BAB IV PEMBAHASAN. Proses estimasi pada metode IRLS ini dengan meminimumkan fungsi residu, yang dapat dituliskan sebagai berikut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS)

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode analisis yang menjelaskan tentang

Atina Ahdika. Universitas Islam Indonesia 2015

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hubungan ketergantungan variabel satu terhadap variabel lainnya. Apabila

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error

BAB I PENDAHULUAN. untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG)

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 2, Nopember 2016 ISSN

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENULISAN

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI-GS (GENERALIZED S-ESTIMATION ) PADA PENJUALAN TENAGA LISTRIK DI JAWA TENGAH TAHUN 2010

ESTIMASI DATA HILANG MENGGUNAKAN REGRESI ROBUST S

ANALISIS REGRESI ROBUST ESTIMASI-S MENGGUNAKAN PEMBOBOT WELSCH DAN TUKEY BISQUARE

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

BAB 3 SMOOTH TRANSITON AUTOREGRESSIVE. waktu nonlinear yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR).

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KETEGARAN REGRESI ROBUST TERHADAP LETAK PENCILAN: STUDI PERBANDINGAN

MODEL REGRESI ROBUST DENGAN PEMBOBOT WELSCH DAN PEMBOBOT RAMSAY

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

REGRESI ROBUST DENGAN METODE CONSTRAINED M ESTIMATION PADA PRODUKSI PADI SAWAH DI JAWA TENGAH. oleh IDA YUSWARA DYAH PITALOKA M

BAB III. Model Regresi Linear 2-Level. Sebuah model regresi dikatakan linear jika parameter-parameternya bersifat

REGRESI ROBUST UNTUK MENGATASI OUTLIER PADA REGRESI LINIER BERGANDA. Isma Hasanah

TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Jember Pengeluaran Per kapita

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis hubungan fungsional antara variabel prediktor ( ) dan variabel

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(R.14) METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN KASUS PENCILAN

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL REGRESI LINIER BERGANDA MENGGUNAKAN PENAKSIR PARAMETER REGRESI ROBUST M-ESTIMATOR (Studi Kasus: Produksi Padi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2009)

ABSTRAK. Kata kunci: model regresi linier, pencilan (outlier), regresi robust, M-estimator

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI MODEL REGRESI ROBUST UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKSI KEDELAI DI INDONESIA

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

PENERAPAN METODE WEIGTHED LEAST SQUARE UNTUK MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS PADA ANALISIS REGRESI LINEAR

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan

BAB I PENDAHULUAN. suatu metode yang disebut metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square OLS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Kasus Pencilan dan Autokorelasi Error

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

ESTIMASI PARAMETER REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARES

Estimasi Parameter pada Regresi Spatial Error Model (SEM) yang Memuat Outlier menggunakan Iterative Z Algorithm

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai estimasi parameter model Regresi M- kuantil, penurunan model Regresi M-kuantil, dan contoh penerapan model Regresi M-kuantil pada pengaruh pendapatan terhadap kebutuhan pangan rumah tangga. 4.1. Estimasi Parameter Model Regresi M-kuantil dengan metode Iterative Reweighted Least Square (IRLS) Pada Regresi M-kuantil, estimasi parameter dapat dilakukan dengan menggunakan metode Iterative Reweighted Least Square. Metode IRLS merupakan pengembangan dari metode Weighted Least Square. Hasil estimasi parameter dengan metode IRLS digunakan sebagai estimasi awal model Regresi M-kuantil seperti pada persamaan (2.1) yaitu Proses estimasi pada metode IRLS ini dengan meminimumkan fungsi residu, yang dapat dituliskan sebagai berikut. dari (4.1) dengan adalah fungsi yang berhubungan dengan fungsi likelihood untuk menentukan distribusi residu yang tepat. Fungsi diturunkan terhadap sehingga persamaan (2.2) menjadi (4.2) 12

dengan adalah turunan. Selanjutnya, perlu dilakukan estimasi skala parameter,, sehingga persamaan (2.3a) menjadi. / (4.3) dengan. Menurut Montgomery dan Peck [5], persamaan (2.3b) dapat dijabarkan menjadi 0 1 ( ) (4.4) sehingga persamaan (2.3c) memiliki bentuk yang sama dengan persamaan (4.5) dengan 0 1. Persamaan (2.4) dapat diubah dalam bentuk matriks menjadi (4.6) dengan adalah matriks diagonal pembobot yang memiliki elemen dan merupakan iterasi. Berdasarkan persamaan (2.5a) diperoleh estimasi yaitu 13

(4.7) Pada iterasi selanjutnya, perlu dilakukan perhitungan ulang untuk pemberian bobot pada setiap sampel. Pemberian bobot pada iterasi ke- ( dihitung berdasarkan estimasi pada iterasi ke-. Sehingga, metode ini memerlukan proses iteratif dengan berubah-ubah pada setiap iterasinya. Perhitungan iterasi ini berhenti bila selisih antara dan lebih kecil dari 0.1% atau dapat dikatakan konvergen [7]. Langkah-langkah estimasi dengan metode IRLS sebagai berikut. 1. Proses iteratif dimulai dengan menentukan estimasi parameter awal. 2. Menghitung nilai dan nilai residu iterasi pertama,. 3. Menghitung nilai sebagai berikut 4. Menghitung skala residual 5. Memberi bobot berdasarkan nilai skala residualnya. Jika, maka diberi bobot 1. Jika, maka diberi bobot 6. Menghitung estimasi parameter dengan persamaan berdasarkan persamaan (2.5b) yaitu Matriks pembobot pada Regresi M-kuantil pendekatan SAE merupakan matriks pembobot dengan elemen bobot sampel, pada daerah sampel ke-, sehingga persamaan (2.5b) menjadi ( ) 7. Mengulangi langkah 2 6 hingga diperoleh nilai yang konvergen. 4.2. Pendekatan Model Regresi M-kuantil dengan SAE Regresi M-kuantil merupakan suatu analisis regresi yang digunakan untuk mengetahui bentuk model setiap commit kuantil to pada user data. Salah satu contoh penerapan 14

Regresi M-kuantil yaitu untuk mengestimasi suatu daerah kecil. Estimasi pada suatu daerah kecil biasanya memiliki tingkat ketepatan yang rendah. Sehingga, dikembangkan metode SAE untuk menangani permasalahan tersebut. Tzavidis dan Chambers [9], melakukan pendekatan untuk mengestimasi daerah kecil dengan menggunakan Regresi M-kuantil. Pendekatan Regresi M-kuantil pada SAE dengan Design Based Estimator yaitu [ ] (4.8) dengan : estimasi rata-rata variabel y pada daerah kecil j, : sampel pada daerah kecil j, : bukan sampel pada daerah kecil j. Selanjutnya, Tzavidis et al. [10] menyarankan estimasi kuantil ke- dari distribusi bersyarat pada daerah kecil sebagai (4.9) dengan [ ] (4.10) Berdasarkan persamaan (2.7a) dan (2.7b) diperoleh hasil yang bias, sehingga Tzavidis et al. [10], menggunakan estimator distribusi fungsi alternatif berdasarkan persamaan (2.3b) yang diperkenalkan oleh Chambers dan Dunstan yaitu 0 1 (4.11) dengan untuk sampel pada daerah kecil. 15

Menurut Tzavidis et al. [10], perhitungan alternatif untuk mengestimasi daerah kecil menggunakan Regresi M-kuantil seperti pada persamaan (2.6), dapat dilakukan dengan, ( ) -, ( ) - (4.12) Karena maka persamaan (2.5a) menjadi, ( )-, * +-, * +-, - (4.13) 4.3. Contoh Kasus 4.3.1. Deskripsi Data Pada contoh kasus ini dimodelkan hubungan antara kebutuhan pangan dan pendapat pribadi pada suatu wilayah. Data yang digunakan adalah data penelitian yang dilakukan oleh Ernst Engel, yaitu data kebutuhan pangan rumah tangga di Eropa yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Variabel x merupakan pendapatan rumah tangga dan variabel y merupakan kebutuhan pangan rumah tangga. 16

Frequency Frequency perpustakaan.uns.ac.id 4.2. Histogram masing-masing variabel disajikan dalam Gambar 4.1 dan Gambar Grafik data Engel's 60 50 Mean 977.9 StDev 522.2 N 235 40 30 20 10 0 0 750 1500 2250 y 3000 3750 4500 Gambar 4.1. Histogram variabel 50 40 Grafik data Engel's Mean 623.6 StDev 276.6 N 235 30 20 10 0 0 300 600 900 x 1200 1500 1800 Gambar 4.2. Histogram variabel Berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menunjukkan data tidak memiliki bentuk lonceng yang sempurna, sehingga perlu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi residunya. 17

4.3.2. Estimasi Parameter pada Data Kebutuhan Pangan Estimasi parameter model Regresi M-kuantil dengan menggunakan metode IRLS diawali dengan menghitung estimasi parameter awal sehingga diperoleh model regresi berikut. Kemudian, menghitung nilai dan nilai residunya, untuk iterasi pertama. Sebagai contoh rumah tangga pertama dan rumah tangga ke-10. Residual rumah tangga pertama,, bernilai -9.4062 dan rumah tangga ke-10,, bernilai -126.7911. Selanjutnya, menghitung nilai MAD yaitu sehingga skala residual rumah tangga pertama, berturut-turut adalah, dan rumah tangga ke-10, dan Pemberian pembobot pada fungsi Huber berdasarkan nilai skala residualnya yaitu { Karena nilai pertama diberi pembobot sebesar, maka rumah tangga pertama pada iterasi = 1. Sedangkan nilai, maka rumah tangga ke-10 diberi pembobot. Estimasi parameter yang dihasilkan pada iterasi pertama sebesar 0.6313. Proses iteratif ini diulang, sehingga diperoleh nilai yang konvergen. Proses estimasi parameter model Regresi M-kuantil dengan menggunakan metode Iterative Reweighted Least Square dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil estimasi parameter tersebut disajikan commit pada to Tabel user 4.1. 18

Tabel 4.1. Hasil iterasi estimasi parameter model regresi M-kuantil Iterasi Estimasi parameter Iterasi 0 0.6313 Iterasi 1 0.6476 Iterasi 2 0.6525 Iterasi 3 0.6543 Iterasi 4 0.6549 Iterasi 5 0.6550 Iterasi 6 0.6551 Iterasi 7 0.6551 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh nilai estimasi parameter dengan menggunakan metode IRLS konvergen pada iterasi ke-7 dengan nilai sebesar 0.6551, sehingga didapatkan model Regresi M-kuantil yaitu Artinya, setiap kenaikan satu satuan pendapatan akan mempengaruhi kenaikan kebutuhan pangan keluarga sebesar 0.6551 satuan. Hasil estimasi parameter dengan menggunakan metode IRLS, digunakan untuk menentukan estimasi model awal dalam Regresi M-kuantil. Setelah diperoleh estimasi model awal, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai parameter pada setiap kuantil seperti yang disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Nilai parameter untuk tiap kuantil Kuantil Nilai parameter 0.05 0.4631149 0.1 0.529766 0.15 0.5389513 0.2 0.5743479 0.25 0.5990381 0.3 0.6208163 0.35 0.6343782 19

0.4 0.6406577 0.45 0.6472388 0.456 0.651668 0.5 0.6574609 0.55 0.6743338 0.6 0.6848058 0.65 0.6990031 0.7 0.7143874 0.75 0.7186578 0.8 0.7205792 0.85 0.7305775 0.9 0.7492595 0.95 0.7705197 Berdasarkan Tabel 4.2, semakin besar nilai kuantil yang dipilih, nilai estimasi parameter juga akan terus meningkat. Nilai parameter pada setiap kuantil, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.4. 20

kebutuhan 500 1000 1500 2000 perpustakaan.uns.ac.id Keterangan: : 0.05 : 0.5 : 0.1 : 0.75 : 0.25 : 0.9 : 0.45 : 0.95 500 1000 1500 2000 2500 pendapatan Gambar 4.4. Grafik parameter tiap kuantil 4.3.3. Model Regresi M-kuantil pada Data Kebutuhan Pangan Setelah diperoleh model Regresi M-kuantil pada setiap kuantil, kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh model Regresi M-kuantil dengan pendekatan SAE berdasarkan persamaan (4.13) dan disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Model Regresi M-kuantil dengan pendekatan SAE untuk tiap kuantil Kuantil Model Regresi M-kuantil 0.05 0.1 0.15 21

0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.456 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 22

0.85 0.9 0.95 4.3.5. Uji Kebaikan Model pada Data Kebutuhan Pangan Model Regresi M-kuantil dengan pendekatan SAE, perlu dilakukan uji kebaikan model untuk mengetahui model yang terbaik dari beberapa model seperti yang disajikan pada Tabel 4.3. Uji kebaikan model dilakukan dengan membandingkan nilai Mean Square Error (MSE) setiap model dapat dilihat pada Lampiran 3. Model yang memiliki nilai MSE terkecil, merupakan model terbaik pada Regresi M-kuantil. Misalnya, MSE pada dan. Untuk, nilai ( ) dan ( ) yaitu ( ) dan ( ), sehingga diperoleh nilai ( ) Sedangkan untuk, nilainya sebagai berikut ( ) dan ( ), sehingga diperoleh nilai ( ) Nilai MSE dihitung dari penjumlahan ( ) dan ( ). Nilai MSE untuk dan berturut-turut sebagai berikut dan 23

Nilai MSE masing-masing model pada tiap kuantil disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Nilai Mean Square Error model Regresi M-kuantil. Kuantil Mean Square Error 0.05 33096.3171 0.1 27734.2128 0.15 27182.9769 0.2 25484.0018 0.25 24698.7254 0.3 24278.7939 0.35 24146.4536 0.4 24118.7542 0.45 24112.5339 0.456 24121.4900 0.5 24149.1613 0.55 24332.8249 0.6 24523.9853 0.65 24877.5360 0.7 25383.2911 0.75 25546.2948 0.8 25622.8479 0.85 2603.2961 0.9 27002.0001 0.95 28310.4877 Berdasarkan Tabel 4.4. diperoleh nilai MSE terkecil pada kuantil 0.45 dengan nilai sebesar 24112.5339. Jadi, model Regresi M-kuantil yang terbaik sebagai berikut. 24

Artinya, setiap kenaikan pendapatan perkapita rumah tangga sebesar 0.6472388 akan mempengaruhi kenaikan estimasi rata-rata kebutuhan pangan rumah tangga sebesar satu satuan. 25