BAB 2 SISTEM DAMON. inovatif yang digunakan ortodontis dalam mengoreksi maloklusi. Banyak sistem
|
|
- Hadi Agus Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 SISTEM DAMON Sistem bracket self-ligating merupakan salah satu teknologi paling maju dan inovatif yang digunakan ortodontis dalam mengoreksi maloklusi. Banyak sistem bracket self-ligating yang berkembang, dan sistem Damon bracket adalah salah satu sistem yang paling populer dan banyak digunakan di dunia saat ini. 5 Sistem Damon ditemukan oleh seorang ortodontis yang berasal dari Spokane, Washington, yaitu Dr. Dwight Damon. 7, Pengertian Sistem Damon Dr. Dwight Damon merasa kurang puas terhadap hasil perawatan yang dicapainya, ditandai oleh banyaknya pasien yang kembali beberapa tahun setelah perawatan ortodonti dengan profil wajah pasca pencabutan yang kurang menguntungkan. Dimulai sejak sekitar dua puluh tahun yang lalu, ia melakukan riset terus-menerus untuk mencari cara yang lebih efektif dan efisien dalam merawat pasien-pasien ortodontinya. Dengan menggunakan prinsip light-force dan dikombinasi dengan penemuan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi, Dr. Damon mendesain suatu bracket yang memiliki slide sehingga dapat dibuka tutup tanpa perlu ligasi menggunakan elastik. 7 Filosofi Damon tidak hanya terpusat pada bracket-nya saja, tetapi didasarkan pada light-force serta friksi dan binding yang minimal. Sistem Damon merupakan sistem yang dikembangkan untuk mencoba menyesuaikan setiap fase perawatan
2 dengan sistem force yang natural. 2,5,13,20 Sistem Damon memiliki desain unik yang menggunakan kombinasi bracket self-ligating pasif tanpa penggunaan elastik O-rings, wire berteknologi tinggi, perawatan dengan tingkat invasif (RPE, pencabutan atau bedah) yang minimal, dan sistem low-friction dan low-force. 11, Karakteristik pada Sistem Damon Sistem Damon memiliki karakteristik, antara lain : 1. Self-ligating pasif Self-ligating pasif merupakan desain bracket yang digunakan pada sistem Damon. Damon bracket tidak menggunakan ligature metal dan elastik (seperti yang digunakan pada bracket konvensional) atau clip aktif yang menekan archwire ke dalam slot bracket (seperti pada bracket self-ligating aktif) untuk meletakkan archwire pada slot bracket. 13 Damon bracket memiliki slide yang bisa dibuka dan ditutup dalam arah vertikal dan juga memiliki rasio wire dan lumen yang besar. Dengan demikian, slide tidak menekan wire dan dapat mengurangi friksi dan binding sehingga tahap leveling dan aligning gigi-geligi jauh lebih efisien dan force sangat kecil dibandingkan bracket konvensional. Hal yang paling menguntungkan dari penggunaan self-ligating adalah prosedur perawatan menjadi lebih cepat. 3,13,19,20 2. Low-force dan low-friction Penelitian menunjukkan bahwa gaya ortodonti yang optimum besarnya harus cukup untuk menstimulasi pergerakan gigi tanpa menghambat vaskularisasi ke ligamen periodontal. 19,21 Bracket sistem Damon didesain agar dokter gigi dapat menggunakan low-force yang optimum di seluruh fase perawatan. Berdasarkan hasil
3 penelitian Vourdouris (Gambar 1), dimana dilakukan pengukuran friksi yang dihasilkan oleh tiga jenis bracket yaitu bracket konvensional dengan ligature elastik O-rings dan ligature metal, bracket self-ligating aktif, dan bracket self-ligating pasif termasuk Damon SL, menunjukkan Damon bracket secara signifikan menghasilkan friksi yang minimal dibandingkan dengan bracket konvensional atau self-ligating aktif. 14,19,21 Dengan friksi yang minimal pada sistem Damon bracket, archwire yang menghasilkan force yang ringan dapat bekerja maksimal dan menstimulasi pergerakan gigi dengan optimal. Low-force di setiap fase perawatan juga berarti meningkatkan kenyamanan pasien. 19,21 Gambar 1. Perbandingan friksi di antara beberapa metode ligasi bracket Klasifikasi Damon Bracket Bracket dari sistem Damon yang telah dikeluarkan ada empat macam, antara lain : 1. Damon SL Damon SL merupakan generasi pertama dari bracket sistem Damon yang diproduksi oleh A Company pada tahun 1996 dengan distribusi yang relatif
4 sedikit. 2,5,8 Damon SL (Gambar 2) memiliki slide yang dapat bergerak secara vertikal pada permukaan labial. Wire spring berbentuk U yang sangat kecil terdapat di bawah slide dan dengan menekan dua tonjolan pada slide diperoleh posisi terbuka dan tertutup dari bracket. Meskipun bracket ini telah menunjukkan tahap kemajuan yang besar, bracket Damon SL ini memiliki dua masalah utama yaitu slide-nya yang kadang sulit dibuka dan mudah patah. 3,4 Harradine melakukan penelitian terhadap kekurangan Damon SL ini. Berdasarkan penelitiannya, pada 25 kasus berturut-turut yang dirawat selama lebih dari satu tahun terdapat 31 slide bracket patah (pada 15 pasien), 11 slide bracket sulit dibuka (pada 7 pasien), 1 slide bracket tidak bisa dibuka dan 5 bracket yang lepas (pada 3 pasien). Bila dibandingkan dengan bracket konvensional terdapat 15 bracket yang kehilangan ligature elastik (pada 9 pasien) dan 6 bracket yang lepas (pada 4 pasien). Slide tersebut patah disebabkan oleh sudut slide yang keras / sulit saat digerakkan. 3,4,22 Gambar 2. Damon SL 3 2. Damon 2 Ketidaksempurnaan pada Damon SL mengantarkan pada perkembangan selanjutnya sistem Damon generasi kedua yaitu Damon 2 yang dikeluarkan oleh
5 Ormco / A Company pada tahun 2000 dengan modifikasi desain yang signifikan. 2,5,8 Damon 2 (Gambar 3) tetap mempertahankan slide vertikal dan spring berbentuk U untuk mengontrol posisi membuka dan menutup, tetapi slide terletak di dalam tiewings. Dikombinasi dengan Metal Injection Moulding (MIM) dalam pembuatannya sehingga menghasilkan toleransi yang baik. Perkembangan ini hampir menghilangkan masalah dalam kesulitan membuka slide atau slide yang patah. Hal yang menguntungkan dari perubahan desain ini adalah berkurangnya ukuran bracket (Gambar 4). Dengan berkurangnya ukuran bracket, maka jarak interbracket pun semakin besar sehingga dihasilkan force yang lebih kecil. 3,4 Namun, penempatan posisi bracket agak memakan waktu karena bentuk bracket yang rectangular. Oleh karena itu, pad Damon 2 didesain sebagai petunjuk untuk penempatannya. Seorang ortodontis harus memastikan bahwa pad bonding sejajar dengan axis gigi. 3,8 Keterangan : Hook untuk memudahkan ligasi elastik. Slide terbuka maksimal sehingga slot bisa terlihat dengan baik pada saat pemasangan archwire. Slide MIM dengan detail yang baik sehingga lebih mudah dibuka dan ditutup dan kekuatan saat membuka dan menutup lebih konsisten. Rounded contour yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien. Permukaan pad yang cocok dengan permukaan gigi Slot bracket Gambar 3. Damon 2 23
6 Gambar 4. Perbandingan Damon SL dan Damon Damon 3 Perkembangan selanjutnya sebagai alternatif bagi pasien yang menginginkan penampilan estetis, pada tahun 2004 Ormco mengeluarkan Damon 3. 2,5,8 Damon 3 (Gambar 5) memiliki tiga perubahan utama dibandingkan Damon bracket sebelumnya. Pertama, 60 % dari Damon 3 terbuat dari resin komposit sehingga penampilannya lebih estetis. Tetapi ini juga berarti Damon 3 kurang tahan terhadap pemakaian oklusal sehingga disarankan sebaiknya menghindari penempatannya di gigi-gigi rahang bawah pada pasien deep-bite. Kedua, Damon 3 memiliki spring clip chair-shaped yang vertikal di belakang slide. Ini menyebabkan slide menjadi sangat mudah untuk dibuka dan ditutup. Slide dibuka dengan menggunakan alat khusus yang mirip dengan dental probe, sedangkan untuk menutupnya cukup dengan dorongan ringan dari jari saja, dan jika slide telah tertutup sempurna maka akan ada tanda berupa suara yang bisa terdengar. Sedangkan yang ketiga, Damon 3 berbentuk rhomboid sehingga mempermudah penempatan bracket. 3,8 Kemudahan dalam penggunaan mekanisme slide Damon 3 ini merupakan sebuah kemajuan yang besar daripada generasi Damon bracket sebelumnya. Hanya
7 saja, kekuatannya pada jangka panjang dan penggunaannya pada pasien deep-bite perlu mendapatkan perhatian. 3,8 Keterangan : 1. Kombinasi clear material dan stainless steel menghasilkan penampilan yang estetis. 2. Slide yang mudah digunakan. 3. Tepi dan permukaan yang ultra-smooth sehingga nyaman bagi pasien. 4. Slot dengan empat dindingnya yang solid mempermudah pergerakan gigi yang cepat dengan sistem low-friction. 5. Basis bonding dengan retensi yang baik Gambar 5. Damon Damon 3MX Kekurangan Damon 3 pada kekuatan bracket-nya mengantarkan pada perkembangan sistem Damon selanjutnya yaitu dengan dikeluarkannya Damon 3MX oleh Ormco pada tahun ,5,8 Damon 3MX (Gambar 6) terbuat dari metal. Bracket dan pad Damon 3MX berbentuk rhomboid dengan garis vertikal untuk penempatan yang akurat dan cepat. Damon 3MX juga memiliki lebar yang sama dengan Damon 2, tetapi tidak setinggi Damon 2. Pada dasarnya Damon 3MX memiliki mekanisme slide yang sama dengan Damon 3 dan terdapat kode gigi pada
8 slot bracket (Gambar 7) untuk mempermudah identifikasinya. Pada setiap bracket terdapat slot vertikal di disto-lingual untuk penempatan hook. 3,,8,25 Keterangan : 1. Empat dinding yang solid yang memberikan pergerakan gigi yang cepat dengan sistem low-friction. 2. Sudut slot yang halus untuk mengurangi binding. 3. Slot vertikal untuk penempatan hook yang removable. 4. Pembuatannya dengan MIM menghasilkan kekuatan dan daya tahan yang baik. 5. Tepi dan permukaan yang ultra-smooth untuk kenyamanan yang maksimal. 6. Mekanisme slide yang mudah digunakan. 7. Desain basis dengan retensi yang optimal Gambar 6. Damon 3MX 26 Gambar 7. Identifikasi bracket pada slot bracket (contohnya 31 untuk gigi insisivus sentralis kiri rahang bawah) 3 Jadi, di antara empat jenis Damon bracket tersebut (Gambar 8), Damon 3 memiliki nilai estetis yang lebih baik jika dibandingkan dengan Damon bracket yang lain. Dari segi kemudahan dalam penggunaan slide dan penempatan posisi bracket,
9 pilihan terbaik adalah Damon 3 dan 3MX daripada Damon SL dan Damon 2, sedangkan dari jarak interbracket-nya, Damon 2 dan 3MX memiliki jarak interbracket yang lebih besar. A B C D Gambar 8. Versi-versi Damon bracket. A. Damon SL, B. Damon 2, C. Damon 3, D. Damon 3MX Biomekanika Pergerakan Gigi pada Sistem Damon Bila kekuatan atau gaya ortodonti diberikan pada gigi dengan tekanan yang besar, maka dapat menyebabkan pembuluh darah pada periodonsium menjadi terganggu sehingga suplai darah dan oksigen ke area itu menjadi terhenti sementara (Gambar 9). Sementara itu, area tersebut mengalami nekrosis avaskular dan hialinisasi. Untuk mendapatkan pergerakan gigi secara ortodonti, osteoklas yang berasal dari pembuluh darah seharusnya meresorpsi tulang. Namun osteoklas tidak dapat disuplai pada daerah hialinisasi karena pembuluh darah terhambat. Gigi hanya
10 bisa bergerak jika daerah hialinisasi telah mengalami resorpsi. Selama 2-10 minggu tidak terjadi pergerakan gigi. Gigi akan mulai bergerak saat daerah hialinisasi telah mengalami resorpsi seluruhnya. 15 Gambar 9. Pembuluh darah pada ligamen periodontal. A. Normal, B. Penyumbatan pembuluh darah 9,27 Berdasarkan hasil penelitian Dr. A. M. Schwartz, kekuatan atau gaya yang digunakan dalam pergerakan gigi tidak boleh melebihi tekanan pembuluh kapiler (20-26 gr/cm 2 ). Schwartz menyatakan bahwa jika kekuatan atau gaya yang digunakan lebih besar dari 26 gr/cm 2 dapat menyebabkan terganggunya pembuluh darah pada jaringan periodontal sehingga menyebabkan nekrosis pada daerah tersebut. 8,27 Penelitian yang lain oleh Dr. O. C. Tuncay menunjukkan bahwa oksigen merupakan trigger mechanism pada periodonsium. Dengan kata lain, oksigen harus ada untuk pergerakan gigi. Jika vaskularisasi terhalang pada ruang periodontal antara tulang dan gigi, oksigen pun semakin berkurang sehingga aktivitas seluler menjadi
11 lambat atau terhenti. Hal ini terjadi jika kekuatan yang besar digunakan untuk pergerakan gigi. 19,20,27 Dr. William Proffit juga menyatakan bahwa besar kekuatan atau gaya yang optimum untuk pergerakan gigi secara ortodonti sebaiknya besarnya cukup untuk menstimulasi aktivitas seluler tanpa menghambat pembuluh darah pada ligamen periodontal. 19,27 Dr. Dwight Damon menyebut daerah ini dengan istilah Biozone. Untuk tetap mempertahankan Biozone, dokter gigi harus memberikan kekuatan atau gaya yang besarnya cukup untuk menstimulasi aktivitas seluler tanpa menghambat vaskularisasi atau suplai oksigen. 13,19 Maka biomekanika sebenarnya harus tetap pada Biozone. Penggunaan bracket konvensional dengan ligature elastik O-rings dan metal menyebabkan force pada daerah Biozone hampir tidak mungkin dipertahankan karena binding dan friksi yang dihasilkan. Proffit menyatakan, Jika kekuatan atau gaya yang diberikan cukup besar sehingga menghambat suplai darah, maka harus ada revaskularisasi sebelum gigi mulai bergerak. Proses ini berlangsung lambat dan memperpanjang waktu perawatan. 12,19,27 Sistem Damon menggunakan kekuatan atau gaya ortodonti yang tetap mempertahankan kekuatan atau gaya yang optimal pada Biozone, sehingga suplai darah pada periodonsium tidak terganggu dan aktivitas seluler tetap baik (Gambar 10). 15 Hal ini dikenal dengan istilah Bio-adaptive therapy. Bio-adaptive therapy pada sistem Damon menggunakan kekuatan atau gaya 100 kali lebih kecil daripada konvensional untuk memaksimalkan tersedianya oksigen untuk remodeling periodontal. 12
12 Gambar 10. A. Conventional force, B. Low-force Kelebihan dan Kekurangan Sistem Damon Sistem Damon dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan dalam pemilihan alat perawatan ortodonti. Sistem Damon mempunyai banyak kelebihan dalam penggunaannya. Meskipun demikian, sistem Damon juga mempunyai beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan Kelebihan Kelebihan dari penggunaan sistem Damon, antara lain : 3,5,8,15-20,22 1. Prosedur perawatan lebih cepat dan sederhana karena tidak adanya prosedur ligasi. 2. Meningkatkan kenyamanan pasien 3. Pada banyak kasus hampir tidak membutuhkan ekstraksi. 4. Karena tidak adanya ligature elastik, Damon bracket mengurangi penumpukan plak dan lebih mudah dibersihkan sehingga oral hygiene pasien baik. 5. Interval kunjungan lebih panjang (delapan hingga sepuluh minggu) dan waktu kunjungan / kontrol berkurang, dan ini sangat menguntungkan bagi dokter gigi
13 maupun pasien. 6. Total waktu perawatan lebih singkat dibandingkan dengan konvensional, dimana dengan sistem Damon membutuhkan rata-rata waktu perawatan 20,3 bulan sedangkan dengan konvensional membutuhkan rata-rata waktu perawatan 27,5 bulan. 7. Pergerakan gigi ke posisinya lebih natural. 8. Keharmonisan antara posisi gigi, jaringan lunak dan jaringan keras dapat dicapai dengan lebih mudah dalam waktu yang singkat. 9. Resiko terjadinya resorpsi akar berkurang. 10. Dapat digunakan pada semua usia Kekurangan Kekurangan dari sistem Damon, antara lain : 18,28 1. Biayanya yang lebih mahal. 2. Ukurannya yang relatif besar jika dibandingkan dengan bracket konvensional. 3. Kekurangan dari bracket yang terbuat dari metal adalah metal mouth look.
Perawatan Ortodonti dengan Menggunakan Sistem Damon. prinsip low-force / low-friction dan dikombinasi dengan penemuan mutakhir ilmu
Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonti Tahun 2010 Wilna Maiyestinoval Perawatan Ortodonti dengan Menggunakan Sistem Damon xii + 82 Halaman Sistem Damon ditemukan oleh Dr. Dwight Damon, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan gigi semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian masyarakat terhadap masalah estetik dan fungsional yang berkaitan dengan gigi semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. mempertahankan kesehatan jaringan pendukung sehingga menghasilkan kedudukan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Tujuan perawatan ortodontik adalah untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin bagi setiap individu, yang meliputi beberapa aspek yaitu memperbaiki estetis wajah, susunan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang terus-menerus maka akan terjadi pergerakan gigi. Tekanan tersebut
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomekanika Pergerakan Gigi Perawatan ortodonti didasarkan pada prinsip apabila gigi diberikan tekanan yang terus-menerus maka akan terjadi pergerakan gigi. Tekanan tersebut
Lebih terperinciIII. RENCANA PERAWATAN
III. RENCANA PERAWATAN a. PENDAHULUAN Diagnosis ortodonsi dianggap lengkap bila daftar problem pasien diketahui dan antara problem patologi dan perkembangan dipisahkan. Tujuan rencana perawatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum akhir tahun 1960-an perawatan ortodonti pada pasien dewasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum akhir tahun 1960-an perawatan ortodonti pada pasien dewasa tidaklah umum dan bahkan ditolak. Beberapa dekade terakhir banyak orang dewasa berminat mencari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau kelompok gigi dan jaringan pendukungnya sehingga menghasilkan
11 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat ortodontik adalah alat yang menyalurkan tekanan ringan terhadap gigi atau kelompok gigi dan jaringan pendukungnya sehingga menghasilkan perubahan pada tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maloklusi adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maloklusi adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan penyimpangan dalam hubungan intermaksila dan atau intramaksila pada gigi dan atau rahang. Banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk mengarahkan dan mengoreksi struktur dentofasial yang sedang tumbuh kembang ataupun yang telah dewasa, termasuk
Lebih terperinciINTISARI Penggunaan braket preadjusted self ligating dianggap mampu menghasilkan resistensi friksional rendah karena bentuknya seperti tabung
INTISARI Penggunaan braket preadjusted self ligating dianggap mampu menghasilkan resistensi friksional rendah karena bentuknya seperti tabung memungkinkan kawat busur tidak tertekan kedalam slot braket,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan jaman membuat pemikiran masyarakat semakin maju dan cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan kesehatan, karena pengetahuan masyarakat tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (Alexander,2001). Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu Kedokteran Gigi yang
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perawatan ortodontik semakin berkembang seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penampilan fisik yang menarik (Alexander,2001). Ortodonsia merupakan
Lebih terperinciOLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU.
OLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU. PERIODONTAL SPLINT SPLINT: MERUPAKAN ALAT STABILISASI DAN IMMOBILISASI GIGI GOYAH KARENA SUATU LESI, TRAUMA, ATAU PENYAKIT PERIODONTAL Splint Berguna Untuk: 1.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Elastomeric chain telah digunakan oleh ortodontis sejak tahun 1960. 4,5,8 Elastomeric chain memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya yaitu relatif murah, higienis, mudah
Lebih terperincipergerakan gigi isiologis merupakan gerakan gigi secara alami yang terjadi selama dan setelah erupsi. gerakan gigi isiologis melipui:
biology of tooth movement (biologi perger akan gigi) perawatan ortodonik ini dimungkinkan disebabkan oleh fakta bahwa seiap kali gaya lama diterapkan pada gigi, remodeling tulang muncul di sekitar gigi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wajah dan jaringan lunak yang menutupi. Keseimbangan dan keserasian wajah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan lunak wajah memegang peranan penting dalam pertimbangan perawatan ortodontik. Keseimbangan dan keserasian wajah ditentukan oleh tulang wajah dan jaringan lunak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodontik (Shaw, 1981). Tujuan perawatan ortodontik menurut Graber (2012)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Area dentofasial sangat berpengaruh terhadap penampilan wajah seseorang. Kelainan di sekitar area tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan diri sehingga memotivasi
Lebih terperinciCROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang
CROSSBITE ANTERIOR 1. Crossbite anterior Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang bawah. Istilah
Lebih terperinciPergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat
Pergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat Siti Bahirrah Bagian Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Dalam menggerakkan gigi dari keadaan malposisi ke posisi
Lebih terperinciBAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi
BAB 2 MALOKLUSI KLAS III 2.1 Pengertian Angle pertama kali mempublikasikan klasifikasi maloklusi berdasarkan hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi apabila tonjol
Lebih terperinciII. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL
II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL A. Pendahuluan 1. Deskripsi Dalam bab ini diuraikan mengenai keadaan anatomis gigi geligi, posisi gigi pada lengkung rahang, letak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Perawatan ortodonti merupakan suatu disiplin bidang kedokteran gigi yang dapat meningkatkan fungsi serta penampilan mulut dan wajah. Tujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. displasia dan skeletal displasia. Dental displasia adalah maloklusi yang disebabkan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Skeletal Maloklusi Klas I Maloklusi dibagi dalam tiga golongan yaitu dental displasia, skeleto dental displasia dan skeletal displasia. Dental displasia adalah maloklusi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Profil Jaringan Lunak Wajah Analisa profil jaringan lunak wajah yang tepat akan mendukung diagnosa secara keseluruhan pada analisa radiografi sefalometri lateral. Penegakkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Oklusi merupakan fenomena kompleks yang melibatkan gigi, jaringan periodontal, rahang, sendi temporomandibula, otot dan sistem saraf. Oklusi mempunyai dua aspek,
Lebih terperinciORTODONTI III. H.Nazruddin Drg. C.Ort. Ph.D.
ORTODONTI III H.Nazruddin Drg. C.Ort. Ph.D. 1 PERAWATAN PADA MASA GIGI PERMANEN. * Umumnya dilakukan pada umur 13 tahun keatas * Anomali sudah nyata terbentuk * Jalannya perawatan lebih sulit jika dibandingkan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan, salah satunya adalah Air Polisher Devices (APDs).
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat, bahan, dan teknologi dalam bidang kedokteran gigi terus mengalami perkembangan, salah satunya adalah Air Polisher Devices (APDs). Konsep teknologi APDs pertama
Lebih terperinciCROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR
CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR 1. Crossbite anterior Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang penting dalam perawatan ortodonti adalah diagnosis, prognosis dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hal yang penting dalam perawatan ortodonti adalah diagnosis, prognosis dan rencana perawatan yang tepat untuk mendapatkan hasil maksimal. 1-5 Maloklusi Klas II merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oklusi Oklusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua kata yakni oc yang berarti ke atas (up) dan clusion yang berarti menutup (closing). Jadi occlusion adalah closing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tindakan pencegahan dan koreksi terhadap maloklusi dan malrelasi pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ortodonsia merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang berkonsentrasi pada tindakan pencegahan dan koreksi terhadap maloklusi dan malrelasi pada gigi. Tujuan utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan Ortodontik bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi-gigi dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan Ortodontik bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi-gigi dan ubungan rahang yang tidak normal sehingga tercapai oklusi, fungsi yang normal dan estetis wajah yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur dengan cara menggerakkan gigi geligi tersebut ke tempat yang ideal. Pergerakan gigi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin meningkat yaitu tidak lagi terbatas pada tumpatan dan pencabutan gigi, namun salah satunya adalah perawatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan tersebut bertujuan untuk memperbaiki abnormalitas susunan gigi dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan ortodontik semakin berkembang seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penampilan fisik yang menarik (Alexander, 2001). Perawatan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik
Lebih terperinciPERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI
PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI SEMINAR WISATA DENTISTRY YOGYAKARTA 6 FEBRUARI 2009 Oleh Endah Mardiati, drg., MS., Sp.Ort 1 PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI SEMINAR DENTISTRY
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor Penyebab Kehilangan Gigi Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Faktor bukan penyakit seperti gaya hidup dan faktor
Lebih terperinciKONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:
Kontrol plak 80 BAB 7 KONTROL PLAK Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: 1. Menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak dan deposit lunak (materi alba dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya gaya hidup dan perubahan pandangan mengenai konsep estetika, masyarakat dewasa ini memilih perawatan ortodontik berdasarkan kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan normal (Graber dan Swain, 1985). Edward Angle (sit. Bhalajhi 2004)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maloklusi atau kelainan oklusi adalah oklusi yang menyimpang dari keadaan normal (Graber dan Swain, 1985). Edward Angle (sit. Bhalajhi 2004) mengenalkan klasifikasi maloklusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan orthodonti cekat pada periode gigi bercampur bertujuan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan orthodonti cekat pada periode gigi bercampur bertujuan untuk memperbaiki maloklusi sebelum seluruh gigi permanen erupsi sehingga perawatan orthodonti
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Maloklusi Klas I Angle Pada tahun 1899, Angle mengklasifikasikan maloklusi berdasarkan relasi molar satu permanen rahang bawah terhadap rahang atas karena menurut Angle, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian piranti ortodonti cekat saat ini semakin banyak digunakan di masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena masyarakat mulai
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode case control, karena sampel tidak menerima perlakuan dan pengukuran dilakukan dalam satu
Lebih terperinciKata kunci: Self-ligating bracket, conventional bracket, Streptococcus mutans.
ABSTRAK Komponen bracket pada alat ortodontik cekat merupakan area retensi yang dapat menyebabkan peningkatan akumulasi plak. Bakteri Streptococcus mutans yang terdapat dalam plak adalah bakteri utama
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian perubahan lengkung oklusal akibat kehilangan gigi posterior ini, didapat sebanyak 103 jumlah sampel kemudian dipilih secara purposive sampling dan didapat sebanyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi-gigi dengan wajah (Waldman, 1982). Moseling dan Woods (2004),
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi pasien dalam menjalani ortodontik pada umumnya adalah karena ingin memperbaiki keserasian dentofasial, yaitu keserasian antara gigi-gigi dengan wajah (Waldman,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang bertujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang bertujuan memperbaiki keadaan gigi maupun rahang yang menyimpang dari kondisi normal (Graber dan Swain, 1985).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti. Fixed orthodontic merupakan perawatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama oleh karena itu setiap pasien yang menjalani
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Perawatan pendahuluan 4.2 Perawatan utama Rahang atas
BAB 4 PEMBAHASAN Penderita kehilangan gigi 17, 16, 14, 24, 26, 27 pada rahang atas dan 37, 36, 46, 47 pada rahang bawah. Penderita ini mengalami banyak kehilangan gigi pada daerah posterior sehingga penderita
Lebih terperinciINSTRUMENTASI PERIODONTAL
INSTRUMENTASI PERIODONTAL 1.Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu instrumentasi 2.Penskeleran dan Penyerutan akar HAL-HAL YG HARUS DIPERHATIKAN PADA WAKTU INSTRUMENTASI 1. PEMEGANGAN 2. TUMPUAN &
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi berjejal, tidak teratur dan protrusif adalah kondisi yang paling sering terjadi dan memotivasi individu untuk melakukan perawatan ortodontik. Motivasi pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik merupakan suatu faktor penting dalam pemeliharaan gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan umum perawatan ortodontik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. jaringan lunak. Gigi digerakkan dalam berbagai pola, dan berbagai cara perawatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencabutan gigi merupakan topik yang sering menjadi kontroversial dalam perawatan ortodonti serta efeknya pada rahang, komplek dentofasial, dan profil jaringan lunak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap individu. Individu yang mengalami masalah
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, perawatan ortodontik semakin
A. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, perawatan ortodontik semakin dikenal masyarakat, bukan hanya sebagai kebutuhan kesehatan tetapi juga keperluan estetik. Perawatan ortodontik
Lebih terperinciBIONATOR Dikembangkan oleh Wilhelm Balters (1950-an). Populer di Amerika Serikat tahun
BIONATOR DRG.NAZRUDDIN C.ORT. PH.D. 1 BIONATOR Dikembangkan oleh Wilhelm Balters (1950-an). Populer di Amerika Serikat tahun 1970-1980. 2 Bionator Balters 3 BIONATOR Merawat retrusi mandibula Menghasilkan
Lebih terperinciPERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik
11/18/2010 1 PERAWATAN INISIAL Perawatan Fase I Perawatan fase higienik Tahap Pertama serangkaian perawatan periodontal untuk : Penyingkiran semua iritan lokal penyebab inflamasi Motivasi dan instruksi
Lebih terperinciKEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan
KEHILANGAN TULANG DAN POLA PERUSAKAN TULANG Kehilangan tulang dan cacat tulang yang diakibatkan penyakit periodontal membahayakan bagi gigi, bahkan bisa menyebabkan hilangnya gigi. Faktor-faktor yang memelihara
Lebih terperinciPerawatan ortodonti Optimal * Hasil terbaik * Waktu singkat * Biaya murah * Biologis, psikologis Penting waktu perawatan
PERAWATAN ORTODONTI Nurhayati Harahap,drg.,Sp.Ort Perawatan ortodonti Optimal * Hasil terbaik * Waktu singkat * Biaya murah * Biologis, psikologis Penting waktu perawatan Empat Fase Perawatan Preventif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Penelitian yang dilakukan Sony (1990) menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodonti sudah semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan oleh masyarakat saat ini. Penelitian yang dilakukan Sony (1990) menyatakan bahwa kebutuhan akan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN ORAL HYGIENE DAN PENANGGULANGAN KOMPLIKASI PERAWATAN ORTODONTI SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
PEMELIHARAAN ORAL HYGIENE DAN PENANGGULANGAN KOMPLIKASI PERAWATAN ORTODONTI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : FINDYA AYUDITHA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Molar Dua Mandibula Fungsi molar dua mandibula permanen adalah melengkapi molar satu mandibula. Seluruh bagian molar dua mandibula lebih kecil sekitar 1mm daripada molar satu.
Lebih terperinciPANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 2012 1 Blok M e d i c a
Lebih terperinciPROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL
PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL Prognosis PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL Ramalan perkembangan,perjalanan dan akhir suatu penyakit Prognosis Penyakit Gingiva dan Periodontal Ramalan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi tiruan lengkap adalah protesa gigi lepasan yang menggantikan seluruh gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki fungsi oklusi dan estetika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki fungsi oklusi dan estetika wajah. Pengetahuan tentang pertumbuhan kraniofasial meliputi jaringan keras dan jaringan lunak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan bentuk wajah yang harmonis jika belum memperhatikan posisi jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, ilmu ortodonsia tidak hanya terfokus pada susunan jaringan keras tetapi juga pada estetis jaringan lunak wajah. Susunan gigi geligi yang baik tidak akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti merupakan alat ortodonti yang dicekatkan langsung pada gigi. Komponen fixed orthodontic terdiri dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemilihan kawat busur ortodontik yang ideal dapat menjadi kunci keberhasilan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan kawat busur ortodontik yang ideal dapat menjadi kunci keberhasilan suatu perawatan ortodontik. Kawat ortodontik inisial yang digunakan pada awal perawatan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri seseorang dapat timbul salah satunya bila memiliki senyum dengan susunan gigi
Lebih terperinciPerawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi
98 Perawatan ortodontik pada pasien periodontal kompromi 1 Yany Widyastuti, 2 Yulianti Kemal 1 Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2 Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Lebih terperinciBERBAGAI TEKNIK PERAWATAN ORTODONTI PADA KANINUS IMPAKSI
BERBAGAI TEKNIK PERAWATAN ORTODONTI PADA KANINUS IMPAKSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : ELLYSA GAN NIM : 060600073 DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian sistem pasak dan inti sebagai retensi intra-radikular merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian sistem pasak dan inti sebagai retensi intra-radikular merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk memberikan kekuatan tambahan pada rekontruksi mahkota
Lebih terperinciDiagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal
Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal Penyakit pulpa dan periapikal Kondisi normal Sebuah gigi yang normal bersifat (a) asimptomatik dan menunjukkan (b) respon ringan sampai moderat yang bersifat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial serta
Lebih terperinciRENCANA PERAWATAN PERIODONTAL
13 Rencana perawatan periodontal BAB 2 RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL Dalam penanganan kasus periodontal, apabila diagnosis penyakit sudah ditegakkan dan prognosis diramalkan maka langkah berikutnya adalah
Lebih terperinciBAB 2 IMPLAN. Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah
12 mengalami defisiensi, terutama pada bagian posterior maksila. Sinus Lifting juga merupakan prosedur pembedahan yang relatif aman dan memiliki prevalensi komplikasi yang cukup rendah serta relatif mudah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan. Pada bagian anterior saluran pernafasan terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Ortodontik a. Pengertian Ortodontik Ortodontik berasal dari bahasa Greek yaitu orthos yang berarti baik atau betul dan dontos yang berarti gigi. Jadi ortodonsia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. empat tipe, yaitu atrisi, abrasi, erosi, dan abfraksi. Keempat tipe tersebut memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keausan gigi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya jaringan keras gigi karena proses fisik maupun kimiawi, bukan proses karies (Oltramari-Navarro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. terus meningkat. Perawatan ortodonsi bertujuan untuk memperbaiki oklusi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Prevalensi kasus maloklusi di Indonesia mencapai angka 80% (Harun, 2009). Hal ini menyebabkan kebutuhan akan perawatan ortodonsi di Indonesia terus meningkat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat tentang arti pentingnya tubuh yang sehat semakin meningkat, tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Ilmu Ortodonti menurut American Association of Orthodontics adalah
1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Ilmu Ortodonti menurut American Association of Orthodontics adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan hubungannya
Lebih terperinciBAB II KLAS III MANDIBULA. Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas
BAB II KLAS III MANDIBULA 2.1 Defenisi Oklusi dari gigi-geligi dapat diartikan sebagai keadaan dimana gigi-gigi pada rahang atas dan gigi-gigi pada rahang bawah bertemu, pada waktu rahang atas dan rahang
Lebih terperinciBAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.
BAB 2 KANINUS IMPAKSI Gigi permanen umumnya erupsi ke dalam lengkungnya, tetapi pada beberapa individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus. Salah satunya yaitu gigi kaninus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dari struktur wajah, rahang dan gigi, serta pengaruhnya terhadap oklusi gigi geligi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ortodonti adalah kajian tentang variasi pertumbuhan dan perkembangan dari struktur wajah, rahang dan gigi, serta pengaruhnya terhadap oklusi gigi geligi (Grist,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan mekanik. Ketika prinsip tersebut diterapkan dengan tepat, gigi dapat dikeluarkan
Lebih terperinciNama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916
Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916 OHI (Oral Hygiene Index) OHI merupakan gabungan dari indeks debris dan indeks kalkulus, masing-masing didasarkan pada 12 angka pemeriksaan skor debris
Lebih terperinciBAHAN AJAR Pertemuan ke 13
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Jl. Denta No.1 Sekip Utara Yogyakarta BAHAN AJAR Pertemuan ke 13 ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0) /KKG 5313 Oleh: drg. Christnawati,
Lebih terperinciHUBUNGAN RAHANG PADA PEMBUATAN GIGI- TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
1 HUBUNGAN RAHANG PADA PEMBUATAN GIGI- TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN Hubungan rahang disebut juga dengan relasi vertikal/dimensi vertikal. Pengertian relasi vertikal : Jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah
Lebih terperinciBAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).
BAB 2 IMPLAN GIGI 2.1 Definisi Implan Gigi Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan gigi adalah
Lebih terperinciBAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior
BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior Protrusi anterior maksila adalah posisi, dimana gigi-gigi anterior rahang atas lebih ke depan daripada gigi-gigi anterior
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan perawatan yang dilakukan oleh ortodontis adalah mencapai oklusi optimal dengan kerangka dasar tulang rahang yang kompatibel, dengan lingkungan syaraf dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi pada posisi ideal dan seimbang dengan tulang basalnya. Perawatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan ortodontik bertujuan mengoreksi maloklusi dan menempatkan gigi geligi pada posisi ideal dan seimbang dengan tulang basalnya. Perawatan ortodontik harus dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat dari hasil Riset Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik bertujuan untuk mengoreksi maloklusi sehingga diperoleh oklusi yang normal. Penatalaksanaan perawatan ortodontik sering dihadapkan kepada permasalahan
Lebih terperinci