PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan

KEPRIBADIAN RITA RAHMAWATI

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB II LANDASAN TEORI

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Fase Perkembangan Ilmu Antropologi. Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Budaya dan Komunikasi 1

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

Dinamika Kebudayaan. surono

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil

BAB II URAIAN TEORITIS. adalah Samovar, dkk yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses dinamis

BAB VII. Perubahan dan Penyebaran Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 8: SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

Surono, S.Ant., M.A.

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

14Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Asimilasi dan Akulturasi Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang

BAB V PRASANGKA SOSIAL (SOCIAL PREJUDICE)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

SILABUS PEMBELAJARAN

KERELAWANAN. Agak kesulitan mencari informasi dan literature yang membahas. tentang kerelawanan. Kerelawanan muncul dari kegiatan di masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosio-budaya yang perilakunya diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

Variasi Lintas Budaya Dalam

BAB II LANDASAN TEORI

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB IRA PURWITASARI S.SOS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi mempengaruhi organisasi di seluruh dunia. Pasar-pasar baru

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

Muhammadiyah dan Budaya Politik Indonesia Berkemajuan

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB V. KESIMPULAN. pendidikan anak transmigran asal Kebumen yang tinggal di Desa Bayas Jaya.

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

penelitian tentang pelaksanaan pengajaran bahasa Lampung

Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian ( )

Memahami Berbagai Perbedaan Budaya. Sesi 4 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Antropologi Pengantar Antropologi

Culture and Treatment of Abnormal Behavior

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

Pertemuan 6 20 April 2013

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

AZAZ-AZAZ DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI 1. FASE- FASE PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PSIKOLOGI SOSIAL. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. 1 Kita mulai

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Transkripsi:

Akulturasi merupakan proses social yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsure-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya keperibadian kebudayaan itu (Koentjaraningrat, 2003 : 155). Hasil dari proses akultuarasi itu tampak dalam berpakaian, bahasa, kesenian dan sebagainya. Proses akulturasi memang sudah ada sejak dulu kala, tapi proses akulturasi dengan sifat yang khusus baru ada ketika kebudayaan-kebudayaan bangsabangsa Eropa Barat mulai menyebar ke daerah-daerah lain di muka bumi pada awal abad ke-15, dan mulai memengaruhi masyarakat-masyarakat bangsa di Afrika, Asia, Oceania, Amerika Utara dan Amerika Latin. Mereka membangun pusat-pusat kegiatan di berbagai tempat di sana, yang menjadi pangkal dari pemrintah-pemerintah jajahan, dan yang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mencapai kejayaannya. Hasil yang tampak sekarang ini adalah bahwa sudah hamper tidak ada suku bangsa yang terhindar dari pengaruh-pengaruh unsure-unsur kebudayaan Eropa. Saat ini pengaruh unsure-unsur kebudayaan Amerika dan Eropa yang juga di sebut modernisasi itu dialami oleh hamper seluruh warga suku bangsa di Afrika, Asia secara sangat intensif, bahkan sampai menyentuh system, norma dan nilai budaya mereka. Untuk mengetahui jalannya suatu proses akulturasi, maka harus diperhatikan beberapa hal, yaitu : 1. Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai. Hal ini sebenarnya merupkan sejarah dari masyarakat ybs. Bila masyarakat yang diteliti memiliki sumber tertulis, maka bahan tersebut dapat dikumpulkan dengan menggunakan metodemetode yang umumnya dipakai ahli sejarah. Bila tidak ada sumber tertulis, dapat dilakukan melalui wawancara orang-orang tua untuk mengumpulkan bahan tentang keadaan masyarakat penerima. Dengan begitu dapat diketahui keadaan sebelum terjadi proses akulturasi, hingga pada saat prose situ mulai berjalan, atau titik awal proses akulturasi. Titik awal proses akulturasi antara kebudayaankebudayaan di Indonesia dengan kebudayaan Eropa adalah : Peristiwa tibanya kapal-kapal Portugis di Maluku dan di Nusa Tenggara pada awal abad 16 Kedatangan kapal-kapal VOC di Banten pada akhir abad 16

2. Individu-individu pembawa unsure-unsur kebudayaan asing. Dengan memerhatikan para pembawa unsure-unsur kebudayaan asing ( agents of acculturation), dapat diketahui unsure-unsur kebudayaan jenis apa yang masuk. Warga masyarakat itu umumnya tidak memahami seluruh kebudayaannya sendiri, terutama bila masyarakat luas dan kompleks. Karena itulah para agents of acculturation itulah yang menentukan unsure-unsur kebudayaan yang dimasukkan. Contoh : Seorang pedagang; membawa unsure-unsur kebudayaan berupa berbagai jenis barang, cara berdagang, dll. Pendeta penyiar agama Nasrani; membawa berbagai unsure dari agamanya, dan unsure-unsur kebudayaan Eropa lainnya. Dalam masa PD II ; para serdadu Jepang dan sekutu masing-masing juga berfungsi sebagai agents of acculturation 3. Saluran-saluran yang dilalui dalam proses akulturasi, antara lain: garis hierarki pegawai pemerintah, propaganda yang disiarkan melalui media massa, pendidikan sekolah, partai politik, pedagang, kegiatan militer, dll. 4. Bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh. Kadang-kadang hanya lapisan atas saja yang terkena pengaruh, adakalanya rakyat jelata atau hanya kaum cendekiawan saja, dsb. 5. Reaksi individu yang terkena unsure-unsur kebudayaan asing. Dalam suatu masyarakat senantiasa ada masyarakat/orang berwatak kolot yang tidak menyukai dan sangat mudah menolak hal-hal baru dan masyarakat progresif, mereka mudah menerima hal-hal baru. Tetapi bila berlawanan dengan kepentingan golongan progresif adakanya mengakibatkan berbagai gejolak social.

Variabel-Variabel Komunikasi dalam Akulturasi Salah satu kerangka konseptual yang paling komprehensif dan bermanfaat dalam menganalisis akulturasi seorang imigran dari perspektif komunikasi terdapat pada perspektif system yang dielaborasi oleh Ruben (1975). Dalam perspektif system, unsure dasar suatu system komunikasi manusia teramati ketika orang secara aktif sedang berkomunikasi, berusaha untuk, dan mengharapkan berkomunikasi dengan lingkungan. Sebagai suatu system komunikasi terbuka, seseorang berinteraksi dengan lingkungan melalui dua proses yang saling berhubungan ; komunikasi persona dan komunikasi social. Komunikasi Persona Komunikasi Persona (atau intrapersonal) mengacu kepada proses-proses mental yang dilakukan orang untuk mengatur dirinya sendiri dalam dan dengan lingkungan sosio-budayanya, mengembangkan cara-cara melihat, mendengar, memahami, dan merespons lingkungan. Variabel-variabel komunikasi persona terpenting dalam akulturasi : Kompleksitas struktur kognitif imigran dalam memersepsi lingkungan pribumi. Selama fase-fase awal akulturasi, persepsi seseorang imigran atas lingkungan pribuminya relative sederhana; persepsi imigran atas lingkungannya yang asing itu menunjukkan stereoti-stereotip kasar. Namun, setelah imigran mengetahui imigran lebih jauh, persepsi menjadi lebih halus dan kompleks, memungkinkannya menemukan banyak variasi dalam lingkungan pribumi. Fungsi pengetahuan tentang system komunikasi pribumi terbukti penting dalam meningkatkan partisipasi seorang imigran dalam jaringan-jaringan komunikasi antarpersona dan komunikasi massa yang terdapat pada masyarakat pribumi. Citra Diri. Citra diri imigran yang berkaitan dengan citra-citra imigran tentang lingkungannya; masyarakat pribumi dan budaya aslinya. Motivasi akulturasi. Mengacu kepada kemauan imigran untuk belajar tentang, berpartisipasi dalam, dan diarahkan menuju system sosio-budaya pribumi.

Komunikasi Sosial Komunikasi social dapat dikategorikan lebih jauh ke dalam komunikasi antarpersona dan komunikasi massa. Komunikasi antarpersona seorang imigran dapat diamati melalui derajat partisipasinya dalam hubungan-hubungan antarpersona dengan anggota-anggota masyarakat pribumi. Lebih jauh lagi menjabarkan komunikasi verbal dan nonverbalnya yang khusus dalam berinteraksi dengan anggota-anggota masyarakat pribumi. Komunikasi massa memainkan peranan penting dalam memperluas pengalaman-pengalaman imigran dalam masyarakat pribumi di luar lingkungan yang dapat dijangkaunya. Melalui komunikasi massa, seorang imigran mengetahui lebih jauh tentang berbagai unsure dalam system sosio-budaya pribumi. Dalam menyiarkan pesan-pesan yang merefleksikan aspirasi-aspirasi, mitos-mitos, kerja dan bermain, serta isu-isu spesifik dan peristiwa-peristiwa dalam masyarakat pribumi. Media secara eksplisit membawa nilai-nilai masyarakat (societal values), norma-norma perilaku, dan perspektif-perspektif tradisional untuk menafsirkan lingkungan. Lingkungan Komunikasi Komunikasi persona dan komunikasi social seorang imigran dan fungsi komunikasi-komunikasi tersebut tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa dihubungkan dengan lingkungan komunikasi masyarakat pribumi. Apakah imigran tinggal di desa atau kota metropolitan, tinggal di daerah miskin atau kaya, bekerja sebagai buruh pabrik atau eksekutif, semua itu merupakan kondisi-kondisi lingkungan yang mungkin secara signifikan memengaruhi perkembangan sosio-budaya yang akan dicapai imigran. Pada akhirnya masyarakat pribumilah yang memberikan kebebasan atau keluwesan kepada imigran-imigran minoritas untuk menyimpang dari pola-pola budaya masyarakat pribumi yang dominant dan untuk mengembangkan lembaga-lembaga etnik. Potensi Akulturasi Beberapa factor yang dianggap penting dalam memberi andil kepada potensi akulturasi yang besar, antara lain : 1. Kemiripan Kemiripan antara budaya asli (imigran) dan budaya pribumi mungkin merupakan factor terpenting yang menunjang potensi akulturasi. Seorang imigran dari Kanada ke Amerika, akan mempunyai potensi akulturasi yang lebih besar

daripada seorang imigran Vietnam dari Asia Tenggara. Bahkan dua imigran dari budaya yang sama mungkin mempunyai latar belakang subkultur yang berbeda. Seorang imigran dari kota akan mempunyai potensi akulturasi yang lebih besar daripada seorang petani dari desa. 2. Demografik Usia dan latar belakang pendidikan sangat berhubungan dengan potensi akulturasi. Imigran yang lebih tua umumnya mengalami lebih banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri diri dengan budaya baru. Pendidikan, terlepas dari konteks budayanya, ternyata memperbesar kapasitas seseorang untuk menghadapi pengalaman baru dan mengatasi tantangan hidup. 3. Kepribadian Faktor kepribadian, seperti suka berteman, toleransi, mau mengambil resiko, keluwesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Karakteristik-karakteristik kepribadian ini dapat membantu imigran membentuk persepsi, perasaan dan perilakunya yang memudahkan dalam lingkungan yang baru. 4. Pengetahuan Pengetahuan imigran tentang budaya pribumi sebelum berimigrasi yang diperoleh dari kunjungan sebelumnya, kontak-kontak antarpersona, dan lewat media massa, juga dapat mempertinggi potensi akulturasi imigran. Dengan demikian pentingnya komunikasi bagi akulturasi tidak perlu diragukan lagi. Kecakapan komunikasi yang diperoleh imigran tidak hanya penting bagi semua aspek penyesuaian diri lainnya, tapi juga penting bagi masyarakat pribumi bila kecakapan komunikasi imigran tersebut dapat secara efektif menampung berbagai unsure dan memelihara kesatuan dan kekuatan masyarakat yang diperlukan. Selama saluran-saluran komunikasi bersama tetap kuat, consensus dan pola-pola tindakan bersama akan tetap berlangsung dalam masyarakat pribumi. Seperti yang dikatakan oleh Mendelson (1964), komunikasi dapat menggabungkan kelompok-kelompok minoritas ke dalam suatu organisasi social yang memiliki gagasan-gagasan dan nilainilai bersama.