BAB I PEDAHULUAN. ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

BAB I PENDAHULUAN. Partikel sering digunakan dalam ragam lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

BAB I PENDAHULUAN. si penutur menggunakan kata-kata seru untuk menggambarkan perasaannya

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi

BAB I PENDAHULUAN. Joshi atau partikel dalam bahasa Jepang jumlahnya sangat banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama ichi Rittoru No Namida

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

BAB I PENDAHULUAN. percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

Transkripsi:

BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia berkomunikasi bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu kepada lawan tutur. Untuk mengetahui maksud sebuah tuturan, perlu diketahui mengenai konteks saat tuturan tersebut terjadi. Ilmu yang mempelajari tentang maksud tuturan sesuai konteks adalah pragmatik. Menurut Leech (1993:8), pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tindak ilokusi, tuturan, waktu, dan tempat. Dalam menyampaikan maksud tuturannya, manusia tidak dapat lepas dari tindak tutur. Tindak tutur merupakan salah satu bagian yang penting dalam komunikasi. Menurut Searle dalam Suwito (1983:33), dalam semua komunikasi kebahasaan terdapat tindak tutur. Searle berpendapat bahwa komunikasi bukan hanya sekedar lambang, kata atau kalimat, tetapi lebih merupakan hasil dari perilaku tindak tutur. Tindak tutur merupakan suatu analisis yang bersifat pokok dalam kajian pragmatik. Pendapat tersebut berkaitan dengan objek kajian pragmatik yang sebagian besar berupa tindak tutur dalam peristiwa komunikasi. Searle dalam Rustono (2000:79) menyatakan bahwa tindak tutur memiliki fungsi komunikatif tersendiri. Ia membagi fungsi tindak tutur menjadi lima, yaitu tindak tutur deklaratif, tindak tutur representatif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur direktif, dan tindak tutur komisif. Dari fungsi komunikatif tindak tutur yang 1

disampaikan seseorang, dapat melihat hubungan antara pentutur dan lawan tutur serta maksud yang disampaikan penutur kepada lawan tutur. Dalam bertutur, seseorang dapat memberikan evaluasi atau penilaian tentang hal yang disebutkan dalam tuturannya. Fungsi komunikatif yang terdapat dalam tuturan ini adalah fungsi ekspresif. Menurut Rustono (2000:106) fungsi yang diacu oleh maksud tuturan di dalam pemakaiannya untuk menyatakan penilaian disebut fungsi ekspresif. Dengan fungsi pragmatis ini, penutur bermaksud menilai atas hal yang dituturkannya. Yamaoka (2010:125) membagi fungsi tindak tutur tersebut ke dalam 6 macam, yaitu fungsi emosi, terima kasih, permintaan maaf, berkat, dorongan, dan tekad. Penelitian ini menganalisis fungsi tindak tutur ekspresif oleh penutur bahasa Jepang dalam film Stand By Me Doraemon. Film ini adalah film animasi yang diadaptasi dari serial manga Doraemon. Film yang disutradarai oleh Takashi Yamazaki dan Ryūichi Yagi ini menceritakan tentang Nobita yang didatangi seseorang bernama Sewashi, keturunan Nobita generasi keempat pada abad ke-22 dengan Doraemon kucing robot penjaga pada abad ke-22 yang membantu orang dengan gadget rahasianya. Sewashi merasa bahwa keluarganya menderita karena hutang yang Nobita tinggalkan sehingga sampai ke generasinya. Dalam rangka untuk mengubah masa depan bencana ini, ia mengutus Doraemon sebagai penjaga Nobita agar dapat memberikan kebahagiaan pada masa depannya. Dalam film Stand By Me Doraemon semua tokoh memiliki masing-masing karakter dan memiliki ciri khas dalam menyampaikan tuturannya yang sebagian besar terdapat fungsi tindak tutur ekspresif dalam tuturannya. Seperti Doraemon 2

yang selalu bersimpati dan memberi semangat kepada Nobita. Nobita yang seringkali menentang dan memprotes Doraemon, tetapi Doraemon tetap memaafkan Nobita yang meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Nobita juga seringkali bersikap emosional dalam berkomunikasi, seperti contoh dibawah ini. セワシ : そしたら結婚するだろう? のびた : そうなの? セワシ : するんだよ19 年後に のびた : えっ? ほんとうに? あっどんな人? セワシ : 絵 ~とこれが結婚写真 ジャイ子っていってたなあ のびた : えっ? ジャイ子? セワシ : その生活がこれ のびた : あああ あんなガサツな子ぼくの あああ ウソ だ! 帰り! 帰れったら帰り! 出でけ~! そんなデタ ラメ信じないぞ~! セワシ : あの おこらないで聞いてほしんだけど Sewashi : Soshitara kekkon surudarou? Nobita : Souna no? Sewashi : Surundayo 19-nen-go ni. Nobita : Eh? hontou ni? Aa don'na hito? Sewashi : E ~ to kore ga kekkon shashin. Jai-ko tte itteta naa. Nobita : E? Jjai-ko? Sewashi : Sono seikatsu ga kore Nobita :Aaa an'na gasatsuna ko boku no aaa usoda! Kaeri! Kaerettara kaeri! Dedeke ~! Son'na detarame shinjinai zo ~! Sewashi : Ano okoranaide kiite hoshindakedo Sewashi : Kemudian kau akan menikahkan? Nobita : Benarkah? Sewashi : Ya 19 tahun dari sekarang. Nobita : Eh? Benarkah? Aa dengan siapa? Sewashi : Ee ini foto pernikahanmu. Namanya Jaiko. Nobita : E? Jjai-ko? Sewashi : Hidupmu dari dari saat ini Nobita : Aaa anak yang kasar seperti itu aaa bohong! pergi! pergi! Keluar dari sini~! Saya tidak akan mempercayaimu! Sewashi : Tolong jangan marah. (Stand By Me Doraemon 00.07.23-00.07.59) Informasi Indeksal: 3

Sewashi dan Doraemon mendatangi Nobita dengan maksud membantu Nobita menjadi lebih baik di masa depan. Sewashi menjelaskan bagaimana masa depan Nobita dan dengan siapa Nobita menikah. Nobita tidak mempercayai apa yang dikatakan Sewashi dan mengusir mereka. Dilihat dari konteksnya, pada contoh di atas yang menjadi setting (S) pada tuturan tersebut adalah kamar Nobita. Participant (P) dalam percakapan tersebut adalah Sewashi dan Nobita. End (E) atau tujuan dari tuturan tersebut adalah menyampaikan isi perasaan Nobita yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Sewashi. Act sequence (A) atau bentuk tuturannya adalah tuturan langsung yang menyatakan tidak percaya dan marah. Key (K) cara penyampaian tuturan tersebut dengan mimik wajah yang marah. Instrumental (I) atau jalur penyampaian berupa jalur lisan. Norm of interactions and interpretation (N) atau aturan interaksi dalam tuturan tersebut adalah Nobita tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Sewashi, jadi Nobita bertutur dengan keras dan nada yang meninggi dan langsung mengusir Sewashi dan Doraemon. Genre (G) atau jenis penyampaian berupa dialog atau percakapan. Fungsi tuturan yang terdapat pada data di atas adalah fungsi mengekspresikan emosi. Fungsi emosi tersebut terdapat pada pernyataan Nobita. Sewashi menceritakan tentang kehidupan Nobita dimasa depan dan dengan siapa Nobita menikah. Nobita marah dan tidak percaya mendengar apa yang disampaikan Sewashi tentang masa depannnya, sesehingga Nobita mengusir Sewashi dan Doraemon dari rumahnya. Tujuan dari pernyataan Nobita tersebut adalah mengkomunikasikan perasaannya terhadap apa yang dikatakan oleh Sewashi. 4

Selain tuturan ekspresif emosional, masih banyak bentuk tuturan ekspresif yang terdapat dalam film Stand by Me Doraemon, seperti dalam interaksinya sehari-hari, belajar di sekolah dan bermain bersama teman-temannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menganalisis tentang Fungsi Tindak Tutur Ekspresif dalam Film Stand by Me Doraemon. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah apa saja fungsi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam film Stand by Me Doraemon. 1.3 Batasan Masalah Searle (1969) menyatakan bahwa ada lima fungsi tindak tutur, yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Dalam penelitian ini dibatasi pada fungsi tindak tutur ekspresif saja. Pemilihan tindak tutur ekspresif dikarenakan sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber data yang digunakan berupa film yaitu film Stand By Me Doraemon. Film Stand By Me Doraemon sebagai sumber data banyak menggunakan tindak tutur ekspresif dalam menyampaikan tuturannya. Untuk menganalisis tindak tutur ekspresif, difokuskan pada teori fungsi tindak tutur Yamaoka yang dituturkan oleh penutur dalam Stand By Me Doraemon. Pemilihan teori ini selain karena teori Jepang, pembagian fungsi tindak tutur ekspresif dari Yamaoka lebih terperinci dari teori yang lain. 5

Dalam meneliti fungsi tindak tutur ekspresif, peneliti juga melihat konteks dalam tuturan percakapan pada film Stand by Me Doraemon. Untuk meneliti mengenai konteks dalam tuturan peneliti menggunakan teori SPEAKING oleh Dell Heymes karena teori bersifat lebih rinci dibanding teori yang lain sesehingga mempermudah mengkaji konteks dalam tuturan. 1.4 Tujuan Penelitian Kesuma (2007:35) menyatakan, tujuan penelitian itu berupa pernyataan hipotesis sebagai jawaban atas masalah yang dipertanyakan dalam rumusan masalah. Dari pernyataan di atas tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah mengetahui fungsi tindak tutur yang ada dalam film Stand by Me Doraemon. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi atas dua, yakni manfaat penelitian secara teoretis dan manfaat penelitian secara praktis. Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah (1) meningkatkan ilmu kebahasaan (linguistik), khususnya pada kajian pragmatik bahasa Jepang; dan (2) memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap dan mendalam, khususnya oleh pembelajar bahasa, budaya, dan sastra Jepang dalam memahami pola pikir bangsa Jepang. Sementara itu, manfaat praktis dari penelitian ini adalah (1) memberi kontribusi pemahaman terhadap pemakaian bahasa dalam film Jepang, terutama dalam memahami tindak tutur ekspresif; dan (2) memberi informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi pencinta film Jepang. 1.6 Metode Penelitian 6

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin descriptivus yang berarti uraian. Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (M. Nazir, 1999:63). Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan angka-angka. Laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Metode lain yang digunakan adalah metode kepustakaan. Dalam penelitian dengan menggunakan metode kepustakaan, digunakan sumber-sumber data berupa buku-buku yang relevan dengan judul makalah/skripsi/tesis atau disertasi yang akan disususun (Erna Widodo Mukhtar, 2000:76). Metode kepustakaan ini dipilih karena dapat menambah atau memberi sumbangsih ilmu terhadap penelitian yang dilakukan. Secara sederhana prosedur penelitian yang akan peneliti lakukan pada penelitian ini sebagai berikut: 1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan metode simak. Menurut Mahsun (2005:90), metode simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Teknik selanjutnya adalah teknik sadap yaitu peneliti melakukan penyadapan terhadap pengguna bahasa seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menyadap bahasa yang berupa bahasa lisan. Sumber data 7

yang digunakan adalah bahasa asing yaitu bahasa Jepang dalam film Stand By Me Doraemon dengan kajian fungsi tindak tutur ekspresif objek kajian pragmatik. Teknik lanjutan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Simak Bebas Libat Cakap dan Catat. Peneliti tidak telibat dalam pemunculan sumber data, peneliti hanya menyimak dan mengamati tindak tutur ekspresif yang muncul kemudian mencatat data yang ada. Dalam hal ini peneliti menggunakan drama sebagai sumber data dengan objek penelitian pragmatik. Jumlah data yang berhasil peneliti kumpulkan adalah sebanyak 22 data. Data yang dikumpulkan ditarik berdasarkan tindak tutur ekspresif Yamaoka, kemudian data yang terkumpul diklasifikasikan berdasarkan fungsi tindak tutur ekspresif yang terdiri dari 6 fungsi yaitu fungsi emosi, terimakasih, permintaan maaf, berkat, dorongan, dan tekad. 1.6.2 Metode dan Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode padan. Metode padan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menganalisis data dengan unsur di luar bahasa yang bersangkutan. Unsur luar bahasa atau alat penentu metode padan pragmatis adalah mitra wicara (Sudaryanto, 1996:15). Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik Pilah Unsur Penentu (teknik PUP) sebagai teknik dasar, sedangkan teknik lanjutannya adalah teknik Hubung Banding (teknik HB) yaitu dengan menyamakan hal pokok, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi tindak tutur dalam percakapan. 1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data 8

Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data pada penelitian ini adalah metode penyajian formal dan informal. Menurut Sudaryanto (1993:145), penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walupun dengan terminologi yang teknis sifatnya, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda-tanda atau lambang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan katakata biasa agar maksud dan makna serta tujuan penelitian ini dapat tersampaikan dengan mudah dan tidak terjadi kerancuan dalam memahami informasi yang terdapat dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini data juga disampaikan dengan formal. Penyajian formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah kebahasaan. Kaidah kebahasaan tersebut dapat berupa rumus, bagan/diagram, tabel, dan gambar. Pada penelitian ini hasil analisis data disajikan dengan menggunakan kata-kata biasa agar hasil analisis mudah dipahami dan penggunaan tabel untuk penyajian data hasil analisis secara sederhana. 1.7 Tinjauan Pustaka Sebelum meneliti perlu dilakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada penelitian sebelumnya mengenai topik yang peneliti ambil untuk diteliti kali ini. Selanjutnya tinjauan pustaka juga bertujuan untuk memberi sumbangsih ilmu yang terdapat pada penelitian sebelumnya terhadap penelitian yang peneliti lakukan di masa sekarang. Berdasarkan peninjauan kepustakaan yang dilakukan, peneliti menemukan penelitian yang terkait dengan penelitian ini. 9

Hapsari (2014) dalam penelitiannya Kandoushi Dalam Tindak Tutur Ekspresif pada Komik Meitantei Conan. Ia meneliti tentang kandoushi yang muncul dalam tindak tutur ekspresif pada Komik Meitantei Conan dan fungsi komunikatif dalam tindak tutur tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan Hapsari adalah terdapat 20 data percakapan yang mengandung 18 kandoushi dan 10 tindak tutur ekspresif. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang tindak tutur ekspresif, namun berbeda karena Hapsari meneliti dari penggunaan kandoushi, sedangkan pada penelitian ini menganalisis fungsi tindak tutur ekspresif dalam film Stand By Me Doraemon. Resmi (2009) dalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur Ekspresif Pada Wacana Humor Politik Verbal Tulis Presiden Guyonan Butet Kartaredjasa. Dalam skripsinya, ia meneliti tentang tuturan dan fungsi pragmatis tindak tutur ekspresif pada wacana humor politik Presiden Guyonan dan kemungkinan efek yang ditimbulkan oleh tuturan ekspresif yang terdapat pada wacana humor politik Presiden Guyonan. Kesimulan yang ia temukan adalah tuturan humor di dalam wacana humor politik ditemukan berbagai macam variasi tuturan. Berdasarkan jenis tindak tutur dalam tuturan ekspresif ditemukan tindak tutur ilokusi, tindak tutur perlokusi, tindak tutur langsung, tindak tutur tak langsung, tindak tutur harfiah, dan tindak tutur tak harfiah. Berdasarkan fungsi pragmatis tindak tutur ekspresif ditemukan fungsi ekspresif yang meliputi fungsi ekspresif mengkritik, fungsi ekspresif menyindir, fungsi ekspresif mengeluh, fungsi ekspresif menyanjung, dan fungsi ekspresif menyalahkan. Berdasarkan kemungkinan efek yang ditimbulkan oleh tuturan humor ditemukan beberapa efek yang meliputi efek 10

positif dan negatif. Efek positif : introspeksi diri dan membuat lega, efek negatif: membuat jengkel dan membuat terhina. Penelitian ini juga membahas tentang tindak tutur ekspresif, namun terdapat perbedaan dengan yang akan peneliti lakukan yaitu pada sumber data yang digunakan dan Resmi menganalisis efek yang ditimbulkan dari tuturan ekspresif yang terdapat pada wacana humor politik Presiden Guyonan, sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan adalah fungsi tindak tutur ekspresif dalam film Sand By Me Doraemon. 1.8 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan penulisan penelitian ini terdiri dari 4 bab yang saling berhubungan satu sama lainnya. Bab 1, yaitu pendahuluan, yang terdiri dari beberapa bagian seperti latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II berisi kerangka teori. Sementara itu bab III berisi analisis data, di mana pada bab ini peneliti akan menguraikan analisis masalah. Selanjutnya bab IV yaitu penutup. Bab terakhir ini terdiri dari kesimpulan dan saran. 11