PENENTUAN UMUR SIMPAN KRIPIK PISANG KEJU GORONTALO DENGAN PENDEKATAN KURVA SORPSI ISOTERMIS

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang optimum untuk gum arabika dan tapioka yang kemudian umur simpannya akan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Teknologi

Peranan a w dalam Pendugaan dan Pengendalian Umur Simpan

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK BISKUIT DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

STABILITAS KANDUNGAN GIZI DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN FLAKES BERBAHAN BAKU TEPUNG SINGKONG

Skor hedonik. Kadar air

LAPORAN AKHIR PKM-P PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

UMUR SIMPAN. 31 October

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

PENDUGAAN UMUR SIMPAN COOKIES NENAS DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

KAJIAN UMUR SIMPAN PRODUK COOKIES WIKAU MAOMBO DENGAN METODE ASLT (ACCELERATED SHELF LIFE TESTING)

PENDUGAAN UMUR SIMPAN KERUPUK BAWANG KENTANG DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat

ABSTRAK. Keripik pisang merupakan makanan ringan yang mudah mengalami ketengikan. Salah

PENENTUAN UMUR SIMPAN PIA NANGKA DENGAN METODE ASLT (Accelerated Shelf Life Testing) BERDASARKAN PENDEKATAN MODEL KADAR AIR KRITIS SKRIPSI

KADAR AIR KESETIMBANGAN (Equilibrium Moisture Content) BUBUK KOPI ROBUSTA PADA PROSES ADSORPSI DAN DESORPSI

I. PENDAHULUAN. dikemas dengan mutu produk yang masih memenuhi syarat dikonsumsi. Dimana mutu sangat berpengaruh pada suatu produk, semakin baik mutu

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG BIJI DURIAN LOKAL (Durio Zibhetinuss L) DENGAN METODE AKSELERASI PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

Shelf Life Study of Seasoning Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method Based on Critical Moisture Content Approach

Oleh. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung ABSTRAK

METODE Waktu dan Tempat Metode Penelitian Uji penyimpanan

Kemampuan yang ingin dicapai:

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN MASA SIMPAN WAFER STICK DALAM KEMASAN PLASTIK LAMINASI MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: TANIA MULIAWATI

Sorpsi Air untuk Penentuan Masa Simpan Produk Pangan

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

DAFTAR TABEL. 1. Kandungan gizi tepung ubi jalar per 100 g Karakteristik amilosa dan amilopektin... 11

1 Volume 4 No. 1 Tahun 2010 ISSN

KARAKTERISTIK ISOTERMIS SORPSI AIR UBI KAYU INSTAN PADA BERBAGAI MODEL PENDEKATAN DAN PENDUGAAN MASA KADALUARSANYA MENGGUNAKAN BEBERAPA BAHAN KEMASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Karakteristik Isotermi Sorpsi Air Benih Cabai Merah. (Sorption Characteristics of Red Chilli Seed)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas

Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung * ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kriteria yaitu warna, kenampakan, tekstur, rasa, dan aroma. Adapun hasil

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENDUGAAN UMUR SIMPAN BISKUIT IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN METODE AKSELARASI KADAR AIR KRITIS MODEL LABUZA

Karakteristik Isotermi Sorpsi Air Benih Cabai Merah. (Sorption Characteristics of Red Chilli Seed)

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

AKTIVITAS AIR, KURVA SORPSI ISOTHERMIS SERTA PERKIRAAN UMUR SIMPAN FLAKE

PENDUGAAN UMUR SIMPAN DAN MODEL KURVA ISOTERMA SORPSI AIR TEPUNG PISANG. Predicting The Shelf Life of Banana Flour Based on Sorption Isotherms Curves.

PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN

PENENTUAN KADAR AIR LAPIS TUNGGAL MENGGUNAKAN PERSAMAAN BRUNAUER-EMMETT-TELLER (BET) DAN GUGGENHAIM-ANDERSON-deBOER (GAB) PADA BUBUK TEH

KAJIAN PENENTUAN UMUR SIMPAN PRODUK WAFER STICK MAKALAH KOMPREHENSIF

PENDUGAAN UMUR SIMPAN BISKUIT BERBASIS KONSENTRAT PROTEIN IKAN DAN DENGAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS ISMAIL AHMAD AFFA RIYADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pangan Instan dan Penyimpangan Mutunya. sertifikat produksi pangan industri rumah tangga, mendefinisikan bahwa pangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

SKRIPSI EVALUASI PERMEANSI UAP AIR PADA KEMASAN FLEKSIBEL DAN METODE PENENTUAN UMUR SIMPAN WAFER STICK DI PT ARNOTT S INDONESIA, BEKASI

Lampiran 1. Alat-alat pada proses ekstraksi pati

Cookies Berbasis Tepung Biji Durian Sebagai Sumber Pangan Alternatif ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang

Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIX No. 1 Th. 2008

Diterima 11 Februari 2015 / Disetujui 25 Februari 2015 ABSTRACT

ISSN No Media Bina Ilmiah 45

Bul. Teknol. dan Induatri Pangan, Vol. XI, No. I, Th. BOO0 EVALUASI MODELMODEL PENDUGAAN UMUR SIMPAN PANGAN DARI DIFUSI HUKUM FICK UNIDIREKSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa.

PENDUGAAN UMUR SIMPAN DENGAN METODE ACCELERATED SHELF-LIFE TESTING

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PADA PENYIMPANAN DINGIN TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DENGAN PENGEMASAN VAKUM MENGGUNAKAN MODEL ARRHENIUS

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN FLAKES YANG DIPERKAYA KONSENTRAT PROTEIN IKAN DAN Spirulina platensis MENGGUNAKAN METODE AKSELERASI RIZKY IKHWANUSHAFA ASHIDDIQY

PERUBAHAN NILAI DESORPSI PRODUK KAKAO FERMENTASI PADA BERBAGAI SUHU DAN KELEMBABAN

Pendugaan Umur Simpan Dengan Metode Accelerated Shelf-Life Testing pada Produk Bandrek Instan dan Sirup Buah Pala (Myristica fragrans)

Avaliable online at Jurnal Teknosains Pangan Vol IV No. 4 Oktober 2015

Oleh : NUR WAHYU KUSUMA H

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini adalah merancang suatu instrumen pendeteksi kadar

LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Manisan merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah tidak asing

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN

ISOTERM SORPSI AIR DARI KERUPUK KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

MEMPELAJARI PENYIMPANAN I'RODUIC TERIPANG ICIZRINC (Ilolotlrurio scnbro) DALAM 1)ISIIBACAI ICEMASAN I'LASTIIC DAN PENDUGAAN UMUR SIMPANNYti

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

Berdasarkan hasil penelitian, urnur sirnpan produk ekstrusi yang dihitung

PREDICTION THE SHELF LIFE OF INSTAN PORRIDGE FORTIFIED WITH CATHFISH (Pangasius hypopthalmus) PROTEIN CONCENTRATE USING DIFFERENT PACKAGING.

PENDUGAAN MASA KADALUSA DENGDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Oleh. Elita Survani Gultom 1), Dahlia 2), Suparmi 2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI TEPUNG PENYALUT BERBASIS TEPUNG JAGUNG DAN PENENTUAN UMUR SIMPANNYA DENGAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SISKA SANITA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE AKSELERASI PADA PENENTUAN UMUR SIMPAN PISANG SALE DENGAN PENGEMAS YANG BERBEDA-BEDA. Ummi Habibah, Fachraniah, Zahra Fona, Elwina *)

Umur Simpan Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Duri Lunak Dengan Pengemasan Vakum Dan Non Vakum Pada Penyimpanan Suhu Ruang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

PENDUGAAN MASA KADALUWARSA DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA KEMASAN ALUMINIUM FOIL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

SKRIPSI KAJIAN METODE PENENTUAN UMUR SIMPAN PRODUK FLAT WAFER DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN MODEL KADAR AIR KRITIS

SKRIPSI PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK BISKUIT DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS. Oleh : MONA FITRIA F

Transkripsi:

PENENTUAN UMUR SIMPAN KRIPIK PISANG KEJU GORONTALO DENGAN PENDEKATAN KURVA SORPSI ISOTERMIS [Self-life Determination of Gorontalo Chesee Banana Chips Approach to Curve Sorption Isotherm Curve] 1) Merywati Maku 1), Dr. Ir. Christine F. Mamuaja, MS 2), Ir. Dedie Tooy, PhD 3) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Program Pasca Sarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSRACT Gorontalo cheese banana chips is one of the products of small and medium enterprises that are integrated agro industrial region that has not been included on the packaging, shelf life so that consumers do not know the shelf life of the product. Research carried out by determining the initial moisture content and the determination of the critical water content with organoleptic test. To determine the sorption isotherm curve used five types of salt is NaOH, MgCl2, NaBr, NaCl and BaCl2, and observed every day. Determination of the critical moisture content, equilibrium moisture content, models and sorption isotherm curve, slope, permeability of packaging, weight and packaging for a wide shelf life calculation Labuza on acceleration method to approach the critical moisture content. Total mold testing done to determine how much contamination of mold on cheese samples of banana chips. From this study it can be concluded self-life of cheese banana chips based approach sorption isotherm curve is 116.37 days or 3.88 months. Cheese banana chips which are in critical condition does not contain mold. Keywords: banana chips, sorption isotherm curve, equilibrium moisture content,self-life PENDAHULUAN Keripik buah seperti pisang merupakan makanan sehat penuh gizi buah asli, maka kebiasaan memakan keripik buah dapat dijadikan sebagai alternatif untuk kebiasaan makan buah secara rutin bahkan merupakan kesempatan bagus untuk anak-anak agar mudah mengkonsumsi buah. Umur simpan atau masa kadaluarsa produk pangan harus diketahui oleh konsumen sebagai rantai terakhir sehingga keamanan mutu produk tersebut dapat terjamin. Umur simpan merupakan rentang waktu antara saat produk mulai dikemas 13 dengan mutu produk yang masih memenuhi syarat konsumsi. Mutu produk sangat berpengaruh pada suatu produk, semakin baik mutu suatu produk maka semakin memuaskan konsumen. Pencantuman umur simpan pada produk pangan menjadi sangat penting karena terkait dengan keamanan dan kelayakan produk untuk dikonsumsi tetapi juga memberikan petunjuk terjadinya perubahan citarasa, penampakan dan kandungan gizi produk pangan tersebut. Pendugaan umur simpan produk pangan dapat diduga dengan cara matematik yang dihitung berdasarkan penurunan mutu produk dalam waktu

tertentu. Metode yang diaplikasikan untuk menduga masa kadaluarsa tersebut yaitu dengan metode konvensional dan metode akselerasi. Metode konvensional membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal karena pendugaan umur simpan dilakukan dalam kondisi normal sehari-hari. Namun metode ini sangat akurat dan tepat, sedangkan metode akselerasi dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, karena penentuan umur simpan ini dilakukan pada kondisi percobaan ekstrim (suhu tinggi, kelembaban di atas atau di bawah suhu kondisi normal penyimpanan) sehingga mempercepat penurunan mutu produk (Arpah, 2001) Keripik pisang keju Gorontalo merupakan salah satu produk usaha kecil menengah yang berada dikawasan industri agro terpadu yang belum mencantumkan masa kadaluarsa pada kemasannya sehingga konsumen tidak mengetahui umur simpan produk tersebut. Setiap produsen yang memproduksi makanan dan minuman diwajibkan oleh pemerintah untuk mencantumkan masa kadaluarsa pada kemasan yang diatur dalam Undang- Undang No 69 Tahun 1999 mengenai label dan iklan pangan. Selain itu dengan adanya masa kadaluarsa pada produk pangan tersebut dapat memberikan jaminan mutu dan keamanan produk untuk dikonsumsi oleh konsumen. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian sehingga dapat diketahui umur simpan dari produk keripik pisang keju Gorontalo dengan menggunakan pendekatan kurva Sorpsi Isotermis. Penelitian ini bertujuan menentukan umur simpan keripik pisang keju Gorontalo yang disimpan pada suhu 38 0 C dan RH 90,3 dengan menggunakan pendekatan kurva Sorpsi Isotermis dan menentukan kadar total kapang yang terdapat pada keripik pisang keju Gorontalo METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2013 di laboratorium Analisis Farmasi, Jurusan Farmasi F-MIPA Universitas Sam Ratulangi Metode Penelitian Rancangan penelitian ini menggunkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan dengan perlakuan 5 jenis larutan garam sebagai berikut : 1 = Larutan NaOH, 2 = Larutan MgCl 2, 3 = larutan NaBr, 4 = larutan NaCl dan 5 = Larutan BaCl 2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian diawali dengan penyiapan sampel Sampel keripik pisang keju diambil dari kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) Gorontalo yang telah dikemas kemudian sampel tersebut dibawa ke laboratorium. Sampel keripik pisang keju kemudian digerus menggunakan mortal. Sebelum penentuan kadar air kesetimbangan sampel, dilakukan pemerataan kadar air awal pada suhu 80 0 C selama 3 jam, setelah itu sampel dikemas dalam toples-toples kecil yang kedap udara sebelum dilanjutkan pada pengamatan penyerapan air. Pembuatan Larutan Garam Jenuh Perlakuan kelembaban relatif diatur sesuai dengan jenis garam jenuh yang digunakan. Masing-masing garam memiliki tingkat kelarutan yang berbeda terhadap air. Volume air yang digunakan untuk semua garam yaitu 50 ml dan ditempatkan dalam toples kaca. Larutan garam jenuh dalam toples kaca yang tertutup rapat dapat mempertahankan kelembaban relatif tertentu dalam keadaan konstan (Fennema, 1985). 14

Setelah itu dilakukan analisa kadar air kritis berdasarkan analisa organoleptik, analisa kadar air kesetimbangan, penentuan kurva sorpsi isotermis dan penentuan umur simpan dan total kapang. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Awal dan Kadar Air Kritis Kadar air awal merupakan kadar air yang dimiliki suatu produk sesaat setelah diproduksi dan siap untuk dipasarkan. Kadar air awal ini ditentukan berdasarkan AOAC (1995) dengan menggunakan metode oven melalui perhitungan basis kering dengan suhu 105 0 C. Hasil pengujian telah diperoleh bahwa kadar air awal produk sebesar 2,33% bk. Kadar air yang dimiliki keripik pisang keju ini termasuk rendah karena dalam proses pembuatanya mengalami pemanasan pada suhu tinggi. Kadar air kritis pisang keju pada penelitian ini ditentukan dengan melakukan pengamatan tekstur setiap 24 jam dan melihat kriteria mutu produk. Mutu produk diuji menggunakan uji hedonik dengan 15 orang panelis dengan skala penerimaan tidak suka (skor 1) sampai skala sangat suka (skor 5). Kadar air kritis produk ditetapkan pada nilai kesukaan pada saat panelis menyatakan tidak suka sebagai batas penerimaan panelis terhadap kerenyahan produk. Hasil uji organoleptik menunjukan hingga pada hari penyimpanan ke 21 untuk keripik pisang keju sebesar 2,13. 5.00 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 Rerata Batas kritis 1.50 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Gambar 1. Diagram hubungan lama penyimpanan dan skor kesukaan terhadap kerenyahan keripik pisang keju Hal tersebut menandakan bahwa produk sudah berada pada keadaan kritis atau kehilangan kerenyahan. Produk yang telah mengalami kehilangan kerenyahan kemudian ditentukan kadar air kritisnya. Dari hasil perhitungan didapatkan data untuk kadar air kritis keripik pisang keju sebesar 10,56% bk. Penurunan skor 15 penerimaan panelis terhadap kerenyahan keripik pisang keju terjadi seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan dan kadar air yang dimiliki semakin meningkat dari kadar air awal. Hal ini sesuai dengan penyataan Robertson (2010), selama penyimpanan akan terjadinya proses penyerapan uap air dari lingkungan yang

menyebabkan produk kering mengalami penurunan mutu menjadi lembab/tidak renyah. Kadar air awal dan kadar air kritis digunakan untuk menentukan umur simpan keripik pisang keju. B. Kadar Air Kesetimbangan (Moisture Equlibrium, M e ) Kadar air kesetimbangan diperoleh dengan mengondisikan produk keripik pisang keju ke dalam tujuh jenis larutan jenuh yang membentuk RH yang masingmasing berbeda. Larutan garam jenuh dibuat dengan cara melarutkan sejumlah garam tertentu hingga jenuh. Adapun 5 jenis garam yang digunakan adalah, NaOH, MgCl 2, NaBr, NaCl, dan BaCl 2 dengan nilai kisaran RH antara 6,5 sampai 90,3%. Selama penyimpanan dalam berbagai kondisi RH yang berbeda sampel mengalami pertambahan bobot. Sampel yang disimpan pada RH rendah mengalami pertambahan bobot yang kecil dibandingkan sampel yang disimpan pada RH yang tinggi mengalami pertambahan bobot yang besar. Adapun kadar air kesetimbangan produk yang yang diperoleh setelah dilakukan penyimpanan pada beberapa larutan garam jenuh dengan suhu penyimpanan 25 0 C disajikan pada Tabel 1. Tabel menunjukan keripik pisang keju yang disimpan pada kondisi RH 6,5% memiliki kadar air sebesar 3,49. Keripik pisang keju yang disimpan pada RH 90,3% memiliki kadar air sebesar 16,83%. Karateristik penyerapan air keripik pisang keju meningkat dengan bertambahnya RH kondisi penyimpanan. Sesuai dengan penyataan Syarief dan Halid (1993) bahwa sampel yang disimpan akan mengalami penambahan ataupun penurunan berat. Ini menunjukkan fenomena karakteristik hidratasi. Tabel 1. Kadar Air Kesetimbangan No Garam RH (%) Me Keripik Pisang Keju (% bk) 1 2 3 4 5 NaOH MgCl 2 NaBr NaCl BaCl 2 6,5 43 57,5 75 90,3 3,49 7,65 8,16 11,33 16,83 C. Kurva Sorpsi Isotermis Kurva sorpsi isotermis merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara aktivitas air (aw) atau kelembaban relatif kesetimbangan (RH) pada ruang penyimpanan (ERH) dengan kandungan air per gram suatu bahan pangan (Winarno, 2004). Pada penelitian ini, kurva sorpsi isotermis dibuat dengan cara memplotkan nilai kadar air kesetimbangan dengan nilai kelembaban relatif (RH) atau aktivitas airnya (a w ). Kurva sorpsi isoterm sampel keripik pisang keju hasil percobaan pada suhu 25 0 C disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa kurva sorpsi isotermis sampel keripik 16 pisang keju berbentuk sigmoid meski tidak sempurna yaitu bentuk isotermis tipe II. Hal ini terjadi karena keripik pisang keju mengandung pati atau karbohidrat sesuai dengan hasil penelitian Minn dan Magee (1997) yang menyatakan bahwa kurva isoterm sorpsi air pada kentang atau bahan yang mengandung pati tinggi adalah berbentuk sigmoid (tipe II). Bentuk sigmoid ini disebabakan oleh adanya efek kapilaritas dan adanya interaksi antara permukaan bahan pangan dengan molekul air. Syarief dan Halid (1993) menjelaskan bahwa setiap produk makanan memiliki kurva isotermis yang

khas, tetapi pada umumnya berbentuk sigmoid. Bentuk sigmoid ini disebabkan karena pada umumnya bahan makanan terdiri dari campuran beberapa komponen. Serta didukung Fennema (1996), bentuk kurva sangat beragam tergantung pada beberapa faktor seperti sifat alami bahan pangan, perubahan fisik yang terjadi selama perpindahan air, suhu, kecepatan desorpsi atau adsorpsi dan tingkatan air yang dipindahkan selama desorpsi atau adsorpsi. Dari hasil plot antara kadar air kesetimbangan maka diperoleh persamaan garis kurva sorpsi isotermis y = 0,1389x + 2,208 dan nilai R2 yaitu 0,8866. Hal ini sesuai dengan petunjuk yang dilaporakn oleh Labuza et al (1985), dimana untuk pangan yang memiliki kadar air rendah umumnya memiliki kecenderungan kurva isoterm isotermis yang berbentuk signoid akan tetapi kemiringan kurva sorpsi isotermis yang signoid ini dapat berbedabeda (Gambar 2) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 y = 0.1398x + 2.208 R 2 = 0.8866 0 20 40 60 80 100 Gambar 2. Kurva sorpsi isotermis keripik pisang keju pada suhu 25 0 C karena dipengaruhi oleh sifat alami bahan pangan sesuai dengan pernyataan Winarno (2004), setiap bahan pangan memiliki bentuk kurva sorpsi isotermis yang khas. Hal ini tergantung pola penyerapan uap air masing-masing produk. Menurut Labuza (1985) ISA menunjukan hubungan antara kadar air bahan dengan RH kesetimbangan ruang tempat penyimpanan bahan atau aktivitas air pada suhu tertentu. Nilai kemiringan dari kurva sorpsi isoterm yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan umur simpan keripik pisang keju. D. Umur Simpan Berdasarkan persamaan yang diturunkan Labuza tentang umur simpan terdapat beberapa faktor yang dibutuhkan untuk menentukan umur simpan dengan pendekatan kadar kritis air. Faktor-faktor itu adalah kadar air awal produk (Mi), kadar air kritis (Mc), kadar air kesetimbangan (Me), konstanta permeabilitas uap air kemasan (k/x), rasio luas kemasan dengan berat kering produk (A/Ws), tekanan uap air jenuh pada kondisi penyimpanan (Po) dan kemiringan kurva sorpsi isothermis (b). Perhitungan umur simpan produk keripik pisang keju disajikan pada tabel 2. 17

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui Me untuk keripik pisang keju 16,83 gh 2 O/g solid. Nilai Me diambil dari data RH 90,3% yang diplot antara kadar air awal dengan waktu pengamatan selama penyimpanan. Kadar air kritis diperoleh dari hasil pengujian pendahuluan yang mendapatkan bahwa kadar air kritis untuk keripik pisang keju adalah 10,736 gh 2 O/g solid. Jenis kemasan yang digunakan untuk penyimpanan keripik pisang keju yaitu kemasan HDPE dengan luas kemasan (A) 0,03 m 2 yang didapt dari perhitungan luas kemasan dari produk keripik pisang keju. Nilai permeabilitas uap air kemasan (k/x) sebesar 0,175 gr/m 2. hari.mmhg (Cooksey,2004). Sampel yang digunakan memiliki bobot kering per kemasan (Ws) sebesar 250 g. Kondisi penyimpanan yang digunakan adalah kondisi pada saat distribusi produk dengan suhu sebesar 38 0 C yaitu 49.59 mmhg. Data ini kemudian dimasukan kedalam persamaan Labuza sebagai berikut : Tabel 2. Parameter perhitungan umur simpan Parameter RH Kadar air awal (Mi) (g H2O/g solid) Kadar air kritis (Mc) (g H2O/g solid) Slope kurva sorpsi isothermis (b) Kadar aor Kesetimbangan (Me) (g H2O/g solid) Permeabilitas kemasan (k/x) (g/m2.hari.mmhg) Luas Kemasan (A) (m2) Berat padatan per kemasan (Ws) Tekanan uap jenuh suhu 300C (Po) (mmhg) Nilai 90,3% 2,33 10,736 0,1398 16,83 0,175 0,03 250 49,59 Berdasarkan penjabaran dengan metode Labuza maka dapat diketahui bahwa pendugaan umur simpan produk keripik pisang keju adalah 116, 3683 hari atau 3,88 bulan. E. Total Kapang Keripik Pisang Keju Sampel keripik pisang keju yang diuji yaitu sampel yang telah kritis berdasarkan hasil penilaian organoleptik (tidak renyah). Dari hasil perhitungan jumlah kontaminasi kapang melalui uji angka kapang dari sampel keripik pisang keju diketahui bahwa tidak terdapat kapang pada sampel keripik pisang keju 18

atau masih dibawah standar maksimum SNI keripik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Umur simpan keripik pisang keju berdasarkan pendekatan kurva sorpsi isotermis yaitu 116,37 hari atau 3,88 bulan. 2. Keripik pisang keju yang berada dalam keadaan kritis tidak mengandung kapang. Syarief, Rizal dan Halid Hariyadi. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. PAU. Ilmu Pangan. Bogor Winarno, FG. 2004. Kimia Pangan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA [AOAC] Association of Official Analytical Chemyst. 2005. Official Method of Analysis of The Association of Offial Analytical of Chemist. Arlington: The Association of Official Analytical Chemyst, Inc. Arpah. 2001. Penentuan Kedaluwarsa Produk Pangan. Program Studi Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor. Cooksey, K. (2004). Important Factor For Selecting Food Packaging Materials Based On Permeability. Clemson University. South Carolina. Fennema O.R.1985. Food Chemistry. Marcell Dekker Inc. New York. Labuza, T.P. 1985. The effect of water activity on reaction kinetics of food deterioration. Food Tecchnol. 34 (1), 36. Robertson Gl 2010. Food Packaging and shelf life: A Pratical Guide. Boca Raton, Florida: CRC Press. 19

20