Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

dokumen-dokumen yang mirip
Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA ULTISOL AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH PKS DAN CACING TANAH SKRIPSI

PEMBERIAN FERMENTASI URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI TANAH INSEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

KETERSEDIAAN NITROGEN AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK TERHADAP TIGA JENIS TANAH DAN EFEKNYA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

KAJIAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN ARANG SEKAM PADA TANAH SAWAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK TERHADAP Pb TANAH DAN TANAMAN PADI SKRIPSI OLEH :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

EFEK INTERAKSI PEMBERIAN SILIKAT DAN MIKORIZA PADA ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

BAHAN METODE PENELITIAN

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Coressponding Author :

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

SKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

Tata Cara penelitian

*Corresponding author : ABSTRACT

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

DAMPAK DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL SKRIPSI. Oleh REGINA RUNIKE ANDREITA/ ILMU TANAH

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3. Juli 2017 (66):

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

PENETAPAN MASA INKUBASI DAN PENENTUAN DOSIS PEMBERIAN TEPUNG CANGKANG KEPITING TERHADAP PENJERAPAN ALUMINIUM PADA TANAH ULTISOL SKRIPSI OLEH :

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

Measurement Test of Exchangable Al Methods with KCl and LaCl 3 Extractant in Determining Lime Requirements in Ultisol

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

UJI METODE PENGUKURAN Al dd EKSTRAKTAN KCl DAN LaCl 3 DALAM MENETAPKAN KEBUTUHAN KAPUR DI TANAH ULTISOL MASAM SKRIPSI OLEH :

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK HAYATI PADA PERBEDAAN VOLUME MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN DOLOMIT TERHADAP PERUBAHAN ph TANAH, SERAPAN N DAN P SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

Transkripsi:

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol Utilization Of Solid Sewage (Sludge) Palm Oil Mills As An Alternative Supply Of Nutrients In Ultisol Chrisman Daniel Pandapotan*, Mukhlis, Posma Marbun Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : crhisman.daniel9@gmail.com ABSTRACT Utilization of sludge palm oil mills as an alternative supply of nutrients in Ultisol has not optimal. Therefore it needs assessment to utilization of sludge palm oil mills. The experiments was conducted for four months began in November to March in the screen house of Agriculture Faculty of North Sumatra University and the analysis carried out in the Laboratory of Research and Technology Faculty of Agriculture USU. This study uses a randomized block design non factorial with no treatment (Z 0 ), 21.25 g sludge / pot (Z 1 ), 42.50 g sludge / pot (Z 2), 63.275 g sludge / pot (Z 3 ), 85.00 g sludge / pot (Z 4 ), 106.25 g sludge / pot (Z 5), 127.50 g sludge / pot (Z 6 ), 148.75 g sludge / pot (Z 7 ), and 3 replications. The results showed significant sludge Award in increasing nutrient and growth of corn plants in Ultisol namely: soil ph, organic C, available P, plant height, leaf number, stem diameter, shoot dry weight and P uptake of plants. But no significant effect in increasing total N, K exchange, and CEC Ultisol. Keywords: nutrients, sludge, ultisol ABSTRAK Pemanfaatan sludge pabrik pengolahan kelapa sawit masih belum optimal, oleh sebab itu perlu pengkajian pemanfaatan sludge sebagai alternatif penyediaan unsur hara di tanah Ultisol. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada bulan November 2015 hingga Maret 2016 di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan analisis tanah serta tanaman dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan tanpa perlakuan (Z 0 ), 21,25 g sludge/pot (Z 1 ), 42,50 g sludge/pot (Z 2 ), 63,275 g sludge/pot (Z 3 ), 85,00 g sludge/pot (Z 4 ), 106,25 g sludge/pot (Z 5 ), 127,50 g sludge/pot (Z 6 ), 148,75 g sludge/pot (Z 7 ), dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian sludge berpengaruh nyata dalam meningkatkan unsur hara dan pertumbuhan tanaman jagung di tanah Ultisol yaitu : ph tanah, C-organik, P tersedia, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat kering tajuk dan serapan P tanaman. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan N total, K tukar, dan KTK tanah Ultisol. Kata Kunci : sludge, Ultisol,unsur hara 271

PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan terbesar yang ada di Indonesia. Perkembangan luas lahan dan produksi kelapa sawit setiap tahun meningkat. Menurut Ditjenbun (2014) perkembangan kelapa sawit terus meningkat setiap tahunnya terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004-2014 sebesar 7,67%, luas areal yang mencapai 10,9 juta ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Pabrik kelapa sawit mengolah kelapa sawit menjadi Curve Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit, disamping itu dihasilkan juga 75% limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa tandan kosong, cangkang, dan serat, sementara limbah cair yang dihasilkan berupa lumpur dan sludge. Seiring dengan kemajuan teknologi dan kepedulian terhadap lingkungan, pengolahan limbah sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan dan untuk melestarikan lingkungan (Jenny dan Suwadji, 1999). Setiap pabrik kelapa sawit memiliki sistem pengolahaan limbah kelapa sawit yang dilakukan dalam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit akan diolah dalamipal untuk menurunkan kadar polutan dalam limbah tersebut sebelum dibuang ke aliran sungai atau dibuang kembali ke lahan kelapa sawit (land application) (KLH Jepang dan KLH Indonesia, 2013) Limbah yang masuk kedalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) akan diproses kedalam kolam-kolam limbah untuk diolah. Terdapat 3 kolam utama yaitu kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam aerobik. Pada kolam anaerobic terjadi beberapa proses yang menghasilkan limbah berupa lumpur padat (Sludge). Setelah dari kolam anaerobic limbah di teruskan ke kolam fakultatif kemudian dilanjutkan ke kolam aerobik. Setelah melewati berbagai proses di setiap kolam, limbah dapat dapat diaplikasikan ke lahan perkebunan (Land Application) atau dibuang (PPKS, 2005). Menurut Wahyono, dkk (2008) sludge merupakan endapan suspensi limbah cair dan mikroorganisme yang ada didalamnya yang berasal dari pengolahan limbah di instalasi pengolahan air limbah. Sludge yang dihasilkan dari kolam anaerob II dalam IPAL mengandung unsur hara sebagai berikut: C-Organik 5,52%, C/N 30.81, N-total 0.18%, P-total 0.07%, K 0.06%, COD 10082 mg L- 1, BOD 7333 mg L-1, TSS 7928 mg L-1dan nilai ph 6,1 (Nursanti, et al 2013). Limbah Sludge atau lumpur padat dapat digunakan sebagai kompos karena memiliki bahan humus dan kandungan hara. Pemanfaatan limbah sludge ke tanah secara tidak langsung dapat memperbaiki kesuburan tanah tersebut, hal ini dikarenakan kandungan yang dimiliki limbah sludge (Jenny dan Suwadji, 1999). Atas dasar permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pemanfaatan limbah sludge di tanah Ultisol sebagai salah satu alternatif penyediaan unsur hara. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di rumah kasa, Fakultas Pertanian, Universitas 272

Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl dan analisis tanah di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian akan dimulai dari bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016. Bahan yang digunakan adalah sludge dari pabrik kelapa sawit PT. London Sumatera PP. Turangi Eastate Langkat, Sumatera Utara sebagai bahan penambah unsur hara dalam tanah Ultisol. Bahan tanah Ultisol Mancang sebagai media tanam. Benih jagung (Zea mays L.) sebagai tanaman indikator di tanah Ultisol. Pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan. Alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengambil contoh bahan tanah Ultisol dan Sludge, Ember dan Goni sebagai wadah contoh tanah dan sludge, polybag 10 kg digunakan sebagai tempat media tanam jagung, ayakan pasir untuk mengayak tanah, Timbangan 15 kg untuk menimbang tanah sebelum dimasukkan ke polybag dan alat - alat laboratorium lainnya yang dipergunakan selama penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok non faktorial dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu: Z 0 = kontrol (tanpa sludge kelapa sawit), Z 1 = dosis 4,25 ton/ha sludge kelapa sawit (21,25 g/pot), Z 2 = dosis 8,5 ton/ha sludge kelapa sawit (42,50 g/pot), Z 3 = dosis 12,75 ton/ha sludge kelapa sawit (63,75 g/pot), Z 4 = dosis 17 ton/ha sludge kelapa sawit (85,00 g/pot), Z 5 = dosis 21,25 ton/ha sludge kelapa sawit (106,25 g/pot), Z 6 = dosis 29,75 ton/ha sludge kelapa sawit (127,50 g/pot) Z 7 = dosis 34,00 ton/ha sludge kelapa sawit (148,75 g/pot). Pelaksanaan Penelitian dilakukan dengan mengambilan sampel tanah Ultisol diambil secara acak dengan melihat areal yang relatif seragam. Analisis awal dilakukan dengan mengukur kondisi awal sampel tanah Ultisol dan Analisa sludge dilakukkan dengan mengukur kandungan unsur hara yang terd Persiapan lokasi penelitian dengan mengukur luas lahan pada rumah kasa dengan ukuran 3x8 m 2 yang akan di gunakan dan membuat jarak antar wadah tanam. Lahan dibersihkan dari gulma dan diratakan. Aplikasi perlakuan kedalam polybag sebanyak 10 kg setara tanah kering oven dan sludge sesuai dosis di setiap perlakuan dicampurkan secara homogen dan diinkubasi selama 2 minggu dalam keadaan kapasitas lapang. Persiapan benih jagung kira-kira 100 gram dipilih yang terbaik sebelum ditanam. Penanaman dilakukan setelah masa inkubasi sludge selama 2 minggu. Benih jagung ditanam sebanyak 2 benih /polybag pada polybag yang telah disediakan dengan perlakuan masing-masing. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman, penyiangan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di sekitar pot, dan pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dilakukan dengan cara menyemprot tanaman dengan pestisida.pemanenan dilakukan pada akhir masa vegetatif dengan memotong tanaman bagian atas (tajuk) dan memisahkan akar dari tanah. Kemudian dikeringkan pada oven dengan temperatur 70 o C. Adapun parameter yang diamati meliputi :ph H 2 O dengan metode Elektrometri setelah inkubasi 2 minggu, C-organik (%) metode Walkley & Black setelah inkubasi 2 273

minggu, N-total tanah (%) metode Kjeldhal setelah inkubasi 2 minggu, P-tersedia tanah (ppm) metode Bray II setelah inkubasi 2 minggu, K-tukar (me/100g) metode Ekstraksi Amonium Asetat ph 7, KTK tanah(me/100g) metode Ekstraksi Amonium Asetat ph 7, Tinggi tanaman (cm) pada akhir vegetatif, Jumlah Daun (helai) pada akhir vegetatif, Diameter Batang (mm) pada akhir vegetatif, Berat kering tajuk (g) pada akhir vegetatif, Berat kering akar (g) pada akhir vegetatif, Serapan P tanaman (mg/tanaman) metode destruksi basah HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberian limbah lumpur padat (sludge) mampu meningkatkan ph tanah, C-organik, dan P tersedia tanah Ultisol secara nyata, akan tetapi tidak meningkatkan N-total, K tukar, dan KTK tanah. Hal tersebut dapata dilihat pada Tabel 1, berikut ini Tabel 1. Analisis Tanah Akibat Pemberian Limbah Lumpur Padat (Sludge) K- C- N- P Tersedia tukar Perlakuan ph organik total (ppm) (me/10 (%) (%) 0g) KTK Tanah (me/100g) Z 0 4.90 e 0.35 e 0.38 7.58 b 0.78 16.94 Z 1 4.96 cde 0.51 bc 0.41 7.52 b 0.74 19.49 Z 2 4.97 cde 0.59 abc 0.38 7.50 b 0.73 20.61 Z 3 4.94 de 0.57 abc 0.38 7.55 b 0.72 19.09 Z 4 5.17 b 0.76 a 0.44 8.17 b 0.71 20.96 Z 5 5.09 bcd 0.66 ab 0.37 7.68 b 0.76 16.68 Z 6 5.12 bc 0.68 ab 0.43 8.12 b 0.79 14.33 Z 7 5.33 a 0.73 ab 0.31 10.68 a 0.80 10.11 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DMRT Tabel 2. Analisis Tanaman Akibat Pemberian Limbah Lumpur Padat (Sludge) Tinggi Jumlah Diameter BKA Serapan P Perlakuan Tanaman Daun Batang BKT (g) (g) (mg/100g) (cm) (helai) (mm) Z 0 74.6 c 9.67 c 7.65 b 0.93 5.72 c 61.43 c Z 1 102.17 b 11.67 bc 12.22 a 0.94 10.81 bc 199.23 bc Z 2 112.03 ab 12.00 ab 12.82 a 1.90 17.51 ab 221.44 bc Z 3 110.7 ab 12.3 ab 12.43 a 3.50 12.90 bc 250.82 bc Z 4 115.8 ab 12.33 ab 14.93 a 2.68 18.35 ab 340.78 ab Z 5 120.17 a 12.67 ab 13.77 a 3.92 22.19 a 545.30 a Z 6 114.27 ab 12.00 ab 13.81 a 3.74 20.02 ab 314.03 ab Z 7 120.9 a 13.00 a 14.66 a 5.15 17.23 ab 298.68 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DMRT 274

Pemberian limbah lumpur padat (sludge) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung secara nyata, seperti : Tinggi tanaman, Jumlah Daun, Diameter batang, Berat kering tajuk, dan serapan P, akan tetapi tidak meningkatkan berat kering akar secara nyata. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. kelapa sawit mampu meningkatkan ph tanah, C-organik tanah, dan P tersedia tanah. Peningkatan tertinggi untuk ph dan P tersedia tanah terdapat pada perlakuan Z 7 (127,5 g/pot), sedangkan peningkatan tertinggi C-organik terdapat pada perlakuan Z 4 (85 g/pot). Peningkatan ini menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik, dan peningkatan ini juga terjadi akibat pemberian limbah sludge kelapa sawit yang termasuk/tergolong bahan organik yang dapat meningkatkan C- organik, ph, dan P tersedia. Widhiastuti, et al (2006) mengatakan bahwa limbah cair kelapa sawit yang diaplikasikan ke lahan pertaian dapat berfungsi sebagai bahan organik yang dapat meningkatkan ph, kadar bahan organik, N total, P tersedia, K dan Mg tukar tanah. kelapa sawit dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Peningkatan tersebut menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik, dan peningkatan pertumbuhan tanaman secara tidak langsung dipengaruhi pemberian limbah sludge kelapa sawit yang mengandung unsur hara yang dapat digunakan tanaman untuk bertumbuh dengan optimal. Seperti yang disebutkan dalam Jenny dan Sawadji (1999), secara tidak langsung sludge mampu meningkatkan kesuburan tanah. Bersama dengan mineral tanah, bahan sludge yang diaplikasikan berpengaruh pada sejumlah aktivitas kimia tanah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Budianta (2004) pemberian limbah cair kelapa sawit mampu meningkatkan kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. kelapa sawit yang diberikan ke tanah Ultisol memberikan peningkatan berat kering tajuk dan serapan P tanaman. Peningkatan ini menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik. Hal tersebut dikarenakan sludge yang diaplikasikan ke tanah memiliki kandungan hara yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan berat kering tajuk dan serapan P tanaman jagung menurun dari perlakuan Z 5 (21,25 ton/ha) hingga Z 7 (34 ton/ha), walaupun terjadi penurunan akan tetapi penurunan tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik. Hal ini dikarenakan sifat kimia tanah Ultisol pun menurun pada perlakuan tersebut. mampu meningkatkan sifat kimia tanah Ultisol dan meningkatkan pertumbuhan serta serapan P tanaman Jagung. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perlakuan Z 4 (17 ton/ha) adalah perlakuan terbaik dalam meningkatkan ph tanah, C-organik, N-total, P tersedia, K tukar, dan KTK tanah Ultisol. Sementara pemberian sludge pada dosis Z 5 (21,25 ton/ha) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat 275

kering akar, berat kering tajuk, dan serapan P tanaman Jagung. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberian limbah Sludge meningkatkan ph tanah, C-organik, dan P tersedia, namun tidak berpengaruh terhadap peningkatkan N total, K- tukar, dan KTK tanah. Pemberian limbah Sludge sebesar 21,25 ton/ha adalah dosis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung seperti tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat kering tajuk, dan serapan P tanaman. Saran Peningkatan kesuburan dan unsur hara tanah Ultisol akibat pemberian limbah sludge pabri pengolahan kelapa sawit masih linier, maka disarankan untuk meningkatkan dosis sludge tersebut pada percobaan selanjutnya sampai diperoleh dosis maksimum. DAFTAR PUSTAKA Budianta. D. 2004. Evaluasi Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Terhadap Ketersediaan Hara dan Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit. J. Tanah Trop. 10(1) : 27-32, Sumatera Selatan. Ditjenbun. 2014. Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit Meningkat. Diakses dari http://ditjenbun.pertanian.g o.id pada tanggal 8 juli 2015 Jenny, M.U dan E. Suwadji. 1999. Pemanfaatan Limbah Minyak Sawit (Sludge) sebagai Pupuk Tanaman dan Media Jamur Kayu. BATAN, Bogor. KLH Jepang dan KLH Indonesia. 2013. Panduaan Pengolahan Air Limbah di Pabrik Kelapa Sawit. Nursanti, I., D. Budianta., A. Napoleon dan Y. Parto. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Kolam Anaerob Sekunder I Menjadi Pupuk Organik Melalui Pemberian Zeolit. dalam Seminar Nasional Sains & Teknologi V Lembaga Penelitian Universitas Lampung 19-20 November 2013, Lampung PPKS. 2005. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Ramah Lingkungan. PPKS. Medan Widhiastuti, R., D. Suryanto., Mukhlis dan H. Wahyuningsih. 2006. Pengaruh Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sebagai Pupuk terhadap Biodiversitas Tanah. J. Ilmiah Pertanian Kultura 41(1), Medan 276