Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Hari Gambar 17. Kurva pertumbuhan Spirulina fusiformis

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil berupa

Potensi Daun Biduri (Calotropis gigantea) Sebagai Bahan Aktif Dye- Sensitized Solar Cell (DSSC)

PENGAWETAN KLOROFIL DAUN KATUK SEBAGAI ZAT PEWARNA UNTUK BAHAN DSSC (DYE SENSITIZED SOLAR CELL) DENGAN MENGGUNAKAN FREEZE DRYING ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kajian Pengaruh Ketebalan Lapisan P3HT Pada Sel Surya Organik Berbasis Bahan Organik Dan Polimer

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

Pengaruh Konsentrasi Ruthenium (N719) sebagai Fotosensitizer dalam Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) Transparan

Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cells

Karakterisasi Dye Organik Alam Dan Ruthenium (N719) Sebagai Fotosensitizer Dalam Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) TESIS

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA BERBASIS BAHAN ORGANIK DAN POLIMER MENGGUNAKAN KLOROFIL ALAM DAN P3HT

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN GELAS TRANSPARAN FTO SEBAGAI BAHAN BAKU SEL SURYA

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

DETERMINASI PIGMEN DAN PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS 2

SIFAT-SIFAT OPTIK DAN LISTRIK BAHAN SEMIKONDUKTOR SnS LAPISAN TIPIS HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

LAPORAN TUGAS AKHIR NURUL MUBIN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS. Zudah Sima atul Kubro G DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEL SURYA FOTOELEKTROKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL PLATINUM SEBAGAI ELEKTRODA COUNTER GROWTH

KAJIAN STRUKTUR SEL SURYA ORGANIK BERBASIS POLIMER PCBM DAN KLOROFIL

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Spektrofotometer UV /VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

PENGARUH KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP SIFAT OPTOELEKTRONIK Mn 3O 4

VARIASI KECEPATAN PUTAR DAN WAKTU PEMUTARAN SPIN COATING

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

Karakterisasi XRD. Pengukuran

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Mekanisme Pembentukan Lapisan ZnO

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

pembuatan sensor kristal fotonik pendeteksi gas ozon. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Transmitansi (%) Panjang gelombang (nm)

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

Mahasiswa Prodi Fisika, FMIPA Universitas Hasanuddin **)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

SKRIPSI DELOVITA GINTING

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

FABRIKASI SEL SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

Karakterisasi Ekstrak Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) sebagai Fotosensitiser pada Sel Surya Pewarna Tersensitisasi

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

DETEKSI DAN ANALISIS KLOROFIL PADA BERBAGAI JENIS SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN MENGGUNAKAN PENGUJIAN FOTOLUMINESENSI

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK OPTIK DAN ELEKTRONIK EKSTRAK KLOROFIL Spirulina fusiformis JESSI LINAR TAMBUNAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

Transkripsi:

STUDI PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAUN PEPAYA TERHADAP SIFAT OPTIK DAN LISTRIK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN LAPISAN TIPIS Ummu kalsum 1, Iqbal 2 dan Dedy Farhamsa 2 1 Jurusan Fisika Fakultas MIPA, Universitas Tadulako 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas MIPA, Universitas Tadulako Email: acg.falcon@gmail.com ABSTRAK Karakterisasi pengaruh konsentrasi terhadap sifat optik dan listrik telah dilakukan pada larutan daun pepaya sebagai bahan pembuatan lapisan tipis. Larutan klorofil diencerkan menggunakan cairan etanol 96% untuk memperoleh konsentrasi larutan sebesar 1%, 3% 5%, 7% dan 15%. Serapan cahaya dan karakteristik kelistrikan dari klorofil hasil pengenceran diuji pada kondisi gelap dan terang. Hasil pengujian menunjukkan serapan cahaya larutan klorofil pada konsentrasi 15% adalah 1,205 au pada panjang gelombang 400-500 nm dan 2,509 au pada panjang gelombang 663 nm, yang mamiliki serapan tertinggi dari konsentrasi 1% hingga 15%. Kurva pengukuran resistivitas menunjukkan hasil yang berbeda saat diukur pada keadaan gelap dan terang dengan nilai resistivitas minimum masing-masing 206,007 m untuk kondisi terang dan 213,117 m untuk kondisi gelap. Hasil pengukuran sifat optik dan listrik menunjukkan bahwa klorofil daun pepaya berpotensi untuk aplikasi lapisan tipis organik. Kata kunci : Klorofil, Daun Pepaya, Serapan cahaya, Lapisan tipis. ABSTRACT The characterization of the concentration effect on the optical and electrical properties has been conducted on the papaya liquid as materials for thin film. The chlorophyll solution was diluted using etanol 96% to obtain the solution concentration of 1%, 3%, 5%, 7% and 15%. The light absorption and the electrical characteristics of the chlorophyll dilutions were tested in the dark and the light conditions. The results show the light absorptions of chlorophyll solution at concentration 15% is 1,205 au at the wavelength 400-500 nm and 2,509 au at the wavelength 663 nm, that have highest absorptions of concentration 1% until 15%. The curve of resistivity measurement showed different results when measured in the dark and under light with a maximum resistivity value of 206,007 m for bright conditions and 213,117 m for dark conditions. The results of the optical and electrical properties measurements showed that the chlorophyll of papaya leaf has the potential for the application of organic thin film. Keywords : Chlorophyll, Papaya Leaf, Absorption of light, thin film. 1. PENDAHULUAN Lapisan tipis semakin banyak dibutuhkan dalam pembuatan alat-alat elektronik, misalnya pada pembuatan alat sensor, sebagai bahan pengurang radiasi, serta bahan dalam pembuatan solar cell. Lapisan tipis dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari senyawa ZnO, SiO 2, CeO 2, campuran antara TiO dan urea dan lain-lain. Pembuatan atau fabrikasi TiO 2 yang paling dasar untuk aplikasi tersebut adalah dalam bentuk film tipis. Saat ini fabrikasi film tipis memungkinkan pada penggunaan yang sangat luas, karena sifat-sifat bahan film tipis dapat dimodifikasi berdasarkan alat yang diinginkan, maka pembuatan lapisan tipis menggunakan bahan TiO 2 terus dilakukan guna mendapatkan karakteristik film yang lebih baik [1]. Klorofil adalah zat hijau daun yang memiliki fungsi untuk mengadakan asimilasi karbon dalam proses fotosintesis. Zat klorofil memiliki warna hijau dan terdapat di dalam sel-sel, terutama di daun-daun tumbuhan sehingga warna daun menjadi hijau, misalnya pada daun papaya [2]. 1

2. TINJAUAN PUSTAKA Klorofil Klorofil alam yang diisolasi dari berbagai bahan alam yang berasal dari dedaunan seperti daun mengkudu, daun singkong, daun bayam, mikroalgae klorella, dan mikroalgae spirulina telah dilakukan dengan menggunakan teknik ekstraksi ataupun kromatografi yang kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-VIS, FTIR, dan karakterisasi arus-tegangan (I-V) untuk mengetahui fotokonduktivitasnya [5]. UV-VIS adalah salah satu alat karakterisasi yang dapat digunakan untuk melihat absorbansi penyerapan suatu bahan. Dilihat dari sistem optik yang terdapat pada spektrofotometer, maka spektrofotometer dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam), sistem optik radiasi berkas ganda (double beam) dan sistem optik radiasi berkas terpisah (splitter beam) [6]. Hukum Beer dapat dituliskan sebagai: A=.b.C dengan A = absorbansi (%) = konstanta absortivitas (L/mole.cm) b = tebal sampel (cm) dan C = konsentrasi sampel (mol/l). Menurut [4] Absorbansi suatu larutan memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan nilai transmitansi bahan tersebut yang dapat dituliskan dengan persamaan : digital dan selanjutnya dihaluskan. Kemudian dicampurkan dengan 100 ml etanol 96 %. Ekstrak tersebut dimasukan ke dalam gelas beker dan dibiarkan selama 24 jam yang ditutup dengan aluminium foil untuk mencegah penguapan. Selanjutnya ekstrak daun pepaya yang sudah direndam dengan etanol disaring menggunakan kertas saring untuk memisahkan ekstrak murni dengan sisa daun yang tidak terekstraksi. Larutan ini langsung dapat digunakan untuk pengukuran absorbansi. Tahap Pembuatan dye-sensitizer Untuk mendapatkan dye dengan berbagai konsentrasi, maka 10 ml larutan diencerkan menggunakan etanol 96% hingga tanda batas menggunakan gelas ukur 100 ml untuk memperoleh larutan dye 10%. Kemudian larutan diencerkan kembali sehingga di peroleh konsentrasi 1%, 3%, 5%, 7% dan 15%. Tahap Uji Sifat Optik Tahap karakterisasi optik larutan dye alami ekstrak daun pepaya menggunakan spektrometer UV- VIS. Karakterisasi optik dilakukan untuk mengetahui absorbansi dan transmitansi dye alami yang telah dibuat. Hasil yang diperoleh berupa spektrum serapan larutan dengan nilai absorbansi pada tiap - tiap panjang gelombang. Tahap Uji Kelistrikan A= log = - log(t) Tahap uji kelistrikan (5) larutan dye alami ekstrak daun pepaya menggunakan rangkaian, yaitu dengan Karena nilai resistivitas berbanding terbalik dengan mengalirkan arus pada dua elektroda yang diletakkan nilai konduktivitas, maka jika nilai konduktivitas kecil pada penutup tabung wadah larutan klorofil, sehingga maka larutan itu lebih bersifat resistan (penghambat jika sumber tegangan dihidupkan, arus akan mengalir listrik) dan sebaliknya bila konduktivitas suatu bahan pada larutan tersebut. Karakterisasi kelistrikan itu besar maka resistansi bahan tersebut akan kecil. dilakukan untuk mengetahui nilai resistivitas larutan Pernyataan ini dapat ditunjukkan dengan persamaan dye alami yang telah dibuat. Hasil yang diperoleh berikut. berupa nilai tegangan yang tercatat di volt meter untuk 1 setiap konsentrasi 6) larutan pada kondisi terang dan kondisi gelap. Dengan merupakan konduktivitas (Ωm) -1 dan R adalah resistivitas (Ωm) [3]. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. METODE PENELITIAN Tahap Ekstraksi Daun Pepaya Daun pepaya dipotong kecil kecil kemudian ditimbang sebanyak 50 gram menggunakan timbangan 1. Pengujian sifat optik Pengujian sifat optik dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Data yang diambil berupa spektrum absorbansi untuk masing-masing konsentrasi 2

1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 7% dan 15% seperti ditunjukkan pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5. a. Spektrum klorofil dengan konsentrasi 1%. Konsentrasi klorofil 1% seperti yang terlihat pada Gambar 1 menunjukkan nilai absorbansi terletak pada panjang gelombang 400 500 nm dengan nilai absorbansi tertinggi sebesar 0,21 au dan pada panjang 0,012 au. Gambar 1 Spektrum absorbansi klorofil dengan konsentrasi 1% b. Spektrum klorofil dengan konsentrasi 3%. Konsentrasi klorofil 3% seperti yang terlihat pada Gambar 2 menunjukkan nilai absorbansi terletak pada panjang gelombang 400-500 nm dengan nilai absorbansi tertinggi sebesar 0,950 au dan pada panjang 0,410 au. 3

Gambar 2 Spektrum absorbansi klorofil dengan konsentrasi 3% c. Spektrum klorofil dengan konsentrasi 5%. Konsentrasi klorofil 5% seperti yang terlihat pada Gambar 3 menunjukkan nilai absorbansi terletak pada panjang gelombang 400 500 nm dengan nilai absorbansi tertinggi sebesar 1,328 au dan panjang 0,805 au. 4

Gambar 3 Spektrum absorbansi klorofil dengan konsentrasi 5% d. Spektrum klorofil dengan konsentrasi 7%. Konsentrasi klorofil 7% seperti yang terlihat pada Gambar 4 menunjukkan nilai absorbansi terletak pada panjang gelombang 400 500 nm dengan nilai absorbansi tertinggi sebesar 1,417 au dan pada panjang 1,370 au. Gambar 4 Spektrum absorbansi klorofil dengan konsentrasi 7% 5

e. Spektrum klorofil dengan konsentrasi 15%. Konsentrasi klorofil 15% seperti yang terlihat pada Gambar 5 menunjukkan nilai absorbansi terletak pada panjang gelombang 400 500 nm dengan nilai absorbansi tertinggi sebesar 1,205 au dan pada panjang 2,509 au. Gambar 5 Spektrum absorbansi klorofil dengan konsentrasi 15% Nilai absorbansi maksimum dan nilai transmitansi larutan berdasarkan tingkat konsentrasi larutan pada panjang gelombang 400 500 nm dan pada panjang gelombang 663 nm ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai absorbansi dan transmitansi larutan klorofil daun pepaya Konsentrasi larutan Panjang gelombang = 400 500 (nm) Absorbansi (au) Transmitansi (tu) Panjang gelombang = 663 (nm) Absorbansi (au) Transmitansi (tu) 1% 0,21 0,616 0,012 0,973 3% 0,950 0,112 0,410 0,389 5% 1,328 0,047 0,805 0,157 7% 1,417 0,038 1,370 0,043 15% 1,205 0,062 2,509 0,003 6

Absorbansi (au) absorbansi (au) Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: 1412-2375 Nilai absorbansi larutan semakin meningkat sesuai dengan peningkatan nilai konsentrasi larutan klorofil sedangkan nilai transmitansi larutan semakin menurun. Perbandingan nilai absorbansi dengan konsentrasi larutan pada panjang gelombang 400 500 nm dan 663 nm ditunjukkan pada Gambar 6. Y 1,6 1,4 1,2 0,8 1 0,6 0,4 0,2 0 0% 10% 20% Konsentrasi Gambar 6 Grafik pengaruh konsentrasi terhadap absorbansi klorofil pada panjang gelombang 400 500 nm Peningkatan konsentrasi larutan dari 1% sampai 7% seperti yang terlihat pada Gambar 6 menyebabkan peningkatan nilai absorbansi pada panjang gelombang 400 500 nm, akan tetapi pada konsentrasi 15% pada penelitian ini nilai absorbansi pada panjang gelombang 400 500 terjadi penurunan. X Y 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 0 5 10 15 20 Gambar 7 Grafik pengaruh konsentrasi terhadap absorbansi klorofil pada panjang gelombang 663 nm Grafik konsentrasi larutan dari 1% sampai 15% seperti yang terlihat pada Gambar 7 memperlihatkan peningkatan nilai absorbansi pada panjang gelombang 663 nm, dimana peningkatan nilai absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. 2. Pengujian sifat listrik konsentrasi (%) Pengujian sifat kelistrikan dilakukan dengan menggunakan rangkaian I-V seperti pada Gambar 3.1. Data yang diambil pada pengujian sifat kelistrikan berupa data tegangan untuk masing-masing konsentrasi 1%, 2%, 3%, 5%, 7% dan 15% untuk mengetahui nilai resistivitas larutan seperti ditunjukkan pada Tabel 2. X Konsentrasi larutan Tabel 2 Data hasil pengukuran sifat listrik larutan klorofil Resistivitas ( m) Konduktivitas ( m) -1 Kondisi terang Kondisi gelap Kondisi terang Kondisi gelap 1% 206,007 213,117 0,00485 0,00469 3% 167,468 185,377 0,00597 0,00539 5% 95,233 102,321 0,01050 0,00977 7% 71,303 81,146 0.01402 0,01232 15% 37,358 43,748 0,02677 0,02286 Konsentrasi klorofil berturut-turut dari 1%, 3%, 5%, 7% dan 15% menunjukkan nilai resistivitas yang semakin menurun dan resistivitas larutan pada kondisi terang lebih rendah daripada kondisi gelap, sehingga konduktivitas larutan pada kondisi terang lebih tinggi daripada kondisi gelap. Perbandingan nilai resistivitas larutan dengan konsentrasi larutan ditunjukkan pada Gambar 8. 7

resistivitas (Ωm) 225 200 175 150 125 100 75 50 25 0 Y Gambar 8 Grafik konsentrasi terhadap resistivitas klorofil pada kondisi terang dan kondisi gelap Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian sifat Optik dan listrik larutan, menunjukkan bahwa peningkatan jumlah konsentrasi larutan menyebabkan peningkatan daya serap larutan terhadap cahaya sedangkan cahaya yang akan dipantulkan semakin sedikit. Demikian juga dengan daya hantar arus dari larutan yang semakin meningkat sesuai dengan peningkatan konsentrasi larutan daun Pepaya, yang dilihat dari nilai resistansi larutan yang semakin menurun ketika konsentrasi larutan semakin tinggi. 5. KESIMPULAN 0 2 4 6 8 10 12 14 16 konsentrasi (%) kondisi terang 1. Penyerapan cahaya matahari akan semakin maksimal sesuai dengan peningkatan konsentrasi larutan daun Pepaya. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan konsentrasi larutan mulai dari 1%, 3%, 5%, 7% dan 15% menyebabkan peningkatan puncak absorbansi dengan nilai maksimum sebesar 1,205 au pada panjang gelombang 400-500 nm dan 2,509 au pada panjang gelombang 663 nm untuk konssentrasi 15%, serta menyebabkan penurunan transmitansi dengan nilai munimum sebesar 0,038 pada panjang gelombang 400-500 nm dan 0,003 pada panjang gelombang 663 nm. 2. daya hantar arus listrik larutan akan semakin baik jika konsentrasi larutan semakin tinggi dan pada X penelitian ini nilai resistivitas terendah yaitu pada konsentrasi 15%. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan konsentrasi larutan mulai dari 1%, 3%, 5%, 7% dan 15% menyebabkan penurunan resistivitas larutan dengan nilai minimum sebesar 37,358 m pada kondisi terang dan memiliki nilai resistivitas minimum sebesar 43,784 m pada kondisi gelap. DAFTAR PUSTAKA [1] Bilalodin, 2012, Pembuatan Dan Penentuan Celah Pita Optik Film Tipis TiO2. Program Studi Fisika, Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik Karangwang, Purwokerto. [2] Hadiat, dkk, 2000, Kamus Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Pelajar SLTP dan SLTA, BalaiPustaka, Jakarta. [3] Sumaryanti, dkk, 2011, Karakterisasi Optik Dan Listrik Larutan Klorofil Spirulina Sp Sebagai Dye Sensitized Solar Cell. Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 01, No. 03 (2011) 141 147 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran. [4] Sunardi dan Sari,K., 2012, Pengaruh Konsentrasi Larutan Ekstrak Daun Lidah Mertua Terhadap Absorbansi dan Transmitansi Pada Lapisan Tipis, Program Studi Fisika, Jurusan MIPA, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jakarta. [5] Supriyanto, Agus, 2011, Kajian Sifat Optik dan Elektronik Klorofil Alam Sebagai Material Aktif Fotosensitizer Organik, Universitas Gadjah Mada untuk bidang ilmu: Fisika Material Semikonduktor Organik, yogyakarta. [6] Wardani, L. A., 2012. Validasi Metode Analisis dan Penentuan KadarVitamin C Pada Miniuman Buah Kemasan Dengan Spektrofotometer IV-Visible. Universitas indonesia. Depok. 8