PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KAIMANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAIMANA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu dilakukan langkah-langkah penguatan kewenangan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas kinerja kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik; b. bahwa untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, perlu didukung dengan kelembagaan perangkat daerah yang proporsional sesuai dengan kewenangan, kemampuan dan kondisi objektif daerah; c. bahwa dalam rangka menjalankan kewenangan, tugas dan fungsi kelembagaan perangkat daerah, maka dipandang perlu untuk menetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kaimana dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik 1

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Radja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4245); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489); 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2

3 Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262); 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4428); 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140); 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 17. Peraturan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/SKB/M.PAN/4/2003 dan Nomor 17 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah 3

4 Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departeman Dalam Negeri; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAIMANA dan BUPATI KAIMANA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KAIMANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kaimana; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kaimana; 3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kabupaten Kaimana yang terdiri dari Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kaimana, yang dalam pelaksanaan tugas-tugasnya mencerminkan kemitraan; 4. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Irian Jaya Barat; 5. Kepala Daerah adalah Bupati Kaimana; 6. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Kaimana; 4

5 7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kaimana; 8. Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana yang bertanggungjawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan yang teridiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Distrik dan Kelurahan sesuai kebutuhan daerah; 9. Sekretariat Daerah yang selanjutnya disebut Setda adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Kaimana sebagai Perangkat Daerah; 10. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Sekretariat DPRD adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kaimana sebagai Perangkat Daerah; 11. Dinas Daerah adalah Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Kaimana sebagai Perangkat Daerah; 12. Lembaga Teknis Daerah adalah Perangkat Daerah Kabupaten Kaimana yang berbentuk Badan dan Kantor; 13. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kaimana sebagai Perangkat Daerah; 14. Distrik adalah Wilayah Kerja Kepala Distrik sebagai Perangkat Daerah; 15. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah di bawah Distrik; 16. Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah yang selanjutnya disebut UPTD adalah unsur pelaksana teknis Dinas Daerah; 17. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan Fungsional pada Perangkat Daerah Kabupaten Kaimana. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kaimana. Pasal 3 (1) Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri dari : a. Sekretariat Daerah; b. Sekretariat DPRD; c. Dinas Daerah; d. Lembaga Teknis Daerah; e. Satuan Polisi Pamong Praja; f. Distrik; dan g. Kelurahan. 5

6 (2) Lembaga Teknis Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri dari Badan dan Kantor. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD Bagian Kesatu Sekretariat Daerah Paragraf 1 Pasal 4 (1) Sekretariat Daerah mempunyai kedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah; (2) Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang sekretaris. Pasal 5 Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Pasal 6 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi : a. Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah; b. Penyelenggaraan administrasi pemerintahan; c. Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah serta asset daerah; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 7 Sekretariat Daerah terdiri dari : 1. Sekretaris Daerah; 2. Asisten Bidang Pemerintahan dan Pembangunan, membawahi 3 (tiga) bagian yaitu : a. Bagian Tata Pemerintahan; b. Bagian Hukum dan Organisasi; c. Bagian Pemberdayaan Masyarakat. 6

7 3. Asisten Bidang Administrasi Umum, membawahi 4 (empat) bagian yaitu : a. Bagian Umum; b. Bagian Kepegawaian; c. Bagian Pengelola Keuangan Daerah; d. Bagian Pengelolaan Asset Daerah. 4. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 8 Masing-masing bagian dalam Pasal 7 angka 2 huruf a, b, c, dan angka 3 huruf a, b, c, d, membawahi 3 (tiga) sub bagian dengan susunan sebagai berikut : 1. Bagian Tata Pemerintahan, membawahi : a. Sub Bagian Pemerintahan Umum; b. Sub Bagian Otonomi Daerah; c. Sub Bagian Pemerintahan Kampung/Kelurahan. 2. Bagian Hukum dan Organisasi, membawahi : a. Sub Bagian Peraturan Perundang-Undangan; b. Sub Bagian Organisasi; c. Sub Bagian Dokumentasi dan Bantuan Hukum. 3. Bagian Pemberdayaan Masyarakat, membawahi : a. Sub Bagian Kelembagaan dan Sosial Budaya Masyarakat; b. Sub Bagian Pemberdayaan Perempuan; c. Sub Bagian Pemanfaatan Teknologi dan Sumber Daya. 4. Bagian Umum, membawahi : a. Sub Bagian Tata Usaha; b. Sub Bagian Rumah Tangga dan Protokol; c. Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi. 5. Bagian Kepegawaian, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Mutasi; c. Sub Bagian Pengembangan. 6. Bagian Pengelolaan Keuangan Daerah, membawahi : a. Sub Bagian Anggaran; b. Sub Bagian Perbendaharaan; c. Sub Bagian Akuntansi. 7. Bagian Pengelolaan Asset Daerah, membawahi : a. Sub Bagian Perencanaan dan Penilaian; b. Sub Bagian Pengadaan dan Perlengkapan; c. Sub Bagian Pemeliharaan dan Perawatan. 7

8 Bagian Kedua Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Paragraf 1 Pasal 9 (1) Sekretariat DPRD merupakan unsur pembantu DPRD; (2) Sekretariat DPRD dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Daerah. Pasal 10 Sekretariat DPRD mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi dan penatalaksanaan urusan rumah tangga DPRD. Pasal 11 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi : a. Fasilitasi rapat anggota DPRD; b. Pelaksanaan urusan rumah tangga DPRD; c. Pelayanan administrasi dan pengelolaan tata usaha DPRD. Paragraf 2 Pasal 12 Sekretariat DPRD terdiri dari : 1. Sekretaris DPRD; 2. Bagian Persidangan; 3. Bagian Umum. Pasal 13 Masing-masing Bagian dalam Pasal 12 angka 2 dan 3, membawahi 2 (dua) sub bagian dengan susunan sebagai berikut : 1. Bagian Persidangan, membawahi : a. Sub Bagian Persidangan; b. Sub Bagian Risalah. 2. Bagian Umum, membawahi : a. Sub Bagian Tata Usaha; b. Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi. c. Sub bagian Pengelolaan Keuangan 8

9 Pasal 14 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB IV KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS DAERAH Bagian Pertama Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Paragraf 1 Pasal 15 (1) Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana di bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata; (2) Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 16 Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata. Pasal 17 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata; b. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata; c. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang mencakup pendidikan dasar dan menengah, pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga, sarana dan prasarana serta tenaga kependidikan; d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan adat, kesenian dan budaya daerah; e. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan obyek wisata; f. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan prasarana dan sarana wisata; g. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan permuseuman, penataan dan pelestarian situs sejarah dan kepurbakalaan; 9

10 h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; i. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dinas; j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 18 Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, membawahi : a. Seksi Pendidikan Dasar; b. Seksi Pendidikan Menengah. 4. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, membawahi : a. Seksi Pendidikan Luar Sekolah; b. Seksi Pemuda dan Olahraga. 5. Bidang Sarana dan Prasarana, membawahi : a. Seksi Prasarana Pendidikan; b. Seksi Pemeliharaan. 6. Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, membawahi : a. Seksi Kebudayaan; b. Seksi Pariwisata. 7. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 19 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Paragraf 1 Pasal 20 (1) Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana merupakan unsur pelaksana di bidang kesehatan dan Keluarga Berencana; (2) Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. 10

11 Pasal 21 Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan dan Keluarga Berencana. Pasal 22 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang kesehatan dan Keluarga Berencana; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang kesehatan dan Keluarga Berencana yang mencakup penyehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, gizi, kesehatan ibu dan anak, sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan dan Keluarga Berencana; c. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lingkungan; d. Pelaksanaan penyuluhan dan bimbingan kesehatan kepada masyarakat; e. Pelaksanaan peningkatan kesejahteraan, pemberdayaan dan Keluarga Berencana; f. Pelaksanaan pelayanan rehabilitasi dan Keluarga Berencana; g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dinas; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 23 Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan; b. Seksi Penyediaan Farmasi dan Obat. 4. Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi : a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit; b. Seksi Penyehatan Lingkungan. 5. Bidang Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, membawahi : a. Seksi Gizi; b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak. 6. Bidang Keluarga Berencana, membawahi : a. Seksi Kesejahteraan Keluarga; b. Seksi Kesehatan Keluarga. 11

12 7. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 24 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketiga Dinas Kehutanan dan Perkebunan Paragraf 1 Pasal 25 (1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan merupakan unsur pelaksana di bidang kehutanan dan perkebunan; (2) Dinas Kehutanan dan Perkebunan dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 26 Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kehutanan dan perkebunan. Pasal 27 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang kehutanan dan perkebunan; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang kehutanan dan perkebunan yang mencakup perlindungan hutan, produksi, budidaya tanaman industri, pengembangan sumber daya lahan, teknologi dan penyuluhan, komoditi kehutanan dan perkebunan serta pelestrarian lahan kehutanan dan perkebunan; c. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, perlindungan dan pelestarian sumber daya kehutanan dan perkebunan; d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dinas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 12

13 Paragraf 2 Pasal 28 Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Kehutanan, membawahi : a. Seksi Perencanaan Hutan b. Seksi Produksi dan Pembinaan Hutan. 4. Bidang Perkebunan, membawahi : a. Seksi Budidaya dan Peningkatan Produksi Tanaman Industri; b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Lahan. 5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi, membawahi : a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan; b. Seksi Teknologi dan Penyuluhan. 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 29 Struktur Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keempat Dinas Pertanian dan Peternakan Paragraf 1 Pasal 30 (1) Dinas Pertanian dan Peternakan merupakan unsur pelaksana di bidang pertanian dan peternakan; (2) Dinas Pertanian dan Peternakan dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 31 Dinas Pertanian dan Peternakan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertanian dan peternakan. 13

14 Pasal 32 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Dinas Pertanian dan Peternakan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang pertanian dan peternakan; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang pertanian dan peternakan yang mencakup budidaya tanaman pangan dan peternakan, hortikultura, pembibitan, bimbingan usaha, peningkatan mutu produksi, pemanfaatan, pengelolaan dan pengembangan sumber daya lahan, kesehatan hewan, penyuluhan pertanian dan peternakan serta pemasaran produksi; c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya pertanian dan peternakan; d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dinas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 33 Dinas Pertanian dan Peternakan terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Pertanian, membawahi : a. Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Lahan. 4. Bidang Peternakan, membawahi : a. Seksi Pengembangan dan Peningkatan Produksi; b. Seksi Kesehatan Hewan. 5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi, membawahi : a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan; b. Seksi Teknologi dan Penyuluhan. 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 34 Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan sebagaimana tercantum dalam Lampiran V dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 14

15 Bagian Kelima Dinas Perikanan dan Kelautan Paragraf 1 Pasal 35 (1) Dinas Perikanan dan Kelautan merupakan unsur pelaksana di bidang perikanan dan kelautan; (2) Dinas Perikanan dan Kelautan dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 36 Dinas Perikanan dan Kelautan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perikanan dan kelautan. Pasal 37 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Dinas Perikanan dan Kelautan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang perikanan dan kelautan; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang perikanan dan kelautan yang mencakup budidaya, usaha dan penangkapan, perlindungan, pengolahan dan konservasi sumber daya perikanan dan kekayaan laut, peningkatan mutu, penyuluhan dan pemasaran produksi; c. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, pemberdayaan dan pelestarian terhadap sumber daya perikanan dan kelautan serta lingkungan pesisir; d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dinas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 38 Dinas Perikanan dan Kelautan terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Perikanan, membawahi : a. Seksi Bina Usaha dan Penangkapan; b. Seksi Plasma dan Suaka Perikanan. 15

16 4. Bidang Kelautan, membawahi : a. Seksi Pengolahan Kekayaan Laut; b. Seksi Perlindungan Sumber Daya Alam dan Konservasi. 5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi, membawahi : a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan; b. Seksi Teknologi dan Penyuluhan. 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 39 Struktur Organisasi Dinas Perikanan dan Kelautan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keenam Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Paragraf 1 Pasal 40 (1) Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan merupakan unsur pelaksana di bidang pekerjaan umum dan perhubungan; (2) Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 41 Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pekerjaan umum dan perhubungan. Pasal 42 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang pekerjaan umum dan perhubungan; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang pekerjaan umum dan perhubungan yang mencakup penetapan lokasi permukiman, pelabuhan, jalan dan jembatan, prasarana perhubungan serta prasarana umum lainnya; c. Pelaksanaan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan bangunan milik pemerintah; d. Pelaksanaan survey dan perencanaan pembangunan jaringan air bersih, sarana lingkungan serta jaringan listrik kampung; e. Pelaksanaan pembangunan perumahan serta pengujian dan pengendalian mutu; 16

17 f. Pelaksanaan pembinaan, pengembangan dan pengaturan lalu lintas angkutan darat, laut dan udara serta pengujian alat transportasi; g. Fasilitasi dan bantuan terhadap perangkat daerah yang bersifat teknis fungsional; h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; i. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dinas; j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 43 Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Permukiman, membawahi : a. Seksi Pengembangan Permukiman; b. Seksi Air Bersih dan Prasarana Lingkungan. 4. Bidang Prasarana, membawahi : a. Seksi Tata Ruang dan Pengendalian; b. Seksi Jalan dan Jembatan. 5. Bidang Perhubungan, membawahi : a. Seksi Perhubungan Laut dan Udara; b. Seksi Perhubungan Darat/LLAJR. 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 44 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketujuh Dinas Pendapatan Daerah Paragraf 1 Pasal 45 (1) Dinas Pendapatan Daerah merupakan unsur pelaksana di bidang pendapatan dan penerimaan daerah; (2) Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. 17

18 Pasal 46 Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan dan penerimaan daerah. Pasal 47 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Dinas Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang pendapatan dan penerimaan daerah; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang pendapatan dan penerimaan daerah yang mencakup sumber penerimaan daerah, penyetoran penerimaan daerah, pajak dan retribusi daerah serta lain-lain pendapatan daerah yang sah; c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pendapatan dan penerimaan daerah; d. Pelaksanaan penataan dan rehabilitasi sumber pendapatan daerah; e. Pelaksanaan penyetoran pendapatan dan penerimaan daerah; f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dinas; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 48 Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari : 1. Kepala Dinas. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Pajak Daerah, membawahi : a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran; b. Seksi Penagihan dan Perhitungan. 4. Bidang Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, membawahi : a. Seksi Penerimaan Retribusi; b. Seksi Penerimaan Lain-lain. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 49 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 18

19 BAB V KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA TEKNIS DAERAH Bagian Kesatu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Paragraf 1 Pasal 50 (1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang perencanaan; (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 51 Badan Perencanaan Pembanguan Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perencanaan. Pasal 52 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Badan Perencanaan Pembanguan Daerah menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). b. Penyusunan rencana dan pengembangan wilayah serta rencana pengembangan dan perlindungan kawasan strategis daerah; c. Penyusunaan perencanaan makro fungsi atau bidang pembangunan sesuai kewenangan daerah. c. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah; d. Pengkoordinasian dengan instansi dan atau lembaga terkait untuk kepentingan perencanaan; e. Pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi, pendokumentasian serta penvisualisasian hasil pelaksanaan pembangunan; f. Penyiapan dan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah (MUSRENBANG); g. Pengkoordinasian kerjasama antar daerah; h. Pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan serta pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang; i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; j. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan badan; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 19

20 Paragraf 2 Pasal 53 Badan Perencanaan Pembanguan Daerah terdiri dari : 1. Kepala Badan. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Data dan Penelitian, membawahi : a. Seksi Data dan Pelaporan; b. Seksi Penelitian dan Pengembangan. 4. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Sosial Budaya, membawahi : a. Seksi Perencanaan Ekonomi; b. Seksi Perencanaan Sosial Budaya. 5. Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana, membawahi : a. Seksi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup; b. Seksi Prasarana Wilayah. 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 54 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembanguan Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Badan Pengawasan Daerah Paragraf 1 Pasal 55 (1) Badan Pengawasan Daerah mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang pengawasan umum penyelenggaraan pemerintahan daerah; (2) Badan Pengawasan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 56 Badan Pengawasan Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pengawasan umum terhadap penyelenggaran pemerintahan daerah. 20

21 Pasal 57 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Badan Pengawasan Daerah menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang pengawasan yang mencakup pemerintahan dan aparatur, pembangunan, keuangan dan asset daerah; c. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian laporan Perangkat Daerah; d. Pelaksanaan pengusutan terhadap kebenaran laporan, pengaduan atas penyimpangan dan atau penyalahgunaan keuangan, pembangunan dan asset daerah; e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan badan; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 58 Badan Pengawasan Daerah terdiri dari : 1. Kepala Badan. 2. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Program. c. Sub Bagian Pengelolaan Keuangan 3. Bidang Pengawasan Pemerintahan dan Aparatur, membawahi : a. Seksi Pengawasan Pemerintahan; b. Seksi Pengawasan Aparatur. 4. Bidang Pengawasan Pembangunan, Keuangan dan Asset Daerah, membawahi : a. Seksi Pengawasan Pembangunan; b. Seksi Pengawasan Keuangan dan Asset Daerah. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 59 Struktur Organisasi Badan Pengawasan Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran X dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 21

22 Bagian Ketiga Kantor Catatan Sipil Dan Kependudukan Paragraf 1 Pasal 60 (1) Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang catatan sipil, kependudukan dan keluarga berencana; (2) Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan dipimpin oleh Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 61 Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pelayanan pencatatan sipil dan kependudukan. Pasal 62 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang pencatatan sipil dan kependudukan; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang pencatatan sipil, kependudukan dan keluarga berencana yang mencakup pelayanan dan pencatatan berbagai jenis akta, status kependudukan dan kewarganegaraan; c. Pelaksanaan penyuluhan dan pengendalian mobilitas penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan keluarga, kesehatan reproduksi serta penyajian informasi kependudukan; d. Pelaksanaan pengelolaan informasi dan analisis; e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan kantor; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 63 Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan terdiri dari: 1. Kepala Kantor. 2. Sub Bagian Tata Usaha; 3. Seksi Catatan Sipil 4. Seksi Pendaftaran dan pengendalian penduduk; 5. Seksi Data Pelaporan; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. 22

23 Pasal 64 Struktur Organisasi Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keempat Kantor Tenaga Kerja Paragraf 1 Pasal 65 (1) Kantor Tenaga Kerja mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang ketenagakerjaan; (2) Kantor Tenaga Kerja dipimpin oleh Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 66 Kantor Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang ketenagakerjaan. Pasal 67 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Kantor Tenaga Kerja menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang ketenagakerjaan; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang ketenagakerjaan yang mencakup pemantauan, pengawasan, pendataan dan pengendalian tenaga kerja, kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja serta sengketa kerja, c. Pelaksanaan penyuluhan ketenagakerjaan; d. Fasilitasi balai latihan kerja; e. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan kantor; g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 68 Kantor Tenaga Kerja terdiri dari : 1. Kepala Kantor; 2. Sub Bagian Tata Usaha; 3. Seksi Pemantauan dan Pengawasan; 23

24 4. Seksi Keselamatan dan Kesejahteraan; 5. Seksi Pelatihan dan Penyuluhan; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 69 Struktur Organisasi Kantor Tenaga Kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kelima Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Paragraf 1 Pasal 70 (1) Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat; (2) Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 71 Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat. Pasal 72 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat; b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat yang mencakup pembinaan kesatuan dan wawasan kebangsaan, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana alam dan rehabilitasi pasca bencana alam, hubungan antar lembaga dan pemasyarakatan Hak Asasi Manusia serta pengkajian masalah dan issue aktual daerah; c. Pelaksanaan perumusan kebijakan perwujudan kesatuan dan pembauran bangsa, ketahanan dan wawasan kebangsaan, hubungan antar lembaga, Hak Asasi Manusia dan pengkajian masalah dan issue aktual daerah serta penanganannya; d. Pelaksanaan pembinaan hubungan antar lembaga dan fasilitasi penyelenggaraan Pemilihan Umum; 24

25 e. Pelaksanaan kesiapan dan peringatan dini terhadap ancaman atau bencana, penyelamatan dari bencana dan rehabilitasi pasca bencana; f. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan kantor; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 73 Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat terdiri dari: 1. Kepala Kantor; 2. Sub Bagian Tata Usaha; 3. Seksi Hubungan Antar Lembaga dan Hak Asasi Manusia; 4. Seksi Kesatuan Bangsa; 5. Seksi Perlindungan Masyarakat; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 74 Struktur Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keenam Kantor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah Paragraf 1 Pasal 75 (1) Kantor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil/menengah (UKM); (2) Kantor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah dipimpin oleh Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 76 Kantor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil/ menengah (UKM). 25

26 Pasal 77 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, Kantor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan perencanaan di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil/menengah (UKM); b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil/menengah (UKM) yang mencakup pemantauan, pengawasan, pendataan dan pengendalian harga, jenis dan ketersediaan bahan pokok dan barang strategis, usaha kerajinan rakyat, industri kecil dan menengah, pemasaran produksi kerajinan, koperasi dan usaha kecil/menengah; c. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan bidang kemetrologian dan perlindungan konsumen; d. Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil/menengah (UKM); e. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan kantor; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Paragraf 2 Pasal 78 Kantor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah terdiri dari : 1. Kepala Kantor; 2. Sub Bagian Tata Usaha; 3. Seksi Perindustrian dan Perdagangan ; 4. Seksi Penanaman Modal; 5. Seksi Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah (UKM); 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 79 Struktur Organisasi Kantor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 26

27 Bagian Ke Tujuh Kantor Kesejahteraan Sosial Paragraf 1 Pasal 80 (1) Kantor Kesejahteraan Sosial merupakan unsur pelaksana di bidang Kesejahteraan Sosial; (2) Kantor Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 81 Kantor Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesejahteraan sosial. Pasal 82 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Kantor Kesejahteraan Sosial menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan Kebijaksanaan teknis dibidang Kesejahteraan Sosial; b. Pelaksanaan Bantuan dan pengendalian korban bencana alam,repatriasi dan gejolak Sosial yang timbul pada masyarakat; c. Pelaksanaan program kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial; d. Pelaksanaan bantuan dan pengendalian serta penanggulangan korban bencana alam,repatriasi dan gejolak sosial yang timbul pada masyarakat; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Paragraf 2 Pasal 83 Kantor Kesejahteraan Sosial terdiri dari : 1. Kepala kantor 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi-seksi a. Seksi Pendataan dan Pelaporan; b. Seksi Pemberdayaan dan Pelayanan Sosial; c. Seksi Rehabilitasi dan Bantuan Sosial; Pasal 84 Struktur Kantor Kesejahteraan Sosial sebagaimana tercantum dalam Lampiran XV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 27

28 BAB VI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Bagian Kesatu Pasal 85 (1) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana di bidang ketentraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; (2) Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala Satuan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 86 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang ketentraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. Pasal 87 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86, Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; b. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum; c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah dengan Aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur penegak hukum lainnya; e. Pengawasan terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga/badan hukum dan atau institusi lainnya dalam pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; f. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan Satuan; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. 28

29 Bagian Kedua Pasal 88 Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari : 1. Kepala Satuan; 2. Sub Bagian Tata Usaha; 3. Seksi Pengamanan dan Informasi; 4. Seksi Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum; 5. Seksi Pengawasan dan Pengendalian; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 89 Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VII D I S T R I K Bagian Kesatu Pasal 90 (1) Distrik merupakan unsur pelaksana pemerintahan umum di wilayah kerja tertentu; (2) Distrik dipimpin oleh seorang Kepala Distrik yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Pasal 91 Distrik mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai karakteristik wilayah, kebutuhan daerah dan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 92 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91, Distrik menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program perencanaan dan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di wilayah kerjanya; b. Pelaksanaan pembinaan umum di wilayah kerjanya yang mencakup ideologi negara dan kesatuan bangsa, ketentraman, ketertiban dan kemasyarakatan serta kerukunan hidup antar umat beragama; c. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan pembangunan dan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya; d. Fasilitasi pengembangan perekonomian Kampung/Kelurahan; 29

30 e. Pemantauan, pengawasan dan pengkoordinasian lintas bidang kegiatan dengan perangkat teknis di daerah; f. Penyelenggaraan dan pembinaan penataan Kampung/Kelurahan, perlombaan/penilaian Kampung/Kelurahan tingkat Distrik, administrasi kependudukan, administrasi Kampung/Kelurahan, inventarisasi asset dan kekayaan daerah; g. Fasilitasi penyelenggaraan pemilihan Kepala Kampung dan Badan Perwakilan Kampung, pengambilan sumpah/janji pelantikan Kepala Kampung dan Badan Perwakilan Kampung, kerjasama antar Kampung/Kelurahan, penyelesaian perselisihan antar Kampung serta penyusunan produk hukum Kampung/Kelurahan; h. Pengevaluasian dan penilaian atas laporan pertanggungjawaban Kepala Kampung; i. Pemberian pertimbangan pengangkatan Lurah; j. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas; k. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, peralatan dan perlengkapan Distrik; l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Bagian Kedua Pasal 93 Distrik terdiri dari : 1. Kepala Distrik; 2. Sekretaris Distrik; 3. Seksi Pemerintahan; 4. Seksi Kententraman dan Ketertiban Umum; 5. Seksi Pembangunan Masyarakat Kampung/Kelurahan; 6. Seksi Kesejahteraan Sosial; 7. Seksi Pelayanan Umum 8. Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 94 Struktur Organisasi Distrik sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 30

31 BAB VIII KELURAHAN Bagian Kesatu Pasal 95 (1) Kelurahan merupakan unsur pelaksana pemerintahan umum yang berkedudukan dalam wilayah Distrik; (2) Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Kepala Distrik. Pasal 96 Kelurahan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam wilayahnya yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah melalui Distrik, yang disesuaikan dengan kebutuhan dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas dan peningkatan akuntabilitas. Pasal 97 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Kelurahan menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan; b. Pemberdayaan masyarakat; c. Pelayanan masyarakat; d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; e. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan; g. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, peralatan dan perlengkapan Kelurahan; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Bagian Kedua Pasal 98 Kelurahan terdiri dari: 1. Lurah; 2. Sekretaris Lurah; 3. Seksi Pemerintahan; 4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum; 5. Seksi Pembangunan; 6. Seksi Pelayanan Masyarakat. 31

32 Pasal 99 Struktur Organisasi Kelurahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVIII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB IX UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAERAH Pasal 100 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Daerah dapat dibentuk berdasarkan kebutuhan daerah dan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. BAB X KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 101 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas membantu melaksanakan sebagian tugas teknis Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 102 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101, terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya; (2) Setiap kelompok dimaksud dalam ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Daerah melalui pimpinan organisasi perangkat daerah. (3) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XI TATA KERJA Pasal 103 (1) Dalam melaksanakan tugasnya, para pimpinan organisasi perangkat daerah wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi sesuai dengan tugasnya masing-masing; (2) Setiap pimpinan organisasi perangkat daerah melaksanakan pengawasan terhadap bawahannya dan bila terjadi penyimpangan, agar segera mengambil langkah-langkah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 32

33 (3) Setiap pimpinan organisasi perangkat daerah memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahannya; (4) Setiap pimpinan satuan unit kerja dalam organisasi perangkat daerah wajib mengikuti dan memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala pada waktunya; (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan unit kerja dalam organisasi perangkat daerah dari bawahan, diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut; (6) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan disampaikan pula kepada satuan organisasi perangkat daerah lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja; (7) Dalam menjalankan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi perangkat daerah wajib memberikan bimbingan kepada bawahan, mengadakan rapat perencanaan dan evaluasi kegiatan secara berkala; (8) Dalam hal Kepala Daerah berhalangan, Wakil Kepala Daerah melaksanakan tugastugas Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (9) Dalam hal Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berhalangan, Sekretaris Daerah melaksanakan tugas-tugas Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (10) Dalam hal Sekretaris Daerah berhalangan, Kepala Daerah dapat menunjuk salah satu Asisten Sekretaris Daerah yang lebih senior untuk melaksanakan tugas-tugas Sekretaris Daerah; (11) Dalam hal Asisten Sekretaris Daerah berhalangan, Sekretaris Daerah dapat menunjuk salah satu Kepala Bagian yang lebih senior sesuai pembidangan masing-masing untuk melaksanakan tugas-tugas Asisten Sekretaris Daerah; (12) Dalam hal Sekretaris DPRD berhalangan, Sekretaris Daerah dapat menunjuk salah satu Kepala Bagian yang lebih senior dalam Sekretariat DPRD untuk melaksanakan tugas-tugas Sekretaris DPRD sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; (13) Dalam hal Kepala Dinas/Kepala Badan berhalangan, Sekretaris Daerah dapat menunjuk Kepala Bagian Tata Usaha untuk melaksanakan tugas dan wewenang Kepala Dinas/Kepala Badan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (14) Dalam hal Kepala Kantor/Kepala Satuan Polisi Pamong Praja berhalangan, Sekretaris Daerah dapat menunjuk Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk melaksanakan tugas dan wewenang Kepala Kantor/Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 33

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN BINTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax.

DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. daerah-kabupaten-barrutahun-2008 PEMERINTAH DAERAH KOTA PAREPARE SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) 21157 21003 21125 21090 21001 21000 Fax. (0421) 24330 Kode Pos 91122 PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LOMBOK UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 SERI D NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2005 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2005 T E N T A N G PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA LUBUKLINGGAU, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI RAJA AMPAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI RAJA AMPAT, SALINAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 101 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a bahwa dalam rangka mengoptimalkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa penataan organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA

Lebih terperinci

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH 19 NOPEMBER 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 24 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI LAMPIRAN I : PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI DPRD DAERAH STAF AHLI Keterangan : INSPEKTORAT BAPPEDA : Garis Hubungan Kemitraan SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH P PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 776 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAMPIRAN I PERATURAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH STAF AHLI 1. STAF AHLI HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. STAF AHLI EKONOMI, DAN PEMBANGUNAN 3. STAF AHLI KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2008 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 5TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 7 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 29 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 29 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 29 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 38 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA - 1 - RANCANGAN jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

BERITA DAERAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI BERITA DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 43 Tahun 2008 Seri : D Nomor 42 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN WAROPEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 23 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Lebih terperinci

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH LAMPIRAN 1 BUPATI BANYUWANGI WAKIL BUPATI BANYUWANGI DAERAH STAF AHLI KELOMPOK JABATAN ASISTEN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN ASISTEN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2004 SEKRETARIAT DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2004 SEKRETARIAT DAERAH BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2004 SEKRETARIAT DAERAH ASISTEN I ASISTEN II ASISTEN III PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG Klik Dicabut dgn Perda 2 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI BUPATI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci