Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH BATANG SAWIT UNTUK BAHAN BANGUNAN DAN MEBEL

JUDUL PENELITIAN III: Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

Optimalisasi Pemanfaatan Serbuk Kayu Sisa Olahan untuk Produk Papan Partikel Bermotif Oleh: Syafruddin, Haji Gussyafiri, Fakhri, Eko Riawan

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

KAJIAN POTENSI LIMBAH KAYU INDUSTRI SAW MILL UNTUK PRODUK PANEL RINGAN BERONGGA BERBASIS TEKNOLOGI LAMINASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin

JUDUL PENELITIAN n : Optimalisasi Pemanfaatan Serbuk Kayu Sisa Olahan untuk Produk Papan Partikel Bermotif

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

C11. SIFAT PEREKATAN KAYU AKASIA FORMIS (Acacia auriculiformis) DARI HUTAN RAKYAT PADA VARIASI ARAH AKSIAL, RADIAL DAN UMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan. Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi

Uji Keteguhan Rekat Resin Epoxy terhadap Kuat Geser Laminasi Kayu Akasia Mangium (Acacia Mangium) Haji Gussyafrl, Syafruddin, Fakhri, Eko Riawan

PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

KAYULAPIS Teknologi dan Sertifikasi sebagai Produk Hijau

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN DAN WAKTU KEMPA TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL SERUTAN BAMBU PETUNG BERLAPIS MUKA PARTIKEL FESES SAPI

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

PEMANFAATAN SISA POTONGAN KAYU OLAHAN UNTUK PRODUK PAPAN LANTAI KOMPOSIT

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit. Menurut Hadi (2004) pengklasifikasian kelapa sawit

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan konsumsi kayu ini tidak

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

TINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluan seperti konstruksi rumah, meubeler, panel-panel, accecories. kelestarian alam dan ekosistem yang ada.

Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGENDALIAN JAMUR BIRU (BLUE STAIN) BATANG KELAPA SAWIT LIMBAH REPLANTING MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET BIOCIDE.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar

PENGGERGAJIAN KAYU. Oleh : Arif Nuryawan, S.Hut, M.Si NIP

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

PENGUJIAN SIFAT FISIS PAPAN DARI CAMPURAN LIMBAH SERAT BATANG KELAPA SAWIT DAN SERBUK KAYU INDUSTRI DENGAN PEREKAT POLIESTER

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK KAYU KELAPA SAWIT HASIL KOMPREGNASI MELAMINE FORMALDEHYDE

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat membutuhkan kenaikan

SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN TEBAL KAYU TERHADAP KECEPATAN DAN CACAT PENGERINGAN KAYU TUSAM.

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. dengan target luas lahan yang ditanam sebesar hektar (Atmosuseno,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelapa Sawit yang sudah tidak produktif. Indonesia, khususnya Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

BAB 3 METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH POLA SAMBUNGAN DAN BANYAKNYA JUMLAH LAPISAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINA KAYU MERANTI MERAH

PENGGUNAAN SEKAM PADI DENGAN ANYAMAN BAMBU SEBAGAI PAPAN SEMEN DEKORATIF

III. METODOLOGI PE ELITIA

BAB III METODE PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK

4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

TINJAUAN PUSTAKA. (waferboard) yang terbuat dari limbah kayu yang ditemukan oleh ilmuwan Amerika

PEMANFAATAN POHON KELAPA LOKAL SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI ACEH UTARA

KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN SKEDUL SUHU DAN KELEMBABAN DASAR UNTUK PENGERINGAN KAYU BINUANG BERSORTIMEN 83 X 118 X 5000 MM DALAM TANUR PENGERING KONVENSIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIFAT FISIS PAPAN GYPSUM DARI LIMBAH GERGAJIAN KAYU

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya(suharto, 2011). Berdasarkan wujudnya limbah di kelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik

PEMBUATAN BALOK DAN PAPAN DARI LIMBAH INDUSTRI KAYU BOARD AND WOOD BLOCK MAKING FROM WASTE OF WOOD INDUSTRIES

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Abstrak Kelangkaan kayu hutan saat ini memerlukan altematif bahan subtitusi, salah potensi berupa limbah kayu sawit untuk produk kayu komposit dan aplikasi untuk panil pintu, pemanfatannya sebagai bahan altematif memerlukan kajian pengolahan serta prototaype produk. Tujuan penelitian adalah untuk menguji teknik pengolahan batang sawit menggunakan mesin chainsaw dan mensin circular saw, pengawetan kimiawi tembaga sulfat konsentrasi 3% serta aplikasi panil untuk komponen pintu. Kayu sawit yang dipakai berusia 24 tahun, dioleh menjadi papan ukuran 3 cm x 10 cm x 2,4 meter panjang. Pengamatan data pengolahan dan pengawetan dicatat serta proses aplikasi produk untuk komponen pintu. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengolahan menggunakan circular saw lebih efisien dari segi waktu dibandingkan gergaji chainsaw, namun mempunyai kelemahan tidak dapat mengolcih kayu log. Pengolahan memerlukan kombinasi kedua mesin gergaji tersebut. Pengawetan menggunakan tembaga sulfat konsentrasi 3% hanya efektif selama 5 hari pengeringan secara alami. Produk pintu dapat dibuat dari kayu sawit dengan keuntungan produk lebih ringan serta dapat mensubtitusi penggunaan kayu komersial sebanyak 50%. PENDAHULUAN Salah satu sektor andalan di Provinsi Riau adalah perkebunan kelapa sawit, pada tahun 2007 kebun sawit di Riau telah mencapai 1.547.940 juta hektar, sekitar 25 %» dari luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, yang tersebar di berbagai Kabupaten yakni Kabupaten Kampar, Indragiri Hilir, Siak, Rokan Hilir dan Rokan Hulu. Perkebunan kelapa sawit skala besar di Riau telah dimulai pada Tahun 80- an oleh PT. Perkebunan Nusantara V (PTPN-V), kemudian diikuti beberapa perusahaan swasta lairmya serta lahan perkebunan rakyat. Kelapa sawit pada usia lebih kurang 25 tahun biasanya akan ditebang karena sudah tidak produktif lagi. Penanganan yang dilakukan selama ini terhadap pohon yang sudah ditebang belum maksimal. Pemanfaatan kayu saiwt secara langsung tidak memungkinkan karena kekuatan mekanik dan keawetannya rendah, sifat- 1

sifat kayu kelapa sawit yang kurang menguntungkan tersebut dapat diantisipasi. Keawetan batang kelapa sawit dapat ditingkatkan dengan cara pengeringan atau dengan bantuan zat-zat kimia tertentu. Demikian juga sifat mekaniknya, kekuatan dan kekakuan bahan kayu kelapa sawit dapat diatasi dengan cara mengkombinasikannya dengan jenis kayu mutu tinggi sebagai produk kayu komposit. Disamping kelemahan yang ada, batang kelapa sawit mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan antara lain; cacat-cacat berupa mata kayu tidak ada, batang dan seratnya lurus, tidak memiliki percabangan batang serta panjang batang yang memadai untuk dimanfaatkan sebagai produk berbagai bahan bangunan. Efisiensi dan efektifitas teknik pengolahan batang kayu sawit belum diketahui sehingga belum terdapat referensi tentang itu. Dari hasil pengeijaan di lapangan, pengolahan batang sawit cepat menumpulkan peralatan gergaji. Dengan demikian akan diuji kehandalan cara pengolahan menggunakan alat yaitu chainsaw dan circular saw, serta teknik produksi papan panil untuk komponen pintu dari kayu sawit. Tujuan penelitian adalah untuk 1). Menguji efektifitas dan efisiensi teknik pengolahan batang kelapa sawit menggunakan alat chainsaw dan circular saw 2) Pembuatan produk panil komposit dan analisa biaya produksi panil untuk komponen pintu secara teknis dan ekonomis serta berbagai kendala dan solusinya. Bahan dan Metode Bahan kayu sawit berupa satu batang pohon sawit umur 24 tahun berasal dari Desa Sari Galuh, Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Peralatan yang digunakan berupa mesin chain saw, mesin circular saw. 2

Tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut. (^^^^^^^^M u 1 a i Pengadaan bahan Pengolahan Bahan Baku 1 Pengawetan Bahan baku Produksi Komponen Pintu Analisa Ekonomis Pembahasan Gambar 1. Bagan alir Penelitian Batang kelapa sawit dipotong tiga bagian (pangkal; tengah; ujung) menggunakan alat chainsaw kemudian masing-masing bagian ditandai dengan cat wama berbeda, kemudian log dijadikan balok persegi untuk membuang bagian kulit batang sawit. Selanjutnya balok diolah menjadi papan-papan tipis dengan ukuran ketebalan sisi 3 cm menggunakan mesin gergaji circular saw. Selanjutnya bahan diawetkan menggunakan tembaga sulfat selama 2 jam, setelah itu dikeringkan secara alami selama 2 minggu atau sampai kadar air 15%. Bahan baku yang sudah dikeringkan, kemudian diolah untuk mendapatkan ukuran yang sesuai, adapun tahapan pembuatan papan panil komposit. 3

Hasil Penelitian Hasil pemotongan dengan mesin chain saw lebih sulit dibandingkan dengan pembelahan karena pemotongan serat kayu yang melintang sehingga mesin memerlukan energi yang besar untuk memutuskan serat, sedangkan untuk pembelahan batang sawit, posisi serat cenderung searah alur mata gergaji. Kondisi kayu basah.saat pengolahan membuat mata gergaji cepat tumpul terutama untuk pemotongan bahan. Mata gergaji mesin chain saw juga sangat berpengaruh terhadap hasil produk dan efisiensi waktu pengeijaan. Pemanfaatan mata gergaji belah untuk membelah sangat efektif dan mempermudah pengolahan batang sawit. Pengolahan dengan menggunakan chainsaw (Gambar 3) berdasarkan data jumlah volume batang yang diamati sebanyak 0,19 m^ diperoleh waktu pengolahan selama 15 menit. Hasil pengolahan diperoleh sebanyak 0,0819 m^, jadi dalam 1 m3 akan diperoleh rendemen sebanyak 43 % papan ukuran tebal 3 cm lebar 10 cm, jumlah kubikasi untuk waktu mengolah satu jam diperoleh sebanyak 0,32 m^. Adapun kendala-kendala yang terjadi sewaktu pembelahan menggunakan chainsaw adalah untuk membuat ukuran masih dilakukan secara manual. Chainsaw juga harus diberhentikan sewaktu memposisikan bahan dengan posisi pembelahan. Selama pembelahan tidak terjadi jepitan antara batang kayu sawit hal ini dimungkinkan karena mata belah cukup lebar yaitu sekitar 1 cm sehingga serbuk pembelahan tidak tertahan didalam rongga pembelahan. 4

Gambar 3. Pengolahan Menggunakan Chainsaw Pengolahan batang kelapa sawit menggunakan alat circular saw dari volume batang yang diamati sebanyak 0,3 m^ dipeolrh hasil pengolahan sebanyak 0,19 m^ atau rendemen sebesar 67,6 %. Jumlah kubikasi untk 1 m3 diperoleh sebanyak 3,92 m^. Pengolahan menggunakan circular saw dapat menghasilkan rendemen yang lebih banyak dibandingkan menggunakan alat cahisaw, namun masih terkendala dengan ukuran ketebalan kayu terbatas hanya maksimal 10 cm. Pengolahan batang sawit dari bentuk awal (log) masih memerlukan kombinasi pengolahan menggunakan mesin chainsaw untuk penebangan, pemotongan serta pembelahan bagian kulit batang menjadi ukuran persegi empat serta menjadikan tebal maksimum balok 10 cm agar dapat diolah lebih lanjut di mesin circular saw. Pengawetan kayu sawit dapat dilakukan sebanyak 0,49 m3 untuk volume bak rendaman efektif ukuran lebar 1 meter, panjang 2,5 meter serta tinggi 15 cm (Gambar 4). Konsentrasi tembaga sulfat sebanyak 3 % menghasilkan kualitas pengawetan yang cukup baik selama 5 hari penjemuran secara alami, namun 5

karena cuaca yang kurang mendukung, pengeringan di bawah ruang terlindung masih belum efektif untuk menghasilkan tingkat bebas jamur kayu yang diharapkan. Upaya yang lebih diuayakan adalah mengeringkan kayu dengan alat kiln dry khusus agar kadar air kayu segera diturunkan selama maksimal 24 jam agar terhindar dari jamur. Gambar 4. Proses Pengawetan Kayu Sawit Produksi panil komposit sawit dapat diaplikasikan untuk produk komponen pintu (Gambar 5), dua model pintu dibuat dengan cara mengkompositkan bahan kayu sawit dengan perkuatan kayu komersial laiimya, pintu Model A dibuat untuk bagian rangka dari bahan kayu sawit serta perkuatan sudut luar dengan kayu meranti setebal 2 cm untuk perletakan engsel, pintu Model B dibuat komposit sawit sebagai panil. Hasil penelitian diperoleh bahwa komponen pintu memanfaatkan kayu sawit dapat menguntungkan dari segi berat komponen pintu lebih ringan dbandingkan dengan jenis pintu dari bahan kayu komersial, selain itu 6

kayu sawit dapat mensubtitusi jumlah kayu komersial mencapai 50% bahkan lebih untuk satu unit pintu. Gambar 5. Panil kayu sawit (kiri); rangka pintu kayu sawit (kanan) Kesimpulan dan Saran Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengolahan kayu log menggunakan chainsaw menghasilkan rendemen sebesar 43% sedangkan pengolahan mesin circularsaw dihasilkan rendemen (dari bentuk balok menjadi papan) sebesar 67,6 %. 2. Pengolahan kayu sawit memerlukan kombinasi penggunaan gergaji, penebangan sampai pembentukan balok ukuran persegi lebih sesuai menggunakan mesin chainsaw, pengolahan selanjutnya lebih sesuai dengan mesin circularsaw. 3. Produk aplikasi kayu sawit dapat dijadikan untuk komponen pintu dengan cara dikompositkan menggunakan teknik laminasi. V 7

Daftar Pustaka Atmosuseno Budi S, 1999, Budi Daya, Kegunaan dan Prospek Sengon, Cetakan Ke V, Penebar Swadaya, Jakarta. Basiron, Y., Jailani, BS., Chan, KW., (Eds), (2002), Advances In Oil Palm Research Vol II, Malaysian Palm Oil Board (MPOB), Ministry of Primary Industries, Malaysia. Eka Risno, 2006, Uji Kekuatan dan Kekakuan Balok Laminasi Dari Batang Kelapa Sawit Dengan Kayu Rengas, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau. Irfan Gunawan dan Wilyadi, 2006, Pengaruh Tekanan, Waktu Pengepresan Serta Jenis Perekat Terhadap Sifat Papan Partikel (Particleboard) Dari Batang Kelapa Sawit, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru. Haygreen, J.G. dan Bowyer, J.L., 1989, Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mochamad Arifin, TA Prayitno dan Siti Rochayah D.M, 2000, Pengaruh Jumlah Perekat dan Waktu Pengempaan Terhadap Sfifat Papan Partikel Kayu Ganitri (Elaeocarpus grandiflorus J. E. Smith), Institut Pertanian Yogyakarta, Yogyakarta Sugeng dan Prayitno, T.A., 2002, Pengaruh Jumlah Urea Formaldehida dan Parafin Terhadap Sifat Papan Partikel Kayu Mangium (Acacia Mangium Wild), Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan., Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Suwarno W, 1982. Konstruksi Kayu. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 8