BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, masalah yang dirumuskan, tujuan serta manfaat penelitian dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka B. Landasan Teori C. Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Penelitian...

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Gumbreg No. 1Purwokerto. RSUD Pro! Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan, pemilik, dan stakeholder dengan kata lain kinerja perusahaan

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

PENGUKURAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DI RSUD dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan tatanan pemberi jasa layanan kesehatan

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi dan reformasi pelayanan kesehatan primer serta penguatan sistem kesehatan melalui sistem rujukan yang efektif di rumah sakit (Depkes, 2005). Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerimaan jasa pelayanana jasa (Faizin et al., 2008). Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim memberiakn pelayanan kepada klien multi disiplin termasuk keperawatan tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan di garis terdepan yang mengahadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus (Faizin et al., 2008). Rumah Sakit Umum Daerah Bantul Penembahan Senopati (RSUD Penembahan Senopati) merupakan rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Bantul dan merupakan rujukan untuk wilayah Kabupaten Bantul. RSUD Penembahan Senopati merupakan rumah sakit tipe B non pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007. RSUD ini dilewati tiga kecamatan yaitu Piyungan, Sewon, dan Bantul serta berbatasan dengan Kulonprogo. Perawat merupakan sumber daya manusia yang paling besar di RSUD Penembahan Senopati, bahkan Huber (1996) menyatakan bahwa 90% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Tidak ada satu pun rumah sakit yang tidak mempergunakan jasa perawat untuk memberikan pelayanan kepada klien. Adapun distribusi perawat di RSUD Panembahan Senopati sebagai berikut :

2 Tabel 1. Distribusi perawat di RSUD Penembahan Senopati No Perawat RSUD Bantul Jumlah Persentase 1 Perawat berstatus PNS 172 65.7% 2 Perawat berstatus non PNS 85 32.4% 3 Freelance 5 1.9% Jumlah perawat 262 100 % Sumber : Profil Tenaga Keperawatan 2015 Perawat yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 172 atau 65,7% sedangkan untuk perawat tetap atau berstatus non PNS di yaitu bejumlah 85 orang atau 32,4% dari jumlah keseluruhan dari perawat di RSUD Penembahan Senopati Bantul. RSUD Penembahan Senopati pada tahun 2012 terlihat dari Bed Occupancy Rate (BOR) 75,79 % angka ini meningkat di tahun berikutnya. Tahun 2013 BOR naik menjadi 79,86 % tetapi pada tahun 2013 dan 2014 ada penurunan yang lebih dari 5%. Hal ini sudah cukup untuk pihak manajemen melakukan evaluasi penurunan tersebut. Penurunan BOR dapat disebabkan oleh beberapa hal: antara lain karena menurunnya kinerja perawat, sistem rujukan BPJS, bertambahnya jumlah tempat tidur, tarif tinggi yang tidak sesuai dengan pelayanannya, dan tempat kurang nyaman. Tabel 2. Indikator rawat inap tahun 2014 RSUD Penembahan Senopati Ruangan TT BOR (%) LOS (hari) TOI (hari) NDR ( ) GDR ( ) Indeks Kepuasan Konsumen (%) Cempaka 24 76.07 4.66 1.47 44.88 89.76 74.91 Melati 29 85.09 4.86 0.67 4.45 12.02 73.28 Anggrek 30 65.36 5.40 2.31 2.44 5.48 83.43 AlamAnda 46 63.98 4.02 1.56 0.00 0.00 77.42 Prenatal 40 89.15 7.09 0.74 9.36 19.19 84.14 Flamboyan 23 84.43 5.79 0.87 55.26 107.19 71.38 Asoka/ ICU 5 75.56 3.71 1.22 106.27 228.88 85.56 Mawar 27 74.33 4.75 1.44 12.54 27.37 85.20 Nusa indah utama 10 71.37 4.47 1.58 10.56 21.12 81.18 Nusa indah II 6 61.49 2.22 0.83 2.30 2.87 78.69 Bakung 31 85.56 5.76 0.81 37.39 88.73 66.15 Ruang gabungan 9 75.81 2.74 0.50 0.00 0.00 - RSUD 284 73.68 4.57 1.32 15.71 33.29 77.25 Sumber: Laporan tahunan RSUD Panembagan Senopati tahun 2014

3 Dari data di atas dapat diketahui bahwa masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (2005) yaitu BOR 65-85%, LOS 6-9 hari, Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode dan idealnya satu tempat tidur dipakai 40-50 kali, dan Turn Over Interval (TOI) adalah rata rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah teriisi berikutnya idealnya 1-3 hari. Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap tiap 1000 penderita keluar dari ruang rawat inap cempaka lebih besar yaitu 44.88 dari standar pelayanan minimal 25 sedangkan NDR memiliki standar minimal yaitu 45. Selain itu, Average Length Of Stay (LOS) yang menunjukan rata rata lama perawatan pasien di rumah sakit terlihat kurang dari 6 hari, padahal idealnya lama perawatan 6 sampai 9 hari. Dari data di atas juga terlihat bahwa kepuasan pelanggan juga berada di bawa standar minimum pelayanan yang diterapkan oleh Kepmenkes 2008 no 129 masih di bawa 90% disetiap ruangan. Kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Seperti yang dikatakan Suroso (2011) perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Hal ini terkait dengan keberadaan yang bertugas selama 24 jam melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit sekitar 40-60% Swansburg (dalam Suroso, 2011). Sedangkan menurut Simpson (2009) kinerja perawat sangat penting untuk kualitas pelayanan pasien. Sehingga untuk mewujudkan kualitas pelayanan yang baik perlu ditingkatkan pelayanan keperawatan. Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas rumah sakit. Seperti yang dikatakan oleh Killian (Seniati, 2006) salah satu aset penting dan berharga yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan adalah sumber daya manusia sebagai daya yang menggerakkan dan mengarahkan organisasi sehingga harus selalu diperhatikan, dijaga,

4 dipertahankan, dan dikembangkan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Suroso, 2011). Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan perawatan yang kualitas pada pasien (Potter &Perry, 2005) Didalam industri rumah sakit khususnya melihat psikologis karyawan, mood dan perilaku adalah sangat penting karena mereka menggunakan kritik di dalam kinerja, outcomes dan kepuasan konsumen seperti engagement yang mempengaruhi suasana pelayanan dan prestasi karyawan sebaik loyalitas konsumen (Salanova et al., 2005 dalam Peak et al., 2015). Karyawan yang tidak engaged akan merasa tidak cocok antara kemampuan yang mereka miliki dengan tugas tugas yang ada dan tidak berkomitmen terhadap pekerjaan dan organisasi (Chalofsky & Krishna, 2009). Mereka merasa tidak bersemangat dan menunjukan ketidak bahagiaan terhadap pekerjaan (Endres & Smoak, 2008). Work engagement salah satu hal yang penting ada bagi setiap karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan mereka karena dengan adanya work engagement pada karyawan akan menurunkan tingkat stres bekerja (burnout) (Schaufeli & Bakker, 2004). Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Penembahan Senopati Bantul terlihat bawah perawat melakukan pekerjaan rutenitas, kurang antusias, cuek terkadang bosan juga terhadap pekerjaan yang monoton serta kurangnya pengakuan dan penghargaan dari atasan serta dari RSUD bila perawatnya berprestasi. Selain itu, ada perawat pegawai negeri sipil (PNS) serta non PNS yang keluar dari RSUD Penembahan Senopati Bantul dalam 3 tahun terakhir. Selain itu diketahui bahwa pembagian insentif tidak adil, tidak berdasarkan kinerja tetapi berdasarkan jasa medis. Berdasarkan dari data diatas penulis tertarik meneliti penggerak dari work engagement seperti job resource, dan psychological capital terhadap perawat Rumah Sakit Umum Daerah Penembahan Senopati.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah bagaimana work engagement perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Bantul Penembahan Senopati. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran work engagement perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Penembahan Senopati 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan job resource dan psychological capital dan work engagement perawat di RSUD Penembahan Senopati b. Mengukur hubungan antara job resource dengan work engagement perawat di RSUD Penembahan Senopati c. Mengukur hubungan antara psychological capital dengan work Engagement perawat di RSUD Penembahan Senopati d. Melihat variabel yang paling berpengaruh terhadap work engagement perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Penembahan Senopati D. Manfaat Penelitian 1. RSUD Penembahan Senopati Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan work engagement perawat RSUD Penembahan Senopati Bantul 2. Bagi penulis Penulis dapat lebih jelas mengetahui dan memahami permasalahan permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit dan mengaplikasikan teori work engagement didunia kerja. E. Keaslian Penelitian Adapun penelitian sebelumnya berkaitan dengan engagement perawat antara lain adalah sebagai berikut :

6 Peneliti Tahun Schaufeli, & Bakker (2004) Schaufeli & Salanova (2007) Bakker, & Leiter (2010). Tabel 3. Penelitian yang berhubungan work engagement Judul Penelitian Tujuan Penelitian Kesimpulan Job demand, Job resources, And Their Relationship With Burnout And Engagement : Multy- Sample Study Work engagement an emerging psychological concept and its implications for organizations Work Engagement : A Handbook Of Essential Theory And Research. - Menganalisis antara JD-R, job resource, burnout, work engagement terhadap durasi sakit - Diskusi work engagement dan fungsi karyawan di dalam organisasi Penelitian ini membahas dan merangkum work engagement dan anteseden Dari hasil nya diketahui bahwa hanya job resource dan work engagement yang mempunyai pengaruh yang positif. Pentingnya konsep work engagement antara Occupational Health Psychology (OHP) dan Human resouce management (HRM) Hasil dari penelitian ini merumuskan 10 pertanyaan kunci dalam work engagement, melihat dari kontek sosial untuk mengatur iklim organisasi dengan peranan penting manajemen Adanya hubungan work engagement yang dimediasi oleh PsyCap pada kepuasan kerja, komitmen afektif. Paek et Why is hospitality Menganalisis dan al. (2015) employees menguji work psychological capital engagement dan importan? The effect of PsyCap terhadap psychological capital semangat kerja on work engagement karyawan hotel and employee morale Luthans Positive psychological Melakukan analisis et al. capital : measurement antara psychological (2007) and relationship with capital (hope, performance and resilience, optimism satisfaction dan efficacy) terhadap kinerja dan kepuasan kerja. Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian yang berhubungan antara job Ada hubungan yang positif dan signifikan antara 4 aspek tersebut dengan kinerja dan kepuasan resource, psychological capital dengan work engagement perawat di rumah sakit belum dilakukan oleh penelitian lain.