91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan moneter terhadap keputusan investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). Analisis data dengan model estimasi data panel. Data panel adalah gabungan (pooled data) dari data time series dan data cross-section. Terdapat dua keuntungan penggunaan model data panel dibandingkan dengan data time series atau cross section saja (Verbeek, 2004, dalam Firdaus, 2011). Pertama, dengan mengkombinasikan data time series dan cross section dalam data panel membuat jumlah observasi menjadi lebih besar. Dengan menggunakan model data panel marginal effect dari peubah penjelas dilihat dari dua dimensi (individu dan waktu) sehingga parameter yang diestimasi akan lebih akurat dibandingkan dengan model lain. Secara teknis menurut Hsiao, 2004 dalam Firdaus (2011), data panel dapat memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antarpeubah serta meningkatkan derajat kebebasan yang artinya meningkatkan efisiensi. Kedua, keuntungan yang lebih penting dari penggunaan data panel adalah mengurangi masalah identifikasi. Data panel lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section saja atau data time series saja. Data panel mampu mengontrol heterogenitas individu. Dengan metode ini estimasi yang dilakukan dapat secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas individu. Analisis panel data mengenal dua model data yakni panel data statis dan panel data dinamis. Perbedaannya adalah, pada panel data dinamis memasukkan unsur lag
92 pada variabel dependen sehingga akan muncul masalah endogenitas (endogeneity problem), sedangkan pada data panel statis tidak memasukkan unsur lag pada modelnya. Regresi data panel berbeda dari regresi time-series atau regresi cross-section biasa karena dalam regresi data panel setiap variabel mengandung subscript ganda it (Baltagi, 2005). Rumusan umum untuk regresi data panel adalah sebagai berikut: Y it = α + βx it + u it... (4..1.) dimana: Y it = variabel dependen untuk individu ke-i dan waktu ke-t X it = vektor variabel bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t α. = konstanta β = koefisien regresi = error u it Dengan demikian, i menandakan dimensi cross section dan t menandakan dimensi waktu. Umumnya penerapan data panel menggunakan model one way error component dalam bentuk : u it = µ i + v it.... (4.2.) dimana µ menunjukkan pengaruh spesifik individu yang tidak dapat diamati dan v it adalah sisaan disturbance. Nilai u it akan berbeda untuk setiap individual dan waktu sehingga merupakan disturbance yang biasa terjadi dalam analisis regresi. Dalam analisa panel data dikenal dua pendekatan, yakni pendekatan efek tetap (fixed effect model/fem), dan pendekatan efek acak (random effect model/rem). Keduanya dibedakan berdasarkan pada asumsi ada atau tidaknya korelasi antara komponen error dengan peubah bebas (regresor). Misalkan: Y it = α i + βx it + ε it i = 1, 2, 3,..., N; t = 1, 2, 3,..., T.(4.3.) di mana: Y it = variabel terikat untuk individu ke-i dan waktu ke-t X it = vektor variabel bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t α. = konstanta
93 β ε N T = koefisien regresi = error = Jumlah cross section = Jumlah periode waktu dalam bentuk: Pada one way error components model, komponen error dispesifikasikan bentuk: ε it = λ i + u it Untuk two way error components model, komponen erro dispesifikasi dalam ε it = λ i + µ it + u it Pada pendekatan one way, error term hanya memasukkan komponen error yang merupakan efek dari individu (λ i ). Pada two way dimasukkan efek dari waktu (µ it ) ke dalam komponen error. Jadi perbedaan antara FEM dan REM terletak pada ada atau tidaknya korelasi antara λ i dan µ t dengan X it. FEM muncul ketika antara efek individu dan peubah penjelas (regressor) memiliki korelasi dengan X it atau memiliki pola yang sifatnya tidak acak. Pendekatan FEM ini mampu untuk membedakan antara efek yang dihasilkan oleh individu pada model. Pada model ini, intersep diantara tiap individu diperbolehkan untuk berbeda, karena model ini mengakui bahwa tiap individu memiliki karakteristiknya masingmasing. Efek tetap yang dimaksud dalam model ini, adalah tiap individu akan memiliki nilai intercept yang tetap dari waktu ke waktu. Pembedaan efek dari tiap individu pada model FEM dilakukan dengan memasukkan variabel dummy untuk menghasilkan parameter yang berbeda-beda baik lintas unit cross section maupun antar waktu, untuk dapat merepresentasikan perbedaan intersep. Pendekatan dengan memasukkan variabel dummy ini dikenal dengan Least Square Dummy Variable (LSDV). Persamaan LSDV dapat dituliskan kedalam persamaan matematis sebagai berikut (Nachrowi dan Usman, 2006):
94 dimana: Y it = α + βx it + γ 2 W 2t + γ 2 W 2t +.+ γ N W Nt + δ 2 Z i2 + δ 3 Z i3 y it x it +.+ δ T Z it + ε it.... (4.4.) = variabel terikat untuk individu ke-i dan waktu ke-t = vektor variabel bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t W it dan Z it = Variabel dummy yang didefinisikan sebagai berikut dummy W it = 1 ; untuk individu i; i = 1, 2,.., N = 0 ; lainnya Z it = 1 ; untuk individu i; i = 1, 2,.., T = 0 ; lainnya Penaksir β disebut sebagai least square dummy variable (LSDV) estimator. Dengan pendekatan ini (LSDV) dapat menghasilkan dugaan parameter β yang tidak bias dan efisien. Tetapi kelemahannya jika jumlah unit observasinya besar maka menjadi rumit. Penambahan sejumlah variabel dummy ke dalam persamaan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Jika pada pendekatan FEM perbedaan karakteristik individu dan waktu diakomodasikan pada intercept, pada pendekatan REM perbedaan karakteristik individu dan waktu diakomodasikan pada error dari model. REM muncul ketika antara efek individu dan regressor tidak terdapat korelasi. Asumsi ini membuat komponen error dari efek individu dan waktu dimasukkan kedalam error. Berbeda dengan FEM yang memasukkan komponen error dari efek individu dan waktu direpresentasikan dalam intersep. Persamaan REM dapat dituliskan menjadi (Nachrowi dan Usman, 2006): Y it = α + βx it + ε it ; ε it = u it + v it + w it... (4.5.) dimana: α ε it u it = rata-rata dari seluruh intersep = error term = komponen error cross-section
95 v it w it = komponen error time series = komponen error gabungan Pada REM diasumsikan bahwa u it adalah merupakan bagian dari error term. Dengan demikian, penerapan OLS menjadi tidak tepat untuk memperoleh estimator yang efisien. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat digunakan pendekatan Generalized Least Square (GLS) dengan memodifikasi pada struktur error covariance matrix nya. Pendekatan-pendekatan yang telah dijelaskan sebelumnya tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh dari liberalisasi keuangan dan kebijakan moneter terhadap nilai Q-Tobin, dibutuhkan estimasi model yang terbaik. Oleh karena itu, dalam ketiga pendekatan analisa regresi data panel akan dipilih satu model yang terbaik. Kriteria pemilihan ini berdasarkan beberapa uji silang dengan pendekatan-pendekatan tersebut. Uji pemilihan model analisis data panel umumnya meliputi Uji Hausman (Hausman test). Pengujian Hausman test merupakan pengujian dalam penentuan model antara FEM dengan REM. Pengujian ini didasari pada asumsi ada tidaknya korelasi antara efek individu dan regressor. Hipotesa yang digunakan dalam pengujian ini adalah: H 0 : E( τ ) = 0, atau Random Effect Model adalah model yang tepat i x it H 1 : E( τ ) 0, atau Fixed Effect Model adalah model yang tepat i x it Sebagai dasar penolakan H 0 digunakan statistik Hausman dan membandingkannya dengan Chi square χ 2. Jika nilai χ2 statistik hasil pengujian lebih besar dari χ2 tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H 0 sehingga pendekatan yang digunakan adalah fixed effect, dan demikian sebaliknya. Setelah menentukan model terbaik yang akan digunakan, maka langkah selanjutnya adalah menganalis apakah variabel-variabel liberalisasi keuangan dan
96 kebijakan moneter yang diduga berpengaruh terhadap nilai Q-Tobin masing-masing subsektor. Penting untuk diperhatikan bahwa pemilihan model yang dilakukan bukanlah suatu hal yang mutlak, namun disesuaikan dengan hasil yang akan diperoleh nantinya dan tergantung pada tujuan analisis. Tahap berikutnya, adalah setelah ditentukan model estimasi yang tepat, dilakukan pengujian atas variabel-variabel liberalisasi keuangan (FDI dan Investasi Portofolio), kebijakan moneter (SBI dan total kredit), makroekonomi (Nilai tukar dan cadangan devisa), pasar modal (IHSG dan kapitalisasi pasar), perusahaan (aset perusahaan, pinjaman perusahaan dan kapitalisasi pasar saham perusahaan) yang diduga berpengaruh. Persamaan regresi data panel dibentuk sebagai berikut: Q = 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6X 6 α + β X + β X + β X + β X + β X + β + ε Untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut berpengaruh atau tidak maka digunakan uji t. Hipotesis untuk masing-masing variabel adalah: H 0 : β β ; β ; β ; β ; β 0 1 ; 2 3 4 5 6 = H 1 : setidaknya salah satu dari β 0 ( i = 1,2,...,6) i Kriteria penolakan H 0 adalah apabila t statistik > t tabel, pada selang kepercayaan tertentu (1 persen, 5 persen dan 10 persen). Proses pengolahan data panel yang dilakukan dari awal sampai pada tahapan analisis pengaruh variabel, menggunakan bantuan software aplikasi EViews Versi 6. 4.1.2. Analisis Untuk Mencapai Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pertama dicapai dengan menggunakan metode data panel. Dari uji berdasarkan data panel tersebut akan diketahui keterkaitan liberalisasi keuangan terhadap nilai Q-Tobin dari masing-masing subsektor melalui persamaan regresi data panel. Sampel perusahaan dari 3 sektor, yaitu sektor pertanian (12
97 perusahaan), sektor industri dasar dan kimia (37 perusahaan) dan sektor perbankan (15 perusahaan), disajikan pada Lampiran 2. Data time series yang digunakan berfrekuensi tahunan. Dalam analisis ini, variabel liberalisasi keuangan seperti FDI dan investasi portofolio, juga variabel makroekonomi, pasar modal dan perusahaan dipilih sesuai dengan logika teori ekonomi yang relevan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi diantara suatu variabel dengan variabel yang lain, dilakukan uji korelasi antar variabel. Batasan nilai korelasi adalah 0.85 ke atas, dan selanjutnya variabel tersebut tidak akan dimasukkan dalam persamaan regresi. Analisis dengan data panel bertujuan untuk melakukan estimasi parameter. Sehingga dalam pengujian statistik, yang terpenting adalah persamaan-persamaan dalam model secara kolektif berdasarkan F-test signifikan, meskipun bisa terjadi estimasi koefisien berdasarkan t-test yang mungkin disebabkan oleh multikolinearitas yang tidak signifikan. F-test digunakan untuk mengukur signifikansi dari estimasi regresi secara menyeluruh, sedangkan t-test digunakan untuk mengukur signifikansi dari koefisien-koefisien regresi. Berdasarkan model terpilih, akan terlihat keterkaitan variabel dalam liberalisasi keuangan, seperti arus modal dan investasi asing dengan variabel suku bunga (biaya modal) yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai Q-Tobin. Perubahan pada nilai Q tersebut berdampak kepada keputusan investasi. Tujuan penelitian kedua, dicapai dengan menggunakan analisis yang sama yaitu FEM atau REM, untuk melihat pengaruh dari kebijakan moneter (melalui operasi pasar terbuka), terhadap variabel suku bunga jangka pendek dan jangka panjang, yang kemudian akan mempengaruhi nilai Q-Tobin dan selanjutnya terhadap keputusan investasi. Untuk memperoleh variabel-variabel utama yang berpengaruh
98 terhadap investasi dari kebijakan liberalisasi keuangan maupun kebijakan moneter, dilakukan korelasi silang (cross-correlation). Tujuan penelitian ketiga, untuk melihat pengaruh dari liberalisasi keuangan dan kebijakan moneter terhadap pertumbuhan investasi sektoral. Kerangka operasional penelitian berikut variabel yang diteliti disajikan pada Gambar 13. Dari kerangka alur pemikiran pada Gambar 12 sebelumnya, dibuat kerangka operasional berdasarkan tujuan penelitian dan pengelompokkan model. Variabel yang dimasukkan dalam kerangka ini termasuk adalah variabel eksogen yang memberikan pengaruh berupa perubahan kebijakan, baik dalam liberalisasi keuangan (keputusan Pemerintah tentang keterbukaan Capital Account Pasar Modal) maupun kebijakan moneter (target reserve requirement). 4.2. Spesifikasi Model Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian penjelasan yang berfokus pada penjelasan tentang pola arah dan sifat dinamika hubungan antara kebijakan, variabel-variabel makroekonomi dan investasi perusahaan pada sektor tertentu. Berdasarkan tujuan penelitian dan tahapan analisis maka ada tiga model yang digunakan dalam penelitian ini. Spesifikasi model dan variabel yang digunakan pada tiap-tiap model diturunkan dari pembahasan dalam kerangka teoritis pada bab sebelumnya. Ketiga model tersebut adalah model liberalisasi keuangan dan Q-Tobin, model liberalisasi keuangan serta kebijakan moneter dan Q-Tobin, serta model liberalisasi keuangan dan pengaruh kebijakan moneter terhadap pertumbuhan investasi sektoral.
99 Reserve Requirement Keterbukaan Capital Account Keterbukaan Pasar Modal Uang Beredar FDI Pinjaman Komersial Tabungan Transaksi Aset Keuangan Bunga Pasar IHSG Cadangan Devisa Nilai Tukar Rupiah Jumlah Pinjaman Bunga Pinjaman Biaya Modal Nilai Buku Aset Perusahaan Nilai Pasar Saham Perusahaaan Rasio Q-Tobin Perusahaaan Struktur Modal Perusahaan Inflasi Investasi Sektoral = Tujuan Penelitian = Variabel Kebijakan = Hubungan penjelas dan keterkaitan = Variabel yang diteliti = Variabel mikro lainnya yang tidak masuk model akan diulas dengan metode deskriptif Gambar 13: Kerangka Operasional Berdasarkan Variabel
100 4.2.1. Model Liberalisasi Keuangan 4.2.1.1. Spesifikasi Model Liberalisasi Keuangan Pengukuran liberalisasi keuangan dapat dipisahkan atas pengukuran liberalisasi pasar saham dan liberalisasi capital account. Pengukuran liberalisasi pasar saham, yaitu melalui indikator resmi (adanya ketentuan dari instansi yang berwenang) serta indikator intensitas. Pengukuran liberalisasi pasar saham melalui peraturan resmi diberikan nilai 1 (satu), sedangkan yang tidak melalui peraturan diberi nilai 0 (nol). Pengukuran liberalisasi pasar modal dengan intensitas, dalam bentuk rasio kapitalisasi pasar saham yang ada di suatu negara dengan indeks pasar. Nilai rasio berkisar dari 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), dimana rasio 1 (satu) menunjukkan bahwa seluruh saham di suatu negara dapat dimiliki oleh investor asing. Dari ke-2 pengukuran tersebut, maka negara yang pasar sahamnya tersegmentasi secara utuh memiliki nilai 0, sedangkan negara dengan liberalisasi pasar saham penuh memiliki nilai 1. Keterbukaan pasar saham sebagai konsekuensi dari kebijakan moneter dalam liberalisasi keuangan akan menurunkan biaya modal. Penurunan biaya modal akan mendorong terjadinya investasi oleh perusahaan-perusahaan. Keterbukaan pasar saham akan mendorong terciptanya investasi. Keterbukaan capital account diukur dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan dari IMF (AREAER) dan Quinn. Pengukuran dengan AREAER, berkisar dari 0 dan 1, dimana nilai dummy 0 (nol) apabila terdapat 1 hambatan dalam keterbukaan capital account. Sedangkan pengukuran Quinn, memberikan rentang nilai 0 dan 1, yang diukur dari tingkat persetujuan pihak berwenang. Keterbukaan Capital Account sebagai konsekuensi dari liberalisasi keuangan akan mempermudah aliran dana pihak investor, dan selanjutnya mempengaruhi jumlah simpanan, pasar kredit serta menurunkan biaya modal.
101 Penurunan biaya modal akan mendorong terjadinya investasi oleh perusahaanperusahaan. Keterbukaan capital accountpun akan mendorong terciptanya investasi. Pertumbuhan Investasi, dipengaruhi oleh tingkat investasi yang ada saat ini di perusahaan juga tingkat investasi baru, termasuk investasi yang terjadi karena adanya pengaruhi dari liberalisasi keuangan dalam pasar saham maupun capital account, serta tingkat bunga. dalam hal ini adalah investasi yang dilakukan perusahaan dipengaruhi oleh tingkat bunga. Penurunan tingkat bunga akan mengurangi biaya modal, sehingga akan meningkatkan jumlah laba dan meningkatkan insentif untuk mengakumulasi lebih banyak modal. Untuk melihat pola hubungan antara liberalisasi keuangan yang diproksi dari aliran kapital (investasi asing langsung, investasi portofolio keuangan, dan pinjaman komersial) dengan investasi digunakan nilai tahunan masing-masing sejak tahun 2002 sampai dengan 2009. Proksi pengukuran liberalisasi keuangan adalah berdasarkan rasio data antara kapitalisasi pasar saham terhadap Gross Domestic Product. Untuk menganalisis pengaruh liberalisasi keuangan terhadap pertumbuhan investasi digunakan model estimasi Random Effect Model. 4.2.1.2. Data Model Liberalisasi Keuangan Beberapa data yang dibutuhkan dalam model ini dikelompokkan dalam 2 (dua) yaitu kelompok pasar saham dan kelompok capital account. Untuk kelompok pasar saham, data yang dibutuhkan adalah: (1) Nilai Investasi bersih perusahaan Indonesia (sektor pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan) (2) Harga Saham Perusahaan Indonesia (sektor pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan) (3) Biaya modal (4) Nilai buku saham biasa perusahaan Indonesia (sektor pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan) (5) Nilai buku utang
102 jangka pendek perusahaan Indonesia (sektor pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan) (6) Nilai buku utang jangka panjang perusahaan Indonesia (sektor pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan) (7) Nilai buku total aset perusahaan Indonesia (sektor pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan). Untuk kelompok capital account, data yang dibutuhkan adalah: (1) Investasi Asing Langsung (FDI) (2) Investasi Portofolio dan (3) Pinjaman Komersial Asing. Sedangkan data variabel makroekonomi yang dibutuhkan untuk kedua kelompok ini adalah: (1) Cadangan Devisa (2) Nilai Tukar Rupiah (3) Sukubunga pasar, dan (4) Indeks Harga Saham Gabungan maupun Indeks Saham Sektor Pertanian, Industri Dasar dan Kimia dan Perbankan. Biaya modal dipengaruhi oleh ketersediaan sumber dana baik di pasar uang (tingkat bunga pinjaman) maupun tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan oleh pemilik dana di pasar modal serta keleluasaan masuknya dana asing melalui investor asing yang membeli sekuritas emiten Indonesia di Pasar Saham Indonesia. Keleluasaan investor asing sebagai gambaran pelonggaran kebijakan atau aturan dalam investasi di pasar saham Indonesia. Harga barang modal berkorelasi positif dengan permintaan atas barang modal tersebut, dan dipengaruhi oleh jumlah penawaran barang modal, tingkat teknologi yang digunakan, suku bunga maupun nilai tukar. Untuk barang modal yang diimpor, nilainya akan semakin meningkat apabila nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing (dalam hal ini US $) melemah. Stok modal atau tingkat investasi yang dimiliki perusahaan saat ini, dipengaruhi oleh tingkat depresiasi dari barang modal dan jenis investasinya. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan atas perubahan kebijakan atas liberalisasi keuangan, khususnya pasar saham, yang mengikuti indikator sebagaimana
103 ditetapkan oleh IMF dan aliran dana masuk atau keluar dari capital account, mengikuti indikator sebagaimana ditetapkan oleh IMF dan Quinn terhadap pertumbuhan investasi. Perubahan kebijakan berupa keputusan-keputusan yang terkait dengan Pasar Saham dan aliran dana. Persamaan dalam model liberalisasi keuangan adalah sebagai berikut: - Nilai Q Tobin = f (investasi asing langsung, investasi portofolio, cadangan devisa, bunga kredit, kapitalisasi pasar saham, pinjaman perusahaan, aset perusahaan, dummy krisis). - Faktor kebijakan makro berupa aliran dana FDI dan investasi portofolio, cadangan devisa, serta faktor mikro berupa pinjaman perusahaan dan kapitalisasi pasar saham perusahaan diharapkan memberikan pengaruh positif terhadap nilai Q- Tobin sektor. - Faktor makroekonomi berupa bunga kredit atau bunga pinjaman serta faktor mikro berupa aset perusahaan diharapkan memberikan pengaruh negatif terhadap nilai Q-Tobin. - Faktor eksternal berupa dummy krisis 2008 diharapkan memberikan pengaruh negatif terhadap nilai Q-Tobin. 4.2.2. Model Pengaruh Liberalisasi Keuangan dan Kebijakan Moneter Paradigma baru dalam kebijakan moneter, menunjukkan bahwa peningkatan suplai uang diharapkan akan meningkatkan ketersediaan pinjaman (mempengaruhi pasar kredit). Spesifikasi model pengaruh liberalisasi keuangan dan kebijakan moneter relatif hampir sama dengan model pertama, hanya saja sudah dipertimbangkan adanya pengaruh kebijakan moneter dalam model ini. Data-data tambahan yang dibutuhkan dalam model ini adalah: (1) Sukubunga acuan Bank
104 Indonesia (2) Kebijakan Moneter (3) Jumlah uang beredar (Suplai Uang) (4) Sukubunga tabungan (5) Sukubunga pinjaman, dan (6) Jumlah kredit (pinjaman) yang disalurkan ke sektor riil, khususnya pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan. Suku bunga acuan Bank, yaitu SBI masih tetap digunakan, meskipun sejak tahun 2008 peran SBI sebagai reference rate mulai dikurangi. - Nilai Q Tobin = f (SBI, money supply, IHSG, total kredit, bunga kredit, kapitalisasi pasar saham, pinjaman perusahaan, aset perusahaan, dummy krisis) - Faktor makroekonomi seperti SBI, money supply, IHSG, total kredit dan faktor mikro perusahaan berupa kapitalisasi pasar perusahaan dan pinjaman perusahaan diharapkan memberikan pengaruh positif terhadap nilai Q-Tobin. - Faktor makroekonomi berupa bunga kredit atau bunga pinjaman dan faktor mikro berupa aset perusahaan diharapkan memberikan pengaruh negatif terhadap nilai Q-Tobin. 4.2.3. Model Pertumbuhan Investasi Sektoral Seperti halnya pada model pertama dan kedua, model ketiga untuk melihat pengaruh liberalisasi keuangan dan kebijakan moneter terhadap pertumbuhan investasi sektor tertentu (pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan). - Pertumbuhan investasi perusahaan pada sektor tertentu = f (nilai Q-Tobin, bunga pinjaman riil, struktur modal, dummy krisis) 4.3. Pengorganisasian Model Analisis Model analisis setelah dikelompokkan dalam 3 sub-model disajikan pada Tabel 10. Model estimasi yang sesuai untuk ke 3 kelompok model, adalah Random Effect Model. Pemilihan model estimasi antara Fixed Effect dan Random Effect,
105 digunakan uji Hausman. Model estimasi Random Effect ini juga dipilih untuk model ke- 3 (tiga) sektor, baik pertanian, industri dasar dan kimia serta perbankan. Tabel 10. Pengorganisasian Model Analisis Pengaruh Liberalisasi Keuangan No Model Estimasi Tujuan I Pasar Saham dan Keterbukaan Capital Account Indonesia REM Melihat hubungan variabel pasar saham dan capital account terhadap perilaku investasi perusahaan, dengan II Liberalisasi Keuangan dan Kebijakan Moneter REM indikator nilai Q-Tobin Melihat pola hubungan liberalisasi keuangan dan variabel kebijakan moneter terhadap perilaku investasi perusahaan, dengan indikator nilai Q-Tobin III Pertumbuhan Investasi Sektoral REM Melihat perilaku pertumbuhan investasi sektoral dengan adanya liberalisasi keuangan dan kebijakan moneter