Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal
|
|
- Sucianty Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: ( Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus Prima Setiawan, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. rief Rahman Hakim, Surabaya 60 Indonesia bstrak Dalam beberapa tahun terakhir ketersediaan kayu jati sebagai material dasar pembangunan kapal kayu mengalami penurunan. Hal tersebut menyebabkan harga kayu jati yang semakin tinggi. Sehingga diperlukan material alternatif dalam membangun kapal kayu. betung (Dendrocalamus asper) dapat dijadikan sebagai material alternatif karena mudah didapatkan, mudah dalam pembudidayaan, laju pertumbuhan yang cepat, dan memiliki sifat mekanis yang baik. Dalam mendapatkan sifat mekanis yang baik bambu betung dibuat menjadi bilah dan disusun sehingga menjadi bentuk laminasi bambu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik dan kuat tekan maksimum bambu laminasi dengan tiga variasi antara lain variasi satu adalah bagian luar, variasi dua adalah bagian tengah, dan variasi tiga adalah bagian dalam bambu. Pengujian tarik (Tensile Test) dan pengujian tekan (Compressive Test) menggunakan standar pengujian STM D 3039/3039M dan STM D340/340M. Dari hasil dua pengujian didapatkan bahwa bambu variasi satu memiliki kekuatan tarik dan kekuatan tekan paling baik. Perbedaan kuat tarik antar variasi cukup signifikan sedangkan kuat tekan tidak berbeda cukup signifikan. Kekuatan tarik variasi satu sebesar N/mm 2, variasi dua sebesar N/mm 2, dan variasi tiga sebesar N/mm 2. Kekuatan tekan variasi satu sebesar N/mm 2, variasi dua sebesar N/mm 2, dan variasi tiga sebesar N/mm 2. Berdasarkan perhitungan beban tarik dan beban tekan didapatkan ukuran tebal laminasi bambu sebagai lambung kapal ikan 30 GT bagian sisi dan alas paling efektif yakni variasi satu dengan tebal mm (dari perhitungan beban tarik) dan mm (dari perhitungan beban tekan). Ukuran tebal laminasi bambu sebagai lambung kapal ikan 30 GT bagian lajur atas adalah mm (dari perhitungan beban tarik) dan mm (dari perhitungan beban tekan). Sementara perhitungan ekonomis menunjukkan bahwa laminasi bambu variasi satu merupakan variasi yang paling ekonomis dalam pembangunan lambung kapal ikan 30 GT dengan biaya produksi sebesar Rp ,4. Kata Kunci Kapal kayu, bambu laminasi, lambung kapal, lokasi potong, kuat tarik, kuat tekan. K I. PENDHULUN ETERSEDIN kayu konstruksi beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan. Hal ini juga berdampak pada pembuatan kapal kayu di Indonesia karena akan sulit mendapatkan bahan baku utama kapal yaitu kayu. Selain itu, dengan keterbatasan jumlah bahan baku kayu juga berpengaruh pada harga kapal kayu yang akan semakin tinggi. Penelitian Greenpeace mencatat tingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai angka 3,8 juta hektar pertahun, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas illegal logging atau penebangan liar. Sedangkan menurut data Badan Penelitian Departemen Kehutanan, kerugian finansial akibat penebangan liar menunjukan angka Rp. 83 milyar perhari []. Bahkan pada tahun 2008 Indonesia di anugerahi Certificate Guinnes World Record sebagai perusak hutan tercepat di dunia. Berdasarkan data data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2000 hingga 2005 rata rata perhari 5 km 2 hutan Indonesia hilang (rusak). Sesuai perhitungan kerusakan hutan di Indonesia pada tahun 2002 PBB, diperkirakan hutan Sumatera dan hutan Kalimantan akan punah pada tahun Dalam upaya mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya penggantian bahan baku kayu dalam pembuatan kapal kayu. Sehingga dari hal tersebut diperlukan suatu teknologi untuk mengembangkan alternatif bahan pengganti kayu. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah bambu. merupakan produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat umum karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk, mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. termasuk tanaman Bamboidae anggota sub familia rumput, memiliki keanekaragam jenis bambu di dunia sekitar jenis sedangkan Indonesia memiliki hanya 0% sekitar 54 jenis bambu [2]. memiliki keunggulan yakni mudah ditanam, cepat tumbuh dengan usia produksi ± 4-5 tahun, tidak memerlukan pemeliharaan khusus. Budidaya juga dapat dilakukan dengan sederhana tanpa suatu teknologi yang tinggi. Hal ini membuat bambu dapat tumbuh terus menerus dan jumlahnya dapat lebih besar dari pohon. juga mempunyai ketahanan yang luar biasa. Tanaman ini dapat tumbuh dalam setiap kondisi cuaca dan keadaan. Ketahanan ini merupakan sesuatu yang menguntungkan terutama jika dibandingkan dengan kayu. Hal ini menyebabkan bambu tersebut memiliki umur yang lama serta tidak mudah mati. memiliki tebal bervariasi sesuai dengan ruasnya. Bagian bambu yang paling tebal berada di bagian ruas
2 JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: ( Print) 2 terbawah. Dalam penelitian ini bambu dipotong sesuai lokasi yang ditentukan (bagian luar, tengah, dan dalam tebal bambu) kemudian dibuat laminasi bambu yang nantinya akan dijadikan sebagai material lambung kapal. Sehingga saya mengambil judul nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal. II. METODOLOGI PENELITIN Pada penelitian ini, specimen didapatkan dengan membuat laminasi bambu dengan menggunakan metode batu bata. Dalam penelitian ini ada tiga variasi berdasarkan lokasi potong antara lain bambu dipotong bagian luar, tengah, dan dalam. Langkah awal pengerjaan penilitian ini adalah membelah bambu yang masih utuh menjadi 6-8 bagian secara memanjang. Kemudian dipotong kembali sesuai lokasi potong (luar, tengah, dan dalam) sehingga didapatkan bilah yang selanjutnya bilah tersebut di planner untuk mendapatkan ukuran tebal yang sama yakni 5 mm. kemudian bambu disesuaikan panjang 27 mm dan lebar 3 mm. Bilah laminasi bambu disusun sesuai gambar kemudian direkatkan menggunakan lem epoxy dan dilakukan pengepresan. Sehingga didapatkan ukuran balok laminasi bambu 270x90x25 mm. Gambar. Penyusuan Bilah Metode Batu Bata Setelah menjadi papan laminasi bambu maka dibentuk spesimen untuk pengujian tekan dan pengujian tarik dengan memotong balok menjadi 3 bagian. dapun standar yang digunakan dalam pengujian ini adalah STM 2004 [3]. Pengujian tekan menggunakan STM D340/340M. Sedangkan pengujian tarik menggunakan STM D3039/3039M. Setiap variasi dibuat 3 spesimen untuk mendapatkan kecukupan data. Pengujian tekan dan pengujian tarik dilakukan sejajar serat bambu. Ukuran spesimen uji tekan dan uji tarik sesuai dengan gambar 2 dan gambar 3. Spesimen uji tarik dibuat dengan ukuran 250x2x2.5 mm sedangkan spesimen uji tekan dibuat dengan ukuran 50x2.5x2.5 mm. Pada spesimen uji tarik dibuat tirus bagian tengah sehingga tebalnya menjadi 7 mm sedangkan pada spesimen uji tarik dibuat tirus bagian tengah dengan sudut 90 dengan ukuran 5 mm dan panjang 0 mm tiap sisi. Gambar 3. Ukuran Spesimen Uji Tekan III. HSIL DN PEMBHSN. nalisa Teknis dan Pembahasan Setelah dilakukan pengujian tekan dan tarik didapatkan hasil pembebanan maksimum masing masing variasi dan kemudian dibagi dengan luasan masing masing variasi sehingga didapatkan kekuatan tarik dan keuatan tekan. Dengan menggunakan formula hitung dibawah ini : P = σ x () Dimana σ = Kuat tarik atau kuat tekan (KN/mm2) P = Beban (KN) = penampang spesimen (mm2) Tegangan maksimum tiap spesimen dihitung menggunakan formula diatas kemudian dibuat tabel seperti pada tabel. Karena setiap pengujian tarik dan tekan terdapat 3 spesimen uji sehingga nilai kuat tekan dan kuat tarik diambil nilai rata rata. Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya sebagai berikut: Tabel. Kuat Tekan Rata-Rata kuat tekan rata rata Tabel menunjukkan perhitungan kuat tekan rata rata variasi. Beban yang didapat dari pengujian dibagi dengan luas penampang masing - masing spesimen (persamaan ). penampang spesimen uji satu sebesar mm 2, spesimen uji dua sebesar mm 2, dan spesimen uji tiga sebesar mm 2. penampang antar spesimen berbeda dikarenakan kurang ketelitian dalam pembuatan spesimen. Pembagian antara beban tekan maksimum dengan luas penampang menghasilkan kuat tekan. Berdasarkan Tabel didapatkan kuat tekan spesimen satu sebesar N/mm 2, spesimen dua sebesar N/mm 2, spesimn tiga sebesar N/mm 2. Gambar 2. Ukuran Spesimen Uji Tarik
3 JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: ( Print) 3 Tabel 2. Kuat Tarik Rata-Rata Tabel 5. Kuat Tekan Rata-Rata kuat tarik rata - rata Dikarenakan adanya perbedaan beban tarik maksimum yang didapat dari ketiga spesimen uji tarik variasi maka dapat dibuat rata - rata untuk mendapatkan kuat tarik rata- rata variasi. Kekuatan tarik dihitung dengan menggunakan persamaan. Sebelum melakukan pengujian diukur terlebih dahulu luas penampang dengan cara mengalikan ukuran tebal dan lebar spesimen uji di bagian tengah. Berdasarkan Tabel 2 didapatkan kuat tarik spesimen satu sebesar N/mm 2, spesimen dua sebesar N/mm 2, dan spesimen tiga sebesar N/mm 2. Tabel 3. Kuat Tekan Rata-Rata kuat tekan rata rata Kuat tekan masing - masing spesimen didapatkan dengan membagi beban tekan maksimum dengan luas penampang kemudian dibuat kuat tekan rata - rata seperti terlihat pada Tabel 3. Kuat tekan maksimum spesimen satu sebesar N/mm 2, kuat tekan maksimum spesimen dua sebesar N/mm 2, dan kuat tekan spesimen tiga sebesar N/mm 2. Tabel 4. Kuat Tarik Rata-Rata kuat tarik rata rata danya perbedaan beban tarik maksimum yang dialami oleh masing - masing spesimen variasi 2 maka dibuat kuat tarik rata - rata. Kekuatan tarik dihitung berdasarkan persamaan dengan membagi beban tarik maksimum masing - masing spesimen dengan luas penampangnya. Sesuai Tabel 4 didapatkan kuat tarik maksimum spesimen satu sebesar N/mm 2, kuat tarik spesimen dua sebesar N/mm 2, dan kuat tarik spesimen tiga sebesar kuat tekan rata - rata Setelah didapatkan beban tekan maksimum tiap spesimen uji maka dapat dihitung kuat tekan maksimumnya dengan menggunakan persamaan. Seperti terlihat pada Tabel 5 kuat tekan maksimum diperoleh dengan membagi beban tekan maksimum dengan luas penampang masing - masing spsesimen. Kuat tekan maksimum spesimen satu sebesar N/mm 2, kuat tekan maksimum spesimen dua sebesar N/mm 2, dan kuat tekan maksimum spesimen tiga sebesar N/mm 2. Tabel 6. Kuat Tarik Rata-Rata kuat tarik rata - rata Kuat tarik rata - rata dihitung berdasarkan persamaan dengan membagi beban tarik maksimum dengan luas penampang masing - masing spesimen seperti pada Tabel 6 Spesimen satu memiliki kuat tarik maksimum sebesar N/mm 2, spesimen dua memiliki kuat tarik maksimum sebesar N/mm 2,dan spesimen tiga memiliki kuat tarik sebesar N/mm 2. Sesuai dengan Tabel Tabel 6 terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kekuatan tarik antara variasi satu dengan variasi dua dan variasi tiga. satu didapatkan kuat tarik rata rata sebesar N/mm 2. Sedangkan kekuatan tekan tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara variasi satu dengan variasi dua dan variasi tiga. Kuat tekan variasi satu rata rata sebesar N/mm 2. Setelah memperoleh nilai kuat tekan dan kuat tarik masing masing variasi dapat dihitung tebal kulit lambung kapal dengan cara membandingkan dengan nilai kuat tekan dan kuat tarik kayu jati sebagai referensi. Sedangkan ukuran yang lambung kapal didapatkan dari kapal pembanding yakni kapal ikan 30 GT Pangkal Pinang. Kuat tarik kayu jati adalah 69.9 N/mm 2 kuat tekan kayu jati 60,86 N/mm 2 [4]. Tebal kayu jati yang direncanakan adalah 40 mm. Sehingga dapat dihitung menggunakan beban tekan dan beban tarik bambu masing - masing variasi.
4 JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: ( Print) 4 Bagian Konstruksi (Sisi dan las) (Lajur tas) Tabel 7. Ukuran Tebal Dari Beban Tekan Penampang 2 Varia Lebar si Dari Beban Tekan (mm 2 ) /2 Ketebala n Kulit Ukuran ketebalan kulit berdasarkan beban tekan disajikan pada Tabel 7. Ketebalan kulit bagian sisi dan alas variasi satu sebesar mm, variasi dua sebesar mm, dan variasi tiga sebesar 39.9 mm. Sedangkan ketebalan kulit bagian lajur atas variasi satu sebesar mm, variasi dua sebesar mm, dan variasi tiga sebesar mm. Bagian Konstruksi (Sisi dan las) (Lajur tas) Tabel 8. Ukuran Tebal Dari Beban Tarik Penampang Dari Beban Tarik (mm 2 ) 2 Lebar /2 Ketebalan Kulit Hasil perhitungan ketebalan kulit dapat dilihat pada Tabel 8. kapal bagian sisi dan alas memiliki ketebalan berturut - turut berdasarkan variasi yakni mm, mm, dan mm. Sedangkan lambung bagian lajur atas berturut - turut mm, 55,46, dan 76.0 mm. Dari Tabel 7 dan Tabel 8 terlihat bahwa variasi memiliki tebal yang lebih kecil dibandingkan variasi satu dan variasi dua baik dari perhitungan beban tekan maupun beban tarik. satu didapat ketebalan lambung kapal bagian sisi dan alas sebesar mm (beban tekan) dan mm (beban tarik). Sedangkan ketebalan lambung kapal bagian lajur atas sebesar mm (beban tekan) dan (beban tarik). Hal tersebut terjadi dikarenakan kekuatan tekan dan kekuatan tarik variasi satu lebih besar. Selain itu ketebalan kulit bambu laminasi variasi satu dari perhitungan beban tarik lebih kecil dibandingkan ketebalan kayu jati sebesar 40 mm. hal tersebut juga terjadi dikarenakan kuat tarik bambu variasi satu lebih besar dibandingkan kuat tarik kayu jati. B. nalisa Ekonomis Perhitungan nilai ekonomis dalam penelitian ini adalah perhitungan harga satu meter kubik bambu laminasi dengan 3 variasi bilah. Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga satu meter kubik kayu jati sebagai material lambung kapal. Kebutuhan kayu dalam proses produksi lambung kapal diasumsikan kebutuhan kayu yang terpasang. Jumlah kebutuhan kayu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebutuhan kayu pada kapal ikan 30 GT Pangkal Pinang. Jumlah ini didapatkan dengan cara menghitung luasan penampang konstruksi dikalikan dengan panjang konstruksi pada gambar construction profile dan midship section. Tabel 9. Total Biaya setiap m 3 Biaya Tenaga Kerja 2 Biaya Material 3 ( + 2) Total Biaya Produksi , , , , Ukuran tebal yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan laminasi bambu adalah ukuran tebal variasi satu dari perhitungan beban tekan dikarenakan ukuran tebal dari perhitungan beban tekan lebih besar dibandingkan beban tarik. Kemudian dari tebal dapat dihitung volume kebutuhan laminasi bambu. Perhitungan volume kebutuhan bambu laminasi dapat dilihat pada Tabel 0. Tabel 0. Kebutuhan untuk Kapal Ikan 30 GT Pangkal Pinang Berdasarkan Perhitungan Beban Tekan (m 2 ) Jumlah Item Tebal (m) Pada Tabel 0 dihitung volume laminasi bambu sebagai material lambung kapal ikan 30 GT Pangkal Pinang dengan mengalikan luas dengan tebal masing masing variasi. Pada variasi satu volume yang didapatkan sebesar m 3, variasi dua sebesar m 3, dan variasi tiga sebesar m 3. Tabel. Total Harga Kebutuhan Kayu dan untuk Kapal Ikan 30 GT Pangkal Pinang Berdasarkan Perhitungan Penampang Beban Tekan Kayu Harga Kayu Harga Total Harga Kayu 3x Dari perhitungan Tabel. Didapatkan bahwa biaya produksi bambu laminasi variasi satu sebesar Rp ,4, variasi dua sebesar Rp ,57, dan variasi tiga sebesar Rp Sedangkan biaya produksi kapal bmenggunakan kayu jati sebesar Rp Sehingga dapat dilihat bahwa biaya laminasi bambu dengan ukuran ketebalan yang lebih besar
5 JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: ( Print) 5 dibandingkan kayu jati membutuhkan biaya produksi yang lebih murah. IV. KESIMPULN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :. Berdasarkan perhitungan nilai kuat tekan material laminasi bambu masih memenuhi klasifikasi kelas kuat III berdasarkan peraturan BKI Kapal Kayu 996. Sehingga sesuai kelas kuat III masih dapat digunakan sebagai konstruksi kulit lambung kapal. bambu tetap dapat digunakan sebagai lambung kapal dengan memperbesar luas penampang untuk menghindari beban tekan yang lebih lemah dibandingkan kayu jati. Tebal lambung kapal dengan material bambu laminasi berdasarkan beban tekan lebih besar dibandingkan berdasarkan beban tarik. Sedangkan, tebal material laminasi bambu bagian sisi dan alas serta bagian lajur atas variasi satu berdasarkan beban tarik lebih kecil dibandingkan kayu jati yakni sebesar mm dan mm. Sedangkan, material laminasi bambu variasi satu yang dapat digunakan sebagai lambung kapal bagian sisi dan alas serta bagian lajur atas dipilih berdasarkan beban tekan sebesar mm dan mm. 2. Pengaruh secara teknis dalam pemotongan bilah laminasi bambu berdasarkan lokasi potong yakni variasi satu (bagian luar) memiliki kekuatan tarik dan tekan yang lebih baik dibandingkan dengan variasi dua dan variasi tiga. Kekuatan tarik variasi satu dengan dua variasi lainnya menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan sedangkan kekuatan tekan antar variasi tidak menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Selain itu variasi satu memiliki nilai kuat tarik yang lebih besar dibandingkan dengan kuat tarik kayu jati yakni sebesar N/mm 2. Namun, nilai kuat tekan variasi satu lebih kecil dibandingkan kayu jati sebesar N/mm Keuntungan penggunaan bambu laminasi berdasarkan lokasi potongnya adalah bambu yang didapatkan dari bagian luar lebih baik dalam kekuatan tarik dan tekannya dibandingkan bagian tengah dan dalam. Selain itu lebar bilah yang didapatkan pada bagian bambu yang terluar lebih besar dibandingkan dengan tengah dan dalam. Sehingga bagian bambu yang didapatkan dari bagian luar bambu memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Sedangkan kerugiannya adalah bambu laminasi yang diambil dari tiga lokasi tersebut memiliki kekuatan tekan yang lebih kecil dibandingkan kayu jati. Hal tersebut berdampak pada volume lambung kapal yang akan lebih besar dibandingkan dengan penggunaan kayu jati untuk menahan beban yang sama. 4. Biaya produksi bambu laminasi untuk pembangunan lambung kapal ikan 30 GT Pangkal Pinang adalah Rp ,4 sementara jika menggunakan material kayu jati adalah Rp DFTR PUSTK [] (2004). Retrieved january 7, 203 [2] Widjaja, E.., Utami, N. W., dan Saefudin. (2004). Panduan Membudidayakan. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI. [3] STM Standards (Vols Space Simulation; erospace and ircraft; Composite Materials). (2004). [4] Haygreen, J. G. and Bowyer, J. L. (982). Forest Product and Wood Science. Lowa State University Press. UCPN TERIM KSIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada llah SWT dan kedua orang tua serta kakak yang telah memberikan dukungan, doa dan bantuan dalam pengerjaan penelitian ini.
Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print 1 Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Untuk Pembuatan Kapal Kayu Nur Fatkhur Rohman dan Heri Supomo
Lebih terperinciStudy Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-78 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara
Lebih terperinciBIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing
Lebih terperinciANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN
ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU. Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc.
ANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU TERHADAP KEKUATAN BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : Agastya Surya Adinata Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo,
Lebih terperinciStudy Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System
1 Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System Kembara Rizal Ramadhana, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (218), 2337-352 (231-928X Print) G 94 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN
ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN 4109100011 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia tercatat di Guinnes World
Lebih terperinciRancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu
Rancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu Irfan Murtadlo 4108100058 Dosen pembimbing Ir Heri Supomo M.Sc Latar Belakang Langka dan mahalnya kayu jati Diperlukan inovasi
Lebih terperinciStudi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi
Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu terhadap Kekuatan Bambu Laminasi dengan Variasi Lama Pemanasan Ferdy
Lebih terperinciStudi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu Fajar Suryanto, Heri Supomo Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi
Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi 1 Ahmad Purnomo, Heri Supomo Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi
Lebih terperinciPerancangan dan Proses Pembuatan Inner Door Panel Mobil Pick Up Multiguna
JURNL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-47 Perancangan dan Proses Pembuatan Inner Door Panel Mobil Pick Up Multiguna Bambang Prayogi dan I Made Londen Batan Jurusan
Lebih terperinciStudi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu
Sidang Tugas Akhir (P3) Kamis, 4 Juli 2013 Ruang Bidang Studi Teknik Perkapalan Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu Fajar Suryanto NRP. 4109100092 Dosen
Lebih terperinciAnalisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan
Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan Ferdy Naranda 4109100005 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo M.sc ??? LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Teknis Ekonomi Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu
Lebih terperinciAnalisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada
Lebih terperinciANALISISTEKNISDAN EKONOMIS PEMBUATAN BAMBU LAMINASI IKAN TRADISIONAL
ANALISISTEKNISDAN EKONOMIS VARIASI KOMPOSISI LEM KAYU PADA PEMBUATAN BAMBU LAMINASI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KAPAL IKAN TRADISIONAL Oleh : Taufan Prasetyo (4108100070) Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc
Lebih terperinciKAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Pengaruh Susunan dan Ukuran Bilah Bambu Petung (Dendrocalamus asper) Dan Bambu
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)
STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan
Lebih terperinciANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG
ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG Alex Prastyawan*, Ir Heri Supomo, M.Sc** *Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan **Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 3, No. 1, November 2011 21 Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana Hery Suroso & Aris widodo Jurusan
Lebih terperinciANALISA TEKNIS BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI PADA LUNAS KAPAL PERIKANAN. Khusnul Khotimah
ANALISA TEKNIS BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI PADA LUNAS KAPAL PERIKANAN Khusnul Khotimah Parlindungan Manik, S.T.,M.T. Ir. Sarjito Jokosisworo, M.Si. Program Studi S1 Teknik Perkapalan Fakultas
Lebih terperinciANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-42 Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur
Lebih terperinciTEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI
Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar Puslitbang Perumahan & Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 UMUM Pada bab ini akan dilakukan analisa dan pembahasan terhadap pengujian yang telah dilakukan meliputi evaluasi property mekanik bambu, evaluasi teknik laminasi sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Di Indonesia hampir seluruh
Lebih terperinciUji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit
Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP KAYU.
NLISIS PERBNDINGN BIY PEKERJN RNGK TP BJ RINGN DENGN RNGK TP KYU gussugianto 1, ndi Marini Indriani 2 1,2 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Balikpapan Email: agus.fadhil@yahoo.co.id, marini_sabrina@yahoo.com.sg
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pengumpulan data di laboratorium berlangsung selama tujuh bulan dimulai pada bulan Juli 2006 hingga Januari 2007. Contoh bambu betung (Dendrocalamus asper) yang digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Venir Bambu Lamina Venir lamina (Laminated Veneer Lumber atau LVL) adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun sejajar serat lembaran venir yang diikat dengan perekat.
Lebih terperinciPengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID
Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Pengaruh Variasi Penyusunan
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN
TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar
Lebih terperinci24 Media Bina Ilmiah ISSN No
24 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 SIFAT FISIKA EMPAT JENIS BAMBU LOKAL DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT oleh Febriana Tri Wulandari Prodi Kehutanan Faperta UNRAM Abstrak : Bambu dikenal oleh masyarakat
Lebih terperinciKAYU LAMINASI. Oleh : Yudi.K. Mowemba F
KAYU LAMINASI Oleh : Yudi.K. Mowemba F 111 12 040 Pendahuluan Kayu merupakan bahan konstruksi tertua yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang penting. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa Bagus Cahyo Juniarso,
Lebih terperinciSTUDI PEMILIHAN JENIS COATING PADA KOMPOSIT BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL LAMBUNG KAPAL
STUDI PEMILIHAN JENIS COATING PADA KOMPOSIT BAMBU LAMINASI SEBAGAI MATERIAL LAMBUNG KAPAL Di sampaikan oleh : Agus Kurniawan 4109100009 Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M. Sc Ir. Soejitno LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik untuk keperluan industri besar,industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi hutan di Indonesia semakin memburuk akibat eksploitasi berlebihan, illegal logging, dan pembakaran hutan. Hal ini mengakibatkan datangnya bencana dari tahun
Lebih terperinciBULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal
BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal 219-228 TINGKAT PEMANFAATAN MATERIAL KAYU PADA PEMBUATAN GADING-GADING DI GALANGAN KAPAL RAKYAT UD. SEMANGAT UNTUNG, DESA TANAH BERU,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print G-95 ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI Adrian Dwilaksono, Heri
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) B-197
JURNL SINS DN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B-197 Perancangan Pompa Torak 3 Silinder untuk Injeksi Lumpur Kedalaman 10000 FT dengan Debit 500 GPM (Studi Kasus Sumur Pemboran
Lebih terperinciPenyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu
25 Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu Suhardiman, Asroni Mukhlis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Suhardiman@polbeng
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Helmy Hermawan Tjahjanto 1, Johannes Adhijoso
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. (a) (b) (c) Gambar 10 (a) Bambu tali bagian pangkal, (b) Bambu tali bagian tengah, dan (c) Bambu tali bagian ujung.
22 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sifat Anatomi Bambu 4.1.1 Bentuk Batang Bambu Bambu memiliki bentuk batang yang tidak silindris. Selain itu, bambu juga memiliki buku (node) yang memisahkan antara 2 ruas (internode).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR
STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR Rizfan Hermanto 1* 1 Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokomposit Fakultas Kehutanan IPB, Bogor dan UPT Biomaterial LIPI - Cibinong Science Centre. Penelitian
Lebih terperinciKekuatan Bending Material Komposit Laminasi Kayu Kamper dengan Bambu Betung untuk Kontruksi Kapal Kayu
Kekuatan Bending Material Komposit Laminasi Kayu Kamper dengan Bambu Betung untuk Kontruksi Kapal Kayu Nur Yanu Nugroho Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3 Bagan pembagian batang bambu.
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksankan mulai dari bulan November 2011 - April 2012 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati. Diantaranya tumbuhan bambu yang merupakan satu tumbuhan yang tumbuh subur dan melimpah
Lebih terperinciAlternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km 237 + 511 Jody Setiawan, Prof. Ir. Noor Endah Mochtar,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak digunakan untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture. Kayu juga memiliki
Lebih terperinciLAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU
LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU Oleh : Jozua CH. Huwae dan Heru Santoso Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung Jl. Tandurusa Kotak Pos. 12 BTG/Bitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Di Indonesia hampir seluruh konstruksi bangunan menggunakan beton sebagai bahan bangunan, seperti
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Pemakaian Material Baja Karbon dengan Coating dan Material Duplex Tanpa Coating untuk Pembangunan
Lebih terperinciPilinan Bambu sebagai Alternatif Pengganti Tulangan Tarik pada Balok Beton ABSTRAK
Pilinan Bambu sebagai Alternatif Pengganti Tulangan Tarik pada Balok Beton Endang Kasiati, Boedi Wibowo Staft Pengajar Program Studi DiplomaTeknik Sipil FTSP ITS Email: en_kas@ce.its.ac.id, boewi_boy@ce.its.ac.id
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih
Lebih terperinciPERANCANGAN MEKANISME PENGGERAK PADA MESIN PEMBILAH BAMBU SEBAGAI PENDUKUNG KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH
Perancangan Mekanisme Penggerak Pada Mesin Pembilah Bambu (Santo Ajie Dhewanto) PERANCANGAN MEKANISME PENGGERAK PADA MESIN PEMBILAH BAMBU SEBAGAI PENDUKUNG KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH Santo Ajie Dhewanto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri furnitur Indonesia masih memiliki pamor yang mengkilap di perdagangan internasional. Dalam acara pameran tunggal yang bertajuk Indonesia Paviliun yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia terletak pada 6 o LU 11 o LS dan 95 o BT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia terletak pada 6 o LU 11 o LS dan 95 o BT 141 o BT yang menunjukan bahwa Indonesia beriklim tropis karena dilewati oleh garis khatulistiwa.
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Ikatan Pembuluh Bambu Foto makroskopis ruas bambu tali disajikan pada Gambar 7 dan bukunya disajikan pada Gambar 8. Foto makroskopis ruas bambu betung disajikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Namun perkembangan tersebut tidak merata tiap daerahnya. Menurut BAPPENAS, dalam bahan terkait penyusunan Rencana Kerja
Lebih terperinciKekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012 ALTERNATIF PENGGUNAAN GADING BAJA PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU 30 GT Lukman Bochary & Farid Larengi Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinci8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum
8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI 8.1. Pembahasan Umum Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan bukan merupakan hal yang baru, tetapi pemanfaatannya pada umumnya hanya dilakukan berdasarkan pengalaman
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan
Lebih terperinciAnalisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-13 Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Prasetyo Adi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bambu merupakan tanaman rumpun yang tumbuh hampir di seluruh belahan dunia, dan dari keseluruhan yang ada di dunia Asia Selatan dan Asia Tenggara menyediakan kira-kira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan dan model struktur masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih terus dicari dan diusahakan
Lebih terperinciStudi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat
F171 Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat Ika Wahyu Suryaningsih dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November 2010 di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil Pembuatan Jig BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk membantu pada saat proses penyambungan komponen (assembly) maka perlu untuk dibuat cetakan untuk sepeda sehingga sepeda dapat presisi dan nyaman untuk
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY Abdul Rochman 1, Warsono 2 1 Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102
nalisis Perbandingan Kebutuhan Biaya..(Basuki) NLISIS PERBNDINGN KEBUTUHN BHN (BIY) TULNGN SENGKNG KONVENSIONL DN SENGKNG LTERNTIF PD BLOK BETON BERTULNG BNGUNN GEDUNG 2 LNTI Basuki Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciOPTIMISASI UKURAN UTAMA BULK CARRIER UNTUK PERAIRAN SUNGAI DENGAN MUATAN BERSIH MAKSIMAL TON
OPTIMISASI UKURAN UTAMA BULK CARRIER UNTUK PERAIRAN SUNGAI DENGAN MUATAN BERSIH MAKSIMAL 10000 TON Yopi Priyo Utomo (1), Wasis Dwi Aryawan (2). Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT KULIT POHON WARU (Hibiscus Tiliaceus) PADA AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK
Pengaruh Waktu Perendaman Serat Kulit Pohon Waru... (A. Prasetyo, dkk) PENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT KULIT POHON WARU (Hibiscus Tiliaceus) PADA AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK Agung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Business plan..., Bogi Sukmono, FE UI, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri furniture Indonesia masih memiliki pamor yang mengkilap di perdagangan internasional. Dalam acara pameran tunggal yang bertajuk Indonesia Paviliun yang berlangsung
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013
IDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013 Elia Hunggurami 1 (eliahunggurami@yahoo.com) Sudiyo Utomo 2 (diyotomo@gmail.com) Beddy Y. Messakh
Lebih terperinciKAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
1829-8370 (p) 2301-9069 (e) http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kapal Kayu Untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan pengujian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan akan kayu semakin meningkat dengan semakin berkembangnya pembangunan di Indonesia. Fakta menunjukkan, besarnya laju kerusakan hutan di Indonesia menyebabkan industri
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-306 Studi Eksperimen Pengaruh Tekanan dan Waktu Sandblasting Terhadap Kekasaran Permukaan, Biaya, dan Kebersihan pada Pelat Baja
Lebih terperinciKEUNGGULAN LAMINASI BAMBU SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN
KEUNGGULAN LAMINASI BAMBU SEBAGAI BAHAN PEMBANGUNAN KAPAL PERIKANAN Akhmad Basuki Widodo, Viv Djanat Prasita, Marx Jefferson, Nur Yanu Nugroho Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Surabaya
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)
KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dinilai ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat
Lebih terperinciPENGARUH POLA SAMBUNGAN DAN BANYAKNYA JUMLAH LAPISAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINA KAYU MERANTI MERAH
PENGARUH POLA SAMBUNGAN DAN BANYAKNYA JUMLAH LAPISAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINA KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq) The Influence of Extension Pattern and Number of Coat to the
Lebih terperinciKAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi
KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN BAMBU LAMINA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU
TEKNOLOGI PEMBUATAN BAMBU LAMINA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar di seluruh
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Analisa Teknis Dan Ekonomis Pembangunan Fasilitas Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Kapal Di Galangan Tepian Mahakam
Lebih terperinci