = 7,8951261 = 10586,988 mm² Jarak garis netral, c = n. (As/b) = 10,587 mm Inersia retak, I cr y t = (1/3). b. c³ + n. A s. (d-c)² = 4,428 x 10 8 mm 4 = (h/2) = 125 mm Momen retak, M cr = (fr. l g ). y t = 3 x 10 7 kn.m Momen maksimum, M a M a = (1/8). Q. L x ² + (1/4). P TT. L x = 61,329375 kn.m = 61329375 N.mm Inersia efektif, I e = (M cr /M a )³. Ig + [1 (M cr /M a ) ³]. I cr = 342635841 mm 4 7

Beban merata, Q = 8,06 kn/m Beban terpusat, PTT = 157500 N Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan hidup: δc = [(5/384). Q. L 4 x / (E c.i e )] + [(1/48). P. L x / (E c. I e )] = 0,217254 mm Rasio tulangan, ρ = As / (b.d) = 0,0062 Faktor ketergantungan waktu umtuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun) Nilai faktor ketergantungan, ζ = 2 1 = ζ / (1 + 50 ρ) = 2 / (1 + 50. 0,0062) = 1,525 Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut : δ g = 1. (5/384). Q. L x 4 / (E c. I e ) = 0,099332 mm Lendutan total pada jembatan, δ total = δ e + δ g = 0,217254 + 0,09332 = 0,3106 mm Kontrol δ total < (L x / 240) 0,3106 < 6,25 OKE 8

3. Kontrol tegangan geser pons Gambar 4.5 Penyebaran beban terpusat pada lantai kendaraan Mutu beton, K-350 Kuat karakteristik beton, f c = 29,05 Mpa Kuat geser spons, f v = 0,3. f c = 0,3. 29,05 = 1,617 Mpa Faktor reduksi kekuatan geser, ϕ = 0,60 Beban truk pada slab, P TT = 157500 N Tebal slab lantai kendaraan, ts = 0,25 m Tebal lapisan aspal, ta = 0,06 m a = 0,30 m b = 0,50 m u = a + 2. ta + ts = 0,30 + 2. 0,06 + 0,25 = 670 mm 9

v = b + 2. ta + ts = 0,50 + 2. 0,06 + 0,25 = 870 mm tebal efektif plat, d = 215 mm luas bidang geser, A v = 2. ( v + ts). d = 2. (870 + 0,30). 215 = 374207,5 mm² gaya geser nominal, P n = A v. f v = 374207,5. 1,617 = 605072 N ϕ. P n = 0,60. 605072 = 363043 N Faktor beban ultimit, K TT = 1,80 Beban ultimit roda, P u = K TT. P TT = 1,80. 157500 = 283500 N Kontrol, P u < ϕ. P n 283500 < 363043 OKE 10

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian Perhitungan Struktur Jembatan Komposit Desa Perjiwa, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Untuk klasifikasi jembatan direncanakan dengan klasifikasi kelas I type B, dengan lebar jalur lalu lintas 6,0 meter, lebar trotoar 0,5 meter sisi kanan dan 0,5 meter sisi kiri, sehingga lebar total jembatan 7,0 meter. b. Jumlah girder pada jembatan 5 buah, sehingga jarak antar girder 1,5 meter. c. Panjang bentang rencana 25 meter. d. Data hasil perencanaan dan analisis : 1. Slab lantai Pada perencanaan slab, tebal slab 250 m, jarak tulangan terhadap sisi luar 35 mm, sehingga lebar efektif slab 215 mm. Momen tumpuan ultimit rencana Mu 68,795 kn.m, dan momen lapangan tumpuan ultimit rencana Mu 61,019 kn.m. Untuk tulangan lentur negative tulangan yang digunakan D16 150 mm, untuk tulangan lentur positif tulangan yang digunakan D16-150 mm. 2. Tiang sandaran Pada perencanaan tiang sandaran, digunakan tulangan 4 Ø 12 mm. Secara teori kemampuan beton menahan geser lebih besar dari gaya geser yang bekerja sehingga tidak perlu tulangan geser, cukup diberi tulangan geser minimum sebagai pengikat. Digunakan tulangan 8 Ø 60 mm. 3. Gelagar Pada perencanaan gelagar, digunakan profil baja WF 900 x 300. Lebar efektif slab beton 1500 mm. Momen inersia penampang komposit 416289130919,12 mm 4. Pada perhitungan shear connector digunakan tulangan D16-1562,5 mm untuk tumpuan sampai ¼ L, dan tulangan D16-1562,5 mm untuk tumpuan ¼ sampai tengan bentang. 11

Saran Adapun saran sebagai berikut : 1. Dalam melakukan perhitungan sebaiknya mengumpulkan data - data yang diperlukan terlebih dahulu agar perhitungan sesuai dengan data data lapangan dan data yang telah di uji laboratorium. 2. Dalam perhitungan pembebanan sebaiknya lebih teliti dalam mengasumsikan beban beban yang mungkin bekerja pada jembatan. 3. Sebelum melakukan analisa perhitungan struktur jembatan komposit sebaiknya seorang perencana mencermati beban beban yang bekerja yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. 12

DAFTAR PUSTAKA Cremona Consultant, 2012. Laporan Perhitungan Struktur Jembatan Komposit, Perjiwa. Kharisma Karunia Kencana, 2012. Laporan Perhitungan Struktur Jembatan Komposit Pada Jalan Muallaf Menuju KM.12 Jl. Poros Kota Bangun, Samarinda. Pd-T-12-2005-B Pedoman Studi Kelayakan Proyek Jalan Dan Jembatan, Badan Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta. RSNI T-02-2005 Standar Pembebanan Untuk Jembatan, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. RSNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton Untuk Konstruksi Jembatan, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. SNI 20-2833-2008 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. SNI 03-1725-1989 Tata Cara Perencanaan Jembatan Jalan Raya, Badan Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta. Supriyadi Bambang, 2007. Jembatan, Vol 4.Yogyakarta. Wuaten, H.M., 2007. Struktur Tahan Gempa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Wuaten, H.M., 2008. Struktur Beton Bertulang, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. xxvii