AKUNTANSI UMKM. Ternyata Mudah DIPAHAMI & DIPRAKTIKKAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TRANSAKSI DAN PENCATATAN AKUNTANSI UMKM* Oleh: Endra Murti Sagoro

Bab 1: Akuntansi dan mekanisme debet kredit

PENCATATAN AKUNTANSI BERBASIS AKUN

Dimanakah Akuntansi? Pengertian Akuntansi Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis Persamaan Dasar Akuntansi Matematika Akuntansi? Perusahaan PABU Mengapa

PERTEMUAN KE-5 LAPORAN KEUANGAN UMKM

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Bab I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan adanya krisis yang mungkin terjadi diharapkan UMKM dapat

MAKALAH KEGIATAN PPM. Meningkatkan Akses Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Penyusunan Laporan Keuangan

BAB 10 PENCATATAN JURNAL PENYESUAIAN. Asgard Chapter

PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGIDENTIFIKASIAN, PENGUKURAN, DAN PENDOKUMENTASIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB 1 SEKILAS TENTANG AKUNTANSI. Asgard Chapter

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2014, pada tahun lalu terdapat 55,2

Akuntansi Mudah dan Sederhana Untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BAB 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (PDA) & PENCATATAN BERPASANGAN. Asgard Chapter

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAN STATEMENT KEUANGAN CHAPTER 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Akuntansi Excel.

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2

Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali. I Nyoman Darmayasa, Ak., BKP., CPMA.

BAB 3 PENGAKUNAN & PENGKODEAN. Asgard Chapter

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

BAB 14 PEMBUATAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL, NERACA, & LAPORAN ARUS KAS. Asgard Chapter

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)

TOPIK 15 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA DI PERSIMPANGAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB XV AKUNTANSI UTANG

Chapter 3: Sistem Akuntansi. Transi 1 11/12/2010

Materi: 4 PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN KE-4 PENJURNALAN TRANSAKSI UMKM

BAB 4 GAMBARAN UMUM PENCATATAN AKUNTANSI. Asgard Chapter

PENGANTAR AKUNTANSI DAN

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. DEFINISI AKUNTANSI Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB 11 MATEMATIKA LAPORAN KEUANGAN

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

BAB 13 PENCATATAN JURNAL PENUTUP. Asgard Chapter

BAB I. 1. Ruang Lingkup Akuntansi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

Pertemuan 1. Ruang Lingkup Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK

PENGANTAR AKUNTANSI. Pengantar Akuntansi. Dendy Kurniansyah, SE., M.Ak. Warren Reeve Fess Trisdarisa Soedarto, MPM, MQM. Modul ke:

BAB II LANDASAN TEORI

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KONSEP PENANDINGAN DAN PROSES PENYESUAIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Phone:

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB 11 PEMBUATAN NERACA SALDO SETELAH JURNAL PENYESUAIAN. Asgard Chapter

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Akuntansi Keuangan Koperasi

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Transkripsi:

AKUNTANSI UMKM Ternyata Mudah DIPAHAMI & DIPRAKTIKKAN Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan Endra Murti Sagoro, Msc M. Arsyadi Ridha, SE Arif Darmawan, SE PENERBIT BUKU AKUNTANSI 2010

AKUNTANSI UMKM Ternyata Mudah DIPAHAMI DAN DIPRAKTIKKAN Penulis: Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan Endra Murti Sagoro, Msc Arif Darmawan, SE M. Arsyadi Ridha, SE Desain sampul dan layout: Asgard Chapter Hak Cipta: Asgard Chapter Hak Cipta dilindungi Undang-Undang ISBN 978 979 17912 5 0 Dilarang keras menerjemahkan, megutip, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizing tertulis dari penerbit. Ketentuan pidana pasal 72 UU no. 19 tahun 2002: 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR AlhamduliLLAH penulis dapat menyelesaikan buku berjudul Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan ini. Semua adalah karena kuasa ALLAH SWT sehingga penulis diberi pengetahuan dan kemudahan dalam berbagi pengetahuan yang bermanfaat. Buku ini membahas tentang penerapan akuntansi di unit usaha yang menjadi perhatian pemerintah dan diharapkan akan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Pembahasan disampaikan dengan cara yang praktis sehingga diharapkan setiap individu dapat mempelajari dan mempraktikkan pengetahuan akuntansi secara mudah di UMKM. Penulis berkeyakinan bahwa setiap individu maupun organisasi menyadari pentingnya pengelolaan dana dan informasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan dana tersebut. Menariknya, berbeda dari buku-buku akuntansi UMKM lainnya, penulis menyampaikan pembahasan tentang akuntansi menggunakan metoda dan cara penyajian yang sesuai dengan logika sehari-hari. Kekeliruan dan kesalahan yang melekat dalam buku ini semata-mata merupakan kekurang-telitian penulis. Saran, masukan, dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan untuk pengembangan buku ini selanjutnya. Akhir kata, semoga buku kecil ini bermanfaat bagi para pembaca dalam mengembangkan akuntansi di UMKM. Januari 2010 Penulis AsgardChapter iii

Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI iii iv BAB 01 UMKM DI INDONESIA & PERANAN AKUNTANSI 1 01. Perkembangan UMKM, 2 02. Definisi UMKM, 5 03. Peluang UMKM, 6 04. Tantangan UMKM, 7 05. Peranan Akuntansi di UMKM, 8 BAB 02 PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI 11 01. Definisi Akuntansi, 12 02. Pilar Pertama Akuntansi: Matematika, 13 03. Pilar Kedua Akuntansi: Prinsip Dasar, 14 04. Pilar Ketiga Akuntansi: Rancang-bangun, 16 05. Siklus Akuntansi Keuangan, 17 BAB 03 ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN 19 01. PABU: Konsep Kesatuan Usaha, 21 02. Definisi Elemen & Hubungan Antar Elemen, 21 03. Analisis Transaksi Berbasis Elemen, 25 04. Pengakunan, 30 05. Analisis Transaksi Berbasis Akun, 37 AsgardChapter iv

Daftar Isi BAB 04 MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT 43 01. Sistem Pencatatan Berpasangan, 44 02. Apa Itu Debet & Kredit?, 44 03. Matematika Debet dan Kredit, 45 04. Pentingkah Debet & Kredit?, 47 05. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit, 47 BAB 05 SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN 53 01. Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan, 54 02. Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, 56 03. Penyiapan Transaksi: Pengukuran, 57 04. Penyiapan Transaksi: Pendokumentasian, 60 05. Penyiapan Transaksi: Penulisan di Buku Harian, 61 06. Pencatatan Transaksi: Penjurnalan, 62 07. Pencatatan Transaksi: Pemindahbukuan, 64 08. Aplikasi Penjurnalan & Pemindahbukuan, 69 BAB 06 SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA 75 01. Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda, 76 02. Penghitungan Saldo Akun, 77 03. Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian, 78 04. Pencatatan Penyesuai, 80 05. Daftar Saldo Setelah Penyesuaian, 89 06. Penyusunan Laporan Laba/rugi, 90 07. Pencatatan Penutup, 91 08. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas Neraca, dan Laporan Arus Kas, 96 09. Pencatatan Pembalik, 99 AsgardChapter v

Daftar Isi BAB 07 PEMANFAATAN NERACA LAJUR 101 01. Definisi dan Bentuk Neraca Lajur, 102 02. Haruskah Neraca Lajur Digunakan?, 102 03. Penyiapan Neraca Lajur, 102 04. Penggunaan Neraca Lajur, 103 BAB 08 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG & MANUFAKTUR: GAMBARAN UMUM 105 01. Jenis-jenis Perusahaan, 106 02. Akuntansi di Perusahaan Dagang, 107 03. Akuntansi di Perusahaan Manufaktur, 109 04. Penyusunan Laporan Keuangan, 114 BAB 09 RAGAM MANFAAT INFORMASI BAGI UMKM 115 01. Manfaat Buku Harian, 116 02. Manfaat Buku Jurnal, 117 03. Manfaat Buku Besar Utama, 118 04. Manfaat Laporan Keuangan, 119 BAB 10 EXPOSURE DRAFT SAK USAHA KECIL & MENENGAH 129 01. Ruang Lingkup SAK UKM, 130 02. Konsep dan Prinsip Pervasif, 131 03. Penyajian Laporan Keuangan, 133 DAFTAR PUSTAKA 136 PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 137 KATALOG BUKU 138 AsgardChapter vi

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi BAB 01 UMKM DI INDONESIA DAN PERANAN AKUNTANSI ABSTRAK Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM). Tidak saja jumlah UMKM di Indonesia mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih bertahan dari terpaan krisis global. Berbagai inisiatif selalu diusahakan oleh pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah agar semakin banyak individu mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Meskipun dukungan pemerintah semakin nyata tetapi berbagai tantangan juga menghadang para wirausahawan dalam menjadikan UMKM berhasil. Salah satu tantangan utama dan kongkrit yang dihadapi oleh wirausahawan UMKM adalah terkait dengan pengelolaan dana. Ketidak-beresan pengelolaan dana seringkali menjadi pemicu terjadinya permasalahan-permasalahan yang berujung kegagalan UMKM. Inisiatif utama dalam pengelolaan dana adalah dengan mempraktikkan akuntansi dengan baik. Menariknya, akuntansi yang selama ini dianggap hal yang sulit ternyata dapat dipahami dan dipraktikkan secara mudah. Penerapan akuntansi merupakan langkah mudah tetapi memberi manfaat luar biasa bagi UMKM Anda. Dengan akuntansi yang memadai maka UMKM Anda dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak, dan manfaat-manfaat lainnya yang mungkin tidak Anda duga selama ini. AsgardChapter 1

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi 01. PERKEMBANGAN UMKM Selama periode tahun 2007-2008, jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan jumlah dan proporsi jenis-jenis usaha di Indonesia. NO Peraga 1.1: Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008 SKALA USAHA TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN Jumlah (Unit) Pangsa (%) Jumlah (Unit) Pangsa (%) JUMLAH % 1. Usaha Mikro 49.287.276 98,91 50.697.659 98,90 1.410.383 2,86 2. Usaha Kecil (UK) 498.565 1,00 520.221 1,01 21.656 4,34 3. Usaha Menengah (UM) 38.282 0,08 39.657 0,08 1.375 3,59 Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) 49.824.123 99,99 51.257.537 99,99 1.433.414 2,88 4. Usaha Besar (UB) 4.463 0,01 4.372 0,01 (91) (2,04) JUMLAH 49.828.586 51.261.909 1.433.323 2,88 Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Peraga 1.2: Proporsi kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Konstan tahun 2000 100% 80% 60% 40% 20% 0% 41,60 41,67 14,62 14,68 10,83 10,87 32,95 32,78 2007 2008 Mikro UK UM UB AsgardChapter 2

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi Berdasar informasi dari kementerian Bagian Data - Biro Perencanaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain adalah sebagai berikut: a. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional; Pembentukan Investasi Nasional menurut harga berlaku: 1) Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp461,10 triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp870,17 triliun. 2) Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp179,27 triliun atau 38,88% menjadi Rp640,38 triliun. Peraga 1.3: Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap Pembentukan Investasi Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku 1.400,00 1.200,00 1.000,00 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00 409.07 Triliun Rupiah 570.32 Triliun Rupiah 288.33 Triliun Rupiah 209.24 Triliun Rupiah 250.52 Triliun Rupiah 180.20 Triliun Rupiah 71.66 Triliun Rupiah 101.53 Triliun Rupiah 2007 2008 Tahun Mikro UK UM UB b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional; PDB Nasional menurut harga berlaku: 1) Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.105,14 triliun atau 56,23%. 2) Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp2.609,36 triliun atau 55,56%. AsgardChapter 3

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi Peraga 1.4: Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku (Rp Triliun) UB 1.638,84 43,77% Tahun 2007 Mikro 1.208,03 32,27% UB 2.087,12 44,44% Tahun 2008 Mikro 1.505,31 32,05% UM 511,79 13,67% UK 385,31 10,29% UM 630,79 13,43% UK 473,27 10,08% c. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; Pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%. Peraga 1.5: Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja UMKM dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008 NO SKALA USAHA TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN Jumlah (Orang) Pangsa (%) Jumlah (Orang) Pangsa (%) JUMLAH % 1. Usaha Mikro 81.732.430 88,30 83.647.711 89,30 1.915.281 2,34 2. Usaha Kecil (UK) 3.864.995 4,22 3.992.371 4,26 127.376 3,30 3. Usaha Menengah (UM) 3.142.319 3,43 3.256.188 3,48 113.869 3,62 4. Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) 88.739.744 96,95 90.896.270 97,04 2.156.526 2,43 Usaha Besar (UB) 2.788.518 3,05 2.776.214 2,96 (12.304) (0,44) Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara JUMLAH 91.528.262 93.672.484 2.144.222 2,34 d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; Pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun atau 28,49%. AsgardChapter 4

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama (soko guru) perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Menariknya, UMKM menjadikan perekonomian Indonesia tidak terkena dampak negatif yang signifikan akibat terjadinya krisis global yang dirasakan sebagian besar negara di belahan dunia karena kegiatan operasional UMKM dapat mandiri dan tidak menanggung beban besar akibat krisis tersebut. UMKM justru sebaliknya diharapkan dapat memanfaatkan berbagai peluang usaha akibat terjadinya krisis dunia tersebut karena ketidak-mampuan perusahaan-perusahaan besar dunia menanggung biaya yang besar akibat biaya tetap operasional maupun biaya yang ditanggung karena utang. 02. DEFINISI UMKM Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti misalnya firma dan CV, maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi 3 terutama berdasar jumlah aset dan omzet sebagaimana tercantum di Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut: a. Usaha Mikro: Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria: 1) Aset Rp50 juta 2) Omzet Rp300 juta b. Usaha Kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria: 1) Rp 50 juta < Aset Rp500 juta 2) Rp 300 juta < Omzet Rp2,5 miliar c. Usaha Menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan AsgardChapter 5

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria: 1) Rp500 juta < Aset Rp2,5 miliar 2) Rp2,5 miliar < Omzet Rp50 miliar 03. PELUANG UMKM Perhatian pemerintah terhadap UMKM yang sangat besar merupakan langkah strategis yang tepat dibutuhkan bangsa Indonesia. Pembentukan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah merupakan cerminan keseriusan dan kepedulian pemerintah terhadap UMKM. Berikut ini informasi terkini terkait dengan program-program unggulan pemerintah untuk menumbuh-kembangkan UMKM di Indonesia (sumber: www.depkop.go.id): a. Menteri Negara Koperasi dan UKM (Mennegkop UKM) terpilih Syarif Hasan memasukkan program kredit usaha rakyat (KUR) sebagai salah satu agenda prioritas dalam 100 hari kepemimpinannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta menggerakkan sektor riil. "Ke depan, dalam program 100 hari, kami tetap terus melanjutkan program kerja dari menteri koperasi dan UKM sebelumnya. Program KUR yang ada sekarang dilanjutkan dan perlu diberikan improvement, baik dari segi kuantitas maupun kualitas," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM yang baru Syarif Hasan (Investor Daily, 26 Oktober 2009). b. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) minta dilibatkan sebagai penilai UKM yang layak mendapat dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) BUMN. Dana PKBL beredar (outstanding) saat ini mencapai Rp1,5 triliun. Ditengarai bahwa UKM tidak mendapat manfaat banyak dari program PKBL tersebut (Jurnal nasional, 10 Desember 2009). c. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM hampir dipastikan hanya mampu merealisasikan Rp400 miliar atau sekitar 47% dari anggaran yang tersedia (Rp851 miliar) tahun ini. Untuk lebih mengoptimalkan penyaluran, LPDB mengimbau dinas-dinas koperasi dan UKM mengajukan nama-nama KUMKM yang perlu pembiayaan, terutama KUMKM yang feasible, namun AsgardChapter 6

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi belum bankable. Kebijakan yang selama ini diberlakukan dapat diubah dengan persetujuan Menteri (Bisnis Indonesia, 16 Desember 2009). d. Kementerian Negara Koperasi dan UKM tengah mengevaluasi sekitar 400 peraturan daerah (perda) bermasalah yang dinilai membebani pelaku usaha UMKM. Deputi Bidang kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM menjelaskan jika perda itu temyata menghambat perkembangan UMKM akan dilakukan pencabutan izinnya sesuai dengan undang-undang (UU). Dari 400 perda yang dievaluasi, sejumlah 63 di antaranya sudah dibatalkan, sedangkan targetnya sebanyak 160 perda dievaluasi. Sebanyak 40 perda yang dipandang bertentangan dengan UU adalah pajak dan retribusi, dan perda vang paling menonjol untuk dievaluasi adalah yang terkait dengan perizinan. Penulis optimis bahwa di masa datang akan semakin banyak program inovatif yang dikembangkan pemerintah untuk menjadikan UMKM, disamping koperasi, sebagai soko guru perekonomian bangsa Indonesia. 04. TANTANGAN UMKM Meskipun dukungan pemerintah Indonesia sangat besar, menjadikan UMKM berhasil bukan berarti tanpa kendala. Berikut ini tantangan UMKM di Indonesia sebagaimana dikutip sebagian dari tulisan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro(2008): a. Ketiadaan pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan UMKM dikelola perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. b. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. c. Kekurang-jelasan status hukum sebagian besar UMKM.Mayoritas UMKM merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris, 4,7% tergolong perusahaan perorangan berakta notaris,dan hanya 1,7% yang sudah mempunyai badan hukum seperti misalnya PT/NV, CV, firma, atau koperasi. AsgardChapter 7

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi 05. PERANAN AKUNTANSI DI UMKM Penulis meyakini bahwa permasalahan tentang pengelolaan dana merupakan faktor kunci yang dapat menyebabkan keberhasilan, atau justru kegagalan, UMKM. Meskipun banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi UMKM tetapi persoalanpersoalan di UMKM lazimnya muncul akibat kegagalan UMKM mengelola dana. Kesalahan dalam pengelolaan dana berupa kas dapat menyebabkan UMKM secara mendadak mengalami kekurangan uang tunai untuk menjalankan operasional harian. Kekurang-cermatan pengelolaan dana menyebabkan wirausahawan mencampuradukkan dana perusahaan dengan dana pribadi. Selanjutnya, pengelolaan dana yang buruk berakibat perusahaan tidak dapat mencegah, mendeteksi maupun mengoreksi tindak kecurangan yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dimaklumi jika bank-bank pemberi kredit selalu mensyaratkan UMKM calon penerima kredit untuk menyampaikan informasi keuangan. Berdasar informasi keuangan tersebut bank mengintepretasikan kemampuan UMKM dalam mengelola dana, dan memprediksi risiko kegagalan usaha yang dijalankan karena ketidakmampuan UMKM dalam mengelola dana. Metoda praktis dan manjur dalam pengelolaan dana di perusahaan bisnis, termasuk UMKM, adalah dengan mempraktikkan akuntansi secara baik. Pada prinsipnya, akuntansi adalah sebuah sistem yang mengolah transaksi menjadi informasi keuangan. Dengan demikian, akuntansi menjadikan UMKM dapat memperoleh berbagai informasi keuangan yang penting dalam menjalankan bisnisnya. Berikut ini beberapa informasi keuangan yang dapat diperoleh UMKM jika mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar: a. Informasi kinerja perusahaan; Akuntansi menghasilkan laporan laba/rugi (income statements) yang mencerminkan kemampuan UMKM dalam menghasilkan laba. Informasi ini sangat penting karena UMKM dapat menggunakan laporan laba/rugi sebagai bahan evaluasi secara periodik. Jika laporan laba/rugi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami rugi atau penurunan laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan menganalisis penyebab-penyebab terjadinya kerugian atau penurunan laba. Sebaliknya, jika laporan laba/rugi menunjukkan bahwa UMKM memperoleh laba atau kenaikan laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan dapat mempertahankan proses bisnis yang telah dilakukan, atau mengembangkan proses bisnis agar laba meningkat. AsgardChapter 8

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi b. Informasi penghitungan pajak; Berdasar laporan laba/rugi yang dihasilkan akuntansi, UMKM dapat secara akurat menghitung jumlah pajak yang harus dibayar untuk periode tertentu, atau bahkan dapat mengajukan restitusi pajak. c. Informasi posisi dana perusahaan; Akuntansi menghasilkan neraca (balance sheets) yang mencerminkan penggunaan dana berupa aset (disebut harta atau aktiva) dan sumber-sumber pemerolehan dana yang berasal dari utang dan ekuitas. Informasi ini penting karena memberi gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Berdasar informasi keuangan yang terdapat di neraca, perusahaan maupun pihak lain dapat mengetahui apakah aset yang dimiliki oleh perusahaan pendanaannya sebagian besar berasal dari utang atau dari ekuitas. Perusahaan dengan komposisi utang yang sangat besar berisiko tinggi karena perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa bunga utang. d. Informasi perubahan modal pemilik; Akuntansi menghasilkan laporan perubahan ekuitas (statements of equity changes) yang mencerminkan perubahan sumber pendanaan, terutama yang berasal dari ekuitas. Pemilik perusahaan membutuhkan informasi ini untuk mengetahui perkembangan modal yang telah ditanamkan ke perusahaan. Pemerolehan laba yang tinggi tidak selalu mencerminkan kesuksesan perusahaan jika ternyata pengambilan dana oleh pemilik melebihi laba yang dihasilkan. e. Informasi pemasukan dan pengeluaran kas; Akuntansi menghasilkan laporan arus kas (statements of cash flow) yang mencerminkan pemerolehan dan penggunaan aset utama berupa kas. Pengelolaan dana perusahaan lazimnya berhubungan positif dengan keberhasilan perusahaan; semakin baik pengelolaan kas maka semakin besar kesuksesan yang diraih perusahaan, dan sebaliknya. f. Informasi perencanaan kegiatan; Akuntansi menghasilkan laporan anggaran (budget) yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan perusahaan selama periode tertentu, beserta pendanaan yang akan dibutuhkan atau yang diperoleh. g. Informasi besaran biaya; Akuntansi menghasilkan informasi tentang beraneka ragam biaya yang telah dikeluarkan beserta informasi lainnya yang terkait dengan pengeluaran biaya tersebut. Sebagai contoh, akuntansi dapat menyediakan informasi tentang fluktuasi biaya yang harus ditanggung perusahaan per hari, minggu, bulan, dst. AsgardChapter 9

BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi Masih banyak informasi keuangan yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Oleh karena itu, jika Anda masih menganggap bahwa akuntansi itu tidak penting maka sebenarnya Anda mengambil risiko bahwa keputusan-keputusan yang Anda buat sebenarnya justru merugikan perusahaan, atau bahkan menempatkan cita-cita Anda dalam situasi yang membahayakan karena mengalami kegagalan yang disebabkan oleh masalah keuangan, bukan masalah kehebatan Anda dalam berbisnis. Walaupun akuntansi menyediakan informasi keuangan yang penting bagi kesuksesan UMKM tetapi sampai saat ini ditengarai masih banyak UMKM yang belum menggunakan akuntansi. Masih banyak pengusaha ketika diberikan pertanyaan mengenai laba yang didapatkan, mereka menjawab bukan dengan nominal angka rupiah melainkan dengan benda-benda berujud seperti motor, rumah, sawah, atau mobil. Pertanyaan konkritnya seperti berikut ini: Berapa laba/keuntungan yang Bapak/Ibu dapatkan tahun ini? Jawabannya: Laba saya tahun ini motor dan sawah. Jawaban tersebut tidak menggambarkan laba yang sebenarnya didapatkan oleh perusahaan karena motor, sawah dan aset lainnya merupakan salah satu penggunaan dana yang mungkin didanai dari laba atau justru dari utang ataupun pengambilan modal pemilik. Mungkin sebagian dari Anda sudah menyadari arti penting akuntansi. Persoalan yang muncul justru dalam memahami akuntansi itu sendiri. Jika selama ini Anda beranggapan bahwa akuntansi itu sulit, maka setelah membaca buku ini maka anggapan tersebut akan sirna seketika. Sesungguhnya akuntansi itu logis dan sangat mudah. Akuntansi dikatakan logis karena ternyata akuntansi dikembangkan berdasar logika yang selama ini memang sudah diyakini kebenarannya oleh masyarakat awam. Selanjutnya, akuntansi dikatakan mudah karena proses akuntansi yang berlaku di akuntansi adalah sangat sederhana yang dapat dilakukan secara manual maupun berbasis komputer. Padahal kita tahu bahwa akuntansi merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan untuk pengelolaan dana dan memberi manfaat yang luar biasa bagi perusahaan. Oleh karena itu, marilah kita menyempatkan waktu sejenak untuk mempelajari buku ini agar perusahaan Anda dapat mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar. AsgardChapter 10

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi BAB 02 PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI ABSTRAK Sepanjang perekonomian negara menggunakan uang sebagai alat pembayaran maka akuntansi selalu berperan penting. Oleh karena itu, berbagai organisasi, seperti misalnya UMKM, lembaga pemerintahan, yayasan, organisasi kemasyarakatan, bahkan toko kecil-pun membutuhkan akuntansi. Konsekuensinya, Kita perlu memahami logika dan mekanisme kerja akuntansi agar dapat mempraktikkan akuntansi secara baik dan benar untuk mencapai tujuan bisnis UMKM. Akuntansi menyajikan informasi yang bersifat keuangan. Pengembangan akuntansi berlandas pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu matematika, prinsip dasar, dan rancangbangun. Pilar matematika digunakan untuk menjaga keseimbangan antara total penggunaan dana dan total pemerolehan dana. Secara logika kita semua sepakat bahwa besarnya penggunaan dana harus selalu sama dengan besarnya pemerolehan dana. Pilar prinsip dasar menjadikan pengembangan akuntansi lebih terarah. Selanjutnya, pilar rancang-bangun menjadikan akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan sesuai kebutuhan para pengguna dengan tetap memenuhi pilar Matematika dan pilar Prinsip dasar. AsgardChapter 11

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi 01. DEFINISI AKUNTANSI Akuntansi didefinisikan (Warsono, Darmawan dan Ridha, 2008): adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya. Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu: 1. Input (masukan); berupa peristiwa bisnis yang bersifat keuangan (transaksi). 2. Proses (prosedur); terdiri dari berbagai kegiatan untuk mengolah input akuntansi. Proses utama akuntansi adalah pencatatan yang terdiri dari 2 (dua) fungsi, yaitu penjurnalan dan pemindah-bukuan. 3. Output (keluaran); berupa informasi keuangan. Output akuntansi yang banyak dikenal adalah laporan keuangan (financial statements). Peraga 2.1: Definisi Akuntansi INPUT PROSES OUTPUT Transaksi ke-1 Transaksi ke-2 Penyiapan Transaksi Pencatatan Transaksi Informasi Keuangan Transaksi ke-n Banyak pihak membutuhkan informasi akuntansi. Para pengguna memanfaatkan informasi akuntansi untuk memenuhi berbagai kepentingan masingmasing. Sebagai contoh, pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai perkembangan modal yang disetorkan, kreditor membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan UMKM melunasi pinjaman, dan manajer membutuhkan akuntansi untuk mengetahui prestasi kerjanya. AsgardChapter 12

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi Peraga 2.2: Pengguna Informasi Akuntansi Manajer Pemilik Kreditor Karyawan Pemerintah Pemasok Serikat Kerja Pelanggan Akuntansi dapat dianalogikan dengan produk teknologi seperti misalnya komputer, pesawat terbang, dsb. Akuntansi dirancang sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan manusia berupa informasi keuangan. Sebagai alat, oleh karena itu, akuntansi harus berlandas pada minimal 3 pilar, yaitu pengetahuan yang mapan (dalam hal ini adalah matematika), prinsip-prinsip dasar, dan rancang-bangun. Pembahasan masing-masing pilar utama disajikan berikut ini. 02. PILAR PERTAMA AKUNTANSI: MATEMATIKA Akuntansi berdasarkan pada persamaan matematika dasar yang dituangkan dalam bentuk persamaan PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA. Dana (fund) secara konseptual merupakan abstraksi dari sesuatu yang dapat diukur secara keuangan. Perlu ditegaskan disini bahwa dana tidak selalu berarti uang tunai. Dana dapat berupa janji, pemanfaatan fasilitas, dsb. Penggunaan dana di akuntansi dapat berbentuk ASET (lazim dikenal sebagai aktiva/harta), BIAYA yang diakui, dan PENGEMBALIAN EKUITAS dari UMKM ke pemilik. Sedangkan pemerolehan dana dapat bersumber dari UTANG (pinjaman dari kreditor), dari EKUITAS (pendanaan yang berasal dari setoran modal pemilik, laba yang dihasilkan UMKM, maupun pendanaan dari sumber lainlain selain utang), dan dari PENDAPATAN yang dihasilkan UMKM. AsgardChapter 13

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi Peraga 2.3: Persamaan Akuntansi ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA Jika total penggunaan dana lebih besar dibanding total pemerolehan dana maka dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang tidak dapat dijelaskan dari mana sumber pendanaannya. Demikian pula sebaliknya, jika total penggunaan dana lebih kecil dibanding total pemerolehan dana maka dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang belum dipertanggungjawabkan oleh UMKM. Sebagai penegasan terhadap validitas persamaan matematika yang digunakan di akuntansi, berikut ini dicantumkan pernyataan yang terkait dengan ilmu Fisika sebagai berikut: To every Action there is always opposed an equal Reaction (Isaac Newton, Philosophiae Naturalis Principia Mathematica) Setiap transaksi (peristiwa bisnis yang bersifat keuangan) akan dianalisis dan diolah akuntansi berdasar persamaan akuntansi. Penjelasan dan praktik analisis transaksi dibahas lebih lanjut di Bab 3. 03. PILAR KEDUA AKUNTANSI: PRINSIP DASAR Seperti halnya produk teknologi, akuntansi juga mendasarkan diri pada prinsipprinsip yang berlaku umum yang dikenal sebagai prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Per definisi, Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terdiri dari seperangkat konsep, standar, prosedur, metoda, konvensi, dan praktik yang sehat yang dijadikan pedoman dalam penerapan akuntansi (Suwardjono, 2002). PABU menjadikan informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi dapat dipahami dan bermanfaat bagi banyak pengguna. Di Indonesia, salah satu jenis PABU adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). PABU ditetapkan melalui pertimbangan yang rasional dan hati-hati. Berikut ini disebutkan contoh 10 (sepuluh) PABU: AsgardChapter 14

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi a. Konsep Kesatuan Usaha (Economic Entity Concept); Prinsip ini menyatakan bahwa UMKM dianggap sebagai entitas yang berdiri sendiri, terlepas dari pemiliknya. Sebagai implikasinya, hubungan antara UMKM dan pemilik diperlakukan sebagai transaksi antara dua pihak yang terpisah. b. Satuan Moneter (Monetary Unit); Informasi akuntansi disajikan dalam bentuk satuan uang (Indonesia: Rupiah). c. Kelangsungan Usaha (Going Concern); Prinsip ini merupakan asumsi yang digunakan oleh akuntansi, yaitu bahwa UMKM akan melanjutkan usahanya di masa depan tanpa batas waktu. d. Periodisasi (Periodicity); Prinsip ini menetapkan bahwa masa hidup UMKM terdiri dari perioda-perioda. Salah satu konsekuensi dari prinsip ini adalah bahwa UMKM melakukan penyusunan laporan keuangan secara periodik. e. Kos Historis (Historical Cost); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengukur transaksi sebesar harga perolehan (kos) pada saat transaksi terjadi. f. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form); Prinsip ini menyatakan bahwa akuntansi lebih mengutamakan substansi (makna ekonomis yang sesungguhnya) sebuah transaksi dibanding aspek formal (legal). Berdasar ketentuan ini maka transaksi sewa-guna (leasing) yang memenuhi kriteria tertentu dicatat sebagai aset tetap meskipun secara legal UMKM tidak mempunyai hak kepemilikan atas aset tetap tersebut. g. Dasar Akrual (Accrual Basis); Prinsip ini terkait dengan elemen pendapatan dan biaya; pengakuan pendapatan dan biaya dicatat berdasar waktu terjadinya pendapatan dan biaya tersebut, bukan berdasar saat penerimaan atau pengeluaran kas. Meskipun kas belum diterima tetapi jika pendapatan telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya pendapatan. Dasar akrual ini juga berlaku untuk pengakuan biaya. Meskipun kas belum dibayarkan tetapi jika biaya telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya biaya. h. Penandingan Biaya dengan Pendapatan (Matching Cost With Revenue); Prinsip ini menggunakan analogi bahwa kinerja sebuah entitas seharusnya dilakukan dengan menandingkan antara usaha (effort) yang dilakukan dengan pencapaian (achievement) yang dihasilkan. AsgardChapter 15

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi i. Konservatisma (Conservatism); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengakui segera biaya/rugi potensial yang kemungkinan besar terjadi di masa datang, dan mengakui pendapatan/laba potensial hanya jika pendapatan/laba tersebut memenuhi syarat untuk diakui. j. Analisis Manfaat & Biaya (Cost & Benefit Analysis); Berlandas prinsip ini maka pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan informasi tersebut. Beberapa PABU yang disebutkan di atas akan dibahas lebih lanjut di bab-bab selanjutnya buku ini.yang perlu diketahui, prinsip-prinsip dasar ini dipilih berdasar pertimbangan yang hati-hati yang diharapkan dipegang teguh dalam kondisi normal. Selanjutnya, pemilihan prinsip-prinsip dasar yang digunakan bukan karena pertimbangan benar atau salah semata karena setiap pilihan prinsip memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 04. PILAR KETIGA AKUNTANSI: RANCANG-BANGUN Sebagai sebuah sistem maka fungsi-fungsi akuntansi harus dirancang-bangun (reengineering) secara sistematis agar penyediaan informasi keuangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rancang-bangun di akuntansi bersifat dinamis agar akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan yang sesuai kebutuhan para penggunanya dengan tetap berpegang pada pilar Matematika dan Prinsip dasar. Salah satu bentuk rancang-bangun akuntansi adalah penggunaan berbagai format media yang digunakan untuk pencatatan akuntansi. Sebagai contoh, format akun (sebagian orang awam menyebutnya rekening) dapat berbeda-beda antar UMKM; pada dasarnya, format, tata cara, maupun informasi yang disajikan di akun menggunakan rancangan yang dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing UMKM. 05. SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN Satu siklus akuntansi terdiri dari 2 kelompok waktu, yaitu sub-siklus Selama Perioda Berjalan dan sub-siklus Pada Akhir Perioda. Peraga 2.4 menyajikan fungsi- AsgardChapter 16

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi fungsi pokok di satu siklus akuntansi, beserta dengan sub-siklusnya. Pembahasan lebih detail tentang masing-masing tahap akan dibahas di Bab 5 dan Bab 6. Peraga 2.4: Siklus Akuntansi Keuangan SELAMA PERIODA BERJALAN PADA AKHIR PERIODA Transaksi ke 1 Transaksi ke n 05. Penyusunan Laporan 01. Pengidentifikasian Transaksi a. Pembuatan Daftar Saldo sebelum Penyesuaian 02. Pengukuran Transaksi b. Pencatatan Penyesuai (adjusting entries) dan pencatatan pengoreksi (correcting entires) c. Pembuatan Daftar Saldo setelah Penyesuaian 03. Pendokumentasian Transaksi ke Bukti d. Penyusunan Laporan Laba/Rugi 04. Penulisan Transaksi ke Buku Harian e. Pencatatan Penutup (closing entries) 05. Pencatatan Jurnal (Penjurnalan) f. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca & Laporan Arus Kas 06. Pencatatan Buku Besar (Pemindahbukuan) g. Pencatatan Pembalik (reversing entries) AsgardChapter 17

BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi PENERBIT BUKU AKUNTANSI Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa (+) LKS) Akuntansi Dasar (+) E-book Akuntansi SMK (Kelas X) Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah (Edisi 2) Akuntansi di Perusahaan Dagang (+) LKS) Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi Untuk Pemesanan Hubungi: Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202 AsgardChapter 18

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun BAB 03 ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN ABSTRAK Transaksi merupakan input yang diolah akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Oleh karena itu, analisis terhadap transaksi merupakan langkah penting dan krusial di akuntansi. Analisis transaksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi yang disebabkan oleh transaksi tersebut. Menariknya, analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri persamaan akuntansi yang berupa persamaan aljabar sehingga kegiatan ini mudah dipahami. Oleh karena berlandas persamaan akuntansi yang merupakan persamaan matematika maka perubahan yang disebabkan oleh suatu transaksi harus selalu tetap menjaga keseimbangan persamaan akuntansi sebagai cerminan dari keseimbangan antara penggunaan dan dan pemerolehan dana. Salah satu prinsip dasar yang digunakan dalam melakukan analisis transaksi adalah PABU Konsep Kesatuan usaha (economic entity concept). Informasi keuangan di akuntansi disajikan berbasis akun. Pada dasarnya akun-akun merupakan penjabaran dari elemen atau variabel persamaan akuntansi. Jumlah akun yang dibentuk UMKM menyesuaikan jenis-jenis transaksi yang terjadi di UMKM. Oleh karena akuntansi berbasis akun maka analisis transaksi juga berdasar akun, tidak hanya berdasar elemen-elemen yang terdapat di persamaan akuntansi. Di bab ini Kita diajak untuk mempraktikkan analisis transaksi yang lazim terdapat di UMKM. AsgardChapter 19

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Input akuntansi berupa transaksi, yaitu peristiwa bisnis yang bersifat keuangan. Disebut bersifat keuangan jika peristiwa bisnis yang terjadi di UMKM menyebabkan terjadinya perubahan secara keuangan, baik dalam penggunaan dana dan/atau dalam bentuk pemerolehan dana. Berikut ini beberapa contoh transaksi: a. Pembelian bahan baku Rp1.000.000; b. Pembayaran gaji karyawan secara tunai Rp1.600.000; c. Penyewaan kendaraan Rp300.000; d. Barter barang dagangan dengan UMKM atau perusahaan lain Rp500.000; e. Penerimaan setoran modal dari pemilik; f. Pengambilan uang tunai UMKM untuk kepentingan pemilik; dan g. Pembayaran rekening listrik Rp100.000 oleh pemilik yang merupakan tanggungan (biaya) UMKM. Transaksi-transaksi yang terjadi di UMKM akan dianalisis dan selanjutnya diproses secara sistematis oleh akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Analisis transaksi di akuntansi berdasar sepenuhnya persamaan akuntansi yang lazimnya dituliskan sebagai berikut: Aset + Biaya + Pengembalian Ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan ASET, BIAYA, dan PENGEMBALIAN EKUITAS merupakan elemenelemen yang mencerminkan JENIS-JENIS PENGGUNAAN DANA, sedangkan UTANG, EKUITAS, dan PENDAPATAN merupakan elemen-elemen yang mencerminkan SUMBER-SUMBER PEMEROLEHAN DANA. Setiap transaksi akan menyebabkan perubahan minimal di satu elemen persamaan akuntansi di atas, dengan ketentuan keseimbangan antara total moneter sisi kiri dan total moneter sisi kanan persamaan akuntansi harus selalu terjaga (konsekuensi dari pilar Matematika). Disamping berbasis persamaan akuntansi, analisis transaksi mendasarkan diri pada PABU Konsep kesatuan usaha (economic entity concept) yang dijelaskan berikut ini. AsgardChapter 20

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun 01. PABU: KONSEP KESATUAN USAHA Salah satu PABU yang berlaku di akuntansi adalah Konsep kesatuan usaha (economic entity concept). Konsep kesatuan usaha memandang UMKM sebagai suatu entitas yang terpisah dari pemiliknya. Berlandas konsep kesatuan usaha ini maka akuntansi menyajikan gambaran tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri, tidak tercampur dengan pemiliknya. Berdasar PABU Konsep kesatuan usaha ini maka semua transaksi yang dicatat oleh akuntansi harus dipandang dari sudut pandang UMKM. Dengan demikian, akuntansi menyajikan hasil kinerja, posisi keuangan maupun informasi keuangan lainnya tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Sebagai entitas yang berdiri sendiri, UMKM dapat melakukan transaksi dengan berbagai pihak. Peraga 3.1 menggambarkan setidak-tidaknya 6 (enam) pihak eksternal yang lazimnya terkait dengan berbagai transaksi yang terjadi di UMKM. Selanjutnya, peraga 3.1 juga menegaskan bahwa transaksi yang melibatkan setoran dari pemilik hanyalah salah satu jenis transaksi dari banyak transaksi yang dilakukan UMKM. Dana yang disetor pemilik menjadi aset UMKM yang terpisah dari pemiliknya. Peraga 3.1: Pihak-pihak yang Terlibat dalam Transaksi UMKM Pemilik Kreditor Karyawan UMKM Rekanan Pembeli Pemerintah 02. DEFINISI ELEMEN DAN HUBUNGAN ANTAR ELEMEN Analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri pada persamaan akuntansi. Oleh karena itu, adalah tepat dan penting jika kita membahas terlebih dahulu tentang AsgardChapter 21

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun definisi masing-masing elemen, dan selanjutnya membahas tentang hubungan secara matematika antar elemen di persamaan akuntansi. A. Definisi Elemen Persamaan Akuntansi Berikut ini definisi masing-masing elemen persamaan akuntansi: 1. Aset; merupakan jenis penggunaan dana untuk memperoleh berbagai jenis sumberdaya (harta/aktiva) UMKM. 2. Biaya; merupakan jenis penggunaan dana untuk menjalankan kegiatan rutin (expenses) maupun kegiatan non-rutin (losses) UMKM. 3. Pengembalian ekuitas; merupakan jenis penggunaan dana yang lazimnya berupa penyerahan aset baik kas, jasa/produk, atau yang lainnya ke pemilik. 4. Utang; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pinjaman pihak ketiga. Sifat utang adalah bahwa UMKM wajib melunasi pada tanggal yang telah disepakati. Utang sering disebut juga kewajiban (liabilities). 5. Ekuitas; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pemilik, laba kegiatan bisnis, maupun sumber-sumber selain dari utang/kewajiban. 6. Pendapatan; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari aktivitas bisnis UMKM, baik dari kegiatan rutin (revenues) maupun kegiatan non-rutin (gains) UMKM. Kita lebih mudah memahami definisi masing-masing elemen aset, utang, biaya, dan pendapatan. Namun, mungkin tidak banyak dari kita yang sudah memahami pengertian ekuitas. Dari perspektif akuntansi, ekuitas (equity) merupakan pemerolehan dana yang berasal dari sumber lain-lain selain dari utang. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dipahami jika standar akuntansi keuangan mendefinisikan ekuitas sebagai residual interest. Terdapat 2 hal terkait ekuitas yang berisiko memunculkan kerancuan. Pertama, BENARKAH MODAL SAMA DENGAN EKUITAS? Sebagaimana telah disebutkan di muka, modal/modal saham (capital/capital stock) merupakan sumber pendanaan yang berasal dari setoran pemilik. Sementara itu, ekuitas terdiri dari modal, laba, dan sumber-sumber pendanaan lainnya selain utang. Namun demikian, pada kondisi tertentu, yaitu pada awal pendirian perusahaan, ekuitas perusahaan dapat terdiri setoran pemilik semata. AsgardChapter 22

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Dengan demikian, definisi modal sama dengan ekuitas dapat saja terjadi khususnya pada awal pendirian perusahaan. Setelah perusahaan melakukan kegiatan bisnis (menghasilkan laba/rugi) maka definisi modal tidak sama dengan definisi ekuitas. Kedua, BENARKAH MODAL MERUPAKAN ASET? Jika kita masih menganggap modal merupakan aset/harta/aktiva maka kita masih mendefinisikan modal dari kacamata orang yang menganggap perusahaan dan pemilik sebagai satu kesatuan entitas. Dari perspektif akuntansi, modal atau modal saham merupakan salah satu sumber pemerolehan dana, sedangkan harta atau aset adalah salah satu jenis penggunaan dana. Ketika pemilik misalnya menyetorkan uang tunai ke perusahaan maka akuntansi perusahaan mencatat penerimaan uang tunai tersebut sebagai aset, dan sekaligus mencatat terjadinya setoran modal ke elemen ekuitas yang menunjukkan besarnya hak pemilik atas perusahaan. Dengan demikian, modal sebatas mencerminkan besarnya hak pemilik atas perusahaan, bukan sebagai salah satu jenis aset. B. Hubungan Antar Elemen Persamaan Akuntansi Berdasar persamaan akuntansi yang merupakan cerminan matematika aljabar, terdapat 2 kelompok elemen, yaitu: 1. Penggunaan dana (uses of fund), yang terdiri dari elemen aset, biaya, dan pengembalian ekuitas yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi. 2. Pemerolehan dana (sources of fund), yang terdiri dari elemen-elemen utang, ekuitas, dan pendapatan yang berada di sisi kanan persamaan akuntansi. Berdasar ketentuan matematika, maka terdapat hubungan antara/antar kelompok elemen sebagaimana dapat digambarkan di Peraga 3.2 berikut ini. Peraga 3.2: Hubungan Antar/Antara 2 Kelompok Elemen Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas BERBANDING TERBALIK Kuadran A Utang/Ekuitas/ Pendapatan BERBANDING LURUS Kuadran B Utang/Ekuitas/Pendapatan BERBANDING LURUS Kuadran C BERBANDING TERBALIK Kuadran D AsgardChapter 23

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun A1 Pada kuadran A, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di akun aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas lainnya. Peraga 3.3 menyajikan contoh transaksi yang termasuk di kuadran A. Peraga 3.3: Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran A Transaksi pembelian tunai bahan habis pakai (supplies); menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa supplies yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya berupa kas. A2 A3 A4 A5 Transaksi pembayaran tunai gaji karyawan; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Biaya berupa biaya gaji. Transaksi pengambilan kas perusahaan untuk kepentingan pemilik; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Pengembalian ekuitas berupa Pengambilan pribadi. Transaksi pelunasan piutang; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya berupa piutang. Transaksi pembayaran dimuka biaya asuransi untuk masa manfaat 1 tahun yang akan datang; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset lainnya berupa biaya asuransi yang dibayar dimuka. Kuadran B dan C merupakan situasi yang identik. Sebagai contoh, pada kuadran B, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan penambahan (pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan. B1 B2 C1 C2 C3 Peraga 3.4: Contoh Transaksi yang Termasuk di Kuadran B dan C Transaksi pemerolehan pendapatan dari jasa konsultasi secara tunai; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan. Transaksi pengakuan biaya sewa kendaraan dimana pembayaran akan dilakukan 1 bulan yang akan datang; menyebabkan penambahan di elemen Biaya berupa sewa gedung yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang berupa utang sewa gedung. Transaksi penjualan barang dagangan secara kredit; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa piutang dagang. Transaksi pelunasan utang dagang; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa utang dagang yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset berupa kas. Transaksi penyetoran kas sebagai tambahan modal; menyebabkan penambahan di elemen Ekuitas berupa setoran modal yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa kas. AsgardChapter 24

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Pada kuadran D, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan lainnya. Peraga 3.5: Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran D D1 D2 Transaksi pelunasan utang usaha dengan menerbitkan utang wesel; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa utang usaha yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang lainnya berupa utang wesel. Transaksi pengakuan pendapatan dari pendapatan sewa kendaraan yang diterima dimuka; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa pendapatan sewa kendaraan yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Utang berupa pendapatan sewa kendaraan diterima dimuka. Masih banyak transaksi di UMKM yang dapat terjadi, seperti misalnya barter, pembayaran biaya UMKM oleh pemilik, penjualan barang dagangan ke pemilik yang diperlakukan sebagai pengembalian ekuitas, dsb. 03. ANALSIS TRANSAKSI BERBASIS ELEMEN Berikut ini contoh analisis transaksi berbasis elemen persamaan akuntansi. Transaksi 01 Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp10.000.000, dan elemen Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp10.000.000 No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000 AsgardChapter 25

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Transaksi 02 Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas c. Elemen Aset (berupa komputer) bertambah Rp5.000.000, dan elemen Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp5.000.000 No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000 Transaksi 03 Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli tunai bahan habis pakai (supplies) Rp1.000.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok b. Elemen Aset c. Elemen Aset (berupa bahan habis pakai) bertambah Rp1.000.000, dan Aset lainnya (berupa uang tunai) berkurang Rp1.000.000 No. TGL T03 03/01 ASET (+)1.000.000 (-)1.000.000 BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN *Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya karena ketika UMKM membeli bahan habis pakai tersebut maka bahan habis pakai tersebut masih berupa aset, belum dikonsumsi menjadi biaya. Transaksi 04 Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? AsgardChapter 26

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok sebagai kreditor b. Elemen Aset dan elemen Utang c. Elemen Aset (berupa peralatan kantor) bertambah Rp4.000.000, dan elemen Utang (berupa utang usaha) bertambah Rp4.000.000 No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000 Transaksi 05 Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Aset dan elemen Utang c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang senilai Rp4.000.000, dan elemen Utang (berupa utang usaha) berkurang senilai Rp4.000.000 No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000 Transaksi 06 Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan Rp1.500.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan karyawan b. Elemen Aset dan elemen Biaya c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp1.500.000, sedangkan elemen Biaya (berupa biaya gaji) bertambah Rp1.500.000. AsgardChapter 27

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000 Transaksi 07 Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Biaya dan elemen Utang c. Elemen Biaya (berupa biaya listrik) bertambah Rp100.000, dan elemen Utang (berupa utang listrik) bertambah Rp100.000. No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000 Transaksi 08 Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pelanggan/pembeli b. Elemen Aset dan elemen Pendapatan c. Elemen Aset (berupa piutang usaha) bertambah Rp3.000.000, dan elemen Pendapatan (berupa pendapatan sewa gedung) bertambah Rp3.000.000. No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000 AsgardChapter 28

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Transaksi 09 Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi Ibu AMANAH. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan elemen Pengembalian ekuitas c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp500.000, dan elemen Pengembalian ekuitas (berupa Pengambilan) bertambah Rp500.000. No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000 Transaksi 10 Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA menerima uang tunai yang berasal dari pelunasan transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 18 Januari. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan debitor (peminjam) b. Elemen Aset c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp3.000.000, dan elemen Aset (berupa piutang usaha) berkurang Rp3.000.000. No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALIAN EKUITAS UTANG EKUITAS PENDAPATAN T10 20/01 (+)3.000.000 (-)3.000.000 Ringkasan aplikasi analisis transaksi di UMKM GIATKERJA selama tanggal 1 Januari sampai dengan 20 Januari dapat dilihat berikut ini. AsgardChapter 29

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun No. TGL ASET BIAYA PENGEMBALI AN EKUITAS UTANG EKUITAS T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000 PENDAPATAN T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000 T03 03/01 (+)1.000.000 (-)1.000.000 T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000 T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000 T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000 T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000 T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000 T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000 T10 20/01 (+)3.000.000 (-)3.000.000 TOTAL 18.100.000 18.100.000 04. PENGAKUNAN Penyajian informasi keuangan yang hanya sebatas berdasar elemen persamaan akuntansi dipertimbangkan kurang informatif karena elemen dapat terdiri dari beberapa komponen yang sifatnya bervariasi. Sebagai contoh, terdapat 2 UMKM, yaitu UMKM A dan UMKM B, yang memiki nilai total aset yang sama besar. UMKM A sebagian besar asetnya berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha, sedangkan UMKM B sebagian besar asetnya berupa gedung dan mesin. Meskipun total nilai aset UMKM sama besar tetapi rekanan yang menyediakan fasilitas penjualan kredit menganggap bahwa UMKM A memiliki kemampuan lebih baik dalam melunasi utang jangka pendeknya dibanding UMKM B karena asset berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha mudah diubah menjadi uang tunai, sebaliknya dengan aset berupa gedung dan mesin. Oleh karena itu, akuntansi menggunakan dasar yang lebih spesifik dalam pencatatan atas transaksi yang terjadi. Dalam hal ini akuntansi menggunakan dasar AKUN dalam pencatatannya. Akun (pernah disebut sebagai rekening atau perkiraan ) berasal dari bahasa inggris account. Akun merupakan komponen suatu elemen persamaan akuntansi. Sebagai contoh, elemen aset terdiri dari akun kas, akun piutang usaha, akun bahan habis pakai, akun mesin, dsb. AsgardChapter 30

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Peraga 3.6: Hubungan Antara Elemen dan Akun (Ilustrasi) ASET ELEMEN ELEMEN BIAYA AKUN AKUN Kas Gedung Piutang usaha Biaya utilitas Biaya gaji Bahan habis pakai Dibayar dimuka biaya asuransi Biaya penyusutan Rugi penjualan aset tetap Akun merupakan wadah atau media untuk menampung semua perubahan yang terjadi atas suatu jenis dana. Akun Kas, sebagai contoh, berisi semua perubahan yang terjadi khususnya di aset berupa kas baik berupa penambahan (dari transaksi penerimaan) maupun pengurangan (dari transaksi pengeluaran). Demikian pula, akun biaya utilitas berisi semua pengeluaran biaya listrik, telepon, dan air yang ditanggung UMKM. Peraga 3.7: Akun Sebagai Media Pencatatan Transaksi (Ilustrasi) ASET BIAYA Kas Piutang Usaha Biaya utilitas Biaya Gaji (+) (-) (+) (-) (+) (+) (+) (+) Transaksi Penerimaan Transaksi Penjualan kredit Transaksi Pengakuan biaya listrik Transaksi Pengakuan gaji Transaksi Pengeluaran kas Transaksi Pelunasan Transaksi Pengakuan biaya telepon Transaksi Pengakuan gaji lembur AsgardChapter 31

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Pada dasarnya jumlah dan penamaan akun dapat dikembangkan sesuai kebutuhan UMKM. Demikian pula, penamaan akun dalam banyak hal mendasarkan pada pilar rancang-bangun dan PABU. UMKM dapat memberi nama akun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan UMKM sepanjang nama tersebut memudahkan UMKM dalam memahami informasi yang tersaji. Namun demikian, sebagai bahasa bisnis maka akuntansi juga memiliki terminologi nama-nama akun yang telah disepakati secara umum. Terminologi kas, piutang usaha, utang wesel, biaya utilitas, dan pendapatan usaha adalah nama-nama akun yang lazim digunakan di akuntansi. Berikut ini diurai secara singkat nama-nama akun berdasar elemen-elemen di persamaan akuntansi, dan beberapa topik penting terkait dengan pengakunan. A. Akun-akun Elemen Aset UMKM lazimnya menguasai berbagai jenis aset yang mana setiap jenis ditampung di akun khusus yang dinamai sesuai dengan karakteristik aset. Akun-akun aset lazimnya diklasifikasi menjadi 2 (dua) berdasar tingkat kelancarannya untuk dikonversi ke uang tunai (tingkat likuiditas), yaitu: 1) Aset lancar (Current Assets); aset yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi uang tunai sebagai alat pembayaran, dikonsumsi, atau dijual dalam waktu kurang dari 1 perioda. Contoh: Kas, Piutang usaha, dan Dibayar dimuka biaya asuransi (prepaid insurance expenses). 2) Aset tidak lancar (Non-current Assets); aset yang memberi manfaat dalam waktu lebih dari 1 perioda. Contoh: Investasi jangka panjang, Tanah, Gedung, Mesin, dan Merek dagang. Peraga 3.8: Deskripsi Akun-akun Aset NAMA AKUN Kas Piutang usaha Bahan habis pakai DESKRIPSI Aset Lancar (Current Assets) Aset yang dapat disetarakan dengan uang tunai dan dapat digunakan segera untuk mendanai kegiatan UMKM. Aset berbentuk janji dari peminjam untuk menyerahkan aset ke UMKM di masa datang akibat transaksi penjualan kredit. Aset yang dibeli dan dikonsumsi untuk mendukung kegiatan operasional UMKM. Contoh: kertas, amplop, dan pena. AsgardChapter 32

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Dibayar dimuka biaya sewa gedung Tanah Bangunan Peralatan Merek dagang Pembayaran dimuka ke pemilik gedung untuk masa manfaat 1 perioda yang akan datang. Meskipun kas telah dibayarkan, pembayaran tersebut masih merupakan aset bagi UMKM karena UMKM belum menerima manfaat berupa sewa gedung pada tanggal tersebut). Aset Tidak Lancar (Non-current assets) Aset tetap berwujud tidak disusutkan yang digunakan untuk kegiatan UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan. Aset tetap berwujud disusutkan yang digunakan untuk operasional bisnis UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan. Aset yang memberi manfaat lebih dari satu perioda. Aset tidak berwujud yang menunjukkan identitas tertentu terhadap produk/jasa tertentu yang dilindungi secara hukum. B. Akun-akun Elemen Utang Akun-akun utang menggambarkan jenis-jenis sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman. Seperti halnya akun-akun aset, akun-akun utang lazimnya juga diklasifikasi berdasar tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, akun-akun utang dikelompokkan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang. Peraga 3.9: Deskripsi Akun-akun Utang NAMA AKUN Utang usaha/dagang Utang wesel Utang pajak penghasilan Diterima dimuka pendapatan sewa gedung Utang obligasi Utang hipotek DESKRIPSI Utang Lancar (Current Liabilities) Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit berdasar kepercayaan tanpa disertai surat pernyataan utang. Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit yang dituangkan dalam bentuk surat pernyataan utang secara tertulis. Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar atas laba UMKM Penerimaan dimuka kas dari pelanggan untuk penyediaan jasa berupa sewa gedung kepada pelanggan tersebut di masa datang (meskipun telah diterima, sumber pemerolehan kas tersebut diakui berasal dari utang, bukan dari pendapatan karena UMKM belum memberi jasa berpuas sewa gedung kepada pelanggan). Utang Jangka Panjang/Tidak Lancar (Non-current liabilities) Pinjaman dengan menerbitkan surat berharga obligasi yang akan jatuh tempo (dilunasi) lebih dari 1 perioda yang akan datang. Pinjaman dengan jaminan aset tetap yang akan jatuh tempo lebih dari 1 perioda yang akan datang. AsgardChapter 33

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun C. Akun-akun Elemen Ekuitas Akun-akun elemen ekuitas lazimnya disusun berdasar sumber pemerolehannya. Peraga 3.10: Deskripsi Akun-akun Ekuitas NAMA AKUN Modal, Ibu Amalia Modal saham Laba ditahan DESKRIPSI Setoran modal dari pemilik yang bernama Ibu Amalia. Akun ini terdapat di UMKM perseorangan atau UMKM persekutuan. Setoran modal dari para pemegang saham (di UMKM berbadan hukum perseroan terbatas) sebesar nilai nominal yang tercantum di saham. Akumulasi laba/rugi yang tidak didistribusikan ke pemilik (di UMKM yang berbadan hukum perseroan terbatas) D. Akun-akun Elemen Biaya Akun-akun elemen biaya lazimnya diklasifikasi berdasar jenisnya, antara lain biaya operasional dan biaya non-operasional. Peraga 3.11: Deskripsi Akun-Akun Biaya NAMA AKUN Biaya gaji Biaya utilitas Biaya penyusutan Biaya asuransi Kerugian penjualan aset tetap Kerugian akibat banjir DESKRIPSI Biaya Operasional (Expenses) Pengeluaran untuk honorarium tenaga kerja. Pengeluaran untuk biaya listrik, air, telepon, dan yang sejenis. Pengakuan biaya atas penurunan nilai dari aset tetap yang dapat disusutkan. Pengeluaran untuk biaya asuransi. Biaya Non-operasional (Other expenses and Losses) Pengakuan rugi atas penjualan aset tetap dimana harga jual lebih rendah dari nilai buku aset tetap yang dijual. Pengakuan kerugian karena terjadinya bencana alam. E. Akun-akun Elemen Pendapatan Seperti halnya akun-akun biaya, maka akun-akun elemen pendapatan diklasifikasi berdasar jenis pendapatan yang dihasilkan, yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional. AsgardChapter 34

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun NAMA AKUN Pendapatan usaha Pendapatan sewa gudang Penjualan Pendapatan lain-lain Keuntungan penjualan aset tetap Peraga 3.12: Deskripsi Akun-akun Pendapatan DESKRIPSI Pendapatan Operasional (Revenues) Pendapatan yang berasal dari kegiatan jasa. Pendapatan yang berasal dari penyewaan gudang yang merupakan salah satu kegiatan bisnis UMKM. Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dagangan. Pendapatan Non-operasional (Other revenues and Gains) Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama UMKM. Keuntungan yang dihasilkan dari penjualan aset tetap. F. Akun-akun Elemen Pengembalian Ekuitas Elemen pengembalian ekuitas dibentuk khusus untuk menampung transaksitransaksi yang menyebabkan perpindahan ekuitas ke pemilik. Oleh karena itu, pengembalian ekuitas merupakan salah satu jenis penggunaan dana. Di UMKM perseorangan dan persekutuan, elemen pengembalian ekuitas lazimnya terdapat satu jenis akun, yaitu akun Pribadi (prive) untuk masing-masing pemilik. G. Akun Elemen Laba/Rugi Akuntansi juga mengenal elemen laba/rugi yang sebenarnya merupakan elemen untuk menampung penghitungan laba/rugi (selisih antara elemen pendapatan dan elemen biaya). Oleh karena itu, elemen laba/rugi tidak dicantumkan di persamaan akuntansi. Akun yang mencerminkan elemen laba/rugi disebut akun Ikhtisar laba/rugi (income summary) yang dibentuk pada saat penyusunan laporan keuangan yang lazim juga disebut akun kliring (dibahas lebih lanjut di Bab 6 terkait dengan topik Pencatatan penutup). H. Pengklasifikasian Akun Berdasar penempatannya di laporan keuangan, akun dapat diklasifikasi: 1) Akun Neraca; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan posisi keuangan atau lazim disebut neraca. Contoh: akun Kas, Kendaraan, dan Utang usaha. AsgardChapter 35

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Terkait dengan ekuitas, akun-akun ekuitas yang tercantum di neraca lazimnya juga tercantum di laporan perubahan ekuitas. 2) Akun Laba/Rugi; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan laba/rugi. Contoh: akun Penjualan, Biaya gaji, dan Biaya penyusutan. 3) Akun Ekuitas; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan perubahan ekuitas (sebagian akun-akun ini juga tercantum di neraca). Contoh: akun Modal, Laba ditahan, Pribadi, dan Dividen. Berdasar keberadaannya, akun dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu: 1) Akun permanen (Permanent Accounts) atau akun riil; adalah akun-akun yang keberadaannya bersifat permanen, yaitu tidak ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Kas, Gedung, Utang usaha, dan Modal saham. Akun permanen/riil pada dasarnya tercantum di neraca. 2) Akun sementara (Temporary Accounts) atau akun nominal; adalah akun-akun yang keberadaannya bersifat sementara, yaitu dibentuk selama perioda berjalan dan ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Biaya gaji, Biaya penyusutan, dan Pendapatan usaha. Termasuk akun sementara adalah akun Pribadi, akun Dividen dan akun Ikhtisar laba/rugi. Sebagian besar akun sementara/nominal tercantum di laporan laba/rugi. Peraga 3.13: Pengklasifikasian Akun Akun Permanen/Riil Sementara/Nominal Aset Utang Ekuitas Akun Kontra Riil Biaya Pendapatan Akun Kontra Nominal Akun kliring Pengembalian ekuitas AsgardChapter 36

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun I. Keberadaan Akun Kontra Peraga 3.13 menunjukkan bahwa akuntansi juga mengenal akun kontra (contra accounts). Akun kontra merupakan akun pengurang dari suatu akun lain, dan penyajiannya ditempatkan persis di bawah akun yang dikurangi tersebut. Terdapat 2 (dua) jenis akun kontra, yaitu: 1) Akun kontra riil; adalah akun kontra dari akun riil. Contoh, akun Akumulasi penyusutan Gedung adalah akun kontra dari akun riil Gedung. 2) Akun kontra nominal; adalah akun kontra dari akun sementara. Contoh, akun Potongan penjualan adalah akun kontra dari akun sementara Penjualan. 05. ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN Berikut ini adalah contoh analisis transaksi berbasis akun. Pembahasan ini sangat penting di akuntansi karena pencatatan akuntansi pada prinsipnya mendasarkan diri pada model pencatatan yang berbasis akun ini. Transaksi 01 Diketahui 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai : setoran modal ke UMKM GIATKERJA. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) c. Akun Kas bertambah Rp10.000.000, dan akun Modal bertambah Rp10.000.000 ASET Kas EKUITAS Modal T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000 Transaksi 02 Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? AsgardChapter 37

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) c. Akun Peralatan kantor bertambah Rp5.000.000, dan akun Modal bertambah Rp5.000.000 ASET Peralatan Kantor EKUITAS Modal T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000 Transaksi 03: Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai Rp1.000.000 tunai. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok b. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset) c. Akun Bahan habis pakai bertambah senilai Rp1.000.000, dan akun Kas berkurang senilai Rp1.000.000 ASET Bahan habis pakai T03 03/01 (+)1.000.000 Kas (-)1.000.000 * Transaksi 03 menyebabkan bertambahnya aset berupa bahan habis pakai, dan berkurangnya aset lain berupa kas. Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya. Transaksi 04 Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor AsgardChapter 38

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun b. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang) c. Akun Peralatan kantor bertambah senilai Rp4.000.000, dan akun Utang usaha bertambah senilai Rp4.000.000 ASET Peralatan Kantor UTANG Utang Usaha T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000 Transaksi 05 Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang usaha senilai Rp4.000.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor b. Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset) c. Akun Utang usaha berkurang senilai Rp4.000.000, dan akun Kas berkurang senilai Rp4.000.000 ASET Kas UTANG Utang Usaha T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000 Transaksi 06 Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan senilai Rp1.500.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan karyawan b. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset) c. Akun Biaya gaji bertambah senilai Rp1.500.000, sedangkan akun Kas berkurang senilai Rp1.500.000. ASET Kas BIAYA Biaya Gaji T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000 AsgardChapter 39

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun Transaksi 07 Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan sebagai kreditor b. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik (Utang) c. Akun Biaya listrik bertambah senilai Rp100.000, dan akun Utang biaya listrik bertambah senilai Rp100.000. BIAYA Biaya Listrik UTANG Utang Biaya Listrik T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000 Transaksi 08 Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pelanggan/pembeli b. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha (Pendapatan) c. Akun Piutang usaha bertambah Rp3.000.000, dan akun Pendapatan usaha bertambah Rp3.000.000. ASET Piutang Usaha PENDAPATAN Pendapatan usaha T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000 Transaksi 09 Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu AMANAH sebagai pemilik untuk digunakan kepentingan pribadi. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset) AsgardChapter 40

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun c. Akun Pribadi bertambah Rp500.000, Kas berkurang Rp500.000. ASET Kas PENGEMBALIAN EKUITAS Pribadi T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000 Transaksi 10 Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan atas transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan debitor (peminjam) b. Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset) c. Akun Kas bertambah Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha berkurang Rp3.000.000. ASET Kas T10 20/01 (+)3.000.000 Piutang Usaha (-)3.000.000 Pertama, masih banyak jenis transaksi yang dapat terjadi di UMKM tetapi semua transaksi dapat dianalisis berdasar persamaan akuntansi di atas. Kedua, mungkin diantara Kita masih kurang mengenal nama-nama akun yang disebutkan di atas. Tidak perlu khawatir, pada saatnya nanti Kita akan menjadi terbiasa dengan nama-nama akun tersebut karena pada saat penjurnalan kita akan menggunakan nama-nama tersebut. Ibaratnya, Kita baru berkenalan dengan 25 orang sekaligus maka tidak mudah untuk langsung mengingatnya tetapi seiring kita berinteraksi dengan mereka maka kita akan mengenal semua nama-nama kenalan kita tersebut. Menariknya, sebenarnya tidak ada nama-nama akun yang aneh bukan? Semua akun cenderung memiliki nama yang sesuai dengan substansi yang ingin digambarkan. Dan ingat, karena penamaan akun sebenarnya berpegang pada pilar Rancang-bangun dan kadangkala pada pilar Prinsip dasar maka sebenarnya masing-masing kita dapat memberi nama yang sesuai dengan keinginan kita sepanjang nama tersebut memudahkan pemahaman bagi yang memanfaatkan informasi akuntansi tersebut. AsgardChapter 41

BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun ACCOUNTING CORNER Accounting Education Center Program Akuntansi: Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi Biaya Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Manajemen Akuntansi Pengantar 1 Auditing 1 Akuntansi Pengantar 2 Auditing 2 Akuntansi Keuangan Menengah 1 Analisa Laporan Keuangan Akuntansi Keuangan Menengah 2 Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Persiapan Ujian Mata Kuliah Akuntansi Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Fasilitas: Skedul: Modul Pagi Jam Sertifikat Sesi 1 09.00-10.30 Full AC Siang LCD Sesi 2 11.00-12.30 Free Hot Spot Sesi 3 13.30-15.00 Softdrink Sesi 4 16.00-17.30 Malam Sesi 5 18.30-20.00 Kelas: Kelas (Max 4 Orang) Privat (Max 2 Orang) UII UPN Ringroad Utara Pasar Condongcatur Program Kelas: Reguler: Senin - Jumat Weekend: Sabtu - Minggu Pertemuan 14 kali Petemuan Pertemuan 14 kali pertemuan Accounting Corner U Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202 AsgardChapter 42

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit BAB 04 MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT ABSTRAK Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi penjurnalan, selalu melibatkan minimal 2 akun yang berubah (bertambah atau berkurang). Selanjutnya, pencatatan transaksi di akuntansi menuntut bahwa total perubahan nilai moneternya harus seimbang. Sistem pencatatan akuntansi tersebut lazim disebut sistem pencatatan berpasangan (double entry system) yang merupakan konsekuensi untuk menjaga keseimbangan persamaan akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu sama dengan pemerolehan dana. Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet dan kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debet jika berkurang. Menariknya, ternyata ketentuan tersebut berlandas rasionalitas matematika yang logis dengan tujuan menjaga keseimbangan persamaan akuntansi di setiap kondisi. Jadi, dengan mempelajari Bab ini maka Anda sudah dapat mengaplikasikan ketentuan Debet dan Kredit, tidak kalah dengan orang-orang yang mempunyai latar-belakang akuntansi, atau mungkin malah lebih baik, semoga. AsgardChapter 43

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit 01. SISTEM PENCATATAN BERPASANGAN Setiap kali kita melakukan analisis transaksi berbasis akun sebagaimana kita telah melakukannya di Bab 3, sebenarnya kita menerapkan sistem pencatatan berpasangan (double entry systems). Terdapat 2 (dua) ketentuan yang keduanya harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu: a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan berpasangan ini merupakan konsekuensi dalam rangka mempertahankan persamaan akuntansi: Aset + Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan). Sadar atau tidak sadar kita telah mempraktikkan ketentuan ini ketika menganalisis transaksi berbasis akun. Selanjutnya, mengapa total perubahan nilai moneter harus dilakukan secara seimbang? Karena akuntansi menggunakan prinsip satuan uang/moneter (monetary unit) sebagai ukuran kuantitatif. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan sangat penting di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan transaksi. Pembahasan lebih lanjut tentang penjurnalan terdapat di Bab 5. 02. APA ITU DEBET DAN KREDIT? Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang merupakan cerminan persamaan matematika aljabar. Masing-masing sisi persamaan akuntansi terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen terdiri dari banyak akun. Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan sebagai persamaan matematika aljabar yang berarti bahwa setiap akun juga terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan. Akuntansi menyebut sisi kiri sebagai sisi debet dan sisi kanan sebagai sisi kredit. Oleh karena itu, terminologi Debet dan Kredit semata-mata adalah terminologi akuntansi untuk penamaan sisi Kiri dan sisi Kanan. Debet tidak bermakna sebagai penambahan (+), demikian pula Kredit juga tidak bermakna sebagai pengurangan(-). AsgardChapter 44

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit Peraga 4.1: Terminologi Debet dan Kredit Sisi Kiri Nama Akun Nama Akun Sisi Kanan Debet Kredit Ketentuan Debet dan Kredit adalah sebagai berikut: a. Akun-akun aset, biaya, dan pengembalian ekuitas: di debet jika bertambah, dan di kredit jika berkurang b. Akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan: di kredit jika bertambah, dan di debet jika berkurang Peraga 4.2: Ketentuan Debet dan Kredit Persamaan Akuntansi (D) ASET (K) + (-) (D) BIAYA (K) + (-) PENGEMBALIAN (D) EKUITAS (K) + (-) (D) UTANG (K) (-) + (D) EKUITAS (K) (-) + PENDAPATAN (D) (K) (-) + 03. MATEMATIKA DEBET DAN KREDIT Mengapa akun-akun aset di debet jika bertambah dan di kredit jika berkurang? Benarkah ketentuan tentang debet dan kredit yang berlaku di masing-masing elemen/akun persamaan akuntansi adalah berdasar kesepakatan atau ketentuan semata? Kita dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut dengan mencermati gambar-gambar berikut ini. AsgardChapter 45

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit Gambar 1: Penempatan Sisi Debet & Kredit Disesuaikan Posisi di Persamaan Akuntansi (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K) Aset (+) Biaya (+) Pengembalian ekuitas (+) Utang (+) Ekuitas (+) Pendapatan (+) Gambar 2: Pencatatan Transaksi Pembelian bahan habis pakai secara kredit (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K) Bahan habis pakai (+) Utang usaha (+) Gambar 3: Pencatatan transaksi pembelian bahan habis pakai secara tunai (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K) Debet + Bahan habis pakai Kredit Debet Kas - Kredit Gambar 4: Logika Matematika tentang Ketentuan Debet & Kredit (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K) Debet + ASET - Kredit Debet UTANG Kredit - + Debet + BIAYA - Kredit Debet - EKUITAS + Kredit Debet PENGEMBALIAN EKUITAS + - Kredit Debet PENDAPATAN Kredit - + Deskripsi: Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di persamaan akuntansi. Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Utang usaha bertambah yang dicatat di kredit. Hal ini sesuai dengan posisi masing-masing akun di persamaan akuntansi. Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Kas berkurang yang dicatat di kredit. Perlakuan ini sesuai dengan cara berpikir matematika; akun Bahan habis pakai dan akun Kas adalah elemen Aset yang berada di sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan dicatat di debet, dan pengurangan dicatat di kredit. Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing-masing elemen/akun berdasar Gambar 3. AsgardChapter 46

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit Ketentuan debit dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan dengan mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences construction (lihat Ellerman 1985). Anggaplah, Aset = 10, Biaya = 5, Pengembalian ekuitas = 3, Utang = 2, Ekuitas = 7, dan Pendapatan = 9. Persamaan akuntansi adalah 10 + 5 + 3 = 2 + 7 + 9. Mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences construction maka aset yang bernilai 10 dapat dituliskan salah satu berikut ini, yaitu alternatif (a) 14 di sisi debet dan 4 di sisi kredit, atau alternatif (b) 4 di sisi debet dan 14 di sisi kredit. Secara matematika, alternatif (a) yang harus digunakan karena aset bernilai positif dan berada di sisi kiri persamaan akuntansi. Angka 4 di sisi kredit bersifat mengurangi angka 14 yang berada di sisi debet. Oleh karena itu, penambahan aset dicantumkan di debet, sedangkan pengurangan aset dicantumkan di kredit. Ketentuan ini juga berlaku di elemen utang. Misalnya, utang yang bernilai 2 dapat dituliskan salah satu alternatif berikut ini: alternatif (a) 22 di sisi debit dan 20 di sisi kredit, atau alternatif (b) 20 di sisi debet dan 22 di sisi kredit. Secara matematika, alternatif (b) yang harus digunakan karena elemen utang bernilai positif dan berada di sisi kanan persamaan akuntansi. Angka 20 di sisi debet mengurangi angka 20 yang berada di sisi kredit. Oleh karena itu, penambahan utang dicantumkan di kredit, sedangkan pengurangan utang dicantumkan di debet. 04. PENTINGKAH KETENTUAN DEBET & KREDIT? Setelah mengidentifikasi sifat perubahan (bertambah atau berkurang) masingmasing akun akibat terjadinya sebuah transaksi, akuntansi mengidentifikasi penempatan akun tersebut: di debet ataukah di kredit. Jika kita tidak dapat mengenali secara baik ketentuan debet dan kredit ini maka secara teknis kita tidak dapat mempraktikkan akuntansi (meliputi penjurnalan dan pemindah-bukuan) yang merupakan pengetahuan dasar di akuntansi. Menariknya, ketentuan debet dan kredit ini bukan sekedar konvensi atau kesepakatan yang dibuat bersama, tetapi justru berlandas pengetahuan matematika yang logis. 05. APLIKASI KETENTUAN DEBET DAN KREDIT Berikut ini contoh aplikasi penetapan debet dan kredit di 10 transaksi UMKM GIATKERJA yang menjadi contoh di Bab 3 di muka. AsgardChapter 47

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit Transaksi 01 Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) b. Akun Kas bertambah dan akun Modal bertambah c. Kas di Debet Rp10.000.000, dan akun Modal di Kredit Rp10.000.000 ASET EKUITAS D Kas K D Modal K 01/01 10.000.000 10.000.000 Transaksi 02 Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Modal bertambah c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp5.000.000, dan akun Modal di Kredit Rp5.000.000 ASET EKUITAS D Peralatan Kantor K D Modal saham K 02/01 5.000.000 5.000.000 Transaksi 03: Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai Rp1.000.000 tunai. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset) b. Akun Bahan habis pakai bertambah dan akun Kas berkurang AsgardChapter 48

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit c. Akun Bahan habis pakai di Debet Rp1.000.000, dan akun Kas di Kredit Rp1.000.000 ASET D Peralatan Kantor K 03/01 1.000.000 D Kas K 03/01 1.000.000 Transaksi 04 Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang) b. Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Utang usaha bertambah c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp4.000.000, dan akun Utang usaha di Kredit Rp4.000.000 ASET UTANG D Peralatan Kantor K D Utang Usaha K 04/01 4.000.000 4.000.000 Transaksi 05 Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset) b. Akun Utang usaha berkurang, dan akun Kas berkurang c. Akun Utang usaha di Debet Rp4.000.000, dan akun Kas di Kredit Rp4.000.000 ASET UTANG D Kas K D Utang Usaha K 15/01 4.000.000 4.000.000 AsgardChapter 49

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit Transaksi 06 Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan senilai Rp1.500.000. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset) b. Akun Biaya gaji bertambah dan akun Kas berkurang c. Akun Biaya gaji di Debet Rp1.500.000 dan akun Kas di Kredit Rp1.500.000. ASET BIAYA D Kas K D Biaya Gaji K 16/01 1.500.000 1.500.000 Transaksi 07 Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik (Utang) b. Akun Biaya listrik bertambah dan akun Utang biaya listrik bertambah c. Akun Biaya listrik di Debet Rp100.000, dan akun Utang biaya listrik di Kredit Rp100.000. BIAYA UTANG D Biaya Listrik K D Utang Biaya Listrik K 17/01 100.000 100.000 Transaksi 08 Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha (Pendapatan) b. Akun Piutang usaha bertambah, akun Pendapatan usaha bertambah c. Akun Piutang usaha di Debet Rp3.000.000, dan akun Pendapatan usaha di Kredit Rp3.000.000. AsgardChapter 50

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit ASET PENDAPATAN D Piutang Usaha K D Pendapatan Usaha K 18/01 3.000.000 3.000.000 Transaksi 09 Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai ke Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi senilai Rp500.000. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset) b. Akun Pribadi bertambah dan akun Kas berkurang c. Akun Pribadi di Debet Rp500.000, dan akun Kas di Kredit Rp500.000. ASET PENGEMBALIAN EKUITAS D Kas K D Pribadi K 19/01 500.000 500.000 Transaksi 10 Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan dari transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari. Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset) b. Akun Kas bertambah dan akun Piutang usaha berkurang c. Akun Kas di Debet Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha di Kredit Rp3.000.000. ASET D Kas K 20/01 3.000.000 D Piutang Usaha K 20/01 3.000.000 AsgardChapter 51

BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit Pengetahuan tentang ketentuan Debet dan Kredit sangat penting bagi individu yang ingin mempelajari akuntansi. Untuk lebih memahami dan trampil dalam penerapan ini maka Kita perlu berlatih. Kata orang bijak Practices make perfect. Jika Kita ingin berlatih sekaligus memahami akuntansi dengan baik, silakan membaca buku Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika: Siklus Akuntansi Keuangan (Sony Warsono, Arif Darmawan, dan Muhammad Arsyadi Ridha, 2009). Atau Kita dapat menggunakan buku-buku Akuntansi yang banyak tersedia di toko buku. Hal utama yang perlu kita tegaskan di sini adalah bahwa ketentuan Debet dan Kredit yang berlaku di Akuntansi selama ini murni berlandas matematika, bukan hanya kesepakatan sehingga tidak bisa hanya dihafalkan semata. Jika Anda ingin mendiskusikan lebih lanjut tentang mekanisme matematika dalam ketentuan Debet dan Kredit, silakan hubungi kami melalui email cherrycorner@gmail.com, chatting dengan penulis yang terdapat di website www.cherrycorner.com, atau mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan UMKM Anda. AsgardChapter 52

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan BAB 05 SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN ABSTRAK Satu (1) perioda akuntansi keuangan lazimnya adalah 1 tahun, kecuali untuk UMKM yang siklus operasinya melebihi 1 tahun. Satu (1) perioda akuntansi biasanya juga disebut satu (1) siklus akuntansi. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi 2 kurun, yaitu Subsiklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan dan Sub-siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda. Berdasar jenis kegiatannya, Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan dapat diklasifikasi menjadi 2 kelompok: Kegiatan Penyiapan Transaksi (preparing) dan Kegiatan Pencatatan Transaksi (recording). Penyiapan transaksi meliputi 4 fungsi yang lazim dilakukan di UMKM dengan urutan 1) Pengidentifikasian transaksi, 2) Pengukuran transaksi, 3) Pendokumentasian transaksi ke bukti/dokumen transaksi, dan 4) Penulisan transaksi ke buku harian. Setelah menyelesaikan kegiatan penyiapan transaksi, UMKM melakukan kegiatan pencatatan transaksi yang terdiri dari fungsi penjurnalan dan pemindahbukuan. Kegiatan pencatatan yang meliputi penjurnalan dan pemindahbukuan merupakan jantung akuntansi sehingga UMKM dikatakan mengembangkan akuntansi jika melakukan minimal 2 fungsi pencatatan tersebut. AsgardChapter 53

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan UMKM memerlukan informasi tentang kegiatan bisnis dan posisi keuangan selama kurun waktu tertentu sebagai bagian dari evaluasi dan bentuk pertanggungjawaban. Oleh karena itu, PABU membagi umur UMKM menjadi perioda-perioda dimana pada akhir setiap perioda UMKM menyusun laporan keuangan. Satu (1) perioda akuntansi lazimnya adalah 1 (satu) tahun kalendar yang dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember. Beberapa UMKM perkebunan, misalnya, menggunakan perioda akuntansi yang lebih panjang, seperti misalnya 18 bulan karena menyesuaikan dengan satu siklus operasi UMKM. Beberapa UMKM lain menggunakan tanggal 1 Juni s/d 31 Mei sebagai awal dan akhir perioda akuntansi. Satu (1) siklus akuntansi dapat diidentikkan dengan 1 perioda akuntansi. Satu perioda akuntansi diklasifikasi menjadi 2 sub-siklus: a. Sub-siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan; Akuntansi UMKM memproses secara sistematik semua transaksi yang terjadi di UMKM. b. Sub-siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda; Akuntansi UMKM menyusun laporan keuangan untuk kegiatan evaluasi. Sesi-sesi berikut ini membahas tentang fungsi-fungsi yang dilakukan di akuntansi selama perioda berjalan. 01. SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN Siklus akuntansi selama perioda berjalan meliputi rangkaian kegiatan: a. Penyiapan transaksi; yang terdiri dari: 1) Pengidentifikasian transaksi; 2) Pengukuran transaksi; 3) Pendokumentasian transaksi ke bukti; dan 4) Penulisan transaksi ke buku harian. b. Pencatatan transaksi, yang terdiri dari: 1) Penjurnalan (peringkasan), dan 2) Pemindahbukuan (pengklasifikasian berbasis akun) transaksi. AsgardChapter 54

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Peraga 5.1: Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan SELAMA PERIODA BERJALAN Transaksi ke 1 Transaksi ke 2 Transaksi ke 3 Transaksi ke n 01. Pengidentifikasian Transaksi 02. Pengukuran Transaksi 03. Pendokumentasian Transaksi ke Bukti 04. Penulisan Transaksi ke Buku Harian 05. Pencatatan Jurnal (Penjurnalan) 06. Pencatatan di Buku Besar (Pemindahbukuan) Berikut ini uraian masing-masing fungsi yang diawali dengan pengidentifikasian transaksi sampai dengan fungsi pencatatan yang disebut pemindahbukuan (posting). AsgardChapter 55

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan 02. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGIDENTIFIKASIAN Peristiwa bisnis dibagi menjadi 2 (dua), yaitu peristiwa ekonomi (transaksi) dan peristiwa non-ekonomi (non-transaksi). Peristiwa bisnis disebut peristiwa ekonomi atau transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut: a. Bersifat keuangan, dan b. Menyebabkan perubahan di elemen-elemen laporan keuangan Akuntansi hanya memproses transaksi. Oleh karena itu, UMKM harus mengidentifikasi peristiwa bisnis yang terjadi, apakah memenuhi kriteria sebagai transaksi atau sebagai non-transaksi. Peraga 5.2: Jenis Transaksi Peristiwa Bisnis Identifika Pemilik menyetor kas ke UMKM Transaksi UMKM merekrut karyawan Transaksi UMKM membeli kredit alat Transaksi UMKM membayar gaji karyawan Transaksi UMKM melakukan rotasi Transaksi Sangat banyak peristiwa bisnis yang merupakan transaksi di UMKM. Yang perlu diingat adalah bahwa peristiwa bisnis yang menyebabkan perpindahan sesuatu yang bersifat keuangan dari pemilik ke UMKM maupun dari UMKM ke pemilik termasuk transaksi, dan transaksi tersebut harus dicatat. Demikian pula, peristiwa bisnis yang berbentuk barter (pertukaran barang atau jasa) dengan pihak-pihak lain juga merupakan transaksi. AsgardChapter 56

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan 03. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGUKURAN Akuntansi mendasarkan diri pada PABU Unit moneter (monetary unit), yaitu informasi disajikan menggunakan satuan uang. Oleh karena itu, setiap transaksi harus ditentukan besaran transaksi menggunakan satuan moneter. Satuan moneter di Indonesia adalah Rupiah. Akuntansi mengenal beberapa cara pengukuran. Menurut Statements of Financial Accounting Concepts No. 5, terdapat 5 cara pengukuran akuntansi, yaitu: a. Kos historis (historical cost); informasi keuangan menggunakan nilai kas (atau setara kas) yang diterima atau dibayarkan pada saat transaksi. Contoh, transaksi pembelian bahan habis pakai dicatat sebesar kas yang dibayarkan kepada penjual. b. Kos sekarang (current cost); informasi keuangan menggunakan nilai kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar seandainya aset yang setara diperoleh sekarang. Contoh, beberapa jenis Persediaan barang dagangan disajikan di neraca sebesar kos sekarang. c. Nilai pasar sekarang (current market value); informasi keuangan menggunakan nilai pasar aset pada saat laporan disajikan. Contoh, akun Surat-surat berharga dicatat sebesar nilai rupiah yang diterima jika surat-surat berharga tersebut dijual sekarang. d. Nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value); informasi keuangan menggunakan nilai bersih yang diperkirakan dapat diterima/dibayarkan. Contoh, akun Piutang usaha disajikan sebesar total piutang usaha dikurangi dengan taksiran piutang dagang tidak tertagih. e. Nilai sekarang dari aliran kas masa datang (present value of future cash flows); informasi keuangan menggunakan nilai sekarang dari penerimaan/pembayaran kas di masa datang. Contoh, akun Utang obligasi disajikan di neraca sebesar nilai sekarang dari total pembayaran kas untuk pelunasan utang (termasuk pembayaran bunganya). Akuntansi lazimnya menggunakan kos historis (historical cost)sebagai pengukuran dalam transaksi karena kos historis ini dianggap paling obyektif dalam menggambarkan transaksi yang sesungguhnya, dan nilai moneternya dapat diverifikasi keterjadiannya. AsgardChapter 57

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Pengukuran di akuntansi dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua) jenis pengukuran, yaitu: a. Penghitungan nilai moneter; akuntansi menghitung besarnya nilai moneter suatu transaksi yang terjadi selama perioda berjalan. b. Penetapan nilai moneter; akuntansi menetapkan besarnya nilai moneter suatu transaksi yang dimaksudkan untuk penyusunan laporan keuangan. A. Penghitungan Nilai Moneter Transaksi Jenis pengukuran ini menentukan besarnya nilai moneter sebuah transaksi yang lazimnya terjadi selama perioda berjalan. Berikut ini sedikit contoh pengukuran untuk menghitung nilai moneter transaksi. A1. Penghitungan Harga Perolehan Bahan Habis Pakai Ilustrasi 01: 21 Maret PT. AMAL membeli tunai kertas 100 rim seharga Rp25.000/rim. Ditanya: Berapakah nilai transaksi pembelian bahan habis pakai tersebut? Nilai transaksi adalah 100 x Rp25.000 = Rp2.500.000 A2. Penghitungan Pendapatan Ilustrasi 02: 22 Februari, diperoleh pendapatan dari konsultasi Rp250.000, dari data keuangan Rp700.000, dan dari penjualan ebook Akuntansi Dasar Rp600.000. Semua transaksi tersebut dicatat sebagai pendapatan. Ditanya: Berapakah nilai moneter transaksi pendapatan tersebut? Nilai transaksi adalah Rp250.000 + Rp700.000 + Rp600.000 = Rp1.550.000 A3. Penghitungan Biaya Administrasi Ilustrasi 03: 25 Februari UMKM membayar angsuran pertama Rp1.000.000 untuk utang jangka panjang (18 bulan) yang diterbitkan 1 bulan yang lalu (25 Januari) senilai Rp16.398.000 dengan biaya administrasi disetujui 1% per bulan dari AsgardChapter 58

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan utang yang belum dilunasi. Angsuran tersebut sebagian digunakan untuk membayar biaya administrasi dan sisanya digunakan untuk membayar utang pokoknya. Ditanya: Berapakah bagian angsuran yang diakui sebagai biaya administrasi, dan berapakah bagian angsuran yang diakui sebagai pembayaran utang pokok? Besarnya angsuran yang digunakan untuk membayar biaya administasi: Rp16.398.000 x 1% = Rp163.980 Besarnya angsuran yang digunakan untuk membayar utang pokok: Rp1.000.000 Rp163.980 = Rp836.020 B. Penetapan Nilai Moneter Transaksi Jenis pengukuran ini menentukan besarnya nilai moneter sebuah transaksi yang dilakukan dalam rangka penyusunan laporan keuangan pada akhir perioda. Berikut ini contoh pengukuran untuk menetapkan nilai moneter transaksi. B1. Penetapan Biaya Bahan Habis Pakai Ilustrasi 04: Diketahui, bahan habis pakai pada awal 2008 senilai Rp3.750.000. UMKM membeli bahan habis pakai senilai Rp6.500.000 selama tahun 2008. Penghitungan fisik pada akhir perioda 2008 diperoleh informasi bahwa bahan habis pakai yang masih tersedia di gudang senilai Rp2.750.000. Ditanya: Berapakah bahan habis pakai yang menjadi biaya perioda 2008? Besarnya biaya bahan habis pakai untuk perioda 2008: Rp3.750.000 + Rp6.500.000 Rp2.750.000 = Rp7.500.000,00 B2. Penetapan Biaya Penyusutan Ilustrasi 05: UMKM membeli mesin produksi senilai Rp25.000.000 pada 1 Januari 2008. Penghitungan nilai manfaat terhadap mesin tersebut adalah 7 tahun, dan pada akhir tahun ketujuh diperkirakan mesin tersebut masih mempunyai nilai residu/sisa sebesar Rp4.000.000. UMKM menetapkan bahwa penyusutan AsgardChapter 59

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan (penurunan nilai atas aset tetap) dilakukan dengan menggunakan metoda garis lurus, yaitu membagi sama rata kos (harga perolehan) yang disusutkan ke perioda-perioda yang menikmati aset tetap tersebut. Ditanya: Berapakah biaya penyusutan yang diakui per periodanya? Biaya penyusutan tahun setiap tahunnya selama 7 tahun: (Rp25.000.000 Rp4.000.000) : 7 = Rp3.000.000,00 B3. Penetapan Sebagian Aset yang Berubah Menjadi Biaya Ilustrasi 06: 01 Oktober 2008 UMKM membayar premi asuransi senilai Rp12.000.000 untuk perioda 1 Oktober 2008 s/d 30 September 2009. Pada tanggal 1 Oktober 2008 UMKM mencatatnya sebagai aset (dicatat di akun Dibayar dimuka biaya asuransi) yang berubah menjadi biaya seiring dengan berlalunya waktu. Ditanya: Berapakah bagian premi asuransi yang berubah menjadi biaya asuransi sampai dengan 31 Desember 2008? Bagian premi asuransi yang berubah menjadi biaya asuransi sampai dengan 31 Desember 2008: (Rp12.000.000 x 3/12) = Rp3.000.000,00. Masih banyak pengukuran-pengukuran lain yang dilakukan untuk menghitung maupun menetapkan nilai moneter transaksi. Fungsi pengukuran ini sangat penting karena informasi akuntansi menyajikan informasi keuangan. 04. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENDOKUMENTASIAN Setelah transaksi diukur maka UMKM lazimnya mendokumentasikan transaksi tersebut ke dokumen yang disebut bukti transaksi. Pendokumentasian ke dalam bukti transaksi berfungsi untuk: a. Merekam transaksi b. Mengurangi kemungkinan kesalahan c. Menetapkan tanggung jawab atas timbulnya transaksi d. Menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan AsgardChapter 60

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Bukti transaksi dapat berupa kertas maupun elektronik. Bukti transaksi harus dirancang dengan baik agar perekaman transaksi dapat berjalan dengan cepat, ringkas, terhindar dari kesalahan, dan bermanfaat untuk pengendalian. Dilihat dari asal pembuatannya, bukti transaksi dapat berasal dari: a. Internal; bukti yang dibuat UMKM sendiri. Contohnya bukti pembayaran honorarium, dan surat tagihan ke pelanggan (disebut faktur penjualan). b. Eksternal; bukti yang dibuat oleh pihak eksternal dan diterima oleh UMKM. Contohnya surat tagihan dari rekanan (disebut faktur pembelian) dan bukti pelunasan utang dari pelanggan. Dilihat dari peranannya untuk pencatatan akuntansi, bukti transaksi diklasifikasi menjadi 2 (dua), yaitu: a. Dokumen sumber (source document); bukti transaksi yang digunakan sebagai dasar untuk pencatatan. Contohnya adalah faktur pembelian dan faktur penjualan yang digunakan sebagai dokumen utama untuk pencatatan transaksi pembelian dan penjualan. b. Dokumen pendukung (supporting document); bukti transaksi yang digunakan untuk mendukung keberadaan dokumen sumber. Contohnya, surat pesanan dari pelanggan digunakan untuk mendukung faktur penjualan, dan surat permintaan barang dari departemen yang membutuhkan barang yang digunakan untuk mendukung faktur pembelian. 05. PENYIAPAN TRANSAKSI: PENULISAN DI BUKU HARIAN Bukti transaksi terdiri dari banyak jenis dengan ukuran kertas yang bervariasi karena bukti transaksi dapat berasal dari eksternal. Selanjutnya, bukti transaksi juga relatif berdiri sendiri, lazimnya satu lembar untuk memuat satu jenis transaksi. Bahkan kadangkala UMKM harus memiliki copy (tembusan) untuk suatu bukti tertentu. Juga, bukti transaksi dapat disajikan kurang jelas ataupun kurang sistematis. Akhirnya, bukti transaksi diarsipkan berdasar ketentuan yang berbeda-beda; faktur lazimnya diarsip berdasar nomor faktur, sedangkan tagihan dari rekanan/kreditor lazimnya diarsip berdasar tanggal. Hal-hal di atas menyebabkan UMKM memerlukan buku harian untuk mendeskripsikan transaksi yang terjadi. AsgardChapter 61

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Penulis sangat merekomendasikan terutama untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK) merekam setiap transaksi ke buku harian karena buku harian ini sangat mudah dibuat, dan buku harian tersebut berisi kumpulan transaksi untuk waktu yang cukup panjang. Pada dasarnya, penulisan transaksi di buku harian tidak mendasarkan aturan tertentu karena penulisan di buku harian berfungsi untuk mendeskripsikan transaksi sesuai keinginan administrator atau bagian keuangan UMKM. Beberapa informasi penting yang seharusnya dicantumkan adalah: a. Tanggal transaksi b. Penghitungan nilai transaksi (pengukuran) c. Narasi (deskripsi) transaksi d. Referensi bukti transaksi. Bentuk atau format buku harian juga diserahkan kepada UMKM. Dalam menuliskan transaksi di buku harian, hasil analisis transaksi belum digunakan. Sekali lagi, penulisan di buku harian ini sebenarnya lebih berfungsi untuk pendokumentasian dan pendeskripsian transaksi dengan gaya bebas UMKM. 06. PENCATATAN TRANSAKSI: PENJURNALAN Setelah penyiapan transaksi diselesaikan maka UMKM melanjutkan kegiatan dengan melakukan pencatatan transaksi pertama yang disebut penjurnalan. Penjurnalan (journalizing) adalah meringkas transaksi secara urut waktu (kronologis). Di akuntansi, penjurnalan disebut juga pencatatan pertama (the original entry). Penjurnalan atau peringkasan transaksi harus tetap mencantumkan informasi-informasi penting transaksi yang bermanfaat untuk proses akuntansi. Jenis informasi yang harus terekam di penjurnalan bergantung pada kebutuhan UMKM. Sebagai contoh, UMKM yang membayar honorarium berdasar jumlah penjualan (sales) yang dihasilkan tenaga pemasaran maka akan membutuhkan informasi tentang karyawan-karyawan yang terlibat di setiap transaksi penjualan, tidak semata hanya nilai transaksi dari penjualan tersebut. Hasil penjurnalan yang baik menjadikan UMKM dapat mengetahui besaran dan jenis-jenis transaksi yang terjadi dengan mudah. Penjurnalan yang baik juga memungkinkan transaksi dapat direkam secara efisien tanpa harus kehilangan AsgardChapter 62

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan informasi penting tentang transaksi UMKM. Berikut ini beberapa topik penting di fungsi penjurnalan. A. Informasi Pokok Di Penjurnalan Informasi pokok suatu transaksi yang lazim dicantumkan di penjurnalan: 1. Tanggal transaksi; bermanfaat untuk menunjukkan perioda terjadinya transaksi. Informasi ini penting karena akuntansi menganut konsep periodisasi sehingga perlu ada penentuan perioda yang jelas tentang keterjadian setiap transaksi. 2. Akun-akun yang berubah; menunjukkan akun-akun yang terpengaruh akibat terjadinya suatu transaksi. Informasi ini penting karena output akuntansi adalah informasi keuangan yang disajikan berbasis akun. 3. Nilai rupiah transaksi; menunjukkan besarnya perubahan yang disajikan dalam satuan moneter. Informasi ini penting karena akuntansi menyajikan informasi dalam satuan moneter. 4. Deskripsi singkat transaksi dan kode akun; membantu memberi informasi tambahan yang dianggap penting, dan meminimalkan kesalahan. Berbagai informasi lainnya dapat dicantumkan dipenjurnalan sepanjang informasi tersebut dibutuhkan UMKM. B. Buku Jurnal Media pencatatan penjurnalan disebut buku jurnal (Baridwan, 2005). Terdapat dua (2) macam buku jurnal, yaitu buku jurnal umum (general journal) dan buku jurnal khusus (special journal). Usaha Mikro dan Kecil lazimnya menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 (satu) jenis buku jurnal yang menampung semua jenis transaksi yang terjadi di UMK. Salah satu bentuk buku jurnal umum yang lazim digunakan tersaji di Peraga 5.3. Peraga 5.3: Format Buku Jurnal Umum Tgl Nama Akun dan Deskripsi Singkat Debet (Rupiah) Kredit (Rupiah) Total AsgardChapter 63

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Usaha Menengah lazimnya menggunakan buku jurnal khusus. Setiap buku jurnal khusus menampung satu jenis transaksi tertentu. Salah satu buku jurnal, yaitu buku jurnal umum, digunakan untuk menampung berbagai jenis transaksi yang jarang terjadi dan tidak dapat ditampung di buku jurnal khusus yang telah disediakan. Dengan demikian, buku jurnal khusus lazimnya terdiri dari: 1. Buku jurnal Penjualan Kredit 2. Buku jurnal Pembelian Kredit 3. Buku jurnal Penerimaan Kas 4. Buku jurnal Pengeluaran Kas 5. Buku jurnal Umum C. Langkah-Langkah Penjurnalan Berikut ini langkah-langkah penjurnalan menggunakan buku jurnal umum: 1. Tulislah tanggal transaksi di kolom Tanggal. 2. Lakukan analisis transaksi, dan tentukan akun-akun yang di debet dan yang di kredit. 3. Tulislah nama akun-akun yang di debet ke kolom Nama Akun. 4. Di bawah akun-akun yang di debet, tulislah akun-akun yang di kredit. Akun yang di kredit ditulis menjorok ke dalam di banding akun yang di debet. 5. Dalam tanda kurung, tulislah deskripsi singkat di bawah akun-akun 6. Tulislah nilai rupiah untuk masing-masing akun ke salah satu kolom Debet atau Kredit sesuai dengan akunnya. Akun yang di debet maka penulisan nilai rupiah di kolom Debet, dan akun yang di kredit maka penulisan nilai rupiah di kolom Kredit. 7. Pastikan bahwa total nilai rupiah sisi debet sama dengan total nilai rupiah sisi kredit. 07. PENCATATAN TRANSAKSI: PEMINDAHBUKUAN Pencatatan akuntansi setelah penjurnalan adalah pemindahbukuan. Pemindahbukuan (posting) adalah memindahkan akun-akun yang tercantum di buku jurnal ke akun-akun yang sama di buku besar. Kapankah pemindahbukuan seharusnya dilakukan? Pemindahbukuan dapat dilakukan secara periodik, misalnya per akhir hari/minggu/bulan, ataupun seketika pada saat penjurnalan transaksi AsgardChapter 64

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan diselesaikan. Informasi penting yang ada di buku jurnal lazimnya juga disertakan dalam pemindahbukuan tersebut. Informasi yang dicantumkan di akun terkait dengan fungsi pemindahbukuan lazimnya meliputi: a. Tanggal transaksi, b. Deskripsi singkat, c. Nilai moneter. d. Posisi nilai moneter: Debet atau Kredit Berikut ini dibahas beberapa topik penting terkait dengan pemindahbukuan. A. APA ITU BUKU BESAR? Per definisi, pemindahbukuan adalah memindahkan akun-akun di buku jurnal ke akun-akun yang sesuai di buku besar. Dengan demikian, buku besar (ledger) tentulah suatu media pencatatan (buku) yang berisi akun-akun. Berbeda dari buku jurnal yang berisi kumpulan ringkasan transaksi, buku besar berisi kumpulan akun dimana setiap akun memuat semua perubahan yang terjadi di akun tersebut. Buku besar menjadikan UMKM dapat mengetahui perubahan setiap akun, dan mengetahui saldo (selisih penjumlahan sisi debet dan kredit) keuangan per akun setiap saat. B. Jenis-Jenis Buku Besar Terdapat dua (2) jenis buku besar, yaitu: a. Buku besar utama (general ledger); berisi kumpulan akun-akun yang tercantum di laporan keuangan. Nama akun yang ada di buku besar sesuai dengan nama akun yang tercantum di buku jurnal. b. Buku besar pembantu (subsidiary ledger); berisi kumpulan akun yang merupakan rincian/uraian dari salah satu akun yang ada di buku besar utama. Misalnya, akun Piutang usaha di buku besar utama mempunyai buku besar pembantu yang terdiri dari akun Tuan SALAM, akun Usaha dagang (UD.). JUNJUNG ETIKA, dsb. Akun-akun di buku besar utama yang mempunyai buku besar pembantu disebut akun kendali (control accounts). Saldo akun kendali harus sama dengan total saldo akun-akun di buku besar pembantu untuk akun tersebut. AsgardChapter 65

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Peraga 5.4: Jenis dan Hubungan Akun-akun di Buku Besar Akun kendali Laporan Keuangan Buku besar utama Piutang usaha Utang usaha Akun-akun di Buku Besar Utama Akun X Tuan IMAN CV. Jujur PT. YYY Akun-akun di Buku Besar Pembantu Buku besar pembantu C. Hubungan Buku Besar Dan Akun Per definisi, buku besar berisi kumpulan akun-akun. Menggunakan akun format T maka sebuah buku besar utama dan buku besar pembantu dapat diilustrasikan sebagaimana tersaji di Peraga 5.5 berikut ini. Peraga 5.5: Contoh Buku Besar Utama dan Buku Besar Pembantu Buku Besar Utama Buku Besar Pembantu Kas Piutang Usaha Toko ALIM Masitha, Ny Utang Usaha Modal Saham PT. SALAM Ikhlas, Tn. Laba Ditahan Pendapatan Konsultasi UD. MAKMUR HATI PT. AMAL Biaya Utilitas Akun X CV. RIDHA Pelanggan A AsgardChapter 66

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan D. Akun Format T (T-Account) Bentuk akun dapat dirancang-bangun sesuai kebutuhan UMKM. Terdapat 4 (empat) format akun yang lazim digunakan (Rahmanti, 2004), yaitu: 1. Format T 2. Format saldo berjalan 3. Format saldo debet-kredit 4. Format skontro Format akun yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran akuntansi adalah akun format T dan format akun saldo berjalan. Peraga 5.6: Contoh Akun Format T KAS Tgl Deskripsi Jumlah Tgl Deskripsi Jumlah 01/01 Penyetoranmodal 4.500.000 04/01 Biaya gaji 1.000.000 E. Pencatatan Di Buku Besar Pembantu Buku besar pembantu berfungsi untuk menyajikan informasi lebih detail yang menjelaskan pencatatan di buku besar utama. Di samping itu, penggunaan buku besar pembantu juga berfungsi sebagai alat pengendalian atas keakuratan pencatatatan di buku besar utama. Terdapat 2 metoda pencatatan di buku besar pembantu yang lazim, yaitu: 1. Metoda tinta dan pena (pen & ink bookkeeping); pencatatan ke buku besar pembantu langsung dari bukti transaksi 2. Metoda tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping); bukti transaksi diarsip dan difungsikan sebagai buku besar pembantu. Peraga 5.7 dan 5.8 menggambarkan perbedaan diantara kedua metoda pencatatan di atas. AsgardChapter 67

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Peraga 5.7: Pencatatan ke Buku Pembantu Metoda Tinta & Pena Penjurnalan Pemindahbukuan ke buku besar utama Bukti transaksi Rekonsiliasi Penyusunan laporan keuangan Pemindahbukuan ke buku besar pembantu Peraga 5.8: Pencatatan ke Buku Pembantu Metoda Tanpa Buku Pembantu Penjurnalan Pemindahbukuan ke buku besar utama Bukti transaksi A Rekonsiliasi Penyusunan laporan keuangan Bukti transaksi diarsip berbasis alphabet F. Langkah-Langkah Pemindahbukuan Meskipun yang dipindahkan dari buku jurnal ke buku besar berupa akun-akun, tetapi pemindahbukuan harus dilakukan per transaksi. Urutan langkah pemindahbukuan sebagai berikut: 1. Perhatikan nama akun yang di debet di buku jurnal. 2. Carilah nama akun yang sesuai di buku besar utama 3. Tulislah tanggal, deskripsi singkat, dan nilai rupiah di akun buku besar utama sesuai dengan yang tercantum di buku jurnal. Ingat, informasi tersebut ditulis di sisi Debet. 4. Jika ada akun yang di debet lagi, lakukan langkah no. 2 dan 3 hingga semua akun yang di debet sudah dipindahkan ke akun-akun yang sesuai di buku besar utama. Jika belum tersedia, buatlah akun baru di buku besar utama sesuai nama akun yang ada di jurnal. AsgardChapter 68

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan 5. Perhatikan nama akun yang di kredit di buku jurnal. 6. Carilah nama akun yang sesuai di buku besar utama 7. Tulislah tanggal, deskripsi singkat, dan nilai rupiah di akun buku besar utama sesuai dengan yang tercantum di buku jurnal. Ingat, informasi tersebut ditulis di sisi kredit. 8. Jika ada akun yang di kredit lagi, lakukan no. 6 dan 7 hingga semua akun yang di kredit sudah dipindahkan ke akun-akun yang sesuai di buku besar utama. Jika belum tersedia, buatlah akun baru di buku besar utama sesuai nama akun yang ada di buku jurnal. 08. APLIKASI PENJURNALAN DAN PEMINDAHBUKUAN Berikut ini penjurnalan dan pencatatan transaksi di UMKM GIATKERJA yang didirikan tanggal 01 Januari 2008. PT.IBADAHKITA bergerak dibidang penyediaan jasa pembelajaran akuntansi. Transaksi 01 Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 01/01 Kas Rp10.000.000 Modal Rp10.000.000 (Setoran modal) Debet KAS MODAL Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 01 Modal 10.000.000 01 Tunai 10.000.000 Transaksi 02 Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : AsgardChapter 69

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 02/01 Peralatan kantor Rp5.000.000 Modal Rp5.000.000 (Setoran modal) Debet PERALATAN KANTOR MODAL Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 02 Modal 5.000.000 02 Perltan kntr 5.000.000 Transaksi 03 Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai Rp1.000.000 tunai. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 03/01 Bahan habis pakai Rp1.000.000 Kas Rp1.000.000 (Pembelian bahan habis pakai, tunai) Debet BAHAN HABIS PAKAI KAS Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 03 Tunai 1.000.000 03 Bhn habis pk 1.000.000 Transaksi 04 Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 04/01 Peralatan kantor Rp4.000.000 Utang usaha Rp4.000.000 (Pembelian kredit peralatan kantor) Debet PERALATAN KANTOR UTANG USAHA Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 04 Kredit 4.000.000 04 Perltn kantor 4.000.000 AsgardChapter 70

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Transaksi 05 Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 15/01 Utang usaha Rp4.000.000 Kas Rp4.000.000 (Pelunasan utang) Debet UTANG USAHA KAS Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 15 Pelunasan 4.000.000 15 Perltn kantor 4.000.000 Transaksi 06 Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan senilai Rp1.500.000. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 16/01 Biaya gaji Rp1.500.000 Kas Rp1.500.000 (Biaya honorarium tunai) Debet BIAYA GAJI KAS Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 16 Tunai 1.500.000 16 Biaya gaji 1.500.000 Transaksi 07 Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar UMKM GIATKERJA adalah Rp100.000. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : AsgardChapter 71

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 17/01 Biaya Listrik Rp100.000 Utang biaya listrik Rp100.000 (Biaya listrik yang terutang) Debet BIAYA LISTRIK UTANG BIAYA LISTRIK Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 17 Terutang 100.000 17 Biaya utilitas 100.000 Transaksi 08 Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 18/01 Piutang usaha Rp3.000.000 Pendapatan usaha Rp3.000.000 (Pemerolehan pendapatan kredit) Debet PIUTANG USAHA PENDAPATAN USAHA Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 18 Pendapatan 3.000.000 18 Piutang 3.000.000 Transaksi 09 Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai kepada Ibu Amanah senilai Rp500.000 untuk kepentingan pribadi. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 19/01 Pribadi Rp500.000 Kas Rp500.000 (Pengambilan oleh pemilik) Debet DIVIDEN KAS Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 19 Tunai 500.000 19 Dividen 500.000 AsgardChapter 72

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan Transaksi 10 Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan dari transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari. Ditanya : Bagaimanakah penjurnalan dan pemindahbukuan yang diperlukan? Jawaban : Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debet Kredit 20/01 Kas Rp3.000.000 Piutang usaha Rp3.000.000 (Pelunasan piutang) Debet KAS PIUTANG USAHA Kredit Tgl Jan Deskripsi Debet Tgl Jan Deskripsi Kredit 20 Piutang 3.000.000 20 Pelunasan 3.000.000 Pencatatan (meliputi penjurnalan dan pemindahbukuan) akuntansi ini sering dianalogikan dengan jantung dalam sistem tubuh manusia. Artinya, penjurnalan dan pemindahbukuan merupakan fungsi utama dan spesifik yang hanya terdapat di akuntansi. Apakah berarti pula fungsi penjurnalan dan pemindahbukuan memberi informasi penting bagi UMKM? Hal tersebut akan dibahas di Bab 9 tentang Ragam Informasi Akuntansi untuk UMKM. Sebagaimana namanya, tahap-tahap yang dibahas di atas akan dilakukan selama perioda berjalan akuntansi, misalnya tanggal 2 Januari 2009 sampai dengan 30 Desember 2009. AsgardChapter 73

BAB 05 Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan PENERBIT BUKU AKUNTANSI Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa (+) LKS) Akuntansi Dasar (+) E-book Akuntansi SMK (Kelas X) Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah (Edisi 2) Akuntansi di Perusahaan Dagang (+) LKS) Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi Untuk Pemesanan Hubungi: Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202 AsgardChapter 74

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda BAB 06 SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA ABSTRAK Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan (financial statements) UMKM. Aktivitas di siklus akuntansi akhir perioda dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu aktivitas pencatatan transaksi (recording) dan aktivitas penyusunan laporan keuangan (financial reporting). Aktivitas pencatatan yang krusial dan penting di siklus akuntansi pada akhir perioda adalah terkait dengan pencatatan penyesuai (adjusting entries), termasuk pencatatan pengoreksi (correcting entries) yang dimaksudkan agar informasi akuntansi mengikuti PABU, dan pencatatan penutup (closing entries) yang dimaksudkan untuk menutup akunakun nominal dan memindahkan laba/rugi ke ekuitas. Sementara itu, aktivitas penyusunan informasi keuangan yang penting adalah penyusunan laporan keuangan (financial statements). Laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan lazimnya terdiri dari 4 macam, yaitu laporan laba/rugi (income statements), laporan perubahan ekuitas (statements of equity changes), laporan posisi keuangan atau neraca (balance sheets), dan laporan arus kas (cash flow statements). Laporan keuangan bermanfaat bagi banyak pengguna, antara lain pemilik, manajer dan karyawan, kreditor, pemerintah, pelanggan dan masyarakat. AsgardChapter 75

BAB 06 Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda 01. SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA Pada akhir perioda UMKM menyusun laporan keuangan sebagai bagian dari evaluasi dan pertanggungjawaban atas operasi UMKM. Siklus akuntansi akhir perioda terutama dimaksudkan untuk menyusun laporan keuangan. Siklus akuntansi akhir perioda dirancang secara sistematis agar laporan keuangan dapat disusun secara efektif, efisien, dan sesuai dengan PABU. Pada dasarnya, siklus akuntansi akhir perioda terdiri dari 7 kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) fungsi, yaitu: a. Fungsi pencatatan, dan b. Fungsi penyusunan informasi keuangan Peraga 6.1: Siklus Akuntansi Akhir Perioda 5. Penyusunan Laporan Keuangan 7.1. Penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian 7.2. Pencatatan penyesuai (termasuk pencatatan pengoreksi) 7.3. Penyusunan daftar saldo setelah penyesuaian 7.4. Penyusunan laporan laba/rugi 7.5. Pencatatan penutup 7.6. Penyusunan laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas 7.7. Pencatatan pembalik AsgardChapter 76