DENTIN PULPA ENDODONTIK ATAU OPERATIVE DENTISTRY? Hubungan yang sangat erat antara dentin dan pulpa. Perlindungan jaringan pulpa terhadap iritasi luar

dokumen-dokumen yang mirip
Endodontology Greek Pengetahuan ttg apa yg berada dlm gigi Cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan morfologi, Fisiologi & patologi Jaringa

BAB 1 PENDAHULUAN. Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran

FUNGSI JARINGAN PULPA DALAM MENJAGA VITALITAS GIGI. Sartika Puspita *

Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJUAN PUSTAKA. odontoblast. Pada tahap awal perkembangannya, odontoblast juga. pertahanan (Walton & Torabinejad, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STRUKTUR ANATOMI DAN FUNGSI PULPA

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

Patogenesis Terjadinya Penyakit Pulpa, Meliputi Respon Inflamasi dan Imun

BAB I PENDAHULUAN. jaringan ikat tubuh lainnya yang tersusun oleh jaringan pembuluh darah dan

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

(SYSTEMA LYMPHOPOIETICA)

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

ABSTRAK. Kata kunci: hipersensitivitas dentin, strontium chloride hexahydrate 10%, sodium monofluorophosphate, visual analogue scale.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulpitis adalah penyebab utama di antara seluruh jenis nyeri yang dirasakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. layer. 4 Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi

PROSES PENYEMBUHAN JEJAS PADA JARINGAN PULPA. Sartika Puspita *

Jaringan ikat termineralisasi yang membalut akar gigi dan merupakan tempat tertanamnya serabut gingiva dan ligamen periodontal.

HISTOLOGI JARINGAN KERAS DAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT BLOK 5: STRUKTUR SISTEM STOMATOGNATIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun bangsa (Taringan, 2006). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pulpa radikuler. Pulpa koronal terletak di kamar pulpa pada bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian selular, termasuk odontoblas yang membentuk dentin. Anatomi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena jaringan pulpa gigi merupakan jaringan yang dikelilingi oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANATOMI GIGI. Drg Gemini Sari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan

Salah satu bagian gingiva secara klinis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Area pengamatan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk

MIKROBIOLOGI SALURAN AKAR

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. utama pulpa adalah formatif, yaitu membentuk odontoblast yang akan membentuk

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

drg. Sartika Puspita, MDSc

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

MEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulut yang sering terjadi di Indonesia adalah karies dengan prevalensi karies aktif

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

Distribusi Penyakit Pulpa berdasarkan Etiologi dan Klasifikasi di RSKGM, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prevalensi yang terus meningkat akibat fenomena perubahan diet (Roberson dkk.,

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik

TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL

SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Universitas Indonesia

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

Transkripsi:

PULPO DENTINAL KOMPLEKS Trimurni Abidin,drg.,M.Kes.,Sp.KG

DENTIN PULPA ENDODONTIK ATAU OPERATIVE DENTISTRY? Hubungan yang sangat erat antara dentin dan pulpa. Perlindungan jaringan pulpa terhadap iritasi luar. Pulpa jaringan yang berasal dari ectomesenchymal berdifferensiasi menghasilkan komponen komponen dentin pada gigi mamalia.

HUBUNGAN YANG ERAT ANTARA DENTIN PULPA Klinisian harus mengingat bagian pulpa yang ada di dalam tubulus dentin A.L.. : * Tonjolan tonjolan odontoblast menjadikan dentin merupakan jaringan yang hidup. * Dalam perawatan gigi pertimbangan harus dipikirkan bagaimana menjaga dentin sebagai jaringan vital seperti jaringan dibagian tubuh lain

TUJUAN MENJAGA KEUTUHAN PULPA DENTINAL KOMPLEKS ENDODONTIC PREVENTIVE Dentin gigi utuh dapat meneruskan stimuli / iritan external sel sel + ujung ujung syaraf pulpa gambaran klinis gigi vital.

STRUKTUR PULPO DENTINAL KOMPLEKS Dentin koroner radikuler Tubulus dentin cairan tubulus dentin ujung ujung serabut syaraf bebas processus sel sel odontoblast Kolagen Plexus Raschkow

DENTIN : Dentin intertubular Dentin peritubular Dentin interglobular

TUBULUS DENTIN Berupa pulpa pulpa kecil mengecil ke perifer dari odontoblast predentin junction melalui ketebalan jaringan Dibentuk ketika terjadi deposisi dan mineralisasi matriks predentin sekitar tonjol tonjol odontoblast Histologi Inner dentin Outer dentin

PERMEABILITAS DENTIN Inner Dentin > permeabel dari outer dentin Permeabilitas dentin dipengaruhi oleh struktur dan massa yang ada didalam tubulus. Permeabilitas dentin berbeda : dentin koroner dentin radikuler bagian bukal / labial 2 x bagian oklusal. Bagian 1/3 servikal akar gigi dentin kurang permeabel daripada oklusal dentin Bagian korona > bagian dalam akar gigi > bagian luar akar

Permeabilitas dentin dipengaruhi oleh Makin dekatnya kearah pulpa Semakin mendekati pulpa permeabilitas makin tinggi (Pashley, 1985, Pashley 1988 ; Hargreaves dan Goodish 1998 ; Myor 2003 ; Bergenholtz et al., 2003)

Pashley 1996 ; Myor 2002 ; Hargreaves dan Goodish 2002 Keadaan tubulus dentin dan isinya mempunyai hubungan erat dengan permeabilitas dentin Keadaan permukaan daerah difusi dentin ditentukan Jumlah dan diameter tubulus. Ketebalan dentin yang menentukan jarak ke pulpa (RDT = Remaining Dentin Thickness) Ada / tidaknya smear layer

Isi tubulus dentin - Dentin intertubular - Dentin peritubular - Dentin interglobular - Tonjol tonjol odontoblast - Kolagen - Ujung ujung syaraf bebas - Cairan tubulus dentin Konsentrasi zat / bahan yang berdifusi Temperatur Ukuran molekul / muatan zat / bahan yang berdifusi

Fisiologi Normal (Bergenholtz. et al 2003) Cairan tubulus dentin mengalami kontraksi atau dilatasi dalam respon terhadap stimuli thermal mempengaruhi isi tubulus dentin mempengaruhi sel sel pulpa dentin mentransformasikan stimuli external diteruskan ke sel sel dan sistem persyarafan pulpa.

INNERVASI DENTIN Serabut serabut syaraf A delta ( group myelineted) nyeri tajam + kecepatan impuls cepat. Serabut serabut A delta menyebar perifer pulpa Hubungan yang erat dengan sel sel odontoblast (tonjol tonjol sel) Serabut serabut syaraf C lokasi terbesar di zone sentral merupakan sistem saraf autonomik serabut serabut vasokonstriktor sympathetic dan vasodilator para sympathetic memasuki pulpa bersama sama pembuluh darah dan axon axon sensori.

Histochemistry mengandung neuropeptide neuropeptide vasoaktif calcetonin gene related peptide (CGRP) ; substance P (SP) dan Neurokinin A (NKA)

Neuropeptide neuropeptide dihasilkan dalam badan sel trigeminal dan di-transport melalui axonal flow mencapai ujung syaraf dalam pulpa dimana neuropeptide neuropeptide ini disimpan. Efek neuropeptide adalah terhadap aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah. SP dan CGRP memberi efek stimulasi terhadap pertumbuhan sel sel pulpa seperti fibroblast dan perbaikan odontoblast. SP dan CGRP aktif dalam mengadakan rekruitmen sel sel immunocompetent sebagai respon terhadap infeksi bakteri. Vasodilator parasymphathetic mengeluarkan transmiter acetylcholine dan vasoactive intestinal polypeptide (VIP)

SISTEM VASKULARISASI Dalam semua tahap perkembangan pulpa koroner mempunyai network vaskuler yang lebih besar daripada pulpa radikuler Network kapiler paling padat dibandingkan bagian sentral pulpa. Anastomosis pembuluh darah zone sentral pulpa lebih banyak di daerah apikal daripada koroner Hubungan shunt antara pembuluh darah yang mensupply dan yang mendrainase dijumpai di luar foramen apikal dalam ruang ligamen periodontal. Shunt mengkontrol perfusi darah melalui jaringan pulpa Lokal inflamasi meningkatkan ketahanan terhadap aliran darah pulpa, arterivenous shunts berperan dalam pengaturan aliran darah.

SISTEM LIMFATIK adanya lymphatic vessels dalam pulpa Sangat penting dalam mengatur peningkatan tekanan osmotik kolloidal akibat protein protein dan makro molekul molekul yang terakumulasi ekstraseluler pada daerah yang mengalami inflamasi Fungsi lain menyediakan jalan regional lymphatic nodes untuk sel sel antigen presenting (APC S )

SISTEM SEL SEL IMUN sel sel limfosit T Sel sel antigen presenting (APC S ) Sel sel limfosit B (hanya pada pulpa inflamasi) APC S sel yang menyangkut molekul molekul stimulasi yang penting untk aktivasi sel sel T Molekul klas II dan merupakan hsl dari Major Histocompatibility Complex (MHC)

Pada normal pulpa APC S : Sel sel dendrit berada di perifer pulpa Menempati ruang bersama sama sel odontoblast berkontak melalui tonjol sitoplasmik Sifat sifatnya motility tinggi Kapasitas fagositik terbatas Mengaktifkan sel sel T APC S yang diekspresikan oleh makrofag dijumpai pada pulpa normal

Sel sel makrofag terdistribusi dalam jumlah banyak pada pulpa dan membentuk suatu network yang padat dengan sel sel dendritic pulpa Di dalam jaringan pulpa makrofag heterogenous dalam fenotype dan fungsi. Histiosit tidak membawa molekul molekul class II terutama berlokasi pada perivaskuler Pulpa normal sel sel T helper dari T cytotoxic sebagai sel sel memori

DINAMIKA PULPO DENTIN KOMPLEX Terbukanya dentin terpapar terhadap iritasi luar (khemis, mekanis, thermal) Terbukanya tubulus menyebabkan pergerakan cairan tubulus dentin mengaktifkan mechanoreseptor di dalam pulpa. Pergerakan cairan tubulus dentin dapat langsung menstimulasi sel sel odontoblast, serabut serabut syaraf pulpa dan pembuluh-pembuluh darah sub odontoblastic. Terjadi pembebasan neuropeptide-neuropeptide seperti CGRP atau SP dari pulpa membentuk kondisi inflamasi neurogenik lokal.

Stimuli ini juga menyebabkan perubahan dari pembuluh-pembuluh darah pulpa menyebabkan peningkatan aliran cairan plasma dan protein protein plasma melalui pembuluh darah mencapai ruang ruang pulpa dan keluar melalui tubulus tubulus dentin. Ekstravasasi plasma dapat juga menyebabkan peningkatan tekanan jaringan pulpa lokal cenderung meningkatkan stimuli neuron neuron sensitized. Keluarnya cairan tubulus merupakan aksi protektif menurunkan difusi produk produk bakterial noksious pada tubulus-tubulus dentin servikal yang terbuka atau celah celah restorasi yang ada.

Beberapa tipe dentinogenesis: Dentin primer dibentuk oleh sel odontoblast primer. Dentin reparatif dentin yang terbentuk sebagai respon terhadap injuri baik oleh sel- sel odontoblast primer atau sekunder. Dentin sekunder ireguler Dentin iritasi Dentin tertier (tergantung injuri apakah fisiologi atau oleh karena perawatan).