BAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

I Gede Oka Pujihadi; I Putu Gede Adiatmika; I Ketut Tirtayasa

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terwujudnya kondisi lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien demi

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

Analisis Beban Kerja Mahasiswa Praktek di Bengkel Teknologi Mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali

BAB 3. Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

Sikap Kerja Praktek Ukir Pada Sekolah Menengah Industri Kerajinan Batubulan, Gianyar, Bali Drs. I Made Radiawan, M.Erg.

BAB I PENDAHULUAN. protein nabati yang cukup tinggi. Tempe adalah makanan yang dibuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sales promotion Girl (SPG) merupakan suatu profesi yang bergerak dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

PADA PENGRAJIN KERANJANG EMPING DI DESA PUNGANGAN KEC. LIMPUNG KAB. BATANG

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai

ANALISIS BEBAN KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA PADA PERAJIN BATU PERMATA DI KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS. keselamatan kerja yaitu : (1) lingkungan kerja, (2) pekerjaan, dan (3) manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja (Suma mur,2009). Faktor pendukung ini diantaranya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan (UU RI, 2003). Amanat Undangundang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Bali adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan vokasional. Lulusan politeknik diharapkan sudah siap kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di Politeknik Negeri Bali, salah satunya adalah Jurusan Teknik Mesin. Upaya penumbuhan kompetensi di Jurusan Teknik Mesin dilakukan dengan beberapa mata kuliah praktikum seperti praktikum pembubutan. Pembubutan adalah salah satu praktikum yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali dalam mata kuliah Praktek Permesinan, Praktek Kerja Las dan Praktek Kerja Bangku dan Plat. Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa semester I, II dan III (Kurikulum Teknik Mesin, 2008). Praktikum pembubutan dilakukan di bengkel laboratorium mekanik kampus Politeknik Negeri Bali (Tim Lab Mekanik, 2009) Praktikum pembubutan dilakukan dengan posisi berdiri dan tidak diperkenankan untuk duduk karena memang pengerjaannya harus dilakukan dengan cara berdiri. Selama proses membubut tidak disediakan bangku atau kursi untuk duduk. Praktikum ini dilakukan dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00 dengan istirahat selama 1 jam pada pukul 11.00 sampai dengan pukul 12.00. Ini berarti mahasiswa berada dalam sikap kerja berdiri selama 2 x 3 jam setiap kali praktikum dengan istirahat satu jam. 1

2 Selain sikap kerja berdiri statis, praktek pembubutan juga terkadang memerlukan sikap kerja membungkuk untuk melihat lebih teliti atau memperbaiki peralatan yang ada. Hal ini akan mempengaruhi kualitas kesehatan mahasiswa yaitu menyebabkan terjadinya keluhan muskuloskeletal pada para mahasiswa, terutama keluhan bagian punggung dan bahu. Di samping itu tidak adanya penerangan lokal pada mesin bubut meskipun telah disediakan tempat untuk pemasangan lampu yang menjadi satu dengan mesin bubut. Hal ini menyebabkan tingkat ketelitian mahasiswa dalam membaca skala pengukuran menjadi kurang, sehingga untuk lebih teliti dalam membaca diperlukan sikap membungkuk. Akibatnya kecepatan kerja menjadi lamban, ketelitian menjadi kurang. Selain itu juga menyebabkan kelelahan pada mata, karena harus berakomodasi terus menerus, sehingga perlu intervensi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan mahasiswa praktikum ini. Kondisi penerangan yang tersedia di Laboratorium Mekanik yang mempunyai luas ruangan 30 x 12,5 meter berupa lampu neon 40 watt berjumlah 24 buah dengan jarak antar lampu rata-rata 3 meter. Ketinggian titik lampu dari lantai ruangan 3 meter dan ketinggian titik lampu dari permukaan mesin bubut 2 meter. Dengan penerangan tersebut, intensitas cahaya hanya sebesar 290 lux, sedangkan intensitas cahaya yang disarankan untuk pekerjaan membeda-bedakan barang yang sangat halus dengan kontras yang kurang dan dalam waktu yang lama harus mempunyai intensitas penerangan paling sedikit sebesar 2000 luks (Tarwaka dkk., 2004).

3 Pada saat melakukan sikap kerja diusahakan posisi kepala, tubuh dan tungkai terhadap pekerjaan dan ruang kerja sedemikian rupa sehingga menekan otot dan efek negatif terhadap kesehatan yang mungkin timbul seperti keluhan muskuloskletal dan menghindari sikap kerja membungkuk serta sikap kerja yang statis atau monoton (Manuaba, 1990; Dul & Weerdmeester, 1993). Sikap kerja yang statis ini juga menjadi pemicu terjadinya keluhan muskuloskletal (NIOSH, 1997). Hal ini terlihat dari 74% mahasiswa yang mengeluh pegal-pegal setelah selesai praktikum. Sedangkan Pheasant (1993) menyebutkan, kemudahan seseorang untuk melihat suatu objek kerja di lingkungan kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat pencahayaan yang baik. Karena semakin tinggi tingkat pencahayaan maka akan semakin mudah seseorang untuk melihat suatu objek kerja. Tingkat pencahayaan yang baik memungkinkan seseorang untuk bekerja dengan efisiensi kerja yang maksimal dan tingkat pencahayaan yang rendah akan menurunkan efisiensi kerja dan meningkatkan kelelahan mata. Sikap kerja berdiri yang statis dan membungkuk dan intensitas cahaya yang rendah akan menyebabkan kelelelahan mata juga berpengaruh terhadap ketelitian yang diperoleh mahasiswa dalam praktikum, hasil praktek menjadi kurang optimal dan sebagian besar mahasiswa mengeluh tidak dapat melakukan praktikum dengan baik karena lelah pada mata dan otot. Penelitian pendahuluan yang dilakukan di laboratorium mekanik pada 20 orang mahasiswa yang melakukan praktikum pembubutan dengan mesin bubut didapatkan hasil pengukuran kelelahan mata dengan kuesioner rata-rata 13,30 (simpang baku 2,40) sebelum bekerja dan 33, 10 (simpang baku 3,44) setelah

4 bekerja. Terdapat peningkatan kelelahan mata yang bermakna (P<0,05). Hasil pengukuran keluhan muskuloskletal dengan Nordic Body Map rata rata 30,50 (simpangan baku 1,08) sebelum bekerja dan rata rata 95,00 (simpangan baku 3,02) setelah bekerja dan terdapat peningkatan keluhan muskuloskletal yang bermakna (P<0,05). Ketelitian mahasiswa yang dianggap kurang baik, sehingga mempengaruhi nilai yang diperoleh mahasiswa. Nilai mahasiswa rata-rata 6,50 (simpangan baku 3,46) dimana rentangan nilai yang dapat diperoleh mahasiswa dalam praktikum dari 6,0 sampai dengan 9,0. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan untuk meningkatkan ketelitan praktikum, diperlukan intervensi ergonomi berupa perubahan sikap kerja dari berdiri statis menjadi duduk dan berdiri secara dinamis dan penambahan lampu lokal pada mesin bubut yang dapat diarahkan secara langsung pada objek kerja namun tidak menyebabkan silau. Oleh karena itu dipandang perlu melakukan penelitian tentang aplikasi ergonomi ini pada pada praktikum pembubutan untuk menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di Bengkel Mekanik Politeknik Negeri Bali. 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah perbaikan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada proses pembubutan dapat menurunkan keluhan muskuloskletal mahasiswa di bengkel mekanik Politeknik Negeri Bali?

5 2. Apakah perbaikan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada proses pembubutan dapat menurunkan kelelahan mata mahasiswa di bengkel mekanik Politeknik Negeri Bali? 3. Apakah perbaikan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada proses pembubutan dapat meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik Politeknik Negeri Bali? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengukur efek dari perbaikan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada proses pembubutan dalam menurunkan keluhan muskuloskletal, meningkatkan ketelitian dan nilai praktek pada mahasiswa di bengkel mekanik Politeknik Negeri Bali. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui perbaikan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada proses pembubutan dapat menurunkan keluhan muskuloskletal mahasiswa di bengkel mekanik Politeknik Negeri Bali. 2. Untuk mengetahui perbaikan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada proses pembubutan dapat menurunkan kelelehan mata mahasiswa di bengkel mekanik Politeknik Negeri Bali.

6 3. Untuk mengetahui perbaikan sikap kerja dan penambahan penerangan lokal pada proses pembubutan dapat meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik Politeknik Negeri Bali. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar dalam mengambil langkah spesifik dalam menanggulangi kondisi kerja saat praktikum sehingga bisa menurunkan keluhan pada mahasiswa dan meningkatkan mutu pembelajaran di bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. 2. Sebagai masukan bagi pimpinan laboratorium dan pimpinan jurusan Teknik Mesin dalam mengambil kebijakan pengaturan kondisi kerja saat praktikum di bengkel mekanik. 1.4.2 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian sebagai berikut. 1. Sebagai acuan dalam penerapan ilmu ergonomi terkait dengan pemecahan masalah kondisi kerja di bengkel laboratorium teknik mesin. 2. Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang ergonomi - fisiologi kerja.