BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI OBENKYO PADA SMARTPHONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pergi kemana? どこへ行きますか

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. jika di Jepang juga terdapat bahasa daerah atau dialek. Pada awalnya penulis. yang sedang penulis pelajari di dalam perkuliahan.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang melalui Metode Bermain Peran (Role Play) Karjati Soemarmi

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

3. Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BENTUK NEGASI VERBA DIALEK OSAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Partikel sering digunakan dalam ragam lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas menangani isu perdangangan investasi dan pembangunan bernama United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD), telah merilis laporan terbaru pada 25 Juni 2015 terkait investasi dunia yang dirangkum dalam World Invenstment Report 2015. Laporan tahunan yang merangkum data penanaman modal asing (PMA) di tiap-tiap negara berkembang di dunia tahun 2014 tersebut menunjukkan bahwa Asia Timur (Terdiri dari Asia timur dan Asia Tenggara) merupakan salah satu wilayah tujuan investasi asing terbesar di dunia. Dengan PMA sebesar US$ 381 miliar dan tingkat pertumbuhan sebesar 9,6 persen, kawasan Asia bagian timur memiliki porsi 31 persen dari seluruh PMA yang terdapat di seluruh dunia. Indonesia, mengalami kenaikan penanaman modal asing sebesar 20 persen ke angka US$ 22,6 miliar dari US$ 18,8 miliar dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan modal asing di Indonesia ini merupakan yang tertinggi kedua di Asia Timur, sedangkan di sisi nilai PMA merupakan yang terbesar keempat. Jika difokuskan ke kawasan Asia Tenggara saja, Pertumbuhan PMA Indonesia sebesar 20 persen ini merupakan yang tertinggi di antara negara lainnya. Pertumbuhan PMA di Singapura sendiri hanya mencapai 4,2 persen meskipun jumlah PMA-nya mencapai US% 67,5 miliar, atau tiga kali lipat lebih besar dari Indonesia (Gumelar, 2015)

2 Selanjutnya, berdasarkan data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPPM), untuk periode Januari-September 2015, realisasi investasi Jepang menduduki peringkat ketiga teratas dengan nilai investasi mencapai US$ 2,49 miliar dengan jumlah proyek 1.315. ini di bawah Singapura dengan jumlah investasi US$ 3,5 miliar (1.998 proyek) dan Malaysia dengan nilai investasi US$ 2,9 miliar (600 proyek) (Agustinus, 2015). Berdasarkan data-data diatas dapat diketahui bahwa sedikit banyak perindustrian Indonesia sedang mengalami kemajuan. Disamping itu hal menarik lainnya adalah Investor Daily (dalam Kememperin, 2013, para.1) mengatakan bahwa saat ini Jepang merupakan investor nomor satu di Indonesia setelah menggeser Singapura. Tidak hanya itu Menteri Perindustrian MS Hidayat juga mengatakan pengusaha Jepang sudah meminta dipersiapkan lahan bagi penambahan investasi seluas 3.000 hektar di Karawang untuk ekspansi selama 15 tahun kedepan. Bagi pembelajar bahasa Jepang yang ingin bekerja di perusahaan Jepang, hal ini tentunya menjadi sebuah berita yang cukup membahagiakan. Sebab dengan bertambahnya investor Jepang ke Indonesia kebutuhan akan tenaga kerja Indonesia yang bisa berbahasa Jepang tentunya juga akan ikut meningkat. Dalam dunia kerja, kemampuan berkomunikasi sangatlah dibutuhkan. Oleh karena itu kemampuan dalam menggunakan bahasa yang merupakan salah satu alat komunikasipun menjadi penting. Bahasa, menurut Sudjianto (dalam Arieyani, 2009, hlm.2) tidak seragam melainkan sangat beragam, dimana keberagaman itu sangat dipengaruhi berbagai faktor sosial dan kebudayaan yang melatarbelakanginya. Variasi itu muncul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi dan kondisi sosial, serta faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya, seperti

3 letak geografis, kelompok sosial, situasi berbahasa atau tingkat formalitas, dan karena perubahan waktu. Dalam bahasa Jepang dikenal istilah Hogen. Hogen (dialek) adalah bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat yang mendiami suatu wilayah atau regional. Warner (2012, hlm.2) mengatakan the dialect of Japanese are divided into three main groups, the Tokyo-type dialects, the Kansai-type dialect, and the accentless dialects. The Tokyo dialect itself (although not all Tokyo-type dialects) is the prestige dialect for most television programming. However, in the Kansai region, the Kansai dialect has some prestige as the descendant of the language of the ancient court. dialek bahasa Jepang terbagi kedalam 3 grup utama, tipe dialek Tokyo, tipe dialek Kansai, dan dialek dengan lebih sedikit aksen. Dialek Tokyo itu sendiri (walaupun bukan semua tipe dialek Tokyo) adalah dialek yang berwibawa untuk kebanyakan program televisi. Namun, di daerah Kansai, dialek Kansai memiliki sedikit kewibawaan sebagai keturunan dari bahasa pengadilan kuno Dialek Kansai menurut Prabowo (2010, hlm.iv) digunakan oleh lebih dari 20 juta orang Jepang yang berada di daerah Kansai atau Kinki yang terletak di pulau Honshu, Jepang bagian barat. Berdasarkan Worldometers (2015), jumlah populasi Jepang tertanggal 27 Desember 2015 adalah 126.785.848 orang. Jika kedua data terebut dibandingkan, maka di dapatkan rasio1 dari 6 orang Jepang menggunakan dialek Kansai. Belajar bahasa tentunya bukan hanya sekedar belajar bahasa nya saja. Tarigan (dalam Arieyani, 2009, hlm.1), menyebutkan beberapa kecakapan yang perlu diperhatikan dalam mempelajari bahasa, diantaranya: - Menggunakan bahasa dalam konteks budaya sasaran - Menggunakan fungsi-fungsi bahasa seperti dalam budaya sasaran - Memberi respon terhadap kebutuhan - Siswa dipersiapkan lebih harmonis dalam masyarakat sasaran

4 Tarigan (dalam Arieyani, 2009, hlm.2 ) juga berpendapat bahwa agar pembelajar bahasa dapat lebih harmonis dengan bahasa yang dipelajari maka perlu pemahaman atas budaya bahasa tersebut, harus mengindahkan fungsi-fungsi bahasa tersebut. Berdasarkan wawacara singkat penulis dengan 3 orang peserta JBIP (Japan Business Internship Program) pada bulan Juni 2014 di Osaka, terdapat beberapa pengalaman terkait dialek dan budaya,. Salah satu diantaranya adalah ketika pada suatu siang peserta yang biasanya hanya meminum satu kaleng kopi, pada siang itu meminum dua kaleng kopi. Melihat hal itu tantousha peserta berkata しんどいやったらおしえてね sambil berjalan kembali menuju ruangannya. Karena tidak mengetahui artinya peserta mencari arti kata しんどい menggunakan aplikasi kamus Aedict yang terdapat di dalam smartphone peserta, namun hasilnya nihil. Peserta baru menemukan artinya ketika mencari di internet, dari situlah peserta mengetahui bahwa しんどい adalah dialek kansai yang bisa diartikan lelah. Pengalaman lain terjadi ketika peserta melakukan homestay. Pada siang tanggal 8 Juni 2014, peserta sedang berjalan-jalan di toko buku bersama salah seorang anggota keluarga. Ketika berbincang-bincang muncullah kata おおきに, karena topik pembicaraan saat itu adalah hobi, buku dan pengarang peserta mengira lawan bicaranya mengatakan おおきい yang berarti besar. Karena merasa bingung peserta mencoba mengkonfirmasi apa yang menurutnya besar. Sesaat anggota keluarga homestay peserta terlihat bingung, namun kemudian tertawa setelah menyadari bahwa peserta salah mengartikan おおきに yang dalam dialek Kansai berarti terimakasih sebagai おおきい yang dalam bahasa Jepang standar berarti besar.

5 Selama melakukan homestay peserta mempelajari beberapa kosa kata dialek Kansai. Karena di Indonesia seseorang yang berbahasa ibu selain bahasa Indonesia biasanya akan merasa senang ketika lawan bicara berbicara dengan bahasa ibunya, peserta pun mencoba melakukan hal tersebut ketika berbicara dengan tanstoushanya pada jam istirahat siang. Pada saat itu peserta menggunakan kata ほんま? sebagai pengganti kata ほんとう? yang berarti benarkah. Kali pertama mencoba, tidak terdapat respon apapun. Kali keduapun sama saja. Dikarenakan oleh pengalaman-pengalaman tersebut beserta fakta bahwa 1 dari 6 orang Jepang menggunakan dialek Kansai, penulis ingin meneliti lebih lanjut lagi mengenai miskomunikasi yang mungkin terjadi dikarenakan ketidaktahuan terhadap dialek Kansai serta respon yang dilakukan oleh orang Kansai ketika ada yang mencoba meniru dialek mereka dengan mengangkat judul Penggunaan Dialek Kansai dalam Anime Detective Conan Episode 651. B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada miskomunikasi yang muncul dalam anime Detective Conan episode 651 akibat ketidaktahuan terhadap dialek Kansai? 2. Apakah ada perbedaan dalam penyebutan rasa antara orang Jepang penutur asli dialek Kansai dengan orang Jepang yang bukan

6 penutur asli dialek Kansai yang menetap di Tokyo dalam anime Detective Conan episode 651? 3. Apakah ada perbedaan karakter antara orang Jepang penutur asli dialek Kansai dengan orang Jepang yang bukan penutur asli dialek Kansai yang menetap di Tokyo dalam anime Detective Conan episode 651? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini diantaranya: a. Untuk mengetahui miskomunikasi yang muncul dalam anime Detective Conan episode 651 akibat ketidaktahuan terhadap dialek Kansai. b. Untuk mengetahui perbedaan penyebutan rasa antara orang Jepang penutur asli dialek Kansai dengan orang Jepang yang bukan penutur asli dialek Kansai yang menetap di Tokyo dalam anime Detective Conan episode 651. c. Untuk mengetahui perbedaan karakter antara orang Jepang penutur asli dialek Kansai dengan orang Jepang yang bukan penutur asli dialek Kansai yang menetap di Tokyo dalam anime Detective Conan episode 651. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

7 Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan mengenai dialek Kansai juga dijadikan referensi bagi pembelajar bahasa Jepang. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang didapat dari penelitian ini, diantaranya: 1) Bagi dosen, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi bahan ajar untuk mengajarkan dialek Kansai. 2) Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mempelajari dialek Kansai. 3) Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan pada peneliti dan penelitian selanjutnya mengenai penggunaan dialek Kansai. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini dimulai dari Bab I adalah pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan. Lalu, Bab II yang merupakan landasan teoritis yang di dalamnya akan memaparkan seluruh teori yang relevan dari sudut pandang linguistik bahasa Jepang, pemaparan mengenai sosiolinguistik, dialek kansai, komunikasi dan miskomunikasi. Bab III

8 adalah Metode Penelitian yang berisi pembahasan pembahasan mengenai desain penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data sehingga menghasilkan sebuah penelitian yang dapat dijadikan acuan. Kemudian berlanjut pada Bab IV yaitu analisis data yang memaparkan mengenai situasi, tokoh-tokoh yang terlibat serta dialogdialog per scene yang menunjukkan adanya miskomunikasi karena ketidaktahuan terhadap dialek Kansai,perbedaan dalam penyebutan rasa antara pengguna dialek Kansai dan bukan pengguna dialek Kansai serta perbedaan sikap antara orang Kansai dan bukan Kansai ketika ada yang mencoba meniru dialek mereka. Terakhir Bab V adalah simpulan, implikasi dan saran, dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berupa simpulan mengenai miskomunikasi yang terjadi karena ketidak tahuan terhadap dialek Kansai, perbedaan dalam perbedaan dalam penyebutan rasa antara pengguna dialek Kansai dan bukan pengguna dialek Kansai serta perbedaan sikap antara orang Kansai dan bukan Kansai ketika ada yang mencoba meniru dialek mereka. Kemudian dari hasil tersebut, ditindaklanjuti dengan memberikan saran sebagai acuan penelitian berikutnya.