BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Propinsi Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis (explanatory). Menurut Kerlinger (1973) dalam Shadrina

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Akuntan Publik di Semarang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1. Rincian Responden Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitan ini yang menjadi populasi oleh penulis adalah Satuan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Journal Riset Mahasiswa Akuntansi (JRMA) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

Kategori Frekuensi Prosentase. Jenis kelamin Wanita 12 33,3 Jumlah % , ,6 Usia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hasil yang optimal dengan tujuan penelitian. yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan karakteristik masalah yang berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok dari semua individu, objek, atau pengukuran yang sifat-sifatnya sedang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perguruan Tinggi swasta yang ada di Yogyakarta. Pengambilan sampel

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H5: Semakin tinggi preferensi klien akan semakin meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat dikumpulkan serta dianalisis untuk mencapai solusi.penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul. Sampel yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Kamparyang berlokasi di JalanPramuka no.16 Bangkinang,padabulan April

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan minat pemilihan karir

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan penentuan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Malang sebagai objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sample 3.1.1 Populasi Populasi yang digunakan ialah pemeriksa-pemeriksa audit yang berprofesi pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Propinsi Jawa Tengah. Terdapat populasinya berjumlah ± 150 orang auditor. 3.1.2 Sample Objek yang diteliti pada penelitian ini merupakan auditor yang berprofesi di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Propinsi Jawa Tengah. Metode pengmpulan sample menerapkan seleksi sampel bertujuan (purposive samplng), dimana pemilihan sample ini berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebutakan disesuaikan dengan tujuan penelitian penulis, dengan kriteria antara lain: 1. Sampel yang diambil merupakan auditor di BPK RI Perwakilan Propinsi Jawa Tengah. 2. Auditor telah memiliki pengalaman bekerja minimal 3 tahun. 23

24 3.2 Metode Pengumpulan Data 3.2.1 Jenis Sumber Data Penelitian ini menggunakan asal data primer, dimaksudkan dengan menggunakan metode pendapatan data secara langsung dari sumber yang bersangkutan dalam penelitian (tanpa penghubung). Yaitu dengan cara mengumpulkan responden yang akan diteliti, kemudian disebarkan kuesioner secara khusus dibuat untuk meneliti variabel-variabel terkait penelitian ini. 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Peneltian ini mengamplikasikan teknik pengumpulan data dengan cara metode survei dan menggunakan kuesioner. Nantinya akan dijawab oleh para auditor yang berprofesi di BPK RI Perwakilan Propinsi Jawa Tengah dan berpengalaman minimal 3 tahun. Pengumpulan kuesioner ini dilakukan secara langsung agar data yang didapat lebih akurat, serta penulis dapat meneliti lebih lanjut jika terdapat kesalahan-kesalahan. Semua pernyataan pada kuesioner ini mengimplikasikan teknik skala likert 1 sampai skala 5. Dimana skala 5 didapat dari kesesuaian terhadap penelitian yang dicapai.

25 3.3 Definisi dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Variabel Independen 3.3.1.1 Pengalaman Pengalaman ialah proses pembelajaran dan pengembangan potensi berperilaku, baik melalui pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada pola tingkah laku yang lebih tinggi (Knoers & Haditono, 2006). Variabel ini diukur dari seorang auditor berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh, pengalaman kerja yang cukup, dan jangka waktu (tahun) atau berapa lama seorang auditor bekerja. Variabel pengalaman ini dinilai oleh lima pernyataan kuesioner berdasar pada instrument penelitian Arens (2008) yang diadopsi oleh artikel penelitian Adrian (2013). 3.3.1.2 Keahlian Webster s Ninth New Collegiat Dictionary (1983) dalam Indah (2010) mendiskripsikan keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seorang ahli. Dimana ahli (expert) diartikan sebagai seorang yang mempunyai taraf keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek khusus yang didapat dari pelatihan dan pengalaman. Pengukuran variabel keahlian dapat dilihat dari pemahaman terhadap standart-standart audit yang ada, pengetahuan yang memadai dibidangya, serta keterampilan penyampaian hasil yang baik. Hal ini dirangkum dalam lima

26 pernyataan dalam penelitian yang terdapat dalam artikel Adrian (2013). 3.3.1.3 Independensi Independen untuk seorang akuntan publik adalah penerapan cara pandang yang tidak mudah dipengaruhi, sikap tidak memihak, serta memiliki kebebasan untuk mempertahankan pendapatnya (Standar Auditing Seksi SPAP: 2012). Pernyataan-pernyataan seputar kebebasan dalam mengutarakan pendapat serta dapat terhidar dari tekanan pihak-pihak pemakai laporan keuangan auditan, dapat digunakan dalam pengukuran variabel ini. Untuk itu terdapat enam pernyataan dari kuesioner Efendy (2010) yang diadopsi dari jurnal Perdany dan Suranta (2012). Dan untuk pernyataan nomor 1 dan 6 pengujiannya akan dilakukan recording, tujuannya agar data yang dimasukan dalam pengujian tidak mengalami kekeliruan. 3.3.1.4 Etika Etika dalam bahasa Yunani (Suraida, 2005) etos yaitu kebiasaan atau adat, dan ethiokos yaitu perasaan batin atau kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. Disimpulkan bahwa etika melingkupi suatu metode penentuan khusus tentang apa yang wajib dilakukan seseorang dalam peristiwa tertentu. Variabel etika dapat diukur dari perilaku seorang auditor yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan,

27 menghormati pihak-pihak terkait, dan berusaha untuk menjaga tindakan tetap etis dalam profesi yang dijalaninya. Hal ini terdapat dalam tujuh pernyataan berdasarkan instrument penelitianadrian (2013). 3.3.1.5 Skeptisme Profesional Auditor PSP nomor 01 Standart Umum (2007) mengutarakan bahwa skeptisme professional auditor adalah suatu sikap yang melingkupi pemikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Variabel ini diukur dari 6 (enam) pernyataan kuesioner berdasarkan atas artikel Adrian (2013) yang bersumber dari penelitian Arens (2008). Pernyataan-pernyataan tersebut menyangkup skeptisme professional auditor yang memiliki sikap tidak percaya, dan selalu mengevaluasi ulang bukti-bukti yang ada, serta sikap yang berhatihati. 3.3.2 Variabel Dependen 3.3.2.1 Ketepatan Pemberian Opini Audit Ketepatan pemberian opini audit ialah kesesuaian antara pernyataan professional yang diberikan oleh auditor pemeriksa dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern yang ada,

28 tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit (Kushasyandita, 2012). Ketepatan pemberian opini audit harus tepat dan akurat karena hal ini berkaitan dengan kepercayaan publik akan profesi akuntan. Opini yang disajikan dalam laporan audit dijadikan dasar oleh mereka yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut untuk dasar pengambilan keputusan. Indikator pengukuran variabel ini diukur melalui pemberian opini yang sesuai. Variabel ini diukur dengan 4 kasus yang diambil dalam penelitian Risandhito (2014) diadaptasi dari DeZoort (2001). Dalam keempat kasus ini, peneliti juga menggunakan teknik skala likert. Namun dalam mengimplikasikan skala likert, penulis menentukan berdasarkan jawaban dalam penelitian Risandhito (2014). Berikut ulasannya, dari kasus 1 sebagai auditor senior yang mengharapkan promosi di tahun mendatang, namun direktur utama PLN tidak setuju dengan rekomendasi yang ada dan menyalahkan kompetensi dan staff audit. Serta mengancam untuk mengganti auditor. Berdasarkan pada kasus tersebut, opini yang diberikan wajar dengan pengecualian. Hal ini terjadi, karena adanya faktor paksaan dan kompetensi yang disalahgunakan oleh pihak klien. Urutan pilihan opini yang kedua adalah wajar dengan bahasa penjelas, karena auditor perlu menyatakan penjelasan pada

29 laporan auditan yang dikeluarkan. Opini yang ketiga adalah wajar tanpa pengecualian, opini terhadap kasus ini seharusnya diberikan pengecualian pada laporan auditan. Karena pengecualian ini dapat menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi. Urutan opini selanjutnya adalah tidak wajar, auditor yang menyatakan opini ini dinyatakan salah. Karena dengan begitu, kompetensinya akan disalahkan oleh pihak klien yang bersangkutan. Urutan opini yang terakhir adalah tidak menyatakan pendapat, opini ini dianggap tidak bertanggung jawab. Karena tidak ada alasan yang tepat, untuk tidak menyatakan pendapatnya pada laporan auditan. Dari kasus 2, Susan sebagai mitra kerja yang telah ahli dalam pengembangan sistem akuntansi komputerisasi pada PAM. Meyakinkan Andre, bahwa segala sesuatu telah berjalan dengan baik dan meminta Andre untuk mengeluarkan pendapat. Berdasarkan pada kasus tersebut seharusnya opini yang dikeluarkan adalah wajar dengan pengecualian. Dalam pemberian opini seharusnya tidak ada pemaksaan, dan opini yang diberikan haruslah obyektif berdasarkan masing-masing individu. Urutan opini berikutnya menyesuaikan dengan kasus 1. Kemudian kasus 3, terdapat perselisihan antara auditor dengan pihak manajemen PLN. Masalah ini muncul karena adanya kewajiban yang tidak tercatat, menurut auditor jumlahnya tidak material. Meskipun demikian, auditor tidak sepakat untuk

30 menghapus kewajiban tersebut dan auditor menyatakan bahwa kewajiban tersebut adalah material. Dan auditor perlu membuat jurnal koreksi terhadap laporan keuangan. Tidakan perusahaan juga memaksa auditor untuk mencatat kewajiban yang telah ditemukannya. Jadi dengan adanya kesepakatan dari kedua belah pihak, opini yang tepat untuk kasus ini adalah wajar tanpa pengecualian. Urutan opini yang kedua adalah wajar dengan bahasa penjelas, auditor dirasa perlu menyatakan penjelasannya dalam laporan auditan. Urutan opini yang selanjutnya ialah wajar tanpa pengecualian, auditor tidak memberikan penjelasan pada laporan auditan mengapa keputusan tersebut diambil. Pada urutan opini selanjutnya adalah tidak wajar dan kemudian yang terakhir adalah tidah menyatakan pendapat. Alasan dari urutan opini tersebut menyesuaikan dengan kasus 1. Kasus 4, kasus ini mengenai pembahasan seorang auditor yang mengaudit pemerintah. Auditor telah menguji piutang dagang dan menyeleksi sampel akun untuk konfirmasi dari setiap strata populasi. Terdapat tiga akun yang memiliki saldo besar dan pelanggan yang memiliki ketiga akun tersebut adalah tipe yang sulit berhubungan baik. Menurut pendapat auditor, tindakan pemerintah yang akan mengeluarkan pelanggan dari proses konfirmasi sebaiknya diberikan opini wajar dengan pengecualian.

31 Karena ketiga akun tersebut memiliki saldo yang besar, sedangkan dalam proses konfirmasi seharusnya tidak terdapat akun yang memiliki saldo besar. Jadi karena terdapat akun yang memiliki saldo besar dan diputuskan untuk dikeluarkan dari proses konfirmasi maka opini yang tepat adalah wajar dengan pengecualian. Urutan pemberian opini selanjutnya mengikuti pada kasus 1. Dari penjelasan - penjelasan mengenai jawaban opini yang tepat terhadap keempat kasus tersebut, penulis mengasumsi bahwa jawaban tersebut benar. 3.4 Alat Analisis Data 3.4.1 Uji Kualitas Data 3.4.1.1 Uji Validitas Berfungsi mengukur seberapa baik ketepatan dan kecermatan kuesioner yang diujikan dalam penelitian. Dengan kata lain pengujian ini bertujuan mengetahui keakuratan dari suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan akurat jika pernyataannya dapat memberikan pengukuran terhadap topik yang diuji. Dengan menggunakan uji validitas Pearson Correlation, maka dapat menghitung korelasi dari kuesioner yang digunakan. Apabila nilai Pearson Correlation kurang dari 0,05 dapat disimpulkan kuesioner yang diperoleh valid (Ghozali, 2011). Serta ditambahkan pula

32 dengan analisa r-tabel = 0,258 (nilai r tabel untuk n = 56) yang harus lebih besar dari r-hitung. 3.4.1.2 Uji Reliabilitas Berfungsi mengukur apakah eksperimen penelitian dalam suatu pengujian dinilai konsisten, meskipun pengujian tersebut telah dilakukan lebih dari sekali. Suatu kuesioner pengujian dikatakan reliabel jika hasilnya konsisten atau stabil (Ghozali, 2011). Pengujian ini menggunakan uji Cronbach Alpha, jika nilai pengujian lebih dari 0, 60 maka disimpulkan reliabel (Ghozali, 2009). 3.4.2 Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1 Uji Normalitas Berguna mengukur mengenai model regresi yang digunakan terdapat alokasi normal. Pada percobaan ini digunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk. Cara kerjanya yaitu jika nilai signifikan lebih kecil dari α berarti data yang diuji tersebut berdistribusi tidak normal. Dimana nilai α memiliki nilai sebesar 0,05. 3.4.2.2 Uji Multikolinearitas Berguna menemukan korelasi atau hubungan antar variabel bebas. Model regresi sebaiknya tidak memiliki hubungan antara variabel bebasnya. Jika terdapat korelasi maka akan muncul

33 problem multikoliniearitas. Pengujian ini dapat di deteksi dengan menggunakan uji Variance Inflation Factor serta uji Tolerance (Ghozali, 2009). Disimpulkan tidak memiliki problem multikoliniearitas bahwa test Tolerance mendekati 1 serta diatas 0,1. Dan jumlah VIF lebih rendah dari 10. 3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas Bermanfaat untuk mengobservasi mengenai model regresi memiliki kesamaan variasi dari residual yang dilakukan pengamatan secara berulang-ulang. Model regresi baiknya menunjukan kesamaan variasi dari residual meskipun telah berulang kali dilakukan pengamatan atau homoskedastisitas (Ghozali, 2011). Mendeteksi pengujian ini dilihat dari terdapatnya pola atau garis tertentu pada grafik Scaterplot. Jika tidak terdapat adanya pola yang tegas serta dot-dot yang berhamburan diatas dan dibawah bilangan 0 pda sumbu Y, kesmpulannya tidak memiliki heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Peneltian ini juga menggunakan uji Glejser kriteria dari pengujian ini, apabila nilai uji Glejser lebih besar dari α. Kesimpulannya pengujian tersebut tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. 3.4.3 Uji Fit Model Bertujuan agar mengetauhi apakah persamaan yang dibangun tersebut tepat dalam memprediksi pengaruhnya terhadap variabel

34 dependen. Uji fit model ini dilakukan sebelum uji hipotesis yang bertujuan agar model regresi fit yang hasilnya mampu menjelaskan hal-hal yang diteliti. Kesimpulan jika digma F lebih kecil dari 0,05 berarti dinyatakan fit. 3.4.4 Uji Koefisien Determinasi Bertujuan mengetahui besar atau kecilnya dampak dari kemampuan variabel bebas dalam mengukur variabel terikat yang diteliti. Pengujian ini memiliki nilai dari 0 sampai 1. Dan jika dalam pengujian semakin mencapai nilai 1, hal ini menandakan bahwa variabel independen sangat mampu menjelaskan variabel dependennya. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan nilai Adjusted R Square. Karena apabila terdapat penambahan variabel baru, maka nilai Adjusted R Square akan naik atau turun, tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. 3.4.5 Uji Hipotesis 3.4.5.1 Uji Parsial T-test Bertujuan untuk menganalisa apakah variabel - variabel dalam penelitian ini, yang menggunakan variabel bebasnya yaitu; pengalaman (X1), keahlian (X2), independensi (X3), etika (X4), dan skeptisme professional (X5), memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya (Y) yakni ketepatan pemberian opini audit. Jika p-value lebih

35 kecil dari α (0,05) maka berarti variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikat. Serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, apakah masing-masing variabel bebasnya berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat. Apabila nilai variabel bebasnya mengalami kenaikan atau penurunan. Untuk menguji pengaruh pengalaman, keahlian, independensi, etika, dan skeptisme professional terhadap ketepatan pemberian opini audit digunakan model persamaan sebagai berikut: KPOA= α+ β 1 Pengalaman+ β 2 Keahlian+ β 3 Independensi+ Keterangan : β 4 Etika+ β 5 Skeptisme Profesional Auditor+ ϵ KPOA : Ketepatan Pemberian Opini Audit α : Konstanta β 1, β 2, β 3, β 4, danβ 5 : Koefisien Determinasi ε : Eror