Evaluasi Penyimpangan Bobot Badan...Muhammad Iqbal

dokumen-dokumen yang mirip
Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Winter Alfi Fauziah

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Nahl B. Dirgareindo

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYIMPANGAN BOBOT BADAN MENURUT RUMUS SCHOORL TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL PADA KUDA POLO DI NUSANTARA POLO CLUB

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

PENDUGAAN BOBOT BADAN SAPI PASUNDAN MENGGUNAKAN RUMUS WINTER PADA BERBAGAI SKOR KONDISI TUBUH DI KECAMATAN TEGAL BULEUD KABUPATEN SUKABUMI

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Hubungan Panjang Badan dan Panjang Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

IV HASIL dan PEMBAHASAN

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

MATERI DAN METODE. Materi

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

Kata kunci : Sapi Peranakan Ongole, Bobot Badan, Ukuran-ukuran Tubuh Keterangan : 1). Pembimbing Utama 2). Pembimbing Pendamping

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

I PENDAHULUAN. tunggang dan juga dapat digunakan dalam bidang olahraga. Salah satu bidang

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

PERBEDAAN FENOTIPE PANJANG BADAN DAN LINGKAR DADA SAPI F1 PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SAPI FI SIMPO DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

BIRTH WEIGHT AND MORPHOMETRIC OF 3 5 DAYS AGES OF THE SIMMENTAL SIMPO AND LIMOUSINE SIMPO CROSSBREED PRODUCED BY ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) ABSTRACT

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

KETERANDALAN PITA DALTON UNTUK MENDUGA BOBOT HIDUP KERBAU LUMPUR, SAPI BALI DAN BABI PERSILANGAN LANDRACE

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008

Evaluasi Konformasi Tubuh Menggunakan Rumus Thomas Pada Kuda Lokal Sumba. Evaluation Of Body Conformation Using Thomas Formula In Local Sumba Horse

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

EVALUASI KARAKTERISTIK SAPI PERAH FRIES HOLLAND (Studi Kasus pada Peternakan Rakyat di Wilayah Kerja KPSBU Lembang)

DOI: pissn eissn X

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

PENDUGAAN BOBOT BADAN PADA SAPI ACEH DEWASA MENGGUNAKAN DIMENSI UKURAN TUBUH

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

IDENTIFIKASI MODEL KURVA PERTUMBUHAN BERDASARKAN UKURAN- UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL UMUR 1 6 BULAN

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Anisa Pusparini

BOBOT BADAN DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND DI WILAYAH KERJA KOPERASI PETERNAK GARUT SELATAN

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

Transkripsi:

EVALUASI PENYIMPANGAN BOBOT BADAN DUGAAN BERDASARKAN RUMUS WINTER TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL PADA SAPI PASUNDAN EVALUATION OF ESTIMATED BODY WEIGHT BASE ON WINTER FORMULA AND ACTUAL BODY WEIGHT DEVIATION OF PASUNDAN CATTLE Muhammad Iqbal*, Dedi Rahmat**, Nena Hilmia** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : Realmiqbal@icloud.com ABSTRAK Penelitian mengenai Evaluasi Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Berdasarkan Rumus Winter Terhadap Bobot Badan Aktual Pada Sapi Pasundan telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di Balai Pengembangan Pembibitan Ternak Sapi Potong, Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penyimpangan bobot badan dugaan berdasarkan Rumus Winter terhadap bobot badan aktual pada sapi Pasundan. Penelitian menggunakan sapi Pasundan yang berjumlah 14 ekor sapi jantan dan 15 ekor sapi betina dengan umur ± 2 tahun. Sample di ambil secara purposive sampling, selanjutnya data di analisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bobot badan dugaan berdasar rumus Winter dan aktual pada sapi jantan, masing-masing 293,17 ± 54,02 Kg dan 309,50 ± 57,37 Kg, sedangkan pada sapi betina adalah 155,98 ± 15,59 Kg dan 148,14 ± 14,45 Kg. Bobot badan dugaan berdasarkan rumus Winter Terhadap bobot badan aktual pada sapi Pasundan jantan memiliki rata-rata nilai penyimpangan sebesar 7,69%. Sedangkan, bobot badan dugaan berdasarkan rumus Winter terhadap bobot badan aktual pada sapi Pasundan betina memiliki rata-rata persentase penyimpangan sebesar 7,60%. Kata Kunci : Sapi Pasundan, Bobot Aktual, Rumus Winter ABSTRACT The study of deviation evaluation of estimated body weight based on Winter formula to predict actual body weight of pasundan cattle was conducted at Center for Beef Cattle Breeding Development, Ciamis regency, West Java. The aim of this study was to know the deviation between estimated body weight based on Winter formula with actual body weight of Pasundan Cattle. Data consisted of 14 male cattle and 15 heads female, ± 2 years old. Data were analyzed using descriptive statistic with purposive sampling. The results showed reasonable suspicion body weight formula Winter actual and bulls, respectively 293,17 ± 54,02 kg and 309,50 ± 57,37 Kg, where as in cattle was 155.98 ± 15.59 Kg and 148.14 ± 14.45 Kg. Body weight alleged based on the formula winter to actual body weight in cattle pasundan male has a byway at least value the percentage of deception 7,69 %.While, body weight alleged based on the formula winter to actual body weight in pasundan the cows had value a byway at percentage of deception of 7,60 %. Key Word : Pasundan Cattles, Actual Body, Winter Formula

PENDAHULUAN Indonesia memiliki sumber daya genetik ternak yang beragam. Salah satu sumber genetik tersebut berasal dari persilangan antara sapi impor dengan sapi asli Indonesia yang selanjutnya disebut dengan sapi lokal. Sapi lokal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sapi impor diantaranya daya adaptasi terhadap iklim tropis terutama pada cuaca panas, konversi pakan yang baik, dan taya tahan tubuh yang baik sehingga lebih tahan terhadap penyakit. Salah satu sapi lokal di Indonesia yaitu sapi Pasundan yang berasal dari Jawa Barat. Secara historik sapi Pasundan lebih dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi rancah dan berbagai nama lokal lainnya. Sapi Pasundan merupakan hasil dari proses cross breeding yang panjang beberapa bangsa, antara lain sapi Sumba Ongole, sapi Bali, sapi Madura, dan sapi Jawa. Sapi Pasundan di budidayakan dengan tujuan sebagai sapi penghasil daging (Indrijani dkk., 2013 ) Produksi ternak meliputi berbagai aspek penilaian. Salah satu aspek yang penting untuk diketahui yaitu bobot badan karena bobot badan berguna dalam tata laksana pemeliharaan seperti pemberian pakan, perkawinan, mengetahui kondisi pertumbuhan, dan juga penentu harga dalam kegiatan jual beli ternak. Evaluasi bobot badan ternak dapat dilakukan dengan penimbangan secara langsung. Namun, pengukuran bobot badan dengan cara ini dinilai kurang efisien karena ukuran timbangan yang kurang praktis dan harga timbangan yang relatif mahal untuk diterapkan di lapangan. Dalam upaya mengatasi kondisi tersebut, pengukuran bobot badan dilakukan dengan menggunakan rumus pendugaan bobot badan. Salah satu rumus pendugaan bobot badan yang umum digunakan adalah rumus Winter. Pendugaan bobot badan dengan rumus Winter dihitung berdasarkan ukuran lingkar dada dan panjang badan ternak, sehingga pendugaan bobot badan dengan menggunakan rumus Winter lebih mudah untuk dilakukan. Pendugaan bobot badan dengan rumus penduga tidak selalu tepat, sehingga pendugaan rumus tersebut perlu di evaluasi dengan mengetahui penyimpangannya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penyimpangan pendugaan bobot badan yaitu bangsa sapi karena setiap bangsa memiliki struktur tubuh yang berbeda-beda. Berdasarkan paparan yang telah di uraikan penulis tertarik melakukan penelitian tentang penyimpangan pendugaan bobot badan berdasarkan rumus Winter terhadap bobot badan tertimbang pada Sapi Pasundan

BAHAN, ALAT DAN METODE 1. Bahan dan Alat Penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah sapi Pasundan. Jumlah sapi yang diamati dalam penelitian ini sebanyak 29 ekor terdiri dari 14 ekor jantan dan 15 ekor betina dengan umur ± 2-3 tahun yang berlokasi di BPPT Cijeungjing kabupaten Ciamis. Peralatan yang digunakan yaitu pita ukur, timbangan ternak, tongkat ukur, alat tulis, laptop, dan kamera. 2. Metode Penelitian a. Prosedur Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan sampel secara puposive. Pengambilan data dilakukan pada 29 ekor Sapi Pasundan. Pengukuran dilakukan dengan mengambil data mengenai panjang badan, lingkar dada dan bobot badan aktual sapi Pasundan yang di ulang sebanyak tiga kali pengukuran kemudian dicatat dalam format data, untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.. b. Peubah yang diamati 1. Lingkar Dada (LD) Diukur mengikuti lingkaran dada tepat dibelakang bahu melewati pundak, diukur dengan pita Rondo dalam satuan cm (Santosa 1995) 2. Panjang Badan (PB) Diukur secara lurus dari siku (humerus) sampai dengan benjolan tulang tapis (tuber ischii) menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm (Santosa,1995). 3. Bobot Badan (BB) Bobot badan aktual sapi yang ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satuan kilogram (kg) c. Analisis Statistik Pendugaan bobot badan menggunakan rumus Winter adalah sebagai berikut: 1. Rumus Winter Bobot Badan (pounds) = Lingkar Dada 2 (inchi)xpanjang Badan(inchi) 300

2. Data hasil pengukuran selanjutnya akan dianalasis dengan menggunakan statistik deskriptif (Sudjana, 2005) meliputi : Menghitung rata-rata bobot badan berdasar rumus winter dan rata-rata bobot badan aktual x = x i n Keterangan : x x n i = Rata-rata sample = Jumlah total bobot badan sample = Jumlah total sample = 1,2,3,..15 Simpangan Baku (s) s = (x i x )2 n 1 Keterangan : s = Simpangan Baku x i x n = Nilai setiap individu sampel = Rata-rata sampel = Jumlah total sample Koefisien Variasi KV = s x 100% x Keterangan : s = Simpangan baku x = Rata-rata sampel Nilai maksimal Merupakan nilai tertinggi dari suatu data hasil pengukuran. Nilai minimal Merupakan nilai terendah dari suatu data hasil pengukuran Uji T/T-Test Untuk mengetahui penyimpangan rata-rata bobot sapi Pasundan menggunakan rumus Winter dengan bobot badan aktual di uji dengan Uji-T berpasangan. t = X μ0 S/ n keterangan : t = Nilai t hitung χ = rata-rata kelompok 1

Simpangan (ε) µ0 = nilai rata-rata kelompok 2 S n = nilai standar deviasi = banyaknya pasangan data Untuk menghitung besarnya simpangan antara bobot badan dugaan terhadap bobot badan aktual (sebenarnya) ε = y i y i Keterangan: ε = Simpangan antara bobot badan dugaan berdasarkan rumus winter terhadap bobot badan aktual. y i = Bobot badan aktual y i= Bobot badan dugaan berdasarkan rumus Winter Persentase simpangan Untuk mengetahui besarnya persentase simpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus terhadap bobot badan aktual % simpangan = y i y i y i x 100% Keterangan: % simpangan = Presentase simpangan bobot badan dugaan berdasarkan y i y i Rumus Winter terhadap bobot badan sebenarnya. = Bobot badan sebenarnya = Bobot badan berdasarkan rumus Winter HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dianalisis adalah lingkar dada, panjang badan dan bobot badan yang dilakukan pada 14 ekor sapi Pasundan jantan dan 15 ekor sapi Pasundan betina. Sapi yang digunakan berumur ±2-3 tahun yang dibudidayakan di BPPT Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. 1. Ukuran Tubuh Pengukuran lingkar dada dilakukan dengan bantuan pita ukur rondo pada 14 ekor sapi jantan dan 15 ekor sapi betina Pasundan. Hasil penelitian mengenai lingkar dada di BPPT Cijeungjing dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Lingkar Dada Sapi Jantan dan Betina Pasundan di BPPT Cijeungjing No. Nilai Jantan Betina 1 Rata-rata (cm) 160,56 126,46 2 Simpangan Baku (cm) 10,72 4,90 3 Koefisien Variasi (%) 6,68 3,87 4 Minimal (cm) 149,99 119,00 5 Maksimal (cm) 179,98 138,99 Pengukuran lingkar dada yang dilakukan dengan cara melingkarkan pita ukur rondo pada tubuh sapi Pasundan tepat di belakang kaki depan dan ternak dalam posisi normal, kaki depan dan belakang sejajar satu sama lain dan kepala ternak harus menghadap ke depan. Besar kecilnya lingkar dada sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya berat badan seekor ternak. Bertambahnya ukuran dada dapat menyebabkan bertambahnya bobot badan, daerah dada akan semakin dalam dan meluas yang akhirnya bagian tersebut akan tertimbun oleh otot, daging maupun lemak. Penimbunan otot ini akan mempengaruhi perubahan badan yang akan semakin membesar dan bertambah berat (Diwyanto, dkk., 1984). Berdasarkan Tabel 1, tampak bahwa lingkar dada pada sapi Pasundan jantan di BPPT Cijeungjing berkisar antara 149,99-179,98 Cm, dengan rata-rata lingkar dada sebesar 160,56 ± 10,72 Cm dan koefisien variasi sebesar 6,68%, sedangkan pada lingkar dada pada sapi Pasundan betina berkisar antara 119,00-138,99 Cm dengan rata-rata lingkar dada sebesar 126,46 ± 4,90 Cm dan koefisien variasi sebesar 3,87 Cm. Kedua ukuran lingkar dada tersebut menunjukkan bahwa data populasi yang diamati hampir seragam, sesuai pendapat Nasoetion (1992) yang menyatakan bahwa koefisien variasi kurang dari 15% menunjukan bahwa populasi yang diamati hampir seragam. Hasil penelitian ini memiliki hasil yang berbeda dengan penetapan standar sapi Pasundan jantan dengan rata-rata lingkar dada 150,22 ± 11,76 Cm dan betina 138,22 ± 11,85 Cm (Kepmen pertanian, 2014). Sapi Pasundan jantan yang ada di BPPT Cijeungjing relatif lebih besar, sedangkan untuk sapi Pasundan betina relatif lebih kecil. Hal ini diduga karena sapi Pasundan jantan yang ada di Cijeunjing merupakan hasil seleksi di lapangan untuk dijadikan sapi bibit. karena di arahkan untuk pengembangan sapi lokal di Jawa barat. Sapi jantan dipilih berdasarkan performans yang di atas rata-rata. Pada Sapi Pasundan betina relatif lebih kecil dikarenakan umur Sapi Pasundan betina yang ada di BPPT Cijeungjing lebih muda, yaitu belum mencapai 2 tahun

dibandingkan dengan standar Sapi Pasundan yang diukur pada umur dewasa. Pengukuran panjang badan dilakukan dengan bantuan pita ukur rondo pada 14 ekor sapi jantan dan 15 ekor sapi betina Pasundan. Hasil pengukuran mengenai panjang badan sapi Pasundan di BPPT Cijeungjing dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Panjang Badan sapi Pasundan Jantan dan Betina di BPPT Cijeungjing No. Nilai Jantan Betina 1 Rata-rata (cm) 122,27 105,55 2 Simpangan Baku (cm) 8,32 6,36 3 Koefisien Variasi (%) 6,81 6,03 4 Minimal (cm) 105,99 100,00 5 Maksimal (cm) 133,99 127,38 Panjang badan yang diukur merupakan jarak garis lurus dari tonjolan tulang bahu (Point of Shoulder) sampai pangkal bokong (Point of Buttocks) dengan menggunakan pita ukur rondo. Panjang badan merupakan ukuran tubuh yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan. Bertambahnya panjang badan diduga menyebabkan otot-otot yang menimbun tulang ke arah panjang semakin meluas yang akhirnya menambah bobot badan (Manggung, 1979). Panjang badan yang besar menunjukan kapasitas organ pencernaan yang besar, sehingga kemampuan mengkonsumsi pakan juga banyak dampaknya pertambahan bobot badan relatif lebih tinggi. Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa panjang badan sapi Pasundan jantan di BPPT Cijeungjing berkisar antara 105,99-139,98 Cm dengan rata-rata panjang badan sebesar 122,27 ± 8,32 Cm dan koefisien variasi sebesar 6,81%. Sedangkan, pada sapi betina berkisar antara 100-127,38 Cm dengan rata-rata panjang badan sebesar 105,55 ± 6,36 Cm dan koefisien variasi sebesar 6,03%. Kedua koefisien variasi tersebut menunjukan bahwa data lingkar dada dan panjang badan sapi Pasundan yang diamati relatif seragam, sesuai pendapat Nasoetion (1992) yang menyatakan bahwa koefisien variasi kurang dari 15% menunjukan bahwa populasi yang diamati hampir seragam. Hasil penelitian ini memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dengan penetapan standar Sapi Pasundan dengan rata-rata jantan 120,09 ± 9,68 Cm dan betina 110.09 ± 9,68 Cm (Menteri pertanian, 2014). Sapi Pasundan jantan yang ada di BPPT Cijeungjing relatif lebih panjang, sedangkan untuk sapi Pasundan betina relatif lebih pendek. Pada sapi Pasundan jantan baik untuk dijadikan sapi bibit karena merupakan sapi bibit untuk pengembangan sapi lokal di Jawa barat. Sapi bibit dipilih berdasarkan performans

yang di atas rata-rata. Pada Sapi Pasundan betina relatif lebih pendek dikarenakan oleh umur Sapi Pasundan yang lebih muda dibandingkan dengan standar Sapi Pasundan. 2. Bobot Badan Aktual dan Pendugaan Bobot Badan Dugaan Berdasar Rumus Winter terhadap Bobot Badan Aktual pada Sapi Pasundan di BPPT Cijeungjing Hasil penelitian mengenai bobot badan hasil penimbangan sebenarnya dan Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Berdasar Rumus Winter yang dilakukan terhadap sapi Pasundan di BPPT Cijeungjing dengan jumlah 14 ekor sapi jantan dan 15 ekor sapi betina dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Bobot Badan Aktual dan Pendugaan Bobot Badan Dugaan Hasil Perhitungan Rumus Winter pada Sapi Pasundan Jantan dan Betina di BPPT Cijeungjing No. Nilai Jantan Betina Aktual Winter Aktual Winter 1 Rata-rata (cm) 309,50 293,17 148,14 155,98 2 Simpangan Baku (cm) 57,37 54,02 14,45 15,59 3 Koefisien Variasi (%) 18,54 18,43 9,76 10,00 4 Minimal (cm) 243,00 230,39 130,63 133,24 5 Maksimal (cm) 429,00 378,51 180,53 189,56 Pertambahan bobot badan termasuk kedalam pertumbuhan dan menggambarkan kemampuan ternak untuk tumbuh. Bobot badan berguna untuk memudahkan tatalaksana pemeliharaan seperti pemberian kandungan nutrisi pakan, dosis obat-obatan, dan jumlah pakan yang akan diberikan pada ternak (Milner dan Hewitt, 1969). Menurut pendapat Tomaszewka, dkk., (1993), laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, genetik. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya sistem manajemen atau pengelolaan nutrisi pakan yang tersedia, kesehatan dan iklim. Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa bobot badan aktual pada sapi Pasundan jantan berkisar antara 243-429 Kg dengan rata-rata berat badan sebesar 309,50 ± 57,37 Kg dan koefisien variasi sebesar 18,54 %. Sedangkan, bobot badan aktual pada sapi Pasundan betina berkisar antara 130,63 Kg - 180,53 Kg dengan rata-rata berat badan sebesar 148,14 ± 14,45 Kg dan koefisien variasi sebesar 9,76 %. Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa bobot badan dugaan berdasar rumus Winter pada sapi Pasundan jantan di BPPT Cijeungjing berkisar antara 230,39-378,51 Kg dengan

memiliki rata-rata berat badan sebesar 293,17 ± 54,02 Kg dan koefisien variasi sebesar 18,43 %. Sedangkan, bobot badan dugaan berdasar rumus Winter pada sapi Pasundan betina di BPPT Cijeungjing berkisar antara 133,24-189,56 Kg dengan rata-rata berat badan sebesar 155,98 ± 15,59 Kg dan koefisien variasi sebesar 10 %. Koefisien variasi yang telah di dapat menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan sapi jantan baik yang di duga berdasarkan rumus Winter maupun secara aktual relatif tidak seragam, sedangkan pada betina relatif lebih seragam, sesuai pendapat Nasoetion (1992) yang menyatakan bahwa koefisien variasi kurang dari 15 % menunjukan bahwa bobot badan dapi Pasundan yang diamati di BPPT Cijeunjing hampir seragam. Di bandingkan dengan sapi PO, sapi Pasundan ini memiliki rata-rata ukuran tubuh dan bobot badan yang relatif lebih kecil, menurut Pane (1993) bobot badan sapi PO betina dewasa adalah 350 Kg lebih kecil bila di bandingkan dengan sapi Bali betina dewasa sekitar 260 Kg dengan lingkar dada sekitar 165 Cm, dan panjang badan sekitar 120 Cm. Hasil ini menunjukkan bahwa sapi Pasundan memiliki bobot badan yang paling kecil di antara beberapa sapi lokal yang lain, sesuai pendapat Arifin dkk, (2014) sapi kacang merupakan predikat atas karakter kuantitatif yang relatif lebih kecil di banding dengan sapi potong lain dan saat ini lebih di kenal dengan sapi Pasundan. 3. Perbandingan Pendugaan Bobot Badan Dugaan Berdasar Rumus pada Sapi Pasundan dan Bobot Badan Aktual di BPPT Cijeungjing Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa pada sapi Pasundan jantan bobot badan aktual berbeda nyata (P<0,05) dari bobot badan berdasarkan Rumus Winter. Selanjutnya hasil analisis uji t menunjukkan bahwa pada sapi Pasundan betina bobot badan aktual tidak berbeda nyata (P>0,05) dari bobot badan berdasarkan Rumus Winter, seperti disajikan pada Table 4. Tabel 4. Data Hasil Analisis Uji T Pengukuran Bobot Badan Aktual dengan Pendugaan dengan Rumus Winter Sapi Jantan Sapi Betina BB Winter Bobot Badan Bobot Badan BB Winter Rata-rata 309,5 293,17 155,98 148,14 t hitung 3.05 2.11 P(T<=t) two-tail 0,009274296 0,052796638 t Critical two-tail 2.16 2.14

4. Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Berdasar Rumus Winter terhadap Bobot Badan Aktual pada Sapi Pasundan di BPPT Cijeungjing Perhitungan penyimpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus Winter terhadap bobot badan aktual pada sapi Pasundan di BPPT Cijeungjing disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Data Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Berdasarkan Rumus Winter Terhadap Bobot Badan Aktual pada Sapi Pasundan Jantan dan Betina di BPPT Cijeungjing No. Nilai Jantan Betina 1 Minimal (%) 0,13 1,51 2 Maksimal (%) 52,45 41,69 3 Rata-rata (Kg) 20,31 12,34 4 Penyimpangan (%) 7,69 7,60 Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa bobot badan dugaan berdasarkan Rumus Winter Terhadap bobot badan aktual pada Sapi Pasundan jantan memiliki nilai simpangan minimal sebesar 0,13 %, nilai simpangan maksimal 52,45 Kg dengan rata-rata nilai simpangan 20,31 Kg dan persentase penyimpangan sebesar 7,69 %. Sedangkan, bobot badan dugaan berdasarkan rumus Winter terhadap bobot badan aktual pada sapi Pasundan betina memiliki nilai simpangan minimal sebesar 1,51 %, nilai simpangan maksimal 41,69 Kg dengan ratarata nilai simpangan 12,34 Kg dan persentase penyimpangan sebesar 7,60 %. Dari hasil penelitian yang didapatkan, maka rumus Winter dapat diterapkan pada sapi Pasundan jantan dan betina di BPPT Cijeungjing karena memiliki hasil penyimpangan kurang dari 10 %. Sesuai dengan yang dikatakan Williamson dan Payne (1978), bahwa penyimpangan pendugaan bobot badan pada umumnya berkisar antara 5 % sampai 10 %. KESIMPULAN 1. Hasil penelitian menunjukkan bobot badan dugaan berdasar rumus Winter dan aktual pada sapi jantan, masing-masing 293,17 ± 54,02kg Kg dan 309,50 ± 57,37 Kg, sedangkan pada sapi betina adalah 155,98 ± 15,59 Kg dan 148,14 ± 14,45 Kg.

2. Nilai penyimpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus Winter terhadap bobot badan aktual masing-masing sapi Pasundan jantan dan betina memiliki nilai penyimpangan rata-rata 20,31 Kg pada sapi pasundan jantan, 12,34 Kg pada sapi Pasundan betina dan persentase penyimpangan sebesar 7,69% pada sapi Pasundan jantan, 7,60% pada sapi Pasundan betina. SARAN Hasil dari penelitian ini memiliki nilai penyimpangan kurang dari 10% sehingga dapat diterapkan pada BPPT Cijeungjing. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada pembimbing utama Dr, Ir H. Dedi Rahmat, Ms. dan pembimbing anggota, Dr. Nena Hilmia, S. Pt, MSi., yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membimbing. DAFTAR PUSTAKA Arifin,J, dan Dudung Mulliadi, 2014. Potensi Sapi Rancah di JawaBarat. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bandung Diwyanto, K., H. Martojo, dan Siswandi. 1984. Pengamatan ukuran-ukuran tubuh Domba di Kabupaten Garut serta Hubungannya dengan bobot badan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Penelitian ruminansia kecil. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan Bogor. Handiwirawan, E. dan Subandriyo. 2004. Potensi dan keragaman sumberdaya genetik sapi bali. Lokakarya Nasional Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Hlm. 50-60. Indrijani. H., Dudi, J. Arifin, H. Hilmia, R. Zamhir, dan W. Setiadi. 2013. Identifikasi Sapi Lokal Jawa Barat Dalam Mendukung Program Swasembada Daging Sapi. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Manggung, R.I.R. 1979. Pendugaan Bobot Hidup dan Bobot Karkas Sapi Bali Berdasarkan Pengukuran Morfologi. Thesis. Fakultas pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Milner, J. and Hewitt, D. 1969. Weight of Horse: Improved Estimates Based on Girth and Length. Departmen of Epidemiology and Biometrics. Universitas Toronto. Ontario. Menper RI. 2014. Peraturan Mentri Pertanian RI Nomor 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tentang Penetapan Rumpun Sapi Pasundan.

Nasoetion, A. H. 1992. Panduan Berpikir dan Meneliti Secara Ilmiah Bagi Remaja. Gramedia. Jakarta Pane, I. 1993. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Gramedia. Jakarta. Santosa, U. 1995. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta Tomaszewska, M. W., J. M. Mastika, A. Djaja Negara, S. Gardiner, dan T. R. Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University Press. Surabaya Williamson, G. dan W.J.A. Payne, 1978. An Introduction to Animal Husbandry in The Tropics, Second Edition, ELBS and Longman Group Limited, London