ORTODONTI III. H.Nazruddin Drg. C.Ort. Ph.D.

dokumen-dokumen yang mirip
Perawatan ortodonti Optimal * Hasil terbaik * Waktu singkat * Biaya murah * Biologis, psikologis Penting waktu perawatan

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI

III. PERAWATAN ORTODONTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki fungsi oklusi dan estetika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu jenis maloklusi yang sering dikeluhkan oleh pasien-pasien

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan

BIONATOR Dikembangkan oleh Wilhelm Balters (1950-an). Populer di Amerika Serikat tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai perawatan selesai (Rahardjo, 2009). Hasil perawatan ortodontik

III. RENCANA PERAWATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tindakan pencegahan dan koreksi terhadap maloklusi dan malrelasi pada

III. KELAINAN DENTOFASIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

OLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN MALOKLUSI KELAS I ANGLE TIPE 2

II. ORTODONSI INTERSEPTIF

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodontik (Shaw, 1981). Tujuan perawatan ortodontik menurut Graber (2012)

BUKU AJAR ORTODONSIA III KGO III. Penanggungjawab Mata Kuliah drg. Soehardono D., MS., Sp.Ort (K)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk

BAB III PREVENTIF ORTHODONTIK

PERAWATAN MALOKLUSI KLAS III DENGAN PESAWAT TWIN BLOCK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ORTODONSIA III PERAWATAN ORTODONTIK

1. Jelaskan cara pembuatan activator secara direct dan indirect. Melakukan pencetakan pada rahang atas dan rahang bawah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (Alexander,2001). Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu Kedokteran Gigi yang

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

RAPID MAXILLARY EXPANSION

Manajemen Penjangkaran dalam Perawatan Ortodonti Menggunakan Alat Lepasan

BUKU AJAR ORTODONSIA III KGO III

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kesehatan gigi, estetik dan fungsional individu.1,2 Perawatan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan normal (Graber dan Swain, 1985). Edward Angle (sit. Bhalajhi 2004)

BAB III METODE PENELITIAN. cekat dan cetakan saat pemakaian retainer. 2. Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan Rumus Federer sesuai dengan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dari struktur wajah, rahang dan gigi, serta pengaruhnya terhadap oklusi gigi geligi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. empat tipe, yaitu atrisi, abrasi, erosi, dan abfraksi. Keempat tipe tersebut memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Crossbite posterior adalah relasi transversal yang abnormal dalam arah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wajah dan jaringan lunak yang menutupi. Keseimbangan dan keserasian wajah

Pergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. jaringan lunak. Gigi digerakkan dalam berbagai pola, dan berbagai cara perawatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. studi. 7 Analisis model studi digunakan untuk mengukur derajat maloklusi,

BAB 1 PENDAHULUAN. menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Gigi dengan susunan yang rapi dan

PERBANDINGAN UKURAN GIGI DAN DIMENSI LENGKUNG ANTARA GIGI TANPA BERJEJAL DENGAN GIGI BERJEJAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. satu atau lebih gigi asli, tetapi tidak seluruh gigi asli dan atau struktur

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/ WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Ibu/ Sdri :... Orang tua/ Wali Ananda :... Alamat :...

PREVALENSI MALOKLUSI BERDASARKAN RELASI SKELETAL PADA KASUS PENCABUTAN DAN NON-PENCABUTAN DI KLINIK PPDGS ORTODONTI FKG USU

GAMBARAN KLINIS DAN PERAWATAN ANOMALI ORTODONTI PADA PENDERITA SINDROMA WAJAH ADENOID YANG DISEBABKAN OLEH HIPERTROPI JARINGAN ADENOID

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan pelayanan

BAB II KLAS III MANDIBULA. Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. oklusi sentrik, relasi sentrik dan selama berfungsi (Rahardjo, 2009).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisa Ruang Metode Moyers

PENANGGULANGAN HILANGNYA PAPILA INTERDENTAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan oklusi yang baik tanpa rotasi gigi dan diastema (Alawiyah dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. displasia dan skeletal displasia. Dental displasia adalah maloklusi yang disebabkan

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

The Prevalence and Treatment Success of Removable Orthodontic Appliance with Anterior Crossbite Cases in RSGMP UMY

BAHAN AJAR Pertemuan ke 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sejak tahun 1922 radiografi sefalometri telah diperkenalkan oleh Pacini dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimental kuasi dengan desain one group pre dan post. Tempat : Klinik Ortodonti RSGMP FKG USU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. perawatan ortodonti dan mempunyai prognosis yang kurang baik. Diskrepansi

Koreksi gigitan terbalik posterior dan anterior dengan alat cekat rapid maxillary expansion dan elastik intermaksila

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan

BAB 2 SISTEM DAMON. inovatif yang digunakan ortodontis dalam mengoreksi maloklusi. Banyak sistem

BUKU AJAR ILMU KONSERVASI GIGI IV. Oleh : drg. Sri Daradjati S., SU, Sp.KG drg. Tunjung Nugraheni, M. Kes.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN KLINIS DAN PERAWATAN ANOMALI ORTODONTI PADA PENDERITA SINDROMA CROUZON SKRIPSI

ORTODONSIA I. drg. WAYAN ARDHANA, MS, SP.Ort BAGIAN ORTODONSIA FKG UGM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode

PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN ANASIR GIGITIRUAN PADA GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DAN KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN INDEX OF COMPLEXITY, OUTCOME, AND NEED (ICON) PADA MURID SMA NEGERI 18 MEDAN

Transkripsi:

ORTODONTI III H.Nazruddin Drg. C.Ort. Ph.D. 1

PERAWATAN PADA MASA GIGI PERMANEN. * Umumnya dilakukan pada umur 13 tahun keatas * Anomali sudah nyata terbentuk * Jalannya perawatan lebih sulit jika dibandingkan dengan periode gigi bercampur 2

SYARAT- SYARAT UMUM PERAWATAN ORTODONTI. * Kesehatan umum baik * Oral hygiene baik * Paling sedikit ¾ akar gigi terletak dalam alveolus * Jaringan periodontium memuaskan * Gigi-gigi gigi tidak mobiliti yang abnormal * Tidak ada resorbsi akar 3

PERBANDINGAN PERAWATAN PADA ORANG DEWASA DAN ANAK-ANAK. ANAK. * Pada orang dewasa pertumbuhan dan perkembangan tidak lagi membantu dalam perawatan * Pada anak-anak pergerakan gigi merupakan proses pertumbuhan, pada orang dewasa karena fungsi dari alat-alat pengunyahan 4

* Respon jaringan pada anak-anak lebih cepat * Pada orang dewasa osteoclast lebih aktif dari pada osteoblast, sehingga sering terdapat pengurangan tebal alveolus di bagian labial dan bukal * Rilep pada orang dewasa lebih kecil ---- pergerakan gigi lebih lambat ---- sehingga waktu untuk menstabiliser pada tempat yang baru lebih banyak 5

PROSES PERGERAKAN GIGI SECARA HISTOLOGI-ORTODONTIORTODONTI Kekuatan atau tekanan yang diberikan secara ortodonti pada gigi akan menimbulkan tekanan dan tarikan pada jaringan pendukung gigi. Tulang alveolar mempunyai sifat adaptive respon (suatu sifat yang dapat beradaptasi terhadap tekanan yang diterimanya). 6

Oleh karena itu tulang alveolar akan bereaksi bila menerima tekanan ortodonti. Pada daerah yang mengalami tekanan, sel-sel osteoclast akan aktif, sehingga akan terjadi resorbsi tulang ( - ). Sedang pada daerah yang mengalami tarikan, sel-sel osteoblast akan aktif, sehingga akan terjadi aposisi ( + ) ---- gigi dapat bergerak. 7

GAMBARAN PROSES PERGERAKAN GIGI. F = Force ( - ) = daerah resorbsi ( + )= daerah aposisi 8

PERAWATAN PADA MASA GIGI PERMANEN. * Prinsip perawatan pada Klas I Angle : - Diastema - Crossbite - Deep over bite - Open bite - Crowded - Bimaxillair protrusi 9

* Prinsip perawatan pada Klas II Angle * Prinsip perawatan pada Klas III Angle * Pengenalan pesawat cekat 10

KLASS I ANGLE DENGAN KELAINAN : 1. DIASTEMA. Contoh di daerah anterior atas dengan overjet sedikit besar. Cara perawatannya: - 11 dan 21 tarik ke mesial - 12 dan 22 tarik ke mesial ( klamer pada 11 dan 21 dinaikkan sedikit kearah tepi incisal agar 12 dan 22 dapat bergerak - kemudian 11,12,21,22 tarik ke palatal 11

Bila terdapat kelebihan ruangan : - kecil : dapat ditambal dengan komposit - agak besar : dapat dibuatkan jacket crown 12

2. CROSSBITE. Untuk menolak gigi yang cossbite dapat digunakan komponen aktif yaitu : - simple spring - skrup expansi - bumpher spring 13

3. DEEP OVER BITE. Pada kasus ringan dapat dilakukan perawatan dengan menggunakan anterior bite plane di rahang atas (bite plate). 14

Mekanisme kerja Anterior bite plane pada kasus Klas I Angle dengan deep over bite: - Intrusi gigi anterior bawah --- akibat tekanan dari bite plate - Kontak gigi posterior terbuka, sehingga akan terjadi pertumbuhan vertikal dari gigi- gigi posterior --- terjadi kontak oklusi baru --- D.O.B. Terkoreksi - Bila diperlukan gigi anterior atas sapat ditarik sedikit ke palatal 15

4. OPEN BITE. Perawatannya biasanya dengan piranti cekat, tidak dapat dilakukan dengan piranti lepas. Pada kasus yang sangat ringan dapat dilakukan dengan piranti remofix (removable and fixed appliance). Pada perawatan dengan piranti cekat, dapat digunakan alat bantu rubber elastic. Ada dua macam yang biasa dipakai yaitu: - up and down elastic type - box elastic type 16

5. BIMAXILLAIR PROTRUSI. Perawatan yang paling umum dilakukan yaitu dengan pencabutan premolar satu kiri kanan atas dan bawah. Cara kerjanya : Rahang atas: - 14,24 : ekstraksi - 13,23 : tarik kedistal - 11,12,21,21 : tarik ke palatal - bila posisinya telah baik pasang retainer 17

Rahang bawah : - 34,44 : ektraksi - 33,43 : tarik ke distal - 31,32,41,42 : tarik kelingual - bila posisinya telah baik pasang retainer Metode pencabutan gigi yang lain yaitu : - pencabutan 14,24 dan 35,45 - pencabutan 15,25 dan 34,44 Metode pencabutan ini masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. 18

6. CROWDED. Sebelumnya harus diketahui dahulu derajat crowded tersebut : - Ringan (ruangan yang kurang 1 2 mm ) - Menengah (ruangan yang kurang 2.5 4 mm ) - Berat (ruangan yang kurang lebih dari 4 mm ). 19

* Crowded ringan. Perawatan dapat dilakukan dengan : - skrup ekspansi - slicing bagian distal atau mesial gigi yang ditentukan * Crowded menengah. Cara perawatan sama dengan yang ringan yaitu dengan: - slicing daerah interproksimal gigi - ekspansi lengkung rahang * Crowded berat. Biasanya dengan pencabutan premolar satu 20