PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA UPTD METROLOGI KABUPATEN KAIMANA MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

PROPOSAL SARANA KEMETROLOGIAN DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAYBRAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

BAB I INTRODUKSI. Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang. Pemerintahan Daerah, terdapat amanat pemindahan kewenangan dari

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

DAK Sub Bidang Sarana Perdagangan Tahun Biro Perencanaan, Kementerian Perdagangan

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

RENCANA KERJA T.A 2018 DIREKTORAT METROLOGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BOVEN DIGOEL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA

Lamp : 1 (satu) Berkas Menteri Perdagangan RI Perihal : Permohonan Usulan DAK

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN INTAN JAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN KAIMANA TAHUN

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan tent

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN INTAN JAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 9 TAHUN 2012

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

RGS Mitra 1 of 6 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 97 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROPOSAL PEMBANGUNAN GEDUNG UPTD METROLOGI LEGAL KABUPATEN BATANG KABUPATEN BATANG DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ABSTRAKSI

PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

BUPATI BATANG. Kepada :

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kep

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 15 TAHUN 2013

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LOMBOK UTARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 173, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894)

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PUNCAK DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI RAJA AMPAT,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Transkripsi:

PROPOSAL PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA UPTD METROLOGI KABUPATEN KAIMANA MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017 DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI UMKM DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk mewujudkan perlindungan kepentingan umum dan terhadap konsumen atas jaminan kebenaran hasil pengukuran sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, perlu adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metoda pengukuran, dan alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP), yang dituangkan melalui peraturan perundangundangan di bidang metrologi legal. Sejalan dengan pelaksanaan otonomisasi, urusan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan pengawasan ditetapkan menjadi urusan pemerintahan konkuren bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diatur melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Pemerintah Daerah, yang tercantum dalam Lampiran Undang-Undang, huruf DD. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Perdagangan, Nomor 5. Sub Urusan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Namun perlu diakui bahwa kinerja penyelengaraan metrologi di daerah masih dirasakan belum optimal sehingga dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar tidak hanya pengguna UTTP tetapi juga masyarakat/konsumen. Disamping itu tantangan yang dihadapi dalam penyelengaraan metrologi legal tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga tuntutan perdagangan internasional yaitu dengan menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menjadi tantangan nyata yang harus di persiapkan, sehingga konsumen dalam negeri dapat terlindungi. Untuk itu diperlukan langkah-langkah lebih jelas dan focus, dengan tolak ukur dan pola manajemen yang jelas.

Untuk mendukung langkah tersebut diperlukan langkah strategis untuk mempercepat peningkatan tertib ukur dan merupakan kegiatan bottom-up sehingga masyarakat dapat langsung merasakan manfaat dari pentingnya tertib dalam pengukuran khususnya dalam melakukan transaksi perdagangan yang dapat mendukung penguatan ekonomi, peningkatan citra masyarakat Indonesia dan peningkatan kinerja metrologi legal secara nasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 50 / M-DAG / PER/2009 tentang Unit kerja dan unit pelaksana teknis metrologi legal dan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 51 / M-DAG / PER / 2009 tentang Unit pelaksana teknis dan Unit Pelaksana teknis daerah metrologi legal mengatur bahwa untuk melaksanakan kegiatan tera / tera ulang UTTP, UPTD Metrologi legal Kabupaten/Kota harus memiliki sekurang-kurangnya: Gedung kantor, Laboratorium dan Peralatan sesui dengan lingkup pelayanan, Sumber Daya Manusia (SDM) Kemetrologian (Penera) dan Surat Rekomendasi dari Kepala Dinas Provinsi serta Kemampuan pelayanan Tera dan Tera ulang UTTP berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Jenderal. Kabupaten Kaimana merupakan salah satu dari 5 (lima) Kabupaten /Kota seluruh Indonesia yang telah di tetapkan menjadi Daerah Tertib Ukur (DTU) Tahun 2015 pada tanggal 19 Nopember 2015 di Bandung berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor: 1111/M-DAG/KEP/11/2015 tentang Penetapan Kabupaten Kaimana sebagai Daerah Tertib Ukur Tahun 2015

Guna meningkatkan mutu dan kapasitas pelayanan kemetrologian di daerah khususnya di Kabupaten Kaimana, maka sangat diperlukan infrastruktur pendukung kemetrologian yang memadai antara lain berupa Gedung Kantor, Laboratorium, Peralatan standard, Peralatan pengujian, Sumber Daya Manusia (SDM) kemetrologian, Kendaraan operasional dan Instalasi pengujian. B. KONDISI WILAYAH DAN POTENSI UTTP 1. KONDISI WILAYAH KABUPATEN KAIMANA Kabupaten Kaimana dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Kerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Radja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahokimo, Kabupaten Toli Kara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Wandama di Provinsi Papua, kamudian diresmikan bersamaan dengan pelantikan Pejabat Bupati pada tanggal 12 April 2003. Dengan demikian secara administratif status, kedudukan, dan fungsi Pemerintahannya berubah dari yang dulunya berstatus distrik (kecamatan) di bawah Kabupaten Fakfak, sekarang menjadi Kabupaten Kaimana (definitif). Secara geografis luas wilayah Kabupaten Kaimana ± 36.000 Km 2, yang terdiri atas luas daratan ± 18.500 Km 2 dan luas lautan/perairant 17.500 Km 2. Kondisi geografi wilayah Kabupaten Kaimana berada pada ketinggian antara 1 m dpl s/d 600 m dpl. Letak Kabupaten Kaimana dalam peta Wilayah Negara Republik Indonesia adalah 133,45' LS - 135,30' LS dan 02,56' BT - 04,30' BT. Sebagian besar wilayah Kaimana adalah pegunungan (70 %) dengan kemiringan antara < 2-60.

Jumlah penduduk Kabupaten Kaimana sampai dengan akhir Desember 2005 sesuai hasil Pelaksanaan Pendaftaran Pemilih dan Penduduk Berkelanjutan (P4B) sebanyak 48,750 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut tercatat sebanyak 76 % adalah penduduk miskin yang sebagian besar berdiam di pedesaan maupun daerah-daerah terpencil dipedalaman dan wilayah pesisir serta pulaupulau kecil. Pembangunan ekonomi di Kabupaten Kaimana menunjukkan arah kemajuan, namun beberapa indikator ekonomi masih menunjukkan kelemahan terutama yang berkaitan dengan produktifitas, akses pasar maupun modal, juga berkaitan dengan kemampuan daya beli masyarakat yang masih rendah serta lebih berorientasi pada kegiatan konsumtif. Dengan demikian arah kebijakan untuk pembangunan ekonomi selama 5 tahun adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan produktifitas potensi unggulan daerah yang berdaya saing secara berkelanjutan, meliputi pertanian dan peternakan, kehutanan dan perkebunan serta perikanan dan kelautan. Hal ini merupakan tekad Pemerintah Daerah dan seluruh komponen masyarakat Kaimana untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nyata, adil dan berkelanjutan. Sebagian besar masyarakat Kaimana menggantungkan hidupnya pada kekayaan sumber daya alam, khususnya bidang pertanian yang secara turun - temurun telah memberikan manfaat bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga sebagian besar aktivitas sosial ekonominya terfokus pada bidang pertanian.

Ketergantungan sistem dan pola budidaya pertanian yang mengandalkan potensi kesuburan tanah serta daya dukung alam yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan hidup dan berproduksi dari generasi ke generasi. Sistem dan pola budidaya seperti ini juga belum terarah pada eksploitasi sumberdaya alam/pertanian secara besar-besaran atau dengan kata lain belum berorientasi pada skala investasi secara sistematis yang lebih mengandalkan modal, keahlian, peralatan dan akses pasar. Dengan demikian sistem dan pola pertanian masyarakat Kaimana lebih bersifat subsistem, yakni sebagian besar hasil produksi pertanian lebih diutamakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Potensi tanah yang subur dengan luas lahan pertanian yang sangat luas belum dimanfaatkan atau dikelola secara optimal untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, mengingat ketidakmampuan masyarakat untuk mengelola sumberdaya pertanian disamping minat investasi masih terbatas. Disisi lain, kebutuhan konsumsi masyarakat kota atau kebutuhan pasar akan hasil produksi pertanian terus meningkat. Orientasi produksi dari subsistem sebenarnya sudah mengalami pergeseran kearah produksi yang berorientasi pasar, namun hal ini masih dalam skala yang terbatas sehingga beberapa jenis komoditas masih didatangkan dari luar daerah Kaimana guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

2. POTENSI UTTP KABUPATEN KAIMANA Potensi alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Kabupaten Kaimana berdasarkan data Tera Ulang Sidang (TUS) Tahun 2014 jumlah Pemilik/Pemakai/Pemegang Kuasa UTTP (P3UTTP) adalah sebanyak 320 wajib tera dengan jumlah alat UTTP sebanyak 406 alat UTTP. Jumlah wajib tera dan alat UTTP ini di pastikan akan meningkat dari tahun ke tahun mengingat prospek usaha perdagangan dan jasa serta pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kaimana tumbuh pesat. 3. KESIAPAN DAERAH UNTUK MEMBENTUK UPTD METROLOGI Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana telah menyediakan lahan untuk pembangunan Gedung Kantor UPTD Metrologi seluas 1.500 m2 sebagai bentuk dukungan dan komitmen kuat untuk membentuk UPTD Metrologi sesuai dengan yang di amanatkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Pemerintah Daerah sebagai wujud dari tanggung jawab dan kepedulian pemerintah dalam pelayanan kemetrologian sehingga tujuan dari perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan dapat tercapai serta menciptakan iklim usaha perdagangan dan jasa yang kondusif dan kompetitif. II. MAKSUD DAN TUJUAN Berangkat dari semangat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Pemerintah Daerah yang mengamanatkan bahwa Pembagian urusan Bidang Perdagangan dimana salah satunya terkait dengan Pelaksanaan Metrologi Legal berupa Tera/Tera Ulang dan Pengawasan menjadi urusan Daerah Kabupaten/Kota.

Secara umum Kabupaten Kaimana belum tersedia Infrastruktur penunjang pelayanan Tera dan Tera Ulang UTTP, olehnya itu sehingga proposal ini kami buat dengan maksud mendeskripsikan tentang kondisi daerah dan potensi UTTP serta pelayanan pemerintah pada sektor metrologi legal di Kabupaten Kaimana dengan harapan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan Rl melalui Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Direktorat Metrologi dapat merealisasikan kebutuhan sarana dan prasarana kemetrologian yang kami kemukakan dan kami usulkan dalam proposal ini. Adapun tujuan dari usulan proposal penyediaan Sarana dan Prasarana Kemetrologian ini adalah sebagai berikut: a. Tersedianya sarana penunjang Infrastruktur guna pelayanan kemetrologian di daerah Kabupaten Kaimana berupa Pembangunan Gedung Kantor UPTD Metrologi Kabupaten Kaimana, Pengadaan peralatan standard/pengujian dan tersediannya Sumber Daya Manusia (SDM) Kemetrologian serta Pengadaan Kendaraan Operasional yang memadai. b. Meningkatkan upaya tertib ukur dan Perlindungan konsumen dalam hal kebenaran hasil pengukuran dalam mendukung pengamanan perdagangan barang dan jasa serta meningkatkan daya saing produk industri dan perdagangan daerah Kabupaten Kaimana.

III. KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA KEMETROLOGIAN Guna menunjang pelayanan operasional kemetrologian di daerah, maka kami usulkan kebutuahan Sarana dan Prasarana Kemetrologian sebagai berikut: 1. Gedung Kantor Pelayanan Metrologi Legal (UPTD) Metrologi Kabupaten Kaimana (Estimasi Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya terlampir) 2. Kendaraan Operasional Kemetrologian berupa kendaraan Sidang Tera Ulang IV. RENCANA ANGGARAN BIAYA Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang di butuhkan dalam pembangunan dan pengadaan Sarana dan Prasarana Kemetrologian adalah sebagai berikut: No JENIS SARANA DAN JUMLAH JUMLAH PRASARANA BIAYA 1 Bangunan Gedung UPTD Balai Metrologi Kab. Kaimana 1 buah Rp. 3.000.000.000 J U M L A H Rp. 3.000.000.000

V. LAMPIRAN Dalam proposal ini kami lampirkan pula Estimasi Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Gedung Kantor UPTD Metrologi Kabupaten Kaimana dan Surat Rekomendasi dari Kepala Daerah terkait dengan dukungan dan komitmen dalam membentuk UPTD Metrologi Kabupaten Kaimana. VI. PENUTUP Demikian proposal ini kami buat dengan besar harapan semoga mendapat perhatian dan persetujuan dari Bapak Menteri Perdagangan RI serta dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan Kemetrologian di Daerah Kabupaten Kaimana Propinsi Papua Barat yang menjadi bagian integral pembangunan metrologi legal secara nasional dan pembangunan sektor perdagangan di Indonesia. Kaimana, 18 April 2016