Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 09

dokumen-dokumen yang mirip
Program Dinamis (Dynamic Programming)

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

Program Dinamis (dynamic programming):

Program Dinamis. Oleh: Fitri Yulianti

Program Dinamis (Dynamic Programming)

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #10 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

MODUL I PROGRAM DINAMIS

Program Dinamis Sebagai Algoritma Dalam Link State Routing Protocol

BAB III ALGORITMA GREEDY DAN PROGRAM DINAMIS

Penyelesaian Sum of Subset Problem dengan Dynamic Programming

PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU KAMPUS MENGGUNAKAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Eksplorasi Algoritma Brute Force, Greedy, dan Dynamic Programming untuk Persoalan Integer Knapsack

Penyelesaian Persoalan Penukaran Uang dengan Program Dinamis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Lintasan Terbaik Dengan Algoritma Dynamic Programming Pada Fitur Get Driving Directions Google Maps

Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Program Dinamis untuk Optimisasi Taktik Pit Stop F1

Penerapan Algoritma Program Dinamis dalam Penjadwalan Pengerjaan Sekumpulan Tugas Pelajar

Penentuan Menu Makan dengan Pemrograman Dinamis

Mendapatkan Keuntungan Investasi Tertinggi dengan Memanfaatkan Algoritma Dynamic Programming

EKSPLORASI ALGORITMA BRUTE FORCE, GREEDY DAN PEMROGRAMAN DINAMIS PADA PENYELESAIAN MASALAH 0/1 KNAPSACK

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS RESUME MATERI KULIAH ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA STRATEGI ALGORITMA : H

Penerapan Program Dinamis dalam Menentukan Rute Terbaik Transportasi Umum

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng

PERMASALAHAN OPTIMASI 0-1 KNAPSACK DAN PERBANDINGAN BEBERAPA ALGORITMA PEMECAHANNYA

Paradigma Pemrograman Dinamis dalam Menentukan Rute Distribusi Bahan Bakar Minyak Berdasarkan Kebutuhan Penduduk di Suatu Daerah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pencarian Lintasan Terpendek Jalur Pendakian Gunung dengan Program Dinamis

Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis

ANALISIS KINERJA ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK PADA MASALAH MULTISTAGE GRAPH. Kata Kunci: Algoritma, Multistage, Pemrograman Dinamik, Running Time

Analisis Permainan FLIP Menggunakan Algoritma Program Dinamis

Penentuan Strategi Pemasaran Produk dengan Algoritma Program Dinamis

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng

PENEMPATAN KANTOR POS DENGAN ALGORITMA PROGRAM DINAMIS

Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System)

Penerapan Program Dinamis dalam Menentukan Kegiatan Olahraga dengan Pembakaran Kalori Optimal

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 03

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROGRAM DINAMIS UNTUK PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 06

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor masyarakat meluas dengan cepat[4]. menentukan tingkat kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dimana masingmasing

Pencarian Jalur Terpendek Pada Sistem Jaringan Komputer Menggunakan Algoritma Program Dinamis

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

Penerapan Program Dinamis Pada Sistem Navigasi Otomotif

MANAJEMEN PENGECEKAN INVENTARIS PERUSAHAAN BERBASIS PROGRAM DINAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VIII PEMROGRAMAN DINAMIS

Penyelesaian Persoalan Rationing Capital Menggunakan Metode Present Worth dalam Ekonomi Teknik dengan Program Dinamis

Ika Zulhidayati (1), Kartika Yulianti (2) ABSTRAK

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis

Pengantar Strategi Algoritmik. Oleh: Rinaldi Munir

Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd-Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path)

Program Dinamik Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jurusan Teknik Sipil FT UGM

Implementasi Pemrograman Dinamis dalam Pencarian Solusi Permainan Menara Hanoi

PERBANDINGAN ALGORITMA GREEDY, ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTICS DAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Penentuan Rute Terbaik pada Permainan Taxi Rider

Penentuan Rute Belanja dengan TSP dan Algoritma Greedy

Algoritma Branch & Bound

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I. MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman Ford pada Routing Jaringan Komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari

Design and Analysis Algorithm

BAB 2 LANDASAN TEORI

Program Dinamik (Dynamic Programming) Riset Operasi TIP FTP UB

PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

Penerapan Dynamic Programming dalam Penentuan Pengambilan Job dalam Euro Truck Simulator 2

II. TEORI DASAR. Kata Kunci levenshtein; program dinamis; edit distance; twitter

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 05

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Penerapan Algoritma Boyer Moore-Dynamic Programming untuk Layanan Auto-Complete dan Auto-Correct

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN INTEGER PROGRAMMING. Enty Nur Hayati Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang

Pengantar Strategi Algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING

ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 1, Tahun 2012, p

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL...

METODE PROGRAM DINAMIS PADA PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB

Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND. Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

Penelitian Operasional II Programa Dinamik 1 1. PROGRAM DINAMIK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Design and Analysis Algorithm Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom Pertemuan 09

Contents 1 2 5 Algoritma Program Dinamis Lintasan Terpendek (Shortest Path) Penganggaran Modal (Capital Budgeting) 1/0 Knapsack TSP (Travelling Salesman Problem) 2

Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan.

Program Dinamis Penyelesaian persoalan dengan metode ini: 1. terdapat sejumlah berhingga pilihan yang mungkin, 2. solusi pada setiap tahap dibangun dari hasil solusi tahap sebelumnya,. kita menggunakan persyaratan optimasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap.

Program Dinamis Tinjau graf di bawah ini. Kita ingin menemukan lintasan terpendek dari 1 ke 10 5

Prinsip Optimalitas Pada program dinamis, rangkaian keputusan yang optimal dibuat dengan menggunakan Prinsip Optimalitas. Prinsip Optimalitas: jika solusi total optimal, maka bagian solusi sampai tahap ke-k juga optimal. Prinsip optimalitas berarti bahwa jika kita bekerja dari tahap k ke tahap k + 1, kita dapat menggunakan hasil optimal dari tahap k tanpa harus kembali ke tahap awal. Ongkos pada tahap k +1 = (ongkos yang dihasilkan pada tahap k ) + (ongkos dari tahap k ke tahap k + 1) 6

Karakteristik Persoalan Program Dinamis 1. Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap (stage), yang pada setiap tahap hanya diambil satu keputusan. 2. Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang berhubungan dengan tahap tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam kemungkinan masukan yang ada pada tahap tersebut. 7

Graf multitahap (multistage graph). Tiap simpul di dalam graf tersebut menyatakan status, sedangkan V1, V2, menyatakan tahap. V 1 V 2 V V V 5 2 6 9 1 7 10 12 8 11 5 8

. Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari status yang bersangkutan ke status berikutnya pada tahap berikutnya.. Ongkos (cost) pada suatu tahap meningkat secara teratur (steadily) dengan bertambahnya jumlah tahapan. 5. Ongkos pada suatu tahap bergantung pada ongkos tahap-tahap yang sudah berjalan dan ongkos pada tahap tersebut. 9

6. Keputusan terbaik pada suatu tahap bersifat independen terhadap keputusan yang dilakukan pada tahap sebelumnya. 7. Adanya hubungan rekursif yang mengidentifikasikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k memberikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k + 1. 8. Prinsip optimalitas berlaku pada persoalan tersebut. 10

Dua Pendekatan Program Dinamis Dua pendekatan yang digunakan dalam PD: maju (forward atau up-down) dan mundur (backward atau bottom-up). Misalkan x 1, x 2,, x n menyatakan peubah (variable) keputusan yang harus dibuat masing-masing untuk tahap 1, 2,, n. Maka, Program dinamis maju. Program dinamis bergerak mulai dari tahap 1, terus maju ke tahap 2,, dan seterusnya sampai tahap n. Runtunan peubah keputusan adalah x 1, x 2,, x n. Program dinamis mundur. Program dinamis bergerak mulai dari tahap n, terus mundur ke tahap n 1, n 2, dan seterusnya sampai tahap 1. Runtunan peubah keputusan adalah x n, x n-1,, x 1. 11

Langkah-langkah Pengembangan Algoritma Program Dinamis 1. Karakteristikkan struktur solusi optimal. 2. Definisikan secara rekursif nilai solusi optimal.. Hitung nilai solusi optimal secara maju atau mundur.. Konstruksi solusi optimal. 12

Lintasan Terpendek Shortest Path 1

Lintasan Terpendek (Shortest Path) Tentukan lintasan terpendek dari simpul 1 ke simpul 10: 2 2 6 7 5 1 8 1 2 6 6 10 1 5 7 9 1

Penyelesaian dengan Program Dinamis Mundur Misalkan x1, x2,, x adalah simpul-simpul yang dikunjungi pada tahap k (k = 1, 2,, ). Maka rute yang dilalui adalah 1 x1 x2 x x, yang dalam hal ini x = 10. Pada persoalan ini, Tahap (k) adalah proses memilih simpul tujuan berikutnya (ada tahap). Status (s) yang berhubungan dengan masingmasing tahap adalah simpul-simpul di dalam graf. 15

Relasi rekurens berikut menyatakan lintasan terpendek dari status s ke x pada tahap k: f ( s) c (basis) f sx k ( x sxk k 1 k s) min{ c f ( x )}, (rekurens) k k = 1, 2, Keterangan: a. x k : peubah keputusan pada tahap k (k = 1, 2, ). c : bobot (cost) sisi dari s ke x k b. sxk c. f k (s, x k ) : total bobot lintasan dari s ke x k d. f k (s) : nilai minimum dari f k (s, x k ) Tujuan program dinamis mundur: mendapatkan f 1 (1) dengan cara mencari f (s), f (s), f 2 (s) terlebih dahulu. 16

2 2 6 7 5 1 8 1 2 6 6 10 1 5 7 9 Tahap : f ( s) c sx Solusi Optimum s f (s) * x 8 10 9 10 Catatan: x k * adalah nilai x k yang meminimumkan f k (s, x k ). 17

2 2 6 7 5 1 8 1 2 6 6 10 1 5 7 9 Tahap : f ( s) min{ c f ( x )} sx x x f (s, x ) = c s,x + f (x ) Solusi Optimum s 8 9 f (s) * x 5 8 8 6 9 7 7 9 7 6 7 6 8 18

2 2 6 7 5 1 8 1 2 6 6 10 1 5 7 9 Tahap 2: f ( s) min{ c f ( x )} sx 2 2 x 2 2 x 2 f 2 (s, x 2 ) = c s,x2 + f (x 2 ) Solusi Optimum s 5 6 7 f 2 (s) * x 2 2 11 11 12 11 5 atau 6 7 9 10 7 5 8 8 11 8 5 atau 6 19

2 2 6 7 5 1 8 1 2 6 6 10 1 5 7 9 Tahap 1: f ( s) min{ c f ( x )} sx 2 1 1 x 1 1 x 1 f 1 (s, x 1 ) = c s,x1 + f 2 (x 1 ) Solusi Optimum s 2 f 1 (s) * x 1 1 1 11 11 11 atau 20

Solusi optimum dapat dibaca pada tabel di bawah ini: 1 x 1 x 2 x x Panjang Lintasan Terpendek 5 8 10 11 5 8 10 11 6 9 10 11 Jadi ada tiga lintasan terpendek dari 1 ke 10, yaitu 1 5 8 10 1 5 8 10 1 6 9 10 Panjang ketiga lintasan tersebut sama, yaitu 11. 21

Penganggaran Modal Capital Budgeting 22

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Sebuah perusahaan berencana akan mengembangkan usaha (proyek) melalui ketiga buah pabrik (plant) yang dimilikinya. Setiap pabrik diminta mengirimkan proposal (boleh lebih dari satu) ke perusahaan untuk proyek yang akan dikembangkan. Setiap proposal memuat total biaya yang dibutuhkan (c) dan total keuntungan (revenue) yang akan diperoleh (R) dari pengembangan usaha itu. Perusahaan menganggarkan Rp 5 milyar untuk alokasi dana bagi ketiga pabriknya itu. 2

Tabel berikut meringkaskan nilai c dan R untuk masing-masing proposal proyek. Proposal proyek bernilai-nol sengaja dicantumkan yang berarti tidak ada alokasi dana yang diberikan ntuk setiap pabrik. Tujuan Perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimum dari pengalokasian dana sebesar Rp 5 milyar tersebut. Selesaikan persoalan ini dengan program dinamis. 2

Peubah status yang terdapat pada tahap 1, 2, dan : x 1 = modal yang dialokasikan pada tahap 1 x 2 = modal yang dialokasikan pada tahap 1 dan 2 x = modal yang dialokasikan pada tahap 1, 2, dan x 1 x 2 x Tahap 1 Tahap 2 Tahap Kemungkinan nilai-nilai untuk x 1 dan x 2 adalah 0, 1, 2,,, 5 (milyar), sedangkan nilai untuk x adalah 5 25

Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik Proyek c 1 R 1 c 2 R 2 c R 1 0 0 0 0 0 0 2 1 5 2 8 1 2 6 9 - - - - 12 - - 26

Misalkan, Penyelesaian dengan Program Dinamis Maju R k (p k ) = keuntungan dari alternatif p k pada tahap k f k (x k ) = keuntungan optimal dari tahap 1, 2,, dan k yang diberikan oleh status x k 27

Penyelesaian dengan PD Tahap (k) adalah proses mengalokasikan dana untuk setiap pabrik (ada tahap, tiap pabrik mendefinisikan sebuah tahap). Status (xk) menyatakan jumlah modal yang dialokasikan pada pada setiap tahap (namun terikat bersama semua tahap lainnya). Alternatif (p) menyatakan proposal proyek yang diusulkan setiap pabrik. Pabrik 1, 2, dan masing-masing memiliki, dan 2 alternatif proposal. 28

Relasi rekurens keuntungan optimal: f {R 1 (p 1 )} (basis) ( x ) max 1 1 feasible proposal _ p feasible proposal _ 1 f k ( x k ) max {R k (p k ) + f k-1 (x k-1 ) } (rekurens) k = 2, Catatan: 1. x k 1 = x k c k (p k ) p k c(p k ) adalah biaya untuk alternatif p k pada tahap k. 2. Proposal p k dikatakan layak (feasible) jika biayanya, c(p k ), tidak melebihi nilai status x k pada tahap k. 29

Relasi rekurens keuntungan optimal menjadi f ( x ) max 1 1 c x {R 1 (p 1 )} (basis) 1 ( p1 ) 1 f k ( x k ) max {R k (p k ) + f k-1 [x k c k (p k )] } (rekurens) c k ( p k ) x k k = 2, 0

Tahap 1 Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik Proyek c 1 R 1 c 2 R 2 c R 1 0 0 0 0 0 0 2 1 5 2 8 1 2 6 9 - - - - 12 - - f ( x ) max {R 1 (p 1 )} 1 1 c1 ( p1 ) x p 1, 2, 1 1 R 1 (p 1 ) Solusi Optimal x 1 p 1 = 1 p 1 = 2 p 1 = f 1 (x 1 ) * p 1 0 0 - - 0 1 1 0 5-5 2 2 0 5 6 6 0 5 6 6 0 5 6 6 5 0 5 6 6 1

Tahap 2 Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik Proyek c 1 R 1 c 2 R 2 c R 1 0 0 0 0 0 0 2 1 5 2 8 1 2 6 9 - - - - 12 - - f ( x ) max {R 2 (p 2 ) + f 1 [(x 2 c 2 (p 2 )]}, 2 2 c ( p2 ) x2 p 1, 2,, 2 2 R 2 (p 2 ) + f 1 [(x 2 c 2 (p 2 )] Solusi x 2 Optimal * p 2 = 1 p 2 = 2 p 2 = p 2 = f 2 (x 2 ) p 2 0 0 + 0 = 0 - - - 0 1 1 0 + 5 = 5 - - - 5 1 2 0 + 6 = 6 8 + 0 = 8 - - 8 2 0 + 6 = 6 8 + 5 = 1 9 + 0 = 9-1 2 0 + 6 = 6 8 + 6 = 1 9 + 5 = 1 12 + 0 = 12 1 2 atau 5 0 + 6 = 6 8 + 6 = 1 9 + 6 = 15 12 + 5 = 17 17 2

Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik Proyek c 1 R 1 c 2 R 2 c R 1 0 0 0 0 0 0 2 1 5 2 8 1 2 6 9 - - - - 12 - - Tahap f ( x ) max {R (p ) + f 2 [(x c (p )]}, c ( p ) x p 1, 2 R (p ) + f 2 [(x c (p )] Solusi Optimal x p = 1 p = 2 f (x ) * p 5 0 + 17 = 17 + 1 = 17 17 1 atau 2

1/0 Knapsack 5

Integer (1/0) Knapsack Pada persoalan ini, Tahap (k) adalah proses memasukkan barang ke dalam karung (knapsack) (ada tahap). Status (y) menyatakan kapasitas muat karung yang tersisa setelah memasukkan barang pada tahap sebelumnya. Dari tahap ke-1, kita masukkan objek ke-1 ke dalam karung untuk setiap satuan kapasitas karung sampai batas kapasitas maksimumnya. Karena kapasitas karung adalah bilangan bulat, maka pendekatan ini praktis. 6

Misalkan ketika memasukkan objek pada tahap k, kapasitas muat karung sekarang adalah y w k. Untuk mengisi kapasitas sisanya, kita menerapkan prinsip optimalitas dengan mengacu pada nilai optimum dari tahap sebelumnya untuk kapasitas sisa y w k ( yaitu f k-1 (y w k )). 7

Selanjutnya, kita bandingkan nilai keuntungan dari objek pada tahap k (yaitu p k ) plus nilai f k-1 (y w k ) dengan keuntungan pengisian hanya k 1 macam objek, f k-1 (y). Jika p k + f k-1 (y w k ) lebih kecil dari f k-1 (y), maka objek yang ke-k tidak dimasukkan ke dalam karung, tetapi jika lebih besar, maka objek yang ke-k dimasukkan. 8

f k (y) adalah keuntungan optimum dari persoalan 0/1 Knapsack pada tahap k untuk kapasitas karung sebesar y. f 0 (y) = 0 adalah nilai dari persoalan knapsack kosong (tidak ada persoalan knapscak) dengan kapasitas y, f k (y) = - adalah nilai dari persoalan knapsack untuk kapasitas negatif. Solusi optimum dari persoalan 0/1 Knapsack adalah f n (M). 9

0

1

2

TSP Travelling Salesman Problem

TSP (Travelling Salesman Problem) Misalkan G = (V, E) adalah graf lengkap berarah dengan sisi-sisi yang diberi harga c ij > 0. Misalkan V = n dan n > 1. Setiap simpul diberi nomor 1, 2,, n. Asumsikan perjalanan (tur) dimulai dan berakhir pada simpul 1. Setiap tur pasti terdiri dari sisi (1, k) untuk beberapa k ϵ V {1} dan sebuah lintasan dari simpul k ke simpul 1. Lintasan dari simpul k ke simpul 1 tersebut melalui setiap simpul di dalam V {1, k} tepat hanya sekali.

Prinsip Optimalitas Jika tur tersebut optimal maka lintasan dari simpul k ke simpul 1 juga menjadi lintasan k ke 1 terpendek yang melalui simpul-simpul di dalam V {1, k}. Misalkan f(i, S) adalah bobot lintasan terpendek yang berawal pada simpul i, yang melalui semua simpul di dalam S dan berakhir pada simpul 1. Maka Nilai f(1, V {1}) adalah bobot tur terpendek. 5

6

7

8

9

50

Misalkan J(i, S) adalah nilai yang dimaksudkan tersebut. Maka, J(1, {2,, }) = 2. Jadi, tur mulai dari simpul 1 selanjutnya ke simpul 2. Simpul berikutnya dapat diperoleh dari f(2, {, }), yang mana J(2, {, }) =. Jadi, simpul berikutnya adalah simpul. Simpul terakhir dapat diperoleh dari f(, {}), yang mana J(, {}) =. Jadi, tur yang optimal adalah 1, 2,,, 1 dengan bobot (panjang) = 5. 51

Click to edit subtitle style