Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati *

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. biasanya disebut PTK. PTK yang dilakukan oleh peneliti, dilaksanakan dengan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 08 D 2 x 30 menit RPP Garis bilangan Agustus a

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen. Bagan 2. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KKPI PADA SISWA SMKN 2 MALANG

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Penerapan Metode Teknik Tugas Individual Dalam Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres 2 Ampibabo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA N 2 BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB II KAJIAN TEORITIK

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit)

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Sumbul dengan menerapkan

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

Transkripsi:

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMP NEGERI 2 PURWOKERTO Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas belajar siswa SMP Negeri 2 Purwokerto pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui model pembelajaran discovery learning. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E sejumlah 28 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan dan setiap pertemuan waktunya 2 x 40 menit. Setiap siklus meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk memperoleh data kreativitas belajar dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi kreativitas siswa. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase (%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran IPS menggunakan model discovery learning dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Purwokerto, terbukti respon rata-rata kreativitas pada siklus I sebesar 50%, dan meningkat pada siklus II menjadi 76,19%. Kata-kata kunci : Discovery Learning, kreativitas belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial. I. PENDAHULUAN Salah satu masalah klasik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP yaitu rendahnya kreativitas belajar siswa. Proses pembelajaran yang terjadi lebih berpusat pada guru, hanya menekankan pada aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotor siswa kurang diperhatikan. Siswa hanya mengetahui dan tidak mengalami apa yang dipelajarinya, kurang terlihat adanya pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Beberapa model pembelajaran interaktif diharapkan mampu mengatasi permasalahan kurangnya kreativitas belajar dalam pembelajaran IPS. Model pembelajaran discovery learning merupakan suatu cara untuk mengembangkan belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan siswa. Abu Ahmadi (2004: 97) berpendapat, dalam kegiatan belajar anak golongan kreatif lebih mampu menemukan masalah dan mampu memecahkan masalah. Secara universal anak mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda-beda, ada yang sudah mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi namun ada juga yang masih rendah. Kreativitas siswa mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam mengoptimalkan keberhasilan pembelajaran. Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 103

memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Munandar (2009: 25-71), menyebutkan bahwa ciri-ciri kepribadian kreatif yang diharapkan, yaitu: (1) rasa ingin tahu yang luas dan mendalam, (2) sering mengajukan pertanyaan yang baik, (3) memberikan banyak gagasan atau usulan terhadap suatu masalah, (4) bebas dalam menyatakan pendapat, (5) mempunyai rasa keindahan yang dalam, (6) menonjol dalam salah satu bidang seni, (7) mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang, (8) mempunyai rasa humor yang luas, (9) mempunyai daya imajinasi, (10) orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah. Perlu disadari bahwa guru harus memiliki kreativitas dalam pembelajaran agar dapat menilai kreativitas siswanya. Hal yang tidak kalah penting bahwa guru mengembangkan kemampuan siswa untuk meningkatkan kreativitas siswanya.guru dapat mendiskusikan masalah siswa yang menyangkut evaluasi diri, pemikiran mereka serta proses itu sendiri. Evaluasi diri tersebut memungkinkan siswa untuk mengatasi persoalan. Menurut Sund 1975 (dalam Slameto, 2003: 147-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: (1) hasrat keingintahuan yang cukup besar, (2) bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, (3) panjang akal, (4) keinginan untuk menemukan dan meneliti, (5) cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit, (6) cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, (7) memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas, (8) berpikir fleksibel, (9) menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak, (10) kemampuan membuat analisis, (11) memiliki semangat bertanya serta meneliti, (12) memiliki daya absrtaksi yang cukup baik, dan (13) memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Dengan model discovery learning diperkirakan mampu mendukung peningkatan kreativitas siswa yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir secara kritis dan kreatif. Dalam model pembelajaran ini siswa menemukan dan mengkonstruksi sendiri sehingga akan mendorong siswa berkreativitas menemukan konsep-konsep atau ide-ide baru dalam mata pelajaran IPS yang belum pernah diketahui sebelumnya. Selain itu juga memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada siswa untuk dapat menggunakan kemampuan bernalarnya dan membiasakan untuk senantiasa berpikir kreatif. Konsep-konsep yang didapat oleh siswa dari hasil penemuannya sendiri akan lebih bermakna dan pemahaman siswa terhadap konsep tersebut akan meningkat. Oleh karena itu sudah seharusnya guru menempatkan kreativitas sebagai salah satu tujuan pembelajaran. Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas VIII E pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran discovery learning di SMP Negeri 2 Purwokerto. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang bertujaun untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran discovery learning. Penelitian tindakan kelas dilaksanalan mulai tanggal 25 Agustus 29 September 2014 dikelasviii E SMP Negeri 2 Purwokerto, dengan menerapkan sub tema: Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia. Subjek penelitian ini adalah siswa kelasviii E SMP Negeri 2 Purwokerto, dengan jumlah siswa 28, terdiri dari 14 siswa putra dan 14 siswa putri. Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 104

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen, dengan tahap-tahap penyusunannya sebagai berikut: 1.Pembuatan jurnal harian untuk merencanakan tindakan dan merekam pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus; 2. Observasi aktivitas di kelas, untuk memantau semua aktivitas yang dikembangkan oleh guru dan siswa di kelas; 3. Teknik wawancara, untuk mengetahui hambatan yang dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini untuk menganalisis kreativitas siswa dalam pembelajaran digunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase (%). Penelitian ini dikatakan berhasil apabila skor kreativitas belajar siswa dapat mencapai minimal 70% selama proses pembelajaran berlangsung dengan ketentuan setiap indikator mencapai 60% yang mengacu pada kreativitas siswa diantaranya: menyampaikan tanggapan, menyampaikan pertanyaan, menyampaikan jawaban, membuat analisis, dan aktif mengerjakan tugas. III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pendahuluan pada siklus I sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagaimana terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu: 1) Siswa bersama guru mengkondisikan kelas secara psikis dan fisik dengan membuka pelajaran. 2) Guru mengucapkan salam,siswa menjawab salam. 3) Guru bersama siswa berdo a. 4) Guru menanyakan kehadiran siswa. 5) Guru menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran. 6) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang keunggulan lokasi terhadap kolonialisme barat di Indonesia dengan mengaitkan materi sebelumnya. 7) Guru memberi motivasi kepada siswa melalui gambar: Peta Daerah Penghasil Komoditas Pertanian dan Perkebunan di Indonesia. 8) Guru menyampaikan teknik penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. 9) Guru menyampaikan lingkup materi dan kegiatan pembelajaran. 10) Guru bersama siswa membentuk 7 kelompok tiap kelompok terdiri 4 orang. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I masih banyak siswa yang belum kreatif. Dikarenakan siswa masih belum antusias terhadap pembelajaran yang disampaikan guru. Sehingga dapat diketahui hanya siswa yang kreatif saja dalam memberi gagasan/usulan, tanggapan, pertanyaan, menyampaikan jawaban, kemampuan membuat analisis, dan mengerjakan tugas. Selama pembelajaran dapat dirata-rata dengan pengamatan aktivitas siswa memacu pada kekreativitasan siswa selama siklus I diproleh rata-rata (42,86%). Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 105

Gambar Peta Daerah Penghasil Komoditas Pertanian dan Perkebunan di Indonesia Hasil pengamatan pembelajaran dalam kegiatan inti pada siklus I sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagaimana terdapat pada RPP, yang bernuansa pendekatan saintifik : 1. Mengamati Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik melawan keserakahan penjajah, dengan cara: Peserta didik diminta mengamati gambar peta Asia dan Eropa Berdasarkan hasil pengamatan gambar peta Asia dan Eropa di atas peserta didik diminta menuliskan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah. 2. Menanya Gurumemberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan pengaruh kebijakan pemerintah kolonial terhadap bangsa Indonesia, sampai siswa menentukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab melalui kegiatan belajar, beberapa contoh diantaranya : a. Mengapa Indonesia tidak mudah mengusir penjajah? b. Apa saja kelemahan perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah? c. Apa kelebihan dan kekurangan strategi perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah? Peserta didik diajak untuk menyeleksi apakah hal-hal yang ingin diketahui sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, jika belum dengan panduan guru, peserta didik diminta untuk memperbaiki. Jika hal-hal yang ingin diketahui belum semuanya mencakup tujuan pembelajaran, maka guru dapat menambahkan hal-hal yang terkait dengan tujuan pembelajaran. Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 106

3. Mengumpulkan data/informasi Pada tahap ini peserta didik diminta mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui : Membaca buku teks pelajaran /referensi lain yang relevan tentang tema melawan keserakahan penjajah di indonesia. Menggunakan buku sumber atau fasilitas internet untuk mendukung dan memperkuat jawaban. Peserta didik menelaah tentang pengaruh kebijakan pemerintah kolonial terhadap bangsa Indonesia. 4. Mengasosiasi: Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Peserta didik diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan (menyempurnakan jawaban sementara yang telah dirumuskan dalam diskusi awal di dalam kelompok) pada lembar kerja. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan di dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan. 5. Mengomunikasikan: Peserta didik dalam kelompok diminta mempresentasikan hasil simpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan. Kelompok lain diminta memberi tanggapan dan saran atas hasil simpulan kelompok yang presentasi. Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban dari pertanyaan. Hasil pengamatan pembelajaran dalam kegiatan penutup pada siklus I sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagaimana terdapat pada RPP, yang bernuansa pendekatan saintifik : 1. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil belajar. 2. Peserta didik diberi kuis secara lisan. 3. Peserta didik diminta menjawab pertanyaan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait dengan penguasaan materi, pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan. 4. Menyampaikan materi yang akan datang. Dilihat dari hasil kreativitas siswa pada siklus I masih rendah, hal tersebut dapat diketahui dari rata-rata respon kelompok yang hanya sebesar 42,86 %. Hasil pengamatan mengenai kreativitas siswa yang dilakukan pada siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Peningkatan siswa dalam memberikan gagasan/usulan terhadap suatu masalah terdapat 3 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan ratarata prosentase 42,86% (cukup). 2) Siswa dalam menyampaikan tanggapan terdapat 4dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan ratarata prosentase 57,14% (baik). 3) Dalam menyampaikan pertanyaan terdapat 3 dari 7 kelompok siswa yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan rata-rata prosentase 42,86% (cukup). Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 107

4) Dalam menyampaikan jawaban terdapat 5dari 7 kelompok siswa yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan rata-rata presentase 71,43 %(baik). 5) Dalam membuat analisis suatu masalah terdapat 3 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan ratarata prosentase 42,86% (cukup). 6) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas terdapat 3 dari 7 kelompok siswa yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan ratarata prosentase 42,86% (cukup). Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan masih kurangnya indikator kreativitas siswa dalam menyampaikan pendapat, gagasan, atau usulan, dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran discovery learning. Sehingga siswa harus menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang baru diterapkan yaitu dengan pembelajaran discovery learning. Pada akhir siklus diadakan refleksi yang didasarkan pada hasil kreativitas siswa sebagai berikut : 1) Dari observasi terhadap kreativitas siswa pada setiap klompok dengan rata-rata prosentase menyampaikan gagasan atau usulan dan menyampaikan pertanyaan dalam membuat analisis dan mengerjakan tugas mendapatkan rata-rata 42,86% (cukup), sehingga dari hasil diskusi antara peneliti dengan guru maka diputuskan bahwa guru harus memberikan penjelasan secara berulang-ulang dalam menyampaikan materi, dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami siswa dan Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan dan memberikan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan siswa mengungkapkan pertanyaan dan memberikan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan siswa dan kegiatan selanjutnya guru lebih memotivasi siswa untuk giat mengerjakan tugas sehingga hasil yang diharapkan melebihi 42,86% (cukup). Siswa dalam menyampaikan tanggapan hanya 57,14% (baik) sehingga diputuskan agar guru dapat menunjuk siswa secara acak tiap kelompok. Berdasarkan hasil diskusi antara guru dan peneliti maka diputuskan guru lebih dapat memotivasi siswa untuk bertanya jika belum paham karena materinya sebagai dasar untuk materi yang selanjutnya. 2) Berdasarkan hasil pada refleksi dari siklus I, maka untuk siklus II perlu diperhatikan kelemahan atau kekurangan yaitu guru harus lebih menekankan lagi pada model pembelajaran discovery learning, yaitu dalam mengamati kegiatan siswa, dengan membimbing atau mengarahkan siswa dalam mengerjakan LKPD. b. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Peneliti yang dibantu observer melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dan mencatat semua hasil pengamatan pada lembar observasi yang telah dipersiapkan dari awal pembelajaran sampai akhir kegiatan. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada siklus II kondisinya sama dengan siklus I, sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagaimana terdapat pada RPP, yang bernuansa pendekatan saintifik. Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 108

Dari hasil pengamatan mengenai kreativitas siswa yang dilakukan pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dimana pada siklus I mendapatkan rata-rata prosentase 50,0% dan pada siklus II mendapat rata-rata prosentase kekreativitasan siswa 76,19% yang dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 26,19%. 1) Pada siklus II terdapat 5 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan, dalam memberikan gagasan / usulan terhadap suatu masalah pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua 71,43% sehingga dengan rata-rata prosentase (baik). 2) Dalam menyampaikan tanggapan terdapat 5 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua 71,43%, dengan rata-rata prosentase (baik). 3) Untuk menyampaikan pertanyaan terdapat 5 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan pada pertemuaan pertama dan pertemuan kedua 71,43%, dengan rata-rata prosentase (baik). 4) Dalam menyampaikan jawaban terdapat 5 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua 71,43%, dengan rata-rata prosentase (baik). 5) Dalam membuat analisisa terdapat 6 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan pertemuan pertama dan pertemuan kedua 85,71 %, sehingga dengan rata-rata prosentase (baik sekali). 6) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas terdapat 6 dari 7 kelompok yang mengalami kenaikan pertemuan pertama dan pertemuan kedua 85,71% dengan rata-rata prosentase (baik sekali). IV. KESIMPULAN Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini berhasil meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas VIII E pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran discovery learning di SMP Negeri 2 Purwokerto. Keberhasilan penelitian ini dibuktikan dengan rata-rata skor kreativitas belajar siswa pada siklus II mencapai 76,1970%, dengan setiap indikator mencapai skor di atas 60% yang mengacu pada kreativitas siswa diantaranya: menyampaikan tanggapan, menyampaikan pertanyaan, menyampaikan jawaban, membuat analisis, dan aktif mengerjakan tugas. Rekomendasi 1. Guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning untuk menggali kreativitas siswa, karena siswa dituntut untuk menggunakan 2 belahan otaknya yaitu otak kanan dan otak kiri. 2. Dalam pembelajarannya discovery learning harus dilengkapi dengan perangkat pembelajaran seperti RPP, lembar kegiatan peserta didik (LKPD), bahan ajar, media pembelajaran, dan instrumen penilaian. Ucapan Terima Kasih 1. Terima kasih peneliti sampaikan kepada Wahyu Haryadi (mahasiswa PPL Terpadu, Pendidikan Geografi - FKIP UMP Purwokerto) yang telah berkenan mengimplementasikan model pembelajaran discovery learning di kelas VIII E SMP Negeri 2 Purwokerto. 2. Terima kasih peneliti sampaikan kepada Nurul Asyani (mahasiswa PPL Terpadu, Pendidikan Geografi - FKIP UMP Purwokerto) yang telah berkenan membantu observasi dalam mengimplementasikan model discovery learningdi kelas VIII E SMP Negeri 2 Purwokerto. Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 109

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara Kunandar, 2009.Langkah Mudah Penelitiaan Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Pres. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 110 110