Estimasi Berat dan Tinggi Badan Orang Jawa Dari Pengukuran Telapak Kaki Menggunakan Digital Foot Scanner

dokumen-dokumen yang mirip
Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG KAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid Dewasa Di Indonesia

Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun

Performansi David Laser Scanner untuk Pengukuran Antropometri Kaki

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki

BAB IV METODE PENELITIAN

Estimasi Deformasi Tumit Telapak Kaki Manusia Saat Berdiri Tegak Menggunakan Scanner 3D

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

MODEL MATEMATIS PENENTUAN VOLUME SEGMEN TANGAN DAN KAKI WANITA ETNIS JAWA USIA TAHUN

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

PREDIKSI LUASAN TELAPAK KAKI DENGAN PARAMETER BERAT DAN TINGGI BADAN HAIRUNNISA

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN VOLUME SEGMEN TUBUH WANITA ETNIS JAWA. Jl. Letjen. S. Humardani No. 1 Sukoharjo *

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE

Aplikasi Anthropometri Telapak Kaki Berbasis Pengolahan Citra

PANJANG TULANG FEMUR DAPAT MENJADI PENENTU TINGGI BADAN PRIA DEWASA MUDA

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan Stephanie Renni Anindita 1, Arif Rahman Sadad 1, Tuntas Dhanardhono 1

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012).

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

Pengukuran Distribusi Beban Telapak Kaki Manusia Saat Berdiri Tegak Menggunakan Sensor FSR 402

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN

KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DENGAN TINGGI BADAN PRIA DEWASA SUKU BANJAR

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 terdapat banyak kasus mutilasi yang terungkap di Indonesia.

Classification Height and Weight of Human Footprint Using Discrete Cosine Transform (DCT) and Nearest Neighbor (NN) Method Based on Android

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 115

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pemeriksaan identifikasi memegang peranan cukup penting dalam ilmu

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menjadikan masalah kesehatan.

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

METODOLOGI PENELITIAN

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

PEDOMAN SCAN DOKUMEN. Oleh: Azizah PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

I. Panduan Pengukuran Antropometri

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

PENGUKURAN ANTROPOMETRI TANGAN USIA 18 SAMPAI 22 TAHUN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU KERJA WHEEL CHOCK

KARAKTERISTIK PLANTAR PADA USIA TAHUN. Arif Wicaksono Sasanthy Kusumaningtyas Angela BM Tulaar

INSTRUMEN SURVEI GANGGUAN OTOT-RANGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN TESIS ISMURRIZAL / IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. badan yang kemudian dipopulerkan oleh Hewing pada tahun Formula

PENGUKURAN ANTROPOMETRI UNTUK DESAIN PERALATAN YANG TERKAIT DENGAN TELINGA: SEBUAH SURVEI PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian

III. METODOLOGI PENELITIAN

rekayasa. Sebuah perakitan antara poros dan bantalan adalah salah satu contohnya. Dalam

2016, No Sistem Identifikasi Teraan Sidik Jari atau Daktiloskopi (Staatsblad 1911 Nomor 234); 2. Besluit van den Gouveneur General Nederland I

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

Analisa Metode Pengukuran Berat Badan Manusia Dengan Pengolahan Citra

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun

Petunjuk Pengisian Formulir Laporan Transaksi (LT) dan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) untuk Penyedia Barang dan atau Jasa

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN BERAT BADAN DENGAN IMAGE PROCESSING DESIGNING SYSTEM FOR BODY WEIGHT MEASUREMENT USING IMAGE PROCESSING

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Height Estimation Based on Foot Length and Breadth in Children, Teenager, and Adult in Bandung City, Indonesia

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Ukuran lebar mesiodistal gigi bervariasi antara satu individu dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Estimasi Berat dan Tinggi Badan Orang Jawa Dari Pengukuran Telapak Kaki Menggunakan Digital Foot Scanner Angga Pramuditia Valiandi 1, Dwi Basuki Wibowo 2 1 Mahasiswa Program Studi S-1, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Center for Biomechanics, UPT Lab. Terpadu, UNDIP, Semarang Abstrak Telapak kaki manusia mengandung informasi untuk berbagai keperluan diantaranya yaitu untuk menganalisis tipe telapak kaki (flat foot, normal, dan high arch), menentukan ukuran sepatu, tipe kaki cacat dan normal, serta identifikasi pelaku tindak kejahatan dari jejak telapak kaki yang ditinggalkan. Penelitian ini bertujuan mencari korelasi antara panjang kaki (FL, foot length), lebar kaki (FW, foot width), dan luas kontak telapak kaki (FAC, foot area contact) terhadap jenis kelamin, tinggi badan (BH, body height), dan berat badan (BM, body mass) orang Jawa. FL, FW, dan FAC diperoleh dari hasil pemindaian (scanning) telapak kaki menggunakan digital foot scanner dan diolah menggunakan software MATLAB. Seratus dua mahasiswa Departemen Teknik Mesin (DTM) UNDIP dengan usia dan berat badan rata-rata 20 tahun (antara 17 26 tahun) dan 63.3 kg (antara 39 129 kg) diminta melakukan scanning tersebut. Hasilnya terdapat korelasi yang signifikan antara FL dan BH (r = 0.771), FL dan BM (r = 0.697), FW dan BH (r = 0.646), FW dan BM (r = 0.697), serta FAC dan BM (r = 0.733) keseluruhan subyek penelitian sedangkan antara FAC dan BH tidak terdapat korelasi baik untuk keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin (r = 0.449 dan r = 0.320). Kata kunci: berat badan, tinggi badan, orang jawa, foot scanner, telapak kaki 1. Pendahuluan Jenis kelamin dan berat dan tinggi badan manusia merupakan informasi penting untuk identifikasi forensik. Dalam ilmu kedokteran forensik identifikasi merupakan cara untuk mengenali seseorang melalui karakteristik atau ciriciri khusus yang dimiliki orang tersebut dengan membandingkan saat orang tersebut masih hidup dan setelah meninggal [1]. Salah satu cara identifikasi adalah dengan antropometri yaitu mengukur dan mencatat beberapa bagian tubuh misalnya warna rambut, mata, warna kulit, bentuk hidung, telinga, dagu, tanda-tanda khusus pada badan, berat dan tinggi badan, panjang dan lebar kepala, dan sidik jari [2]. Dalam memperkirakan tinggi badan, usia, jenis kelamin, dan ras bisa dilakukan dengan cara mengukur tulang dan bagian-bagiannya (termasuk tengkorak). Teknik ini dikenal sebagai osteometri yang keakuratannya diakui oleh para ahli forensik antroplogi dan hukum [2-3]. Pada tahun 1880-an dalam memperkirakan tinggi badan paling akurat menggunakan tulang kerangka dari femur sampai metacarpal [4], namun saat ini hal itu dapat ditentukan dari tulang yang kecil saja meskipun terdapat sedikit kesalahan dari perkiraan tersebut [5]. Estimasi tinggi badan dari dimensi telapak kaki pertama kali dilakukan oleh Rutishauser yang hasilnya relatif sama dengan mengukur panjang tulang femur [6]. Penelitian yang sama yang dilakukan di India saat ini pada dasarnya mencari korelasi antara FL dan/atau FW dengan tinggi badan dan/atau berat badan masyarakat India, dimana jejak telapak kaki (footprint) diperoleh dari mencetakkan telapak kaki yang sudah diberi tinta ke sebuah kertas berskala (wet foot test). Untuk mengukur dimensi telapak kaki digunakan jangka sorong dan meteran pita [7-9]. Usia subyek yang diteliti antara 14 25 tahun, kecuali yang dilakukan oleh Modibbo dkk untuk bayi yang baru lahir (neonates) [9]. Penelitian mereka menghasilkan persamaan regresi linier antara tinggi badan (BH, cm) dan berat badan (BM, kg) dengan lebar kaki (FW, cm) [7], BH = 5.414 x FW + 120.951 (1) BM = 2.86 x FW + 37.63 (2) dan persamaan regresi antara tinggi badan (Ht, cm) dengan panjang kaki (FL, cm) [8]. Penelitian ini bertujuan mencari korelasi antara FL dan BH, FL dan BM, FW dan BH, FW dan BM, FAC dan BH, serta FAC dan BM untuk orang Jawa. Subyek penelitian adalah para mahasiswa DTM UNDIP dengan usia dan berat badan rata-rata 20 tahun dan 63.3 kg. Jejak telapak kaki diperoleh dari scanning menggunakan digital foot scanner yang dibuat sendiri dari modifikasi document scanner ukuran A4 dan dimensi telapak kaki (FL, FW, dan FAC) diukur dengan bantuan software MATLAB. Pada penelitian ini hanya kaki kiri yang diukur sesuai rekomendasi Jenewa the international agreement for paired measurements [8-10]. JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 42

Tabel 1. Persamaan regresi antara tinggi badan dan panjang kaki penelitian Patel dkk [8]. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Definisi Tinggi badan (BH): jarak tertinggi dari ujung kepala hingga telapak kaki, diukur menggunakan meteran pita [8]. Panjang kaki (FL): jarak terpanjang dari ujung tumit sampai ujung jari kaki pertama (jempol) atau ujung jari kaki ke dua (lihat Gambar 1a) [8,9,11]. Lebar kaki (FW): jarak horisontal terlebar dari telapak kaki yaitu dari simpul metatarsophalangeal pada metatarsal ke satu (simpul jari jempol) hingga metatarsal ke lima (simpul jari jentik) telapak kaki (lihat Gambar 1b) [8][9][11]. Luas kontak telapak kaki (FAC) : luas telapak kaki yang berkontak dengan landasan yang pada penelitian Krishan dkk [7[ dan Patel dkk [8] diukur berdasarkan jumlah kotak hasil wet foot test (lihat Gambar 2). 2.2. Subyek Penelitian Seratus dua mahasiswa DTM UNDIP diminta secara sukarela melakukan scanning telapak kaki. Setiap mahasiswa tersebut dipastikan sehat dan tidak memiliki cacat di telapak kaki berdasarkan hasil pemeriksaan RS Nasional Diponegoro Semarang. Gambar 1. Definisi panjang dan lebar telapak kaki Gambar 2. Jejak telapak kaki hasil wet foot test (dimensi kotak 1 x 1 cm) Seluruh pengukuran BH dan BM dan FL, FW, dan FAC dilakukan di Center for Biomechanics, Biomechatronics, Biomaterials, and Bio-Signal Processing (CBIOM3S) Laboratorium Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terpadu UNDIP. Tabel 2 memperlihatkan data antropometrik subyek penelitian. JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 43

Tabel 2. Karakteristik 102 subyek penelitian Rentang nilai Rata-rata dan Standar Deviasi (SD) Umur (tahun) 17 26 20.0 ± 1.9 Jenis kelamin (laki-laki : perempuan) 87 : 15 Berat badan (kg) 39 129 63.3 ± 13.8 Tinggi badan (cm) 147 185 167.3 ± 6.8 Body mass index, BMI (kg/m 2 ) 15.21 41.60 22.51 ± 4.16 2.3. Scanning Telapak Kaki Scanning telapak kaki dilakukan menggunakan digital foot scanner yang dibuat sendiri hasil modifikasi scanner document type flatbed ukuran A4, seperti diperlihatkan pada Gambar 3a. Subyek penelitian diminta berdiri di atas platform kaca, satu kaki di atas kaca bening (sebagai window scanner) dan satu kaki lainnya di atas kaca hitam. Proses scanning dilakukan oleh operator setelah telapak kaki subyek dibersihkan [12] dan subyek benar-benar berdiri tegak di atas platform. Gambar 3b memperlihatkan hasil scanning telapak kaki kiri salah satu subyek penelitian, tetapi bagian telapak kaki yang tidak berkontak masih terlihat. Untuk menghilangkannya digunakan software MATLAB yang hasilnya diperlihatkan seperti pada Gambar 3c dalam bentuk gambar hitam-putih [13]. (c) Gambar 3. Digital foot scanner dan scan telapak kaki yang dihasilkan 2.4. Mengukur Luas Kontak dan Dimensi Telapak Kaki Mengukur luas kontak telapak kaki hasil scanning dilakukan menggunakan software MATLAB dengan fungsi bwarea tetapi masih dalam satuan piksel. Untuk mengubahnya ke dalam satuan mm 2 dengan resolusi scanner 200 ppi dapat dilakukan menggunakan persamaan (3) [13]. area in pixels scanner resolution 645.16 mm 2 (3) Mengukur panjang dan lebar telapak kaki (FL dan FW) dilakukan menggunakan software MATLAB dengan fungsi bwboundaries, untuk mengambil garis terluar telapak kaki, dan fungsi cell2mat, untuk mengubah menjadi data yang dapat diolah. Dengan mengekstrak koordinat sumbu x dan y dan mengalikannya dengan rasio antara ukuran panjang kertas A4 297 mm dengan panjang gambar RGB hasil foot scanner dapat dihitung FL dan FW [13]. 3. Hasil dan pembahasan 3.1. Korelasi Antara FL dan BH Hubungan FL dan BH untuk keseluruhan subyek penelitian dapat dinyatakan dengan fungsi regresi linier, seperti terlihat pada Gambar 4. Sedangkan hubungan FL dan BH berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat dinyatakan dengan fungsi regresi linier juga, seperti terlihat pada Gambar 5a dan 5b. Dari persamaan regresi yang dihasilkan dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara FL dan BH baik pada keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin. Tabel 3 berikut memperlihatkan nilai koefisien korelasi antara FL dan BH tersebut. Tabel 3. Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara FL dan BH Subyek Koefisien Korelasi (r) Persamaan Regresi No. Persamaan Keseluruhan 0.771 BH = 4.079 FL + 61.90 (4.1) Laki-Laki 0.726 BH = 3.23 FL + 84.73 (4.2) Perempuan 0.737 BH = 4.258 FL + 53.31 (4.3) JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 44

Gambar 4. Korelasi antara FL dan BH untuk keseluruhan subyek penelitian (a) (b) Gambar 5. Korelasi antara FL dan BH untuk subyek penelitian laki-laki dan perempuan 3.2. Korelasi Antara FL dan BM Hubungan FL dan BM untuk keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin dapat juga dinyatakan dengan fungsi regresi linier, seperti ditampilkan pada Tabel 4. Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara FL dan BM, baik pada keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4. Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara FL dan BM Subyek Koefisien Korelasi (r) Persamaan Regresi No. Persamaan Keseluruhan 0.697 BM = 7.583 FL - 132.4 (5.1) Laki-Laki 0.668 BM = 8.013 FL 143.6 (5.2) Perempuan 0.709 BM = 5.802 FL 88.26 (5.3) 3.3. Korelasi Antara FW dan BH Hubungan FW dan BH untuk keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin dapat juga dinyatakan dengan fungsi regresi linier, seperti ditampilkan pada Tabel 5. Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara FW dan BH, baik pada keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin. Tabel 5. Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara FW dan BH Subyek Koefisien Korelasi (r) Persamaan Regresi No. Persamaan Keseluruhan 0.646 BH = 7.227FW + 94.57 (6.1) Laki-Laki 0.641 BH = 5.424 FW + 113.9 (6.2) Perempuan 0.706 BH = 12.16 FW + 40.36 (6.3) 3.4. Korelasi Antara FW dan BM Hubungan FW dan BM untuk keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin dapat juga dinyatakan dengan fungsi regresi linier, seperti ditampilkan pada Tabel 6. Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara FW dan BM, baik pada keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin. JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 45

Tabel 6 : Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara FW dan BM Subyek Koefisien Korelasi (r) Persamaan Regresi No. Persamaan Keseluruhan 0.697 BM = 16.04 FW - 97.91 (7.1) Laki-Laki 0.667 BM = 15.22 FW 89.2 (7.2) Perempuan 0.759 BM = 18.51 FW 124.6 (7.3) 3.5. Korelasi Antara FAC dan BH Hubungan FAC dan BH untuk keseluruhan subyek penelitian maupun jenis kelamin tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan yang terlihat dari koefisien korelasi r = 0.449 untuk keseluruhan subyek penelitian dan r = 0.320 dan r = 0.221 masing-masing untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan. 3.6. Korelasi Antara FAC dan BM Hubungan FAC dan BM untuk keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin dapat juga dinyatakan dengan fungsi regresi linier, seperti ditampilkan pada Tabel 7. Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara FAC dan BM, baik pada keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin. Tabel 7. Persamaan regresi dan koefisien korelasi antara FAC dan BM Subyek Koefisien Korelasi (r) Persamaan Regresi No. Persamaan Keseluruhan 0.733 BM = 0.485 FAC + 6.202 (8.1) Laki-Laki 0.707 BM = 0.480 FAC + 6.663 (8.2) Perempuan 0.789 BM = 0.774 FAC 21.43 (8.3) 3.7. Perbandingan Antara Persamaan Korelasi yang Dihasilkan dengan Data Sebenarnya Agar persamaan yang menghubungkan antara FL, FW, FAC dengan BH dan BM dapat dipertanggungjawabkan untuk memprediksi ciri-ciri orang Jawa perlu dilakukan perbandingan antara persamaan korelasi yang dihasilkan dengan data-data yang sebenarnya. Untuk itu diambil 10 sampel subyek penelitian secara acak dan perbandingan antara hasil pengukuran dengan perhitungan menggunakan persamaan korelasi diperlihatkan seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan hasil pengukuran dengan persamaan korelasi No. Hasil Pengukuran Prosentase perbandingan dengan persamaan Subyek BH BM FL FW FAC (cm) (kg) (cm) (cm) (cm 2 ) (4.1) (5.1) (6.1) (7.1) (8.1) S 3 169.5 80 27.00 10.80 140.09 1.47-10.59 1.81-6.21-7.90 S 9 169 66 27.30 10.10 130.09 2.46 11.55-0.86-2.97 4.76 S 10 165 57 26.56 9.81 118.93 3.08 17.40 0.28 4.11 10.78 S 23 156.3 46.2 23.96 9.47 96.98 2.09 6.27 4.12 14.43 13.22 S 35 168 59 26.30 10.00 131.51 0.70 11.98-0.70 5.58 15.69 S 46 162.5 60.5 25.13 10.21 99.03 1.16-4.02 3.48 8.14-11.56 S 50 175 65 26.23 9.94 117.87-3.62 2.26-5.16-5.64-2.57 S 57 154 44 22.83 9.43 87.79 0.66-8.06 5.36 17.52 9.80 S 59 166 58 24.86 10.26 98.45-1.65-3.36 1.61 12.99-7.51 S 69 170 55 26.53 9.58 89.21 0.07 20.03-3.78 1.35-11.18 Rata-Rata 0.64 4.35 0.62 4.93 1.35 Nilai prosentase perbandingan rata-rata yang kurang dari 5% pada semua persamaan korelasi di atas menunjukkan bahwa persamaan (4.1), (5.1), (6.1), (7.1), dan (8.1) dapat diterima untuk memperkirakan BH dan BM orang Jawa dari dimensi telapak kaki. Nilai prosentase perbandingan rata-rata cukup besar terjadi antara BM = f(fl) yaitu 4.35% dan BM = f(fw) yaitu 4.93% menunjukkan bahwa perkiraan BM orang Jawa dari dimensi telapak kaki tidak terlalu akurat. 3.8. Perbandingan Antara Persamaan Korelasi yang Dihasilkan dengan Persamaan Krishan Pembandingan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik BH dan BM orang India Utara [7] dengan orang Jawa. Krishan memperkirakan BH menggunakan persamaan (1), sedangkan pada penelitian ini BH diperkirakan menggunakan persamaan (4.1) dan (6.1). Untuk memperkirakan BM Krishan menggunakan persamaan (2), sedangkan pada penelitian ini BM diperkirakan menggunakan persamaan (5.1), (7.1), dan (8.1). JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 46

Hasil perbandingan tersebut ditampilkan seperti pada Tabel 9 yang menunjukkan prosentase perbedaan antara BH persamaan korelasi dengan persamaan Krishan sebesar 5.1% dan antara BM persamaan korelasi dengan persamaan Krishan sebesar 9.22%. Tanda minus (-) di atas menunjukkan bahwa rata-rata BH orang Jawa lebih rendah dari pada orang India Utara, demikian juga rata-rata BM orang Jawa lebih kecil dari pada orang India Utara. 4. Kesimpulan 1. Terdapat korelasi yang signifikan antara FL dan BH, FL dan BM, FW dan BH, FW dan BM, FAC dan BH, serta FAC dan BM yang berarti tinggi dan berat badan orang Jawa dapat diprediksi dari jejak telapak kakinya. 2. Tidak terdapat korelasi antara FAC dan BH keseluruhan subyek penelitian maupun berdasarkan jenis kelamin yang berarti BH orang Jawa tidak dapat diprediksi dari FAC. 3. BH rata-rata orang Jawa lebih rendah dari pada orang India Utara, demikian juga BM rata-rata orang Jawa lebih kecil dari pada orang India Utara. JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 47

Tabel 9. Perbandingan BH dan BM orang Jawa dengan orang India Utara BH (cm) BM (kg) FL FW FAC Subject Pers. Pers. (cm) (cm) (cm2) Pers. Pers. Rata- Perbedaan Pers. Pers. Pers. Rata- Perbedaan Krishan Krishan (4.1) (6.1) Rata (%) (5.1) (7.1) (8.1) Rata (%) (1) (2) S3 (Laki-Laki) 27.00 10.80 140.09 172.03 172.62 171.64 179.42-4.53 72.34 75.32 74.15 73.94 68.52 7.33 S9 (Laki-Laki) 27.30 10.10 130.09 173.26 167.56 169.88 175.63-3.38 74.62 64.09 69.30 69.34 66.52 4.07 S10 (Laki-laki) 26.56 9.81 118.93 170.24 165.47 167.64 174.06-3.83 69.00 59.44 63.88 64.11 65.69-2.46 S23 (Perempuan) 23.96 9.47 96.98 159.63 163.01 162.24 172.22-6.15 49.29 53.99 53.24 52.17 64.71-24.04 S35 (Laki- Laki) 26.30 10.00 131.51 169.18 166.84 168.35 175.09-4.00 67.03 62.49 69.98 66.50 66.23 0.41 S46 (Perempuan) 25.13 10.21 99.03 164.41 168.36 165.71 176.23-6.35 58.16 65.86 54.23 59.42 66.83-12.48 S50 (Laki-laki) 26.23 9.94 117.87 168.89 166.41 167.46 174.77-4.36 66.50 61.53 63.37 63.80 66.06-3.54 S57 (Perempuan) 22.83 9.43 87.79 155.02 162.72 160.16 172.01-7.39 40.72 53.35 48.78 47.62 64.60-35.67 S59 (Perempuan) 24.86 10.26 98.45 163.30 168.72 165.43 176.50-6.69 56.11 66.66 53.95 58.91 66.97-13.69 S69 (Laki- Laki) 26.53 9.58 89.21 170.12 163.80 165.62 172.82-4.34 68.78 55.75 49.47 58.00 65.03-12.12 Rata-Rata (%) -5.10 Rata-Rata (%) -9.22 JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 48

Ucapan terima kasih Terima kasih kami sampaikan kepada ketua DTM UNDIP yang telah mendanai penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para asisten Center for Biomechanics UPT Lab. Terpadu yang telah membantu merekrut para mahasiswa DTM UNDIP sebagai subyek penelitian dan melakukan seluruh rangkaian pengukuran pada penelitian ini. Daftar pustaka [1] Krishan Vij. Textbook of Forensic Medicine and Toxicology. 4 th ed. India: Elsevier Publishers, Reed Elsevier India private Ltd; 2009. [2] Ashley Montagu. A hand book of Anthropometry. USA: Charles C. Thomas Publishers; 1960 [3] Singh IP, Bhasin MK. A laboratory manual of biological Anthropometry, 1 st ed. Delhi: Kamal Raj Enterprises; 1989 [4] Trotter, Mildred and Gleser, Goldine C. Estimation on Stature from Long Bones of American Whites and Negroes. Wenner-Gren Foundation for Anthropological Research; 1968 [5] Chikhalkar, Mangaonkar, Nanandkar, Peddaward. Estimation of Stature from Measurments of Long Bones, Hand and Foot Dimensions. J Indian Acad Forensic Med. 2010 [6] Rutishauser I.H.E. Prediction of Height from Foot Length; Use of Measurement In Field Survey. Arch. Dis. Child. 1968 [7] Krishan, K. Establishing Correlation of Footprints with Body Weight Forensic aspects. Forensic Sci, p. Int. 179 (2008a) 63 69, 2008. [8] Patel, J.P., Shah, R.K., Kanani, S.D., Nirvan, A.B., Dave, R.V. Estimation of Height from Measurement of Foot Length in Gujarat Region. Int J Biol Med Res, 2012 [9] Modibbo, M.H., Taura, M.G., Agu, O.C., and Bashir, U. Estimation of Stature from Hand and Foot Dimensions in Hausa Neonates: a Hospital-Based Study. Bayero Journal of Pure and Applied Sciences (Bajopas), 2012 [10] Sherke, A.R. and Tamgire, D.W. Correlations of Stature with Foot Length in Andhra Region. International Journal of Biomedical Research (IJBRFA), ISSN: 0976-9633 (Online), DOI: 10.7439/ijbr, 2013 [11] Lee, Yu-Chi, Lin, Gloria and J Wang, Mao-Jiun. 2014. Comparing 3D foot scanning with conventional measurement method. Journal of Foot and Ankle Research 2014, 7:44 [12] Rodrigo, Asanka S., Goonetilleke, Ravindra S. and Xiong, Shuping. 2014. Load distribution to minimise pressurerelated pain on foot: a model. Ergonomics, Vol. 56, No. 7, 1180-1193. [13] Wibowo, Dwi Basuki, Nurhayati, Oky Dwi, Widodo, Achmad, and Haryadi, Gunawan. Development of Flatbed Document Scanner for Foot Scanner to Identify Flat Foot. Submited to International Journal of Engineering and Technology (IJET), November 2016. JTM (S-1) Vol. 5, No. 1, Januari 2017:42-49 49