Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Digital Financial Services (Layanan Keuangan Digital): Peluang dan Kemungkinan Penerapannya di Program KOTAKU

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era perkembangan teknologi saat ini banyak kita jumpai campaign

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

ANALISIS PRESEPSI MASYARAKAT PENGGUNA LAYANAN TRANSAKSI DIGITAL PADA FINANCIAL TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce. Menurut Asosiasi. Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2013), jumlah pengguna

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, pendidikan dan lain sebagainya. Melalui perkembangannya, teknologi

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah mempengaruhi industri perbankan, seperti hal nya Mobile Banking

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan khususnya di bidang ekonomi, dimana negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbelanja merupakan salah satu kegiatan aktivitas masyarakat

Banking Weekly Hotlist (24 Juli 28 Juli 2017)

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) PT.Bank DBS Indonesia adalah bagian dari DBS Group yang berkantor pusat

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada sistem perdagangan. Seiring kemajuan teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN INDONESIA FINTECH FESTIVAL & CONFERENCE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang memiliki pertumbuhan industri yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

mandiri e-cash dan Layanan Keuangan Digital (LKD) Bank Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak pada dunia perbankan secara elektronik. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Blibli.com

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Maraknya bisnis di Indonesia akhir-akhir ini via Internet diyakini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tersebut terjadi di semua bidang, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data emarketeer (2015) jumlah pengguna internet didunia cenderung

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat mengakses dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibanding triwulan I-2012 (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Informasi Top 8 Sistem Operasi Mobile dan Tablet pada bulan Februari 2015 sampai dengan Februari 2016

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah Pengguna Internet Di Indonesia (Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)

Panduan KlikBCA. Halo BCA (021) l fb.com/goodlifebca

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya sangat

3 Sumber: pada 1

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat seiring kemajuan teknologi. 3,42 3,25 3,07 2,89 2,69. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Hal yang menarik dari kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bumbu impor. Kuliner asing tersebut dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diakses dengan menggunakan rangkaian seperti Internet atau private local

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan dan jasa keuangan, saat ini dihadapkan pada persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dewasa ini telah mencapai tingkat yang

Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB. I PENDAHULUAN. Pentingnya teknologi informasi dalam bisnis tidak diragukan lagi. Banyak

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai e-commerce. Sistim perdagangan elektronik atau e- commerce saat ini menawarkan bentuk bisnis yang baru dengan

Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Moekti P. Soejachmoen

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ini didukung dengan berkembangnya jaringan internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meski era komunikasi digital sudah bergeser seiring dengan berkembangnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

Shopee Luncurkan Big Mobile Shopping Day 2017, Mobile Shopping Day Terbesar di Asia Tengga

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Rekapitulasi Produk PT. Finnet Indonesia Posisi: 2 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. maupun bank pemerintah yang bersaing ketat dalam mendapatkan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sangat terlihat jelas dan pesat ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan internet di Indonesia saat ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

APLIKASI BCA MOBILE. Yully Brigita. Abstrak. Pendahuluan

Transkripsi:

Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat penetrasi layanan perbankan yang rendah. Dibanding negara berkembang lainnya, Indonesia tergolong tertinggal dalam hal finansial inklusi. Menurut survei Bank Dunia (2014), hanya 36 persen populasi penduduk dewasa yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal. Angka ini lebih rendah dibanding rata-rata negara Asia Timur dan Pasifik (69 persen), rata-rata negara berpenghasilan menengah ke bawah (42 persen). Di Asia Tenggara, Indonesia bahkan tertinggal jauh dari Thailand, yang 78 persen penduduknya memiliki rekening bank. Tabel Tingkat Penetrasi Perbankan Adapun penduduk dewasa yang memanfaatkan pinjaman dana dari institusi keuangan hanya meliputi 13 persen. Alih-alih berurusan dengan lembaga keuangan, sebanyak 42 persen lebih suka meminjam uang dari keluarga atau teman. Fakta ini mengindikasikan besarnya potensi pasar pendanaan yang bisa dimanfaatkan. (Baca: Riset DBS Indonesian Multi-Finance Companies, Bridging Gaps with the Underbanked) Angka tersebut sangat timpang jika dibandingkan dengan penetrasi telepon selular. Survey We Are Social menyebutkan, 91 persen penduduk Indonesia memiliki ponsel. Sedangkan pemilik smartphone sebesar 47 persen. Pengguna kartu ponsel bahkan lebih besar dari populasi Indonesia, yaitu 371,4 juta atau 142 persen dari populasi. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016 menyebutkan, jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 132,7 juta penduduk atau 51,8 persen dari total populasi Indonesia.

Besarnya pengguna ponsel tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjangkau sistem keuangan melalui layanan keuangan digital. Sehingga puluhan jutaan orang, terutama pengguna telepon pintar yang memiliki akses internet, yang belum tersentuh sistem keuangan bisa dijangkau melalui perangkat mobile. Era digital memberi kemudahan bagi nasabah untuk mengakses layanan keuangan hanya melalui genggaman tangan. Nasabah bisa mudah melakukan transaksi melalui ponsel menggunakan berbagai cara mulai dari SMS banking hingga internet banking. Hadirnya layanan aplikasi masing-masing bank membuat nasabah bisa mengakses layanan dengan leluasa, tanpa harus datang ke kantor cabang. Tren penggunaan transaksi digital juga terus meningkat seiring meningkatnya penetrasi internet. Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan pengguna e-banking melonjak 270 persen, dari 13,6 juta nasabah pada 2012 menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016. Frekuensi transaksi penggunaan e-banking juga naik 169 persen, dari 150,8 juta transaksi pada 2012 menjadi 406,6 juta transaksi pada 2016. Perbankan dan Fintech Pertumbuhan teknologi dan perkembangan digital yang pesat membawa perubahan bisnis. Jika dua dekade lalu inovasi teknologi keuangan masih berpusat dalam internal perbankan, namun saat ini inovasi teknologi juga merambah sisi nasabah atau konsumen. Pergeseran itu membuat menjamurnya perusahaan keuangan berbasis teknologi atau financial technologi (fintech), termasuk di Indonesia. Hasil riset Asosiasi FinTech Indonesia memetakan sedikitnya ada 120 perusahaan yang bergerak di sektor fintech. Peningkatan itu sejalan dengan jumlah pemilik telepon genggam yang jauh lebih banyak dibanding jumlah rekening bank. Menurut Ketua Umum Asosiasi FinTech Indonesia, Niki Luhur, masa depan inklusi keuangan di Indoensia ada pada transaksi keuangan digital yang menggunakan perangkat mobile.

Riset DBS berjudul Digital Banking: New Avatar-Banks Watch Out for Banks menyebutkan fintech memiliki kelebihan dibanding bank tradisional. Fintech didukung teknologi dan inovasi untuk menjangkau nasabah yang tidak dapat mengakses sistem perbankan tradisional. Fintech juga lebih efisien karena mampu menekan biaya operasional sehingga bisa memberikan fasilitas layanan, termasuk pinjaman, lebih murah. Fintech bisa melayani lebih personal dan menjangkau masyarakat di wilayah pelosok, kata Sachin Mittal, Telecom, Media and Technology Analyst DBS Group Research. Di sisi lain, pesatnya pertumbuhan perusahaan start up fintech mendorong institusi keuangan tradisional untuk mengevaluasi kembali model bisnis inti mereka dan mulai memanfaatkan inovasi digital. Jika tidak, menjamurnya fintech bisa membawa ancaman bagi perbankan. Pertumbuhan yang pesat terlihat dari nilai investasi yang ditanamkan modal ventura ke startup fintech. Tak kurang dari US$ 13,8 miliar sepanjang 2015 atau lebih dari dua kali penanaman modal selama 2014. Saat ini ada 12 fintench yang bernilai di atas US$ 1 miliar atau kerap disebut unicorn. Dari sisi sebaran, dari 6500 fintech startup di dunia (2015), 2.500 di antaranya berada di Asia. Di bidang fintech, Tiongkok menjadi yang terdepan dengan perusahaan pembayaran mobile terbesar di dunia, Alipay. Pengguna Alipay dapat menaruh uangnya ke Yu'e Bao, money market fund terbesar di negeri itu. Sementara layanan asuransi secara digital terbesar, Ping An bekerjasama dengan Alibaba dan Tencent. Di India, layanan sistem pembayaran PayTm digunakan lebih 122 juta pengguna. Untuk menghadapi persaingan dengan fintech, ada dua respon yang bisa dilakukan perbankan. Pertama, digitalisasi layanan agar dapat memberikan layanan lebih cepat, murah, dan mudah ke nasabah. Misalnya dengan membuka rekening digital melalui telepon pintar. Di Asia, layanan Digibank oleh DBS memungkinkan nasabah dapat membuka rekening tabungan melalui ponsel dengan menggunakan otorisasi biometric. Kedua, mengintegrasikan kegiatan perbankan dengan kehidupan nasabah sehari-hari. Praktiknya ini dilakukan DBS Singapore melalui aplikasi Home Connect untuk memudahkan calon klien menaksir harga rumah yang akan dibelinya berdasarkan harga rata-rata di kawasan tersebut. Terlepas dari kehadiran fintech yang mengancam bank konvensional, keduanya sebenarnya dapat berkolaborasi untuk mencari solusi bersama. Misalnya, perbankan kesulitan membuka cabang di pelosok mengingat terbatasnya pendanaan, serta sistem pengawasan dan aturan permodalan yang ketat, sedangkan Fintech terkendala mengakses dana murah. Dengan berkolaborasi, perbankan dapat memanfaatkan teknologi fintech untuk menjangkau nasabah di kawasan yang tak terakses tanpa harus membuka cabang fisik. Di sisi lain, fintech bisa mengakses pendanaan murah untuk meningkatkan aktivitasnya.

Manfaat Digitalisasi bagi Ekonomi Layanan digital tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, namun juga mengubah praktik bisnis dan mengganti metode pembiayaan tradisional. Riset Deloitte bertajuk Digital Financial Services in Indonesia menyebutkan, layanan keuangan digital akan membuat akses sistem keuangan semakin meningkat sehingga memberikan manfaat bagi ekonomi nasional. Menurut studi Bank Dunia, peningkatan fasilitas sistem keuangan inklusi sebesar 1 persen bisa menaikkan pertumbuhan PDB per kapita sebesar 0,03 persen. Pertumbuhan ekonomi ini selanjutnya menghasilkan pertumbuhan lapangan kerja baru. Kenaikan inklusi keuangan sebesar 20 persen melalui layanan digital ini akan menghasilkan 1,7 juta lapangan kerja baru. Meningkatnya akses perbankan juga membuat bisnis,

terutama usaha kecil menengah (UKM), menjadi lebih mudah. Pengusaha-pengusaha baru kini bermunculan seiring mudahnya menjual barang melalui internet. Pedagang tak harus memiliki lapak atau toko konvensional terlebih dahulu untuk menjual produknya. Mereka bisa menjual melalui berbagai media seperti sosial media, website hingga aplikasi khusus. Perkembangan bisnis dengan platform internet juga didukung oleh posisi Indonesia sebagai terbesar e-commerce di Asia Tenggara. Pada 2014, Euromonitor mencatat, penjualan online Indonesia mencapai US$ 1,1 miliar, lebih tinggi dari Thailand dan Singapura. Namun, jka dibandingkan dengan total perdagangan retail, penjualan e-commerce di Indonesia hanya menyumbangkan 0,07 persen. Artinya, pasar e-commerce Indonesia berpeluang untuk tumbuh semakin besar. Apalagi dengan jumlah penduduk dan tingkat produk domestik bruto (PDB) terbesar di ASEAN. (Riset DBS E-Commerce in Asia: Bracing for Digital Disruption).