BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Gambar 1. Ekstrak daun sukun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK AIR RAMBUT JAGUNG ( Zea mays L.) DITINJAU DARI NILAI LD 50 DAN PENGARUHNYA TERHADAP FUNGSI HATI DAN GINJAL PADA MENCIT

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

FITA DWI AMIRIA Y

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

3 Metodologi Percobaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April Bahan dan Alat.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III BAHAN DAN METODE

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Isolat Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10 hasil penelitian terdahulu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Total Darah. a. Tabung reaksi disiapkan sebanyak 62 buah. 1 buah tabung reaksi blanko, 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Transkripsi:

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah sonde lambung, penangas air, timbangan analitik, PH meter, spektrofotometer UVVis, sentrifugator, pipet eppendorf, vortex, alatalat gelas, gunting bedah, dan microtube. 2. BAHAN a. Hewan Uji Pada penelitian ini hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan dan betina galur ddy berumur lebih kurang dua bulan dengan berat badan 20 30 gram masingmasing 50 ekor. Mencit diperoleh 27

dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Mencit diaklimatisai selama dua minggu dalam kandang karantina Laboratorium Farmakologi FMIPA UI. Mencit yang digunakan adalah mencit yang sehat dengan tandatanda bulu tidak berdiri dan berwarna putih bersih, mata jernih, tingkah laku normal serta mengalami peningkatan dalam berat badan dalam batas tertentu yang diukur secara rutin. Mencit yang tidak sehat atau menunjukkan kelainan tidak diikut sertakan dalam percobaan. b. Bahan Uji Sebagai bahan uji digunakan bahan obat herbal X yang mengandung ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis). Ekstrak daun sukun terdiri dari flavonoid sebanyak 30%. c. Bahan Kimia Dinatrium hidrogen fosfat, kalium dihidrogen fosfat, natrium piruvat, asam α ketoglutarat, asam aspartat, natrium hidroksida, 2,4dinitrofenilhidrazin, asam klorida, dlalanin, natrium hidroksida, asam pikrat, trikloroasetat, ferri klorida, tiosemikarbazid, asam fosfat pekat, asam sulfat, diasetilmonoksim, standar kreatinin, standar urea, heparin, dietil eter dan alkohol. 28

C. CARA KERJA 1. PENETAPAN DOSIS Penentuan dosis terbesar dilakukan dengan uji pendahuluan untuk mengetahui dosis terbesar yang dapat diberikan secara peroral kepada mencit, dari penetapan didapatkan dosis terbesar adalah 5 gram flavonoid/kgbb atau 16,67 gram ekstrak/kgbb, kemudian dosis ini dilakukan pengenceran sebanyak dua kali dari dosis terbesar. Pengujian nilai LD 50 menggunakan dosis berturutturut 2,08; 4,17; 8,34 dan 16,67 gram ekstrak/kgbb (Lampiran 1). 2. PEMBUATAN LARUTAN UJI Ekstrak ditimbang sebanyak 3,33 gram, kemudian disuspensikan dengan 10 ml CMC 1% untuk dosis selanjutnya dibuat dengan pengenceran dua kali lipat dosis terbesar menggunakan CMC 1% (Lampiran 2). 29

3. PEMBUATAN LARUTAN DAN PEREAKSI a. Larutan dinatrium hidrogen fosfat 0,1 M (9) Sejumlah 7,098 gram dinatrium hidrogen fosfat gram dilarutkan digelas piala dan volumenya dicukupkan sebanyak 500 ml dengan aquadest. b. Pembuatan larutan Kalium dihidrogen fosfat 0,1 M (9) Sejumlah 1,36 gram kalium dihidrogen fosfat dilarutkan digelas piala dan volumenya dicukupkan sebanyak 100 ml dengan aquadest. c. Pembuatan dapar fosfat 0,1M ph 7,4 (9) Larutan dinatrium hidrogen fosfat 0,1 M 420 ml ditambahkan larutan KHP 0,1 M sebanyak 80 ml, kemudian ph disesuaikan sampai 7,4. d. Pembuatan larutan piruvat 2µm/L (16) Natrium piruvat sebanyak 22,0 mg dilarutkan dalam larutan dapar fosfat sampai 100,0 ml. e. Larutan substrat untuk pemeriksaan AST (16) Asam α ketoglutarat sebanyak 29,2 mg dicampurkan dengan 2,66 gram asam aspartat dalam gelas piala kecil, kemudian ditambahkan larutan natrium hidroksida 1N sampai larut, ph disesuaikan sampai 7,4 kemudian ditambahkan dapar fosfat sampai 100,0 ml di dalam labu ukur. 30

f. Pembuatan reagen warna (16) Sejumlah 19,6 mg 2,4 dinitrofenilhidrazin dilarutkan ke dalam larutan HCl 1N 100,0 ml. g. Larutan substrat untuk pemeriksaan ALT (16) Asam α ketoglutarat sebanyak 29,2 mg dicampurkan dengan 17,8 gram dlalanin di gelas piala ukuran 50 ml, kemudian larutan natrium hidroksida 1N ditambahkan sampai larut, lalu ph disesuaikan sampai 7,4 lalu ditambahkan dapar fosfat 100,0 ml. h. Larutan standar kreatinin 0,010 mg/ml (8) Kreatinin standar ditimbang seksama lebih kurang 12,5 mg lalu dilarutkan dengan aquadest hingga volume 25,0 ml. Larutan dipipet dan diencerkan dengan aquadest sampai volum 50,0 ml. i. Pereaksi kreatinin (21,22,24) Larutan pikrat alkalis dibuat dengan cara mencampurkan larutan asam pikrat jenuh dengan NaOH 2% dalam perbandingan 5:1. Larutan asam pikrat jenuh dibuat dengan mencampurkan aquadest sebanyak 50,0 ml dengan lebih kurang 0,45 gram asam pikrat sampai serbuk asam pikrat tidak dapat larut. Larutan NaOH 2% dibuat dengan menimbang 2,0 gram NaOH, kemudian larutkan di dalam aquadest hingga volum 100,0 ml. 31

j. Larutan standar urea 0,040 mg/ml (21,24) Ditimbang seksama urea standar lebih kurang 125,0 mg kemudian dilarutkan dalam aquadest hingga volum 25,0 ml, setelah itu masingmasing sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0 ml dipipet dan diencerkan dengan aquadest hingga volum 50,0 ml. Diperoleh standar urea dengan konsentrasi 0,100; 0,200; 0,300; 0,400; 0,500; 0,600 dan 0,700 mg/ml. k. Pereaksi urea (21) 1) Larutan asam trikloroasetat (TCA) Ditimbang asam trikloroasetat lebih kurang 5 gram lalu dilarutkan dengan aquadest sampai volum 100,0 ml. 2) Larutan katalisator yang terdiri dari: Ferri klorida 1,6 mm tiosemikarbazid 5mM; asam sulfat 1,3 M dan asam fosfat 4M. Ferri Klorida ditimbang lebih kurang 65,0 mg kemudian di larutkan dalam aquadest. disebut larutan 1. Tiosemikarbazid ditimbang lebih kurang 113,8 mg kemudian dilarutkan dalam aquadest disebut larutan 2. Larutan 1 dan 2 dicampurkan dalam beaker glass. Kemudian asam fosfat pekat dimasukkan sebanyak 64 ml ke dalam beaker glass tersebut dan diencerkan dengan aquadest. Setelah itu ditambahkan asam sulfat sebanyak 32,5 ml dan 32

diencerkan dengan aquadest. Campuran ini diencerkan dengan aquadest hingga volum 250,0 ml. 3) Larutan diasetilmonoksim (DAM) Ditimbang seksama Diasetilmonoksim lebih kurang 3,54 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga volum 250,0 ml di labu ukur. l. Larutan CMC 1% Ditimbang seksama CMC 1 gram, kemudian dikembangkan dengan 20 ml air panas dan dicukupkan dengan air sampai 100 ml. 4. PELAKSANAAN PERCOBAAN a. Penentuan LD 50 Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pengujian menggunakan sepuluh ekor mencit dalam tiap kelompok uji yang terdiri dari lima ekor mencit jantan dan lima ekor mencit betina (25). Dalam percobaan yang dilakukan menggunakan 100 ekor mencit putih kemudian dibagi secara acak ke dalam lima kelompok perlakuan. kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberikan larutan CMC 1%. Kelompok II adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dosis 1 (2,08 gram ekstrak/kgbb), Kelompok III adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dosis 2 (4,17 gram 33

ekstrak/kgbb), Kelompok IV adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dosis 3 (8,34 gram ekstrak/kgbb), Kelompok V adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dosis 4 (16,67 gram ekstrak/kgbb) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Pemberian obat dilakukan dalam satu kali pemberian melalui jalur oral menggunakan sonde, kemudian dari dosis yang diberikan dilihat hasilnya setelah 24 jam dengan menghitung jumlah mencit yang mati dari tiap kelompok. Kemudian nilai LD 50 dihitung dengan menggunakan rumus Weil dan dinilai aktivitas enzim transaminase serta kadar kreatinin dan urea plasmanya. Selain itu juga dilakukan pengukuran aktivitas enzim transaminase serta kadar kreatinin dan urea plasma setelah 14 hari dari perlakuan. b. Pengambilan sampel darah melalui ekor (26) Pengambilan sampel darah melalui ekor dilakukan setelah 24 jam dan setelah 14 hari setelah perlakuan. Sebelum pemotongan ekor sterilisasi gunting bedah dan ekor dengan alkohol 70%, kemudian gunting ekor mencit, tampung darah yang diperoleh dalam microtube yang telah diberi heparin. Ekor mencit dioleskan larutan antiseptik untuk menghindari infeksi. Sample darah disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm selama lima menit agar diperoleh plasma jernih. Plasma dimasukkan ke dalam microtube dan disimpan dilemari pendingin pada suhu 010 ºC (Gambar 2). 34

c. Pengukuran aktivitas enzim transaminase 1) Pembuatan kurva kalibrasi (24) Larutan standar piruvat 2µmol/L dicampurkan dengan larutan dapar substrat dalam tabung reaksi dengan berbagai perbandingan (Tabel 2,6). Kedalam tabung ditambahkan reagen warna kemudian dikocok hingga homogen. Larutan didiamkan selama 20 menit pada suhu kamar, kemudian ditambahkan 10,0 ml natrium hidroksida 0,4 N dan dikocok hingga homogen, lalu didiamkan pada suhu kamar selama 30 menit. Serapannya diukur pada panjang gelombang 505 nm. Dari hasil yang didapatkan buat garis persamaan liniernya. Sebagai blanko digunakan larutan dapar substrat sebanyak 1,0 ml. Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan masingmasing untuk pengukuran aktivitas AST dan ALT. 2) Pengukuran serapan enzim transaminase (16) Disiapkan dua buah tabung untuk larutan uji dan blanko; 0,5 ml larutan dapar substrat dimasukkan ke dalam setiap tabung lalu diinkubasi pada suhu 37 C selama 10 menit untuk ALT dan 60 menit untuk AST; dimasukkan 0,1 ml plasma ke dalam tabung uji lalu diinkubasi pada suhu 37 C selama 30 menit; dimasukkan 0,5 35

ml pereaksi warna ke dalam tabung uji dan blanko, untuk tabung blanko ditambahkan 0,1 ml plasma, kemudian didiamkan pada suhu kamar selama 20 menit; dimasukkan 5,0 ml natrium hidroksida 0,4 N ke dalam setiap tabung lalu didiamkan pada suhu kamar selama 30 menit (Tabel 3,7). Warna yang terbentuk diukur serapannya pada panjang gelombang 505 nm. kemudian serapan yang diperoleh dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier sehingga didapat nilai aktivitasnya. d. Pengukuran kadar kreatinin plasma (20,21,24) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode Jaffe yang dimodifikasi. Tabel 1 Tahap Pengukuran Kadar Kreatinin Plasma Sampel Standar Blanko Larutan pikrat alkalis Plasma 100 µl Standar Kreatinin 100 µl Aquadest 100 µl 36

Plasma diinkubasi masingmasing tabung pada suhu konstan. Kemudian dicampurkan pereaksi pikrat alkalis pada masingmasing tabung sebanyak. Ukur serapan pada detik ke30 (At = 30) dan detik ke90 (At = 90) pada panjang gelombang 515 nm. Rumus kadar kreatinin plasma: At = 90 (sampel) At = 30 (sampel ) x C At = 90 (standar) At = 30 (standar) Keterangan : At = 30 : serapan pada pengukuran detik ke30 At = 90 : serapan pada pengukuran detik ke90 C : konsentrasi standar kreatinin 1,002 mg/dl e. Pengukuran kadar urea plasma (21,24) Pengukuran kadar dilakukan dengan cara metode fearon / nonenzimatis secara kolorimetri dengan menggunakan diasetilmonoksim (DAM). Semua larutan dicampur sampai homogen. Panaskan di penangas air mendidih selama 6 menit. Angkat dan diamkan selama 10 menit pada suhu kamar kemudian ukur serapan pada panjang gelombang 525 nm. Serapan yang diperoleh dimasukkan ke persamaan regresi linier yang diperoleh dari kurva kalibrasi kadar dalam satuan mg/dl. Kurva kalibrasi dibuat dengan mengukur serapan dari tiap konsentrasi 37

standar urea, lalu dibuat persamaan regresi linier antara konsentrasi urea (mg/dl) dan serapan. Tabel 2 Tahap Pengukuran Kadar Urea Plasma Sampel Standar Blanko larutan TCA 5% Darah 0,05 ml Standar Urea 0,05 ml Campurkan dan sentrifugasi 7000 RPM selama 5 menit, pipet ke dalam tabung baru supernatan atau campuran 0,05 ml 0,05 ml standar larutan katalisator larutan DAM f. Pengolahan data (27) Pengolahan data diolah secara statistik menggunakan uji distribusi normal (Uji kolmogorovsmirnov), Uji homogenitas (Uji levene), lalu dilanjutkan dengan analisis Anava satu arah. jika terdapat perbedaan secara bermakna, maka uji dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. 38