BAHAN AJAR Pertemuan ke 9

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN AJAR Pertemuan ke 12

BAHAN AJAR Pertemuan ke 6

BAHAN AJAR Pertemuan ke 13

RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0)/KKG 5313

BAHAN AJAR Pertemuan ke 11

I. Nama mata kuliah : Ortodonsia. II. Kode/SKS : KGO 1/2. III. Prasarat : Anatomi IV. V. Deskripsi Mata Kuliah. VI. Tujuan Pembelajaran

I. Nama mata kuliah : Ortodonsia III. II. Kode/SKS : KGO III / I. III. Prasarat : Ortodonsia II. IV. Status Mata Kuliah : Wajib Program studi

Universitas Gadjah Mada 1

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. 1. indeks kepala dan indeks wajah. Indeks kepala mengklasifikasian bentuk kepala

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

BUKU AJAR PETUNJUK SEMINAR ORTODONSIA IV KGO IV. Penanggungjawab Mata Kuliah drg. Wayan Ardhana, MS., Sp.Ort

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi pada posisi ideal dan seimbang dengan tulang basalnya. Perawatan

BPM BLOK BUKU PANDUAN MAHASISWA PEMULIHAN STOMATOGNATIK 2 SEMESTER V TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

PERAWATAN MALOKLUSI KELAS I ANGLE TIPE 2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN MALOKLUSI KELAS II KELETAL DENGAN KOMBINASI AKTIVATOR - HEADGEAR

BAB I PENDAHULUAN. Oklusi secara sederhana didefinisikan sebagai hubungan gigi-geligi maksila

Analisis Model Studi, Sumber Informasi Penting bagi Diagnosis Ortodonti. Analisis model studi merupakan salah satu sumber informasi penting untuk

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dentofasial termasuk maloklusi untuk mendapatkan oklusi yang sehat, seimbang,

BPM BLOK BLOK BUKU PANDUAN FASILITATOR PEMULIHAN STOMATOGNATIK 2. SEMESTER V TAHUN AKADEMIK Penyusun : Editing :

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior

MENANGGULANGI KEBIASAAN BURUK BERNAFAS MELALUI MULUT DENGAN ORAL SCREEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MIKROBIOLOGI Semester II/ 2 SKS/KKU 2212

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan normal (Graber dan Swain, 1985). Edward Angle (sit. Bhalajhi 2004)

Pergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat

Pekerjaan ortodonti yang diterima Dental Laboratorium RSGM FKG UNAIR periode semester ganjil tahun 2012 sampai semester ganjil tahun 2014

DETEKSI DINI KETIDAKSEIMBANGAN OTOT OROFASIAL PADA ANAK. Risti Saptarini Primarti * Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unpad

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

BAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi

BPM BLOK BLOK BUKU PANDUAN FASILITATOR PEMULIHAN STOMATOGNATIK 2 SEMESTER V TAHUN AKADEMIK Penyusun : Editing :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penampilan fisik yang baik terutama penampilan gigi-geligi adalah salah

BPM BUKU PANDUAN MAHASISWA TATA LAKSANA KELAINAN DENTOKRANIOFACIAL BLOK 9 SEMESTER V TAHUN AKADEMIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dari struktur wajah, rahang dan gigi, serta pengaruhnya terhadap oklusi gigi geligi

I.PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nesturkh (1982) mengemukakan, manusia di dunia dibagi menjadi

PERAWATANORTODONTIK KANINUS KIRI MAKSILA IMPAKSI DI DAERAH PALATALDENGAN ALAT CEKATTEKNIK BEGG

The Prevalence and Treatment Success of Removable Orthodontic Appliance with Anterior Crossbite Cases in RSGMP UMY

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. KELAINAN DENTOFASIAL

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai macam penyebab dan salah satunya karena hasil dari suatu. pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal.

LAPORAN P E N E L I T I A N. O I eh. Drg. ISNANIAH MALIK NIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan estetis yang baik dan kestabilan hasil perawatan (Graber dkk., 2012).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut memiliki peran yang penting bagi fungsi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik.

Perawatan Ortodonti pada Geligi Campuran. Abstrak

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

PERBEDAAN PROFIL LATERAL WAJAH BERDASARKAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA USU RAS DEUTRO-MELAYU

I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah. Secara umum bentuk wajah (facial) dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis kelamin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodontik dapat dicapai jika diagnosis dan rencana perawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu jenis maloklusi yang sering dikeluhkan oleh pasien-pasien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kesehatan gigi, estetik dan fungsional individu.1,2 Perawatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rumit pada tubuh manusia. Sendi ini dapat melakukan 2 gerakan, yaitu gerakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontists adalah bagian

PERBEDAAN POLA MAKAN ANTARA REMAJA YANG MENJALANI PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN DAN PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT SKRIPSI ILKHANA WINDAH J

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (Alexander,2001). Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu Kedokteran Gigi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PREVENTIF ORTHODONTIK

Howes Analysis Measurement of Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha Bandung Patients

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan pelayanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2012). Perawatan ortodontik mempunyai riwayat yang panjang, anjuran tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Ortodontik berasal dari bahasa Yunani orthos yang berarti normal atau

HUBUNGAN ASIMETRI SEPERTIGA WAJAH BAWAH DAN ASIMETRI LENGKUNG GIGI PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU

ORTODONSIA IV SEMESTER VII. Koordinator : Drg Wayan Ardhana, MS, Sp.Ort (K)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang

Hubungan antara derajat konveksitas profil jaringan keras dan jaringan lunak wajah pada suku Bugis dan Makassar

Analisa Ruang Metode Moyers

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Ilmu Ortodonti menurut American Association of Orthodontics adalah

III. RENCANA PERAWATAN

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) ANALISIS ZAT GIZI

Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dentoskeletal Disertai Retrusi Mandibula Dengan Alat Fungsional Bionator

GAMBARAN KLINIS DAN PERAWATAN ANOMALI ORTODONTI PADA PENDERITA SINDROMA WAJAH ADENOID YANG DISEBABKAN OLEH HIPERTROPI JARINGAN ADENOID

BAB I PENDAHULUAN. permukaan oklusal gigi geligi rahang bawah pada saat rahang atas dan rahang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan estetik gigi

BAB 2 TI JAUA PUSTAKA

LAPORAN KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK SPACE MAINTAINER. Disusun oleh: Hasna Hadaina 10/KG/8770. Low Xin Yi 10/KG/ Pembimbing:

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maloklusi adalah ketidakteraturan letak gigi geligi sehingga menyimpang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sejak intra uterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan berlangsung

Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 13> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sederetan gigi pada rahang atas dan rahang bawah (Mokhtar, 2002). Susunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tindakan pencegahan dan koreksi terhadap maloklusi dan malrelasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 4

PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA

BPM BLOK BUKU PANDUAN MAHASISWA SEMESTER III TAHUN AKADEMIK ILMU KEDOKTERAN GIGI DASAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

BPM BLOK TUMBUH KEMBANG OROKRANIOFASIAL SEMESTER IV BUKU PANDUAN MAHASISWA TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Transkripsi:

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Jl. Denta No.1 Sekip Utara Yogyakarta BAHAN AJAR Pertemuan ke 9 ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0) /KKG 5313 Oleh: drg. Christnawati, M.Kes., Sp.Ort (K) Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2013 Desember 2013

BAB IX DIAGNOSIS ORTODONTIK 1. PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Materi kuliah ini berisi macam-macam pemeriksaan subjektif dan objektif pasien ortodontik. B. Manfaat Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang macammacam pemeriksaan subjektif dan objektif yang diperlukan dalam perawatan ortodontik serta dapat untuk menunjang penelitian di Bidang ortodonsia. C. Relevansi Materi ini memiliki relevansi dengan bidang keilmuan klinik dengan memberi pengetahuan kepada mahasiswa cara-cara penegakan diagnosis ortodontik. D. Learning Outcome Setelah mengikuti kuliah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang cara-cara penegakan diagnosis ortodontik dan dapat untuk pengembangan penelitian di Kedokteran Gigi. 2. PENYAJIAN Penyajian materi perkuliah ini dilakuan dengan metode dosen memberi penjelasan di depan kelas dan ada interaksi dengan mahasiswa (active learning). Mahasiswa diperbolehkan bertanya atau mengemukakan pendapatnya secara langsung maupun dosen memberi pertanyaan sehingga mahasiswa dapat menjawab langsung. Media ajar yang digunakan adalah teks (power point), memberi contoh dengan gambar. Materi perkuliahan yang diberikan tentang diagnosis ortodontik meliputi pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif. Penegakan diagnosis ortodontik bersifat kasualistik artinya berdasarkan kasus yang ada dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman klinik. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN Diagnosis ortodontik Diagnosis ortodontik berkaitan dengan pengenalan terhadap berbagai karakteristik maloklusi, yang melibatkan pengumpulan data secara sistematis untuk membantu mengidentifikasi sifat dan penyebab masalah. Diagnosis ortodontik harus didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan pengalaman klinis serta akal sehat.

Diagnosis ortodontik dapat ditegakkan melalui pemeriksaan subjektif dan objektif. Pemeriksaan subjektif, merupakan pemeriksaan yang berdasarkan wawancara dengan pasien. Pemeriksaan objektif, merupakan pemeriksaan yang berdasarkan pemeriksaan dan pengukuran objek baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemeriksaan subjektif, meliputi: keluhan utama riwayat kesehatan riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien kebiasaan buruk yang berkaitan dengan keluhan pasien Pemeriksaan objektif, meliputi: 1. Umum terdiri dari: - jasmani - mental - status gizi 2. Lokal terdiri dari: - ekstra oral - intra oral Pemeriksaan ekstral oral, terdiri dari: - bentuk kepala - bentuk wajah - profil wajah - posisi maksila dan mandibula terhadap kranium - sendi temporo mandibular - tonus otot pipi dan bibir - bibir posisi istirahat Pemeriksaan intra oral terdiri dari: - kebersihan mulut - lidah, langit-langit keras, gusi, mukosa bibir dan pipi, tali bibir dan lidah, pemeriksaan gigi-geligi 3. Analisis foto wajah - tampak depan - tampak samping 4. Analisis model studi - bentuk lengkung gigi rahang atas dan bawah - malposisi gigi individual

- relasi gigi dalam oklusi sentrik - ukuran lebar mesiodistal gigi 5. Analisis ruang 6. Analisis ronsen foto MATERI PENGAYAAAN http://www.dentalcare.com/en-us/dental-education/continuing-education/ce202/202 3. PENUTUP a. Contoh tes formatif Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan subjektif? Jawaban: pemeriksaan yang didasarkan pada hasil wawancara dengan pasien. Kuis tersebut tidak diperhitungkan untuk nilai akhir. b. Contoh tes sumatif Pemeriksaan objektif yang diperlukan dalam menegakkan diagnosis antara lain: A. Pemeriksaan kebiasaan buruk yang berkaitan dengan keluhan pasien. B. Pemeriksaan keluhan utama pasien. C. Pemeriksaan riwayat kesehatan umum pasien. D. Pemeriksaan riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien. E. Pemeriksaan relasi gigi dalam oklusi sentrik. Jawaban: E c. Assesment pembelajaran Penilaian didasarkan atas keseluruhan proses kegiatan pembelajaran, meliputi: a. Ujian tengah semester (UTS) : 40% b. Ujian akhir semester (UAS) : 60% Nilai akhir ditentukan berdasarkan PAN Nilai A B C D E Rentang Simpangan Baku (SB) X + 1,5 SB X+ 0,5 SB sd X + 1,5 SB X- 0,5 SB sd X+ 0,5 SB X- 1,5 SB sd X- 0,5 SB < X 0,5 SB

SUMBER PUSTAKA 1. Bhalajhi, S.I, 2004, Orthodontics The Art and Science, ed. 3 Arya (Medi) Publ. House, New Delhi. 2. Graber, T.M. and Vanarsdall, R.L., 1994, Orthodontic Current Principles and Techniques, 2 nd ed., Mosby, St. Louis. 3. Isaacson, K.G., Muir, J.D., Reed, R.T., 2002, Removable Orthodontic Appliances, WRIGHT. 4. Moyers, S.E., 1988, Handbook of Orthodontics, Year Book Medical Pub. Inc., Chicago. 5. Salzmann, J.A., 1974, Orthodontics in Daily Practice, J.B. Lippincot Co., Philadelphia. 6. Singh, G., 2004, Textbook of Orthodontics, Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd., New Delhi.