BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan
|
|
- Johan Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Proses produksi kain endek tiga tahun belakangan ini mengalami kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan dengan cara kerja manual dan alat kerja yang masih konvensional, lamanya waktu pengerjaan yaitu dua hari untuk empat bingkai midang, proses kerjanya berlangsung secara berulang dan monoton. Alat pemidangan konvensional adalah suatu alat yang sudah disepakati ukuran, bentuk, bahan untuk dipergunakan di kalangan perajin kain endek pada proses midang yang dipergunakan selama ini, terdiri atas : rak benang untuk menempatkan kon benang, terbuat dari kayu, konstruksi vertikal, tinggi satu setengah meter, lebar satu meter, tidak bisa dilepas atau dilipat. Pada rak benang terdapat tiga kon dalam satu as pemegang sehingga saat benang pada kon di tengah habis, mengharuskan perajin menggeser ke luar salah satu kon di sebelahnya untuk menggantikan kon yang benangnya habis. Rak benang yang konvensional dan penempatan yang menghalangi jalur benang, mengakibatkan perajin berulang kali mereposisi rak benang agar tak terhalang tubuh perajin. Bingkai penamplik, digerakkan dengan ditamplik oleh tangan perajin, dilakukan repetisi dan kombinasi rumit sesuai dengan kebutuhan desain motif kain, sehingga dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam penyusunan benang. Posisi kerja perajin dengan penempatan alat kerja yang berbeda yaitu di depan dan 68
2 69 belakang tubuh perajin menyebabkan konsentrasi terpecah menjadi dua yaitu pada rak benang dan bingkai penamplik, membuat sikap tubuh terplintir atau mengalami twisting. Sikap kerja selama beraktivitas adalah berdiri selama proses kerja berlangsung. Waktu kerja perajin kain endek pada proses midang bekerja selama tujuh jam kerja dengan istirahat satu kali dari pukul Wita, tanpa istirahat pendek di antara istirahat makan siang dan tanpa tersedianya air minum disekitar tempat kerja. Berdasarkan hasil wawancara dan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map diketahui terdapat keluhan pada jari-jari tangan perajin kain endek pada proses midang 100%, mengalami keluhan pada betis perajin kain endek pada proses midang 100%, pada telapak kaki perajin kain endek pada proses midang 90%, mengalami keluhan pada lengan perajin kain endek pada proses midang 80%, sakit pada punggung perajin kain endek pada proses midang 80%, dan pada pinggang perajin kain endek pada proses midang 60%. Kelelahan mengakibatkan konsentrasi berkurang, mengakibatkan terjadinya kesalahan kombinasi dalam pengelompokkan benang yang berpengaruh kepada desain motif. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan intervensi ergonomi untuk meningkatkan kinerja yang dapat dilihat melalui penurunan tingkat kelelahan, penurunan keluhan muskuloskeletal, meningkatnya produktivitas kerja sehingga penghasilan perajin meningkat pula. Peningkatan produktivitas dan penghasilan berdampak kepada kualitas kerja dan kualitas hidup yang menjadi lebih baik. Intervensi ergonomi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
3 70 (1) intervensi ergonomi terhadap alat kerja yaitu merancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis; (2) intervensi ergonomi terhadap organisasi kerja dengan memperbaiki sikap kerja, mengatur waktu istirahat, dan dengan memberikan air minum kepada perajin. (3) intervensi ergonomi terhadap lingkungan yaitu intensitas suara yang ditimbulkan oleh kon benang. Dengan pendekatan ergonomi melalui penerapan TTG dan pendekatan SHIP yang menekankan pada proses mulai dari pemilihan masalah sampai pemecahannya mengikutsertakan pemilik dan perajin beserta para ahli dibidangnya. Proses kerja kedua alat pemidangan baik yang konvensional maupun yang ergonomi adalah sama, yang berbeda pada cara pengoperasiannya. Alat pemidangan konvensional dilakukan secara manual, sedangkan rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis bekerja dengan otomatis yaitu pemberian input data dari hard ware komputer melalui downloader program di upload ke IC mikrokontroler yang dapat dikontrol lewat layar LCD. Terjadi perubahan posisi dan sikap kerja dari sikap kerja berdiri menjadi duduk dinamis. Waktu kerja menjadi lebih pendek, di mana alat pemidangan konvensional membutuhkan waktu dua hari untuk menghasilkan empat bingkai midang, dengan rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis dalam satu hari sudah dapat menghasilkan enam bingkai midang.
4 Konsep Kerangka konsep penelitian seperti pada Gambar 3.1. INPUT Bahan Midang - Ais - Bulihan - Sawa - Benang - Ukuran bingkai Subjek: - Umur - Jenis kelamin - Pengalaman kerja - Pendidikan - Antropometri Lingkungan - Suhu basah - Suhu kering - Kelembaban relatif - Intensitas cahaya - Kecepatan angin - Intensitas suara PROSES PEMIDANGAN Rancang Bangun Alat Pemidangan Otomatis Yang Ergonomis Keterangan: : : diteliti tidak diteliti OUTPUT Kinerja Perajin: - Kelelahan - Keluhan muskuloskeletal - Produktivitas - Penghasilan perajin Gambar 3.1 Konsep
5 Hipotesis Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. 1. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas penurunan kelelahan kerja perajin kain endek. 2. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas penurunan keluhan muskuloskeletal perajin kain endek. 3. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas peningkatan produktivitas kerja perajin kain endek. 4. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas peningkatan penghasilan perajin kain endek.
BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini terdiri atas 20 orang sampel, dengan dua jenis perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan konvensional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai produsen kerajinan tangan yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai produsen kerajinan tangan yang mampu bersaing di pasar dunia. Hasil produksinya merupakan barang ekspor Indonesia. Salah satu produksi barang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by subject design. Jumlah sampel 20 orang menjadi subjek pada periode satu dan juga pada
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
70 BAB V HASIL PENELITIAN Hasil dan analisis hasil pengamatan dan pengukuran terhadap variabel pada penelitian ini disajikan sebagai berikut : 5.1 Kondisi Subjek Penelitian 5.1.1 Analisis deskripsi karakteristik
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. subjek yang terlibat dalam penelitian ini mempunyai nilai rerata 46,90 ± 4,701
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Subjek Penelitian Pada penelitian ini, semua subjek berjenis kelamin perempuan. Umur subjek yang terlibat dalam penelitian ini mempunyai nilai rerata 46,90 ± 4,701 tahun.
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan
BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya
Lebih terperincibasah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain
100 Data pada Tabel 5.1 menunjukkan intensitas cahaya, suhu kering dan suhu basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain interior berbeda bermakna atau tidak sama
Lebih terperinciINFORMED CONSENT. Persetujuan Setelah Penjelasan. Rancang Bangun Alat Pemidangan Otomatis Yang Ergonomis Meningkatkan
157 Lampiran 1. Informed Consent 1. Judul Penelitian INFORMED CONSENT Persetujuan Setelah Penjelasan (Mohon uraian di bawah ini dibaca dengan seksama, jika anda setuju nyatakan pada lembar yang sudah disediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Bali adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan vokasional. Lulusan politeknik diharapkan sudah siap kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dunia modern, mesin, peralatan dan segala produk sudah dipasarkan kepada seluruh masyarakat agar mereka merasa lebih mudah dan diuntungkan. Pada awalnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktifitas pergudangan terdapat kegiatan angkut mengangkut menggunakan alat berat berupa forklift electrical dengan menggunakan tenaga listrik berupa baterai,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kain Tenun Kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua kelompok benang yang saling tegak lurus sehingga membentuk kain tenun dengan konstruksi tertentu.
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan dan antropometri. 6.1.1 Umur Umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga manusia dalam proses produksinya, terutama pada kegiatan Manual Material Handling (MMH). Aktivitas
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek Kondisi subjek yang diukur dalam penelitian ini meliputi karakteristik subjek dan antropometri subjek. Analisis kemaknaan terhadap karakteristik subjek dilakukan
Lebih terperinciB A B III METODOLOGI PENELITIAN
B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industrialisasi dalam pembangunan Indonesia telah berkembang pesat di semua sektor, baik formal maupun informal. Perkembangan tersebut bukan saja menyajikan kesejahteraan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat ini Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat pembuatan minuman jika dilihat dari segi antropometri
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan
BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dan analisis hasil penelitian tentang Pengaruh Dua Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan secara umum dan Kenyamanan memandang dari Pengunjung
Lebih terperinciPenelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.
83 P 0 = desain interior lama (tanpa intervensi ergonomi). P 1 = ergo-desain interior (dengan intervensi ergonomi) O1, O3 = data sebelum belajar pada periode I dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek 5.1.1 Analisis Karakteristik Fisik Subjek Hasil analisis deskriptif terhadap data karakteristik subjek yang meliputi variabel umur, berat badan, tinggi badan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya memberikan dampak yang positif dan negatif pada tubuh manusia. Salah satu bagian yang paling berdampak pada aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih
Lebih terperinciASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.
ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan
Lebih terperinciSARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI
1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan berbasis
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI
Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciSurat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..
104 Lampiran 1.1 Surat Persetujuan Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Telp./HP :... Alamat :.. Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bersedia
Lebih terperinciLembar Persetujuan Promotor/Kopromotor. UJIAN TERBUKA NASKAH DISERTASI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL: 28 Juni APRIL 2009 Promotor
Lembar Persetujuan Promotor/Kopromotor UJIAN TERBUKA NASKAH DISERTASI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL: 28 Juni 2013 2 APRIL 2009 Promotor Prof. Dr. dr. Nyoman Adiputra, M.OH.,PFK. NIP. 194712111976021001
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, hampir sebagian besar perusahaan industri baik barang maupun jasa kurang memperhatikan kondisi kerja karyawannya, ini disebabkan karena perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pembangunan perumahan, sekolah dan gedung-gedung perkantoran membawa tren tersendiri bagi para arsitek dan desainer interior. Mereka dituntut membuat gambar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional Indonesia sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia. Salah satu unsur kualitas sumber daya manusia adalah tingkat kesehatan, baik kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tenong /te.nong / ténong/ yakni bakul bundar. Bakul, ada dua arti dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenong merupakan suatu alat pemasaran langsung yang tradisional dan sampai sekarang masih digunakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online oleh Setiawan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart
Lebih terperinciStatus sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang
2 Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang penting, tetapi masyarakat tetap berkepentingan dengan sekolah bermutu walaupun belum terakreditasi. Sekolah bermutu mampu mendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dan membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Disamping itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya perindustrian di Indonesia membawa banyak keuntungan bagi pemilik industri, usaha pekerja industri maupun pemerintah. Perkembangan ini di dukung oleh
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan industri-industri semakin pesat, baik industri manufaktur maupun jasa. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam dunia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja.
ABSTRAK METODE KERJA BERORIENTASI ERGONOMI PADA PROSES PENGELAPAN KALENG SARDEN MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN, PRODUKTIVITAS, DAN PENGHASILAN PEKERJA DI PT.BMP NEGARA Kegiatan industri berkembang dari
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER
LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI
RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciPERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA
PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Toko Sinar Mustika, Bandung berdiri sejak tahun 1990, merupakan toko yang bergerak di bidang jual beli kain. Masalah yang dihadapi oleh toko ini adalah mengenai troli yang tidak ergonomis dan tidak
Lebih terperinciERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR
ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perkuliahan memiliki berbagai macam sistem yang disesuaikan dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di Universitas Udayana sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu industri dalam melaksanakan proses produksi dan mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak industri yang membutuhkan hasil. yang berada di Yogyakarta dan memiliki 2 jenis kemasan, jenis jemasan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak industri yang membutuhkan hasil akhir yang harus sesuai dengan target waktu yang diberikan. Untuk mendapatkan target waktu yang telah diberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah rancangan randomized pre and post test control group design. Bagan rancangan ini dapat
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciPenempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I
Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT
PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT Herwina Mulyantari 1, Ary Permatadeny Nevita 2 1,2 Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri E-mail: 1 herwinatari@gmail.com,
Lebih terperinciPERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )
PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS ) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri 2 Intitut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga
Lebih terperinciMODIFIKASI GEBOTAN BERORIENTASI ERGONOMI MENINGKATKAN KINERJA PETANI WANITA PERONTOK PADI DI SUBAK MARGAYA DESA PEMECUTAN KELOD KODYA DENPASAR
MODIFIKASI GEBOTAN BERORIENTASI ERGONOMI MENINGKATKAN KINERJA PETANI WANITA PERONTOK PADI DI SUBAK MARGAYA DESA PEMECUTAN KELOD KODYA DENPASAR I Made Rasna¹; Ketut Tirtayasa²; I Made Sutajaya³ imaderasna@yahoo.com¹
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subjects design) (Bakta, 2000; Suryabrata, S. 2002). Rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi lingkungan yang kotor merupakan salah satu masalah klasik dalam suatu wilayah perkotaan. Persoalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu
Lebih terperinciterjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja, seseorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Kesehatan kerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITAN
BAB III METODOLOGI PENELITAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat, terutama teknologi komputerisasi. Hal ini terbukti dengan peningkatan kurikulum pendidikan
Lebih terperinciPERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN
PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK
ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya industri pariwisata di Kota Bandung, membuat para penyedia jasa dalam berbagai bidang berusaha menyediakan fasilitas yang memuaskan bagi konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia dan sangat berpengaruh dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)
USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Data Produksi Tahun Sumber : PT.Karya Kita. Gambar I.2 Alur Proses Produksi PT.
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Karya Kita merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri percetakan. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1970, dan terletak di Jalan Pasir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha budidaya jamur tiram saat ini mulai dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi salah satu alternatif bagi pengusaha baru yang akan membuka usahanya. Jamur
Lebih terperinci