PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

1130 ISSN:

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENERAPAN THE LEARNING CELL PADA POKOK BAHASAN PETA DAN BENTUK POLA POLA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (IPS) SISWA SMP

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YUSTATI Guru SMP Negeri 3 Dumai yustatiy@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini membahas hasil belajar Matematika pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai. Ditemukan bahwa hasil belajar Matematika siswa kelas IX-6 yang rendah. Hal ini disebabkan proses pembelajaran hanya terfokus pada guru sehingga interaksi antar siswa dan guru sangat rendah. Proses pembelajaran ini mengakibatkan aktiitas siswa menjadi pasif dan berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang inovatif. Salah satunya adalah metode pembelajaran round table. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran round table dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal Januari sampai dengan Februari 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-6 SMPN 3 Dumai dengan jumlah siswa 30 orang siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pengumpulan data diambil dari hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran round table. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menjadi lebih baik melalui penerapan metode pembelajaran round table dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional. Hasil belajar sebelum PTK nilai daya serap siswa sebesar 67.6, setelah PTK pada siklus 1 sebesar 81, setelah PTK siklus 2 sebesar 83. Ketuntasan belajar siswa sebelum PTK sebesar 19 orang siswa atau 63.3%, pada siklus 1 sebesar 26 orang siswa atau 86.7%, dan pada siklus 2 sebesar 28 orang siswa atau 93.3%. Terbukti bahwa penerapan metode pembelajaran round table dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci : Round Table, Hasil Belajar Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 71

PENDAHULUAN Proses pembelajaran yang banyak dilakukan oleh guru pada saat ini adalah pembelajaran yang bersifat satu arah dari guru ke siswa ( teacher centered). Hal ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma ( paradigm shift) pendidikan di tingkat lapangan untuk menerima suatu pandanganbaru dalam praktek pembelajaran, yaitu siswa merupakan subjek belajar. Belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara individu dengan individu lain atau individu dengan lingkungannya. Pada saat belajar terjadi proses berfikir yang dilakukan oleh siswa dan guru berperan dalam merangsang berfikir siswa untuk meningkatkan pencapaian tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Proses berfikir dapat dikembangkan secara optimal apabila terjadi interaksi yang posistif antara siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar dan siswa dengan guru (Anita Lie, 2009). Guru sebagai pengajar dan pendidik harus mampu untuk menggunakan metode pembelajaran yang tepat supaya dapat menciptakan kondisi belajar yang menyenanangkan sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan siswa. Penerapan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sardiman (2009), dalam usaha mencapai tujuan belajar, perlu diciptakan sistim lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistim lingkungan belajar ini sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponenkomponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia. Matematika merupakan pelajaran yang memiliki peranan yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Salah satunya matematika dapat membekali siswa untuk mempunyai kemampuan berfikir analitis, sistematis dan kemampuan kerjasama yang baik. Sehingga, pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa (Depdiknas, 2006). Mata pelajaran matematika pada sebagian besar siswa merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati siswa. Hal ini disebabkan karena siswa merasa sangat sulit untuk memahami dan mengerti sehingga siswa menjadi cepat mengantuk ketika mengikuti pelajaran matematika yang telah dijelaskan oleh guru. Mata pelajaran matematika ini erat hubungannya dengan kemauan siswa terhadap pelajaran matematika, dengan kata lain kemauan belajar merupakan salah satu faktor penentu yang ikut andil dalam peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sangat erat hubungannya dengan keberartian pengalaman belajar siswa. Keberartian pengalaman belajar siswa dapat diperoleh dari pemberian kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa secara mental-intelektual dalam suasana belajar yang menyenangkan. Hal tersebut menekankan pentingnya penyediaan kondisi yang menyenangkan. Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang mampu membawa peran serta siswa secara aktif belajar 72 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan semata mata untuk memenuhi kewajiban (Abu Ahmadi dan Joko Triprasetyo, 2012). Untuk mewujudkan tujuan ini sangat diperlukan peran guru secara aktif sebab guru bertindak selaku fasilitator hendaknya berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai, oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar. Selain itu, diharapkan pula siswa mampu berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa yang lain maupun antara siswa dengan guru, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar maka akan mudah diselesaikan (Saiful Sagala, 2015). Proses pembelajaran matematika yang peneliti lakukan selama ini sebagian besar didominasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal di kelas IX-B SMPN 3 Dumai masih belum dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Sebanyak 19 orang siswa dari 30 orang siswa (63.3%) memperoleh nilai di atas KKM ( 70) pada ulangan harian. Menurut peneliti salah satu penyebab hasil belajar siswa belum optimal adalah metode pembelajaran yang dilakukan peneliti kurang menarik bagi siswa dan terlalu monoton. Siswa Metode round table merupakan metode pembelajaran yang menerapkan pembelajaran dengan menunjuk tiaptiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara bergiliran dalam LANDASAN TEORI menjadi kurang berinteraksi dan kurang aktif di dalam kelas dan hanya terfokus kepada guru sehingga proses pembelajaran hanya bersifat menerima informasi dari guru saja. Diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa yaitu dengan melaksanakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, meningkatkan komunikasi dan interaksi siswa. Oleh karena itu, penulis ingin menerapkan metode round table, yaitu meja disusun berbentuk bundar dan siswa mengerjakan suatu tugas dari guru. Pada metode pembelajaran round table ini, setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan guru dalam waktu yang telah ditentukan, kemudian soal diputar untuk kelompok berikutnya dan begitu seterusnya. Melalui teknik round table ini seorang guru dapat membantu siswa untuk membuka diri terhadap suatu proses belajar yang menyenangkan dan menjauhkan dari kondisi pembelajaran yang tegang di kelas. Metode pembelajaran ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa serta mengatasi masalah, kenyataan dan kondisi yang ditemui di kelas yang akan diteliti dan tujuan terakhir dari metode ini dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan metode pembelajaran round table dapat untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai tahun pelajaran 2015/2016. kelompoknya dengan membentuk meja bundar atau duduk melingkar (Saputra, 2008). Model pembelajaran kooperatif tipe round table dapat digunakan dalam Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 73

semua mata pelajaran dan untuk semua usia anak didik. Model pembelajaran kooperatif tipe round table adalah suatu model pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang setiap kelompok mengelilingi sebuah meja dengan kemampuan yang berbeda-beda. Masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dari anggota yang lain (Anita Lie, 2009). Menurut Sudjana (2011), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Oemar Hamalik (2010), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Penelitian ini telah dilakukan di kelas IX-6 SMPN 3 Dumai Tahun Ajaran 2015/2016 bulan Januari- Februari 2016. Subjek penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai. Jumlah siswa 30 orang, terdiri dari 17 orang putra dan 13 orang putri. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, guna memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penelitian tindakan kelas meliputi komponen perencanaan ( planning), tindakan/pelaksanaan (action), observasi ( observing), dan refleksi (reflecting). Menurut Arikunto (20 10), Penelitian Tindakan Kelas memperbaiki proses belajar mengajar dikelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru atau peneliti karena METODE PENELITIAN Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan Pengertian belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku (Purwanto, 2009). Penilaian adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujauan yang telah ditetapkan. Sehingga didapat data pembuktian yang akan mengukur tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai kurikulum/pengajaran (Harjanto,200 9). dilakukan oleh guru sendiri yang bersifat reflektif yang bertujun untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a) Pengembangan silabus b) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa d) Menyiapkan evaluasi siswa. 2. Tahap Pelaksanaan a) Guru membagi siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 orang. b) Guru meminta setiap anggota memegang selembar kertas yang berisi pertanyaan yang berbedabeda, selanjutnya pertanyaan tersebut dianalisis dan dicari solusi pemecahannya. 74 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

c) Guru meminta dalam waktu yang ditentukan lembar jawaban atas pertanyaan itu diberikan kepada anggota lain untuk dianalisis dan dievaluasi. d) Guru meminta siswa melaksanakan seterusnya sampai pertanyaan tersebut selesai dijawab dan dianalisis. e) Guru meminta siswa melakukan diskusi kelas untuk mengemukakan, mempertahankan hasil pekerjaannya, dengan giliran bicara sesuai arah perputaran arah jarum jam. f) Guru bersama siswa merangkum kesimpulan materi pelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang penerapan metode round table untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai tahun pelajaran 2015/2016 dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Februari 2016. Peneliti menggunakan metode round table dengan langkah-langkah sebagai berikut: Guru mulai membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, memotivasi siswa dan menugaskan kepada siswa untuk duduk di kelompoknya masing-masing. Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar. Guru meminta setiap anggota memegang selembar kertas yang berisi pertanyaan yang berbedabeda, selanjutnya pertanyaan tersebut dianalisis dan dicari solusi pemecahannya. Guru meminta dalam HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Tahap Observasi Tahap observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa. 4. Tahap refleksi Tahap refleksi meliputi proses analisis hasil pembelajaran dan penyusunan rencana perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. a. Mencatat hasil pengamatan b. Mengevaluasi hasil pengamatan c. Menganalisis tingkat pemahaman siswa dan hasil pembelajaran. d. Membuat perbaikan tindakan untuk pembelajaran berikutnya. waktu yang ditentukan lembar jawaban atas pertanyaan itu diberikan kepada anggota lain untuk dianalisis dan dievaluasi. Guru meminta siswa melaksanakan seterusnya sampai pertanyaan tersebut selesai dijawab dan dianalisis. Guru meminta siswa melakukan diskusi kelas untuk mengemukakan, mempertahankan hasil pekerjaannya, dengan giliran bicara sesuai arah perputaran arah jarum jam. Pertemuan diakhiri dengan kegiatan guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dan memastikan bahwa semua siswa telah memahami pelajaran pada pertemuan tersebut melalui pemberian kuis tentang materi yang telah dipelajari. Setelah kuis, guru memberikan penghargaan ( reward) pada kelompok yang mendapat poin tertinggi. Hasil belajar siswa sebelum PTK dapat dilihat pada tabel berikut: Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 75

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum PTK No Interval nilai Jumlah 1 90 100 Sangat Baik 1 2 80 89 Baik 7 3 70 79 Cukup 11 4 60 69 Kurang 6 5 59 Sangat Kurang 5 Jumlah 30 Rata-Rata Kelas 67.6 Ketuntasan Individu Kurang 19 orang Ketuntasan Klasikal 63.3% Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 90-100 sebanyak 1 orang siswa. Interval nilai 80-89 sebanyak 7 orang siswa. Interval nilai 70-79 sebanyak 11 orang. Untuk nilai 60-69 sebanyak 6 orang siswa. Nilai 59 sebanyak 5 orang. Sebelum PTK rata-rata kelas yang Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I Tidak Tuntas diperoleh adalah 67.6 dengan kategori kurang. Ketuntasan individu sebanyak 19 orang siswa dari 30 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 63.3% dengan kategori tidak tuntas, akrena belum mencapai 85%. Hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. No Interval nilai Jumlah 1 90 100 Sangat Baik 12 2 80 89 Baik 8 3 70 79 Cukup 6 4 60 69 Kurang 4 5 59 Sangat Kurang - Jumlah 30 Rata-Rata Kelas 81 Ketuntasan Individu Baik 26 orang Ketuntasan Klasikal 86.7% Tuntas Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 90-100 sebanyak 12 orang siswa. Interval nilai 80-89 sebanyak 8 orang siswa. Interval nilai 70-79 sebanyak 6 orang. Untuk nilai 60-69 sebanyak 4 orang siswa. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 81 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 26 orang siswa dari 30 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 86.7% dengan kategori tuntas. 76 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Reflekasi yang dilakukan berdasarkan analisa data dan pengamatan pada siklus 1 diperoleh beberapa masalah yaitu: 1. Beberapa siswa masih ada yang kurang serius di dalam melaksanakan tugas kelompoknya. 2. Guru kurang maksimal dalam mengkondisikan kelas sehingga suasana kelas menjadi sedikit ribut. Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki permasalahan pada refleksi siklus I adalah: Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II 1. Guru akan memotivasi siswa agar dapat melaksanakan tugas kelompoknya dengan serius dan baik. 2. Guru akan lebih maksimal di dalam mengontrol kelas sehingga suasana kelas dapat menjadi aktif dan tertib. Tindakan dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus I masih terdapat beberapa masalah sehingga pembelajaran belum berlangsung secara efektif. Hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. No Interval nilai Jumlah 1 90 100 Sangat Baik 13 2 80 89 Baik 10 3 70 79 Cukup 5 4 60 69 Kurang 2 5 59 Sangat Kurang - Jumlah 30 Rata-Rata Kelas 83 Ketuntasan Individu Baik 28 orang Ketuntasan Klasikal 93.3% Tuntas Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 90-100 sebanyak 13 orang siswa. Interval nilai 80-89 sebanyak 10 orang siswa. Interval nilai 70-79 sebanyak 5 orang. Untuk nilai 60-69 sebanyak 2 orang siswa. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 83 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 28 orang siswa dari 30 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 93.3% dengan kategori tuntas.. Refleksi pada siklus II yaitu berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada siklus II ini sudah lebih baik dari pada siklus pertama. Pada Siklus II ini, sebagian besar siswa sudah serius dan tekun di dalam mengerjakan tugas kelompoknya dan guru juga telah dapatmengontrol kelas dengan baik. Ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu 93.3%, ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 85%. Oleh karena itu, berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II ini, peneliti tidak melanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 77

A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan metode pembelajaran round table dapat untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IX-6 SMP Negeri 3 Dumai tahun pelajaran 2015/2016. 2. Hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata kelas adalah 81 dengan kategori baik. Pada siklus II ratarata kelas adalah 83 dengan kategori baik. 3. Ketuntasan individu pada siklus I ketuntasan individu adalah 26 orang siswa dengan ketuntasan klasikal 86.7%. Pada siklus II Ucapan terima kasih kepada semua pihak SMP Negeri 3 Dumai yang Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo. 2012. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2006. Model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta: BSNP. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Harjanto. 2009. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Lie, Anita. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo. KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA ketuntasan individu adalah 28 orang dengan ketuntasan klasikal adalah 93.3%. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, penulis menyarankan: 1. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengkombinasikan metode round table dengan menggunakan media pembelajaran agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. 2. Di dalam pelakasanaan metode round table sebaiknya memperhatikan suasana kelas dan lebih maksimal di dalam melakukan bimbingan kelompok. telah membantu dalam kesuksesan penelitian ini. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sagala, Saiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfaberta. Saputra. 2008. Strategi Pembelajaran Kooperatif. Bandung: CV. Bintang Warli Artika. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bnadung: CV Wacana Prima. 78 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017