22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

dokumen-dokumen yang mirip
POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

NERACA BAHAN MAKANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

BAB I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan,

KETERSEDIAAN ENERGI, PROTEIN DAN LEMAK DI KABUPATEN TUBAN : PENDEKATAN NERACA BAHAN MAKANAN PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

POLA PANGAN HARAPAN PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

PERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Desain Penelitian

Dinas Ketahanan Pangan Kota Ternate. Neraca Bahan Makanan (NBM) & PPH Ketersediaan Kota Ternate Tahun 2017

ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KABUPATEN SIDOARJO

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengumpulan, Pengolahan dan Estimasi Data Neraca Bahan Makanan, 2010

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizinya (BKP, 2013). Menurut Suhardjo dalam Yudaningrum (2011), konsumsi

LAPORAN ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN DAN POLA PANGAN HARAPAN PROV.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SITUASI PANGAN DAN GIZI WILAYAH (Kasus di Kabupaten Tuban) PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Ketahanan Pangan

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Butir Kegiatan Analisis Ketahanan Pangan Bidang Ketersediaan Pangan

TINJAUAN PUSTAKA Ketahanan Pangan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

V. DINAMIKA PANGSA PENGELUARAN PANGAN DI INDONESIA. pangan dan konsumsi individu di tingkat rumah tangga. Informasi tentang

KATEGORI POTENSI KECAMATAN BERDASARKAN SUBSISTEM KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN TRENGGALEK

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, dkk,

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 927, ,10

PENDAHULUAN Latar Belakang

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

ANALISIS RASIO KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI KOTA MEDAN

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

KATA PENGANTAR. melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada kita semua sehingga kami dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

METODE PENELITIAN. Jumlah sampel dalam kecamatan (KK) Nama Desa. KK tidak

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAMPAK PROGRAM KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) TERHADAP POLA PANGAN HARAPAN (PPH) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN DAYA DUKUNG LAHAN WILAYAH KABUPATEN GARUT TAHUN UMIYATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KETAHANAN PANGAN REGIONAL DAN TINGKAT RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Utara)

ANALISIS PENYEDIAAN PANGAN UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SIDOARJO

1. KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN, TANTANGAN DAN HARAPAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA 2. PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KEMISKINAN

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1)

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi Pangan dan Faktor yang Mempengaruhinya

POLA KONSUMSI PANGAN

KATA PENGANTAR. Buletin Konsumsi Pangan

Pangan Nasional Tahun

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Transkripsi:

Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN Pengantar Survei Konsumsi Pangan Tujuan Survei Konsumsi Pangan Metode berdasarkan Jenis Data yang diperoleh Metode berdasarkan Sasaran Pengamatan Neraca Bahan Makanan Pola Pangan Harapan Nikmah Utami Dewi Februari 2017 Survei Konsumsi Pangan Tujuan Survei Konsumsi Pangan Metode yang digunakan untuk menentukan status gizi perorangan dan kelompok Menentukan status gizi secara tidak langsung Bukti awal kekurangan gizi Kebutuhan zat gizi dipengaruhi banyak faktor (metabolisme, aktivitas fisik, faktor relatif lain Mengetahui kebiasaan makan, dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, Rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya Manfaat survei konsumsi pangan Metode Survei Konsumsi Pangan Dapat digunakan untuk Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat Dapat digunakan untuk menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu Dapat digunakan untuk menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan makanan Dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi Dapat di gunakan sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat Menentukan perundang-undangan Berdasarkan Jenis Data yang diperoleh a. Metode Kualitatif b. Metode Kuantitatif c. Metode Kuantitatif dan Kualitatif Berdasarkan Sasaran Pengamatan a. Tingkat Nasional b. Tingkat Rumah Tangga c. Tingkat Individu 1

Neraca Bahan Pangan Tujuan Neraca Bahan Pangan Data/informasi situasi ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk suatu wilayah negara/provinsi/kabupaten) dalam suatu kurun waktu tertentu Dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi dan perencanaan pangan NBM menyajikan angka rata-rata jumlah pangan yang tersedia di tingkat pedagang eceran atau rumah tangga konsumen untuk konsumsi penduduk perkapita (kg/kap/thn atau gr/kap/hari atau zat gizi tertentu /kap/hari) Sebagai bahan untuk mengevaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah Sebagai bahan acuan dalam perencanaan produksi dan penyediaan pangan di suatu wilayah Sebagai bahan acuan dalam penetapan dan pemantapan kebijakan pangan dan gizi di suatu wilayah Untuk menilai ketersediaan pangan di suatu wilayah. Informasi dalam Neraca Bahan Pangan Kolom 1 (Kelompok/Jenis Bahan Makanan) Semua jenis bahan makanan nabati/hewani yang umum tersedia untuk dikonsumsi masyarakat. Bahan makanan dikelompokkan jenisnya dan diikuti prosesnya dari produksi dipasarkan /dikonsumsi dalam bentuk lain setelah proses pengolahan. Pengelompokan bahan: Padi-padian, Makanan Berpati, Gula, Buah/Biji Berminyak, Buah-buahan, Sayuran, Daging, Telur, Susu, Ikan, Minyak dan Lemak. Kolom 2 dan 3 (Produksi) Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masingmasing bahan makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan, peternakan, perikanan dan perkebunan) yang belum mengalami proses pengolahan. Kategori: Masukan (input) Keluaran (output) Besarnya output sebagai hasil dari input sangat tergantung pada besarnya derajat ekstraksi dan faktor konversi. Kolom 4 (Perubahan Stok) Stok : sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai pemerintah / swasta dimaksudkan sebagai cadangan, digunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Data stok yang digunakan adalah data stok awal dan akhir tahun Perubahan stok : selisih stok akhir tahun dengan stok awal tahun. Perubahan stok ini hasilnya bisa negatif (-) dan bisa positif (+) Kolom 5 ( Impor) Sejumlah bahan makanan baik yang belum maupun yang sudah mengalami pengolahan, didatangkan/dimasukkan dari luar negeri dan dari wilayah daerah administratif lain untuk diperdagangkan, diedarkan atau disimpan. 2

Kolom 6 (Penyediaan Daerah sebelum Ekspor) Sejumlah bahan makanan yang berasal dari produk (keluaran) dikurangi perubahan stok ditambah impor.. Kolom 7 (Ekspor) Sejumlah bahan makanan, belum maupun yang telah mengalami pengolahan yang dikeluarkan langsung keluar wilayah RI maupun yang keluar ke wilayah administratif lain (perdagangan antar pulau atau antar kabupaten). Kolom 8 (Penyediaan Daerah) Kolom 9-14 (Pemakaian Daerah) Sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi (keluaran) ditambah impor, dikurangi perubahan stok dan ekspor Sejumlah bahan makanan yang digunakan didalam wilayah untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk industri makanan dan bukan makanan, yang tercecer dan yang tersedia untuk dimakan oleh penduduk. Kolom 15-19 (Ketersediaan per Kapita) Sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi setiap penduduk suatu daerah dalam suatu kurun waktu tertentu, dalam bentuk natural maupun bentuk unsur gizinya. Untuk mengetahui nilai gizi masing-masing jenis bahan makanan: angka ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per hari dikalikan dengan kandungan kalori, protein dan lemak per satuan berat masing-masing jenis bahan makanan. Jenis dan Sumber Data Ketersediaan Bahan Makanan di Daerah Meliputi data produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Data produksi bahan makanan seperti Kelompok padi-padian, makanan berpati, gula, buah biji berminyak, buah-buahan, sayuran, daging, dan telur diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Data produksi kelompok ikan diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Data perubahan stok untuk komoditi beras diperoleh dari Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) 3

Jenis dan Sumber Data (lanjutan) Jenis dan Sumber Data (lanjutan) Pemakaian Dalam Daerah Pemakaian untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk makanan, diolah untuk bukan makanan, yang tercecer dan untuk bahan makanan penduduk. Data Penduduk Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk pertengahan tahun dari BPS dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Data penduduk termasuk penduduk asing yang bermukim minimal selama enam bulan. Jenis dan Sumber Data (lanjutan) Besaran dan Angka Konversi Besaran dan angka konversi yang digunakan adalah besaran dan angka konversi yang ditetapkan oleh tim NBM Nasional. Jenis dan Sumber Data (lanjutan) Komposisi Gizi Bahan Makanan Komposisi gizi bahan makanan yang digunakan adalah yang bersumber dari buku Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) Komposisi gizi tersebut adalah besarnya nilai kandungan gizi dari bagian yang dapat dimakan. Metode Penghitungan Penghitungan NBM didasarkan pada penyediaan dalam daerah. Penyediaan dalam daerah untuk masing-masing jenis bahan makanan diperoleh dari produksi (keluaran) ditambah impor (pemasukan dari luar daerah) dikurangi perubahan stok dan ekspor (ke luar daerah) Kemudian dihitung rincian pemakaian dalam daerah dengan menggunakan faktor konversi (untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk bahan makanan dan bahan baku industri bukan makanan, yang tercecer dan sebagai bahan makanan penduduk). Penghitungan ketersediaan kalori, protein dan lemak per kapita digunakan faktor konversi dan data penduduk pertengahan tahun (middle year population). Metode Penghitungan (lanjutan ) Penulisan angka pada tabel NBM mulai dari kolom (2) sampai dengan kolom (14) Kolom (17) adalah dalam bilangan bulat Kolom (15), kolom (16), kolom (18) dan kolom (19) dalam bilangan pecahan dua desimal. 4

Cara Pengisian NBM Kolom 1 : Jenis bahan makanan. Tuliskan nama seluruh bahan makanan sesuai dengan kelompok komoditas pada kolom (1). Kolom 2 : Produksi (masukan). Tuliskan angka produksi yang masih akan mengalami perubahan bentuk (bila ada) pada kolom (2) Kolom 3 : Produksi (keluaran). Tuliskan pada kolom (3) angka unsur produksi yang merupakan produksi asli yang diperoleh dari kegiatan berproduksi dan belum mengalami perubahan atau produksi turunan yang sudah mengalami perubahan. Kolom 4 : Perubahan stok. Tuliskan angka perubahan stok (bila ada) pada kolom (4) dan juga tandanya : negatif (-) atau positif (+). Kolom 5 : Impor. Tuliskan pada kolom (5) angka jumlah bahan makanan yang masuk dari wilayah lain (Kabupaten/Kota/Propinsi/Negara lain). Kolom 6 : Penyediaan Dalam Kabupaten sebelum Ekspor. Tuliskan pada kolom (6) angka hasil dari produksi (keluaran) dikurangi perubahan stok ditambah impor. Kolom 7 : Ekspor. Tuliskan pada kolom (7) angka jumlah bahan makanan yang dikeluarkan ke luar kabupaten/kota maupun ke wilayah lain baik melalui darat, laut maupun udara (Kbpten/Kota/Propinsi/Negara lain). Kolom 8 : Penyediaan Dalam Negeri. Tuliskan pada kolom (8) angka hasil dari Penyediaan Dalam Kabupaten sebelum ekspor kolom (6) dikurangi ekspor pada kolom (7). Kolom 9 : Pakan Tuliskan angka pakan pada kolom (9) Kolom 10 : Bibit/benih. Tuliskan pada kolom (10) angka hasil perkalian antara jumlah kebutuhan bibit kg/ha dengan luas tanam bersih pada tahun penyusunan NBM untuk tanaman pangan dan persentase yang digunakan untuk bibit dengan penyediaan dalam negeri untuk jenis komoditas lainnya. Kolom 11: Diolah untuk makanan. Tuliskan pada kolom (11) angka banyaknya komoditas bahan makanan yang berasal dari penyediaan dalam negeri yang diolah untuk makanan, bila ada. Kolom 12 : Diolah untuk bahan makanan Tuliskan pada kolom (12) angka banyaknya komoditas bahan makanan yang berasal dari penyedian dalam negeri yang diolah untuk keperluan bukan makanan, bila ada Kolom 13 : Tercecer Tuliskan pada kolom (13) angka hasil perkalian persentase tercecer dengan penyediaan dalam negeri untuk masingmasing komoditas. Kolom 14: Bahan makanan Tuliskan pada kolom (14) angka jumlah bahan makanan yang tersedia dikonsumsi penduduk.angka tersebut merupakan hasil dari : kolom (8)-kolom(9)-kolom (10)- kolom(11)-kolom (12)-kolom (13). Kolom 15 : Kg/Tahun(Kg/year). Tuliskan pada kolom (15) angka hasil pembagian kolom (14) dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.kg/tahun = kolom (14)/penduduk pertengahan tahun *1000. Dikalikan 1000 karena konversi dari ton ke kilogram. Kolom 16: Gram/Hari (Gram/Day) Tuliskan pada kolom (16) hasil pembagian kolom (15) dengan jumlah hari dalam satu tahun dikali 1000.Gram/Hari = (kolm (15)/365 hari *1000. Dikalikan 1000 karena konversi dari kilogram ke gram. Kolom 17: Energi, Kalori/hari(Energy, cal/day). Tuliskan pada kolom (17)angka hasil perkalian kolom (16) dengan persen bagian yang dapat dimakan (b.d.d),kemudian kalikan dengan kandungan energi dari 100 gram bahan makanan.energi kalori/hari =kolom (16) * b.d.d * kandungan energi:100 5

Kolom 18: Protein,Gram/Hari(Protein Gram/Day) Tuliskan pada kolom (18)angka hasil perkalian kolom (16) dengan persen bagian yang dapat dimakan, kemudian kalikan dengan kandungan protein dari 100 gram bahan makanan. Protein gram/hari = Kolom (16)* B.d.d*kandungan protein:100. Kolom 19 : Lemak Gram/hari (Fats Gram/day) Tuliskan pada kolom (19) angka hasil perkalian kolom (16) dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan dengan kandungan lemak dari 100 gram bahan makanan. Lemak Gram/hari =kolom (16)*B.d.d*kandungan lemak:100. Contoh Neraca Bahan Makanan POLA PANGAN HARAPAN (PPH) POLA PANGAN HARAPAN Parameter sederhana untuk menilai keberhasilan penyediaan pangan, tingkat diversifikasi pangan dan mutu gizi pangan. Komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya (FAO-RAPA, 1989) PPH dapat menentukan mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tinggi skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi dan mutunya. TUJUAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Membuat rekomendasi pola konsumsi pangan yang dianjurkan Rekomendasi kombinasi anekaragaman pangan untuk memenuhi keseimbangan gizi (nutritional balance), sesuai cita rasa (palatability), daya cerna (digestability), daya terima masyarakat (acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli masyarakat (affortability). MANFAAT POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Menilai ketersediaan dan konsumsi pangan dalam jumlah dan komposisi/keragaman pangan Perencanaan ketersediaan serta konsumsi pangan. 6

SUMBER DATA PPH KELOMPOK PANGAN PPH Ketersediaan pangan Data dalam NBM dan menggunakan AKE pada tingkat penyediaan Konsumsi pangan Data dalam SUSENAS dan menggunakan AKG Hasil perhitungan secara Nasional (Widya Karya Pangan dan Gizi 2012) untuk AKG kalori maupun protein per kapita per hari adalah sebagai berikut : Kalori a. AKE ditingkat konsumsi = 2.150 kkal b. AKE ditingkat persediaan = 2.400 kkal Protein a. AKP ditingkat konsumsi = 57 gram b. AKP ditingkat persediaan = 63 gram PPH Nasional MENGHITUNG PPH Skor pangan= hasil kali tingkat kontribusi energi kelompok pangan dengan bobotnya Bobot kelompok pangan berdasarkan: konsentrasi kalori, kepadatan kalori, zat gizi esensial, zat gizi mikro, kandungan, volume pangan dan tingkat kelezatan Bobot: 1. Padi-padian, umbi-umbian, buah/biji berminyak, gula= 0,5 2. Lemak dan minyak= 0.5 3. Pangan hewani, kacang-kacangan = 2 4. Sayuran dan buah =5 TAHAP PENILAIAN PPH 1. Pengelompokan pangan Pangan dikelompokkan kedalam 9 kelompok 2. Konversi jenis dan satuan Menyesuaikan kelompok pangan dalam NBM dan SUSENAS ke dalam kelompok pangan PPH konversi satuan dan jenis komoditas 3. Menghitung Ketersediaan/konsumsi energi menurut kelompok pangan Menghitung jumlah energi setiap kelompok pangan dari NBM 4. Menghitung kontribusi energi setiap kelompok pangan (dalam persen) Membagi masing-masing energi kelompok pangan dengan total energi dikalikan 100 persen TAHAP PENILAIAN PPH 5. Menghitung kontribusi energi setiap kelompok pangan terhadap AKG Membagi masing-masing energi kelompok pangan dengan AKG tingkat ketersediaan atau tingkat konsumsi 6. Menghitung skor PPH aktual Mengalikan persentase kontribusi energi aktual dengan bobot 7. Menghitung PPH aktual berdasarkan AKG Mengalikan persentase kontribusi energi terhadap AKG dengan bobot 8. Menetukan skor PPH Membandingkan skor AKG dengan skor maksimum. Jika skor AKG > skor maksimum, yang diambil skor maksimum. Jika skor AKG<skor maksimum yang diambil skor AKG 7

Susunan PPH Menurut Kelompok Bahan Makanan Tahun 2008 Kota Tarakan 8