BAB I PENDAHULUAN. swasta maupun pemerintah didorong dalam peningkatan efisien dan efektifitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tetap bisa bertahan. Karena apabila suatu perusahaan tidak memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai

IMAS SITI NURHASANAH, 2015 PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, setiap negara dituntut untuk semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba yang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dalam pengelolaan aktivitas aktivitas tersebut agar berjalan lancar

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar kita di Malaysia kecil sekali, di bawah 1%, dengan itu 10 merek sepatu

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini menuntut agar setiap perusahaan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas di lingkungan ASEAN Free Trade Area

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

Perdagangan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang. mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. mengembangkan posisi perusahaan pada pangsa pasar khusus (niche market)

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, karena itu pada saat ini,

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi,

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhanpun juga berkembang seiring jaman. Banyak produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terjadi persaingan di dalam dunia bisnis yang semakin ketat. Perusahaan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, maka setiap individu melakukan

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat subprime mortgages (kredit perumahan) yang berimbas ke sektor

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul (Barlian, 2003). (Orniati, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia telah memasuki era pasar bebas, dan dalam era pasar

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha maka

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kemajuan suatu bangsa akan tercapai apabila bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini baik perusahaan swasta maupun pemerintah didorong dalam peningkatan efisien dan efektifitas kinerja yang mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaannya. Di tingkat perusahaan, keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh manajer dalam menghadapi arus bisnis. Suatu perusahaan yang berhasil pada umumnya adalah perusahaan yang dapat mengambil keputusan yang tepat berkaitan, antara lain dalam pemilihan produk, pemasaran, keuangan perusahaan dan teknologi yang digunakan. Banyak perusahaan yang kinerjanya mengalami fluktuasi misalnya PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) pada pertengahan akhir tahun 2010 yang dialami Telkom bahwa kinerja keuangan menurun hal ini terlihat dari turunnya laba bersih tetapi unit bisnis dan anak usahanya mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yang mengakibatkan Telkom Group dapat menguasai pangsa pasar di industry (sumber: http://teknologi.vivanews.com/news/admedikasokong-kinerjatelkom). 1

2 PT Industri Telekomunikasi Indonesia disingkat PT INTI (Persero), sebagai salah satu perusahaan yang mengelola bisnis Telekomunikasi selama 37 tahun. Dalam perjalanan bisnisnya, INTI mengalami fluktuasi, hal ini tentu juga dialami oleh semua pelaku bisnis, pada tahun 2006 INTI memperoleh penjualan sebesar Rp. 629,55 Milyar dengan laba bersih Rp. 8,62 Milyar. Tahun 2007, INTI memperoleh penjualan sebesar Rp. 684,50 Milyar dengan laba sebesar Rp. 1,39 Milyar. Sedangkan pada tahun 2008, penjualan yang dicapai perusahaan sebesar Rp. 762,36 Milyar namun demikian perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 49,29 Milyar disebabkan oleh pembengkakan biaya. (Sumber : News and Events PT. INTI) PT Askrindo yang merupakan salah satu badan usaha milik negara yang menderita kerugian paling besar tahun lalu, kinerja manajer pusat biayanya buruk, pada tahun 2011 biaya yang dikeluarkan PT Askrindo sebesar lebih dari 177 milyar dan jauh ebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya 142 milyar, pemborosan ini terkait dengan pengeluaran biaya umum dan administrasi yang mencapai 168 milyar, lebih besar dari pengeluaran pada tahun sebelumnya.(sumber:http://www.tempo.co/read/news/2011/03/21/090321715/as krindo-selalu-merugi) Begitu juga PT PAL yang dari tahun 2006 hingga tahun 2010 terus mengalami kerugian, kinerja keseluruhan manajer termasuk manajer pusat biayanya buruk, selama 6 tahun terakhir, biaya overhead rata-rata per tahun sebesar 214 milyar yang tidak mampu ditutup oleh laba bersih perusahaan. Jika

3 ditotal dari tahun 2006-2010 PT PAL telah mengalami kerugian sebesar Rp 935 milyar. (Sumber : http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=27651) PT. Pelayaran Nasional Indonesia disingkat PT. PELNI. Mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun hal ini disebabkan adanya perubahan klasifikasi atas pengelompokan barang (container, kendaraan dan barang) yang dilakukan oleh perusahaan. Meskipun kinerja angkutan penumpang dan barang dalam fluktuasi yang stabil, namun kinerja PT PELNI memiliki trend yang positif di lima tahun terakhir ini, dari posisinya yang merugi pada tahun 2007 hingga memiliki profit di tahun 2011, peningkatan ini terjadi karena dukungan usaha penunjang dan sampingan seperti property dan galangan kapal. Realisasi penghasilan perusahaan dari usaha perkapalan tahun 2007 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan khususnya di tahun 2011. (Sumber: Fadjar Ari Dewanto/19-juli-2012/Kinerja Perusahaan PT. PELNI 2007-2011). Industri sepatu nasional merupakan salah satu industri yang memiliki peranan cukup besar dalam menghasilkan devisa ekspor dan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2007 nilai ekspor sepatu nasional mencapai US$ 1,64 miliar, naik dari US$ 1,60 miliar pada tahun 2006. Pada semester I (Januari sampai Juni 2008) nilai ekspor produk sepatu mencapai US$ 0,94 miliar. Industri sepatu nasional selama ini lebih banyak menggarap pasar domestik ketimbang pasar ekspor dengan perbandingan 5,2% : 94,8%. Negara tujuan ekspor sepatu Indonesia adalah AS, Eropa, Asia Timur, Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan negara pesaing utama di pasar ekspor adalah China, Italia, Hong Kong, Vietnam, Thailand dan India.

4 Tabel 1.1 Nilai Ekspor Produk Sepatu Indonesia Tahun 2001-2009 (juta US$) Tahun Uraian 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Ekspor ke China 329,6 304,1 373,6 474,8 541,7 608,2 726,5 1.015,3 880,5 Ekspor ke ASEAN Ekspor ke Dunia Surplus/ Defisit 400,4 412,7 502,3 611,3 512,7 620,4 789,4 859,0 810,3 1.505,6 1.148,1 1.182,2 1.320,5 1.428,5 1.599,8 1.638,0 1.885,5 1.736,1 326,9 301,2 369,6 465,8 526,4 589,4 688,8 951,0 1.062,6 Sumber : Bloomberg, 2012 Bila dilihat perkembangan total ekspor sepatu Indonesia ke dunia pada tahun 2010 adalah sebesar US$ 2.501,9 juta, sedangkan permintaan dunia akan produk sepatu adalah sebesar US$ 120.287,4 juta. Dengan demikian ekspor Indonesia mempunyai share terhadap dunia sebesar 2,08 persen. Seperti halnya ekspor ke China dan Asean 4, ekspor sepatu ke negara-negara lainnya (dunia) perkembangan ekspor sepatu mengalami penurunan tahun 2002 dan pada tahun 2009 saat terjadi krisis ekonomi global karena permintaan yang berkurang. Melemahnya perekonomian dunia akibat krisis finansial yang membelit Eropa dan Amerika Serikat dan sejumlah permasalahan, antara lain persoalan buruh di dalam negeri, membuat industri alas kaki di Indonesia semakin terpuruk. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Persepatuan Indonesia (Apresindo), Binsar Marpaung mengatakan industri sepatu kian semakin terpuruk. Hal ini disebabkan banyak hal antara lain faktor eksternal yaitu kondisi ekonomi global yang belum membaik dan permasalahan buruh yang belum menemui jalan

5 keluar. Tahun lalu kinerja ekspor sepatu dari Indonesia hanya US$3,3 miliar dan hingga akhir tahun ini nilai ekspornya sekitar US$3,5 miliar. Peningkatan nilai ekspor yang hanya sedikit karena menurunnya permintaan dipasar Amerika Serikat dan Eropa,. Selain menurunnya permintaan sepatu dipasar International, menurut Binsar, aksi sweping yang dilakukan serikat kerja menghentikan proses produksi. Hampir 1 bulan pabrik sepatu dikawasan industri tidak bisa melakukan produksi karena sewping serikat kerja yang menuntut penghapusan sistem outsourcing. Hal ini membuat daya saing industri alas kaki nasional semakin terpuruk, paparnya. Pada tahun depan, lanjut Binsar, kinerja ekspor alas kaki nasional akan menyamai capaian tahun ini. Untuk 2013, pelaku usaha pesimis kinerja ekspor sepatu nasional bisa meningkat. Pasalnya, industri sepatu nasional dihambat dengan berbagai masalah, ujarnya. Binsar menambahkan, fungsi tripartit atau pemerintah, pengusaha dan buruh harus dijalankan dengan benar. http://www.neraca.web.id/index.php/harian/article/21306/industri.alas.kaki.sem akin.terpuruk Demi kelangsungan hidup perusahaan, maka sebaiknya perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengurangi biayabiaya yang tidak efektif dalam kegiatannya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan akuntansi pertanggungjawaban guna menunjang pengendalian biaya. Semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan maka akan semakin baik pula pengendalian biaya, dan pengendalian biaya yang baik

6 akan memudahkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Akuntansi pertanggungjawaban banyak dipakai oleh perusahaan dan badan usaha lainnya karena memungkinkan perusahaan untuk merekam seluruh aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggung jawab atas aktivitas tersebut, dan menentukan unit usaha mana yang tidak berjalan secara efisien. Kemampuan manajer dalam peningkatan kinerja perusahaan sangat dibutuhkan, manajer dituntut dapat mengambil berbagai keputusan penting baik untuk jangka pendek maupun panjang dari informasi yang ada. Di dalam perusahaan berskala besar, manajer terbagi dalam pusat pusat pertanggungjawaban, setiap manajer akan berperan dan bertanggungjawab dalam menentukan keputusan-keputusan bagi pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Salah satu pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh manajer adalah pusat biaya, pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut, biaya yang dikeluarkan merupakan pengukur kinerja manajernya. Dari fenomena yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Penilaian Kinerja Manajer Pusat Biaya pada PT Universal Footwear Utama Indonesia ( UFU)

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan membahas masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT UFU 2. Bagaimana penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU 3. Seberapa besar pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data, mengumpulkan, dan menganalisis data yang diperlukan sehingga diperlukan informasi mengenai pengaruh akuntansi pertanggunggjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui akuntansi pertanggungjawaban pada PT UFU. 2. Untuk mengetahui penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU.

8 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat diantaranya bagi pengembangan ilmu pengetahuan : 1. Dapat memberi tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin lebih menambah wawasan pengetahuan dibidang akuntansi. 2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan disiplin ilmu akuntansi khususnya akuntansi manajemen. 3. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan serta dapat mengaplikasikannya ke dalam dunia kerja. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Penulis Diharapkan dengan penelititan ini penulis dapat memahami penerapan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan dan literaturliteratur lainnya, sehingga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang masalah yang diteliti serta memperluas wawasan berfikir.

9 Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Bidang Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. 2. Bagi Pihak Perusahaan Diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi Akuntansi Pertanggungjawaban dan penilaian kinerja manajer pusat biaya serta melakukan penyesuaian yang dianggap perlu dan memberikan sumbangan pikiran kepada pimpinan perusahaan dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dan dalam melaksanakan penilaian kinerja manajer pusat biaya secara afektif dan efisien. 3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan pelaksanaan penilaian kinerja manajer, serta diharapkan hasil penulisan skripsi ini dapat djadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lebih lanjut. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian beralamat di Jl Industri II Kawasan Industri Jatake Bl G- 12/1 Pasir Jaya, Jatiuwung Tangerang 15135 Banten. Waktu penelitian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diberikan oleh PT Universal Footwear Utama Indonesia.

10