BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

Analisa Tata Letak Pabrik dan Perhitungan Waktu Baku Pabrik Helmet

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006/2007

BAB 1 PENDAHULUAN. pada cara pembuatan produknya, khususnya produk yang dimaksudkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Bab VI Kesimpulan dan Saran

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diketahui bersama, kondisi saat ini yang terjadi semakin padatnya sepeda

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III Proses Pembuatan Helm

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB II METODE PERANCANGAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jadi, yang dimana persediaan ini tentu saja sangatlah perlu untuk selalu. kapasitas produksi yang ditetapkan.

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Barang yang disimpan di gudang dapat berupa bahan baku, bahan

USULAN PENGURANGAN BIAYA TENAGA KERJA PRODUKSI DENGAN PEMILIHAN SISTEM KERJA ATAU PENAMBAHAN TENAGA KERJA DI PD. MAXSHOI HELMET

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

Studi Kasus. Tabel 1. Data Penjualan Periode. Penjualan Periode (Unit) Penjualan. (Unit)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Bab 1 Pendahuluan. Negara Indonesia adalah negara berkembang pada era tahun 1990-an, yang

Pembahasan Materi #10

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB IV PROSES PRODUKSI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu benda). Benda atau komponen baku akan diolah, dirakit menjadi suatu barang yang bermanfaat. Oleh karena itu gerakan tangan operator harus cekatan agar dapat mengurangi waktu yang mengganggur sehingga diperoleh waktu standar yang baik agar hasil pekerjaan menjadi optimal dan berkualitas. Pengaturan gerakan tangan dalam sistem perakitan akan dapat meningkatkan efisiensi. Pengaturan area kerja yang baik disertai peletakkan komponen yang akan digunakan dengan posisi benar (mudah dijangkau operator/pekerja) akan memudahkan gerakan tangan tanpa perlu ada tangan yang menunggu. Disamping itu juga dipengaruhi akan faktor fisik lingkungan akan dapat meningkatkan standarisasi kerja yang dihasilkan. Dalam hal ini performans kerja manusia merupakan faktor utama yang menentukan usaha peningkatan hasil kerja. Pengalaman masa lampau telah membuktikan bahwa banyak konsep tentang sistem produksi yang lebih menitik-beratkan pada faktorfaktor komponen perangkat keras seperti mesin, material dan hanya sedikit sekali pemikiran yang diberikan terhadap komponen manusia (operator) seperti : Apa yang seharusnya operator lakukan, bagaimana seharusnya operator melaksanakan pekerjaan tersebut, dimana seharusnya kegiatan kerja diselenggarakan. Apa, bagaimana, dimana

pekerjaan akan diselenggarakan akan merujuk pada konsep pemilihan alternatif metode kerja yang efektif, efisien dan pengaturan lingkungan fisik kerja yang layak. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan produkitivitas merakit helm dengan menggunakan gerakan hand motion sehingga dapat lebih memahami dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari selama ini dan dapat merancang suatu sistem kerja yang lebih baik dalam dunia manufacturing khususnya dalam merakit helm. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah. Pada penelitian ini dibahas mengenai bagaimana merancang atau membuat gerakan-gerakan tangan yang efektif yang didukung dengan perancangan tata letak fasiltas pada stasiun kerja dalam merakit helm. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah kurang optimalnya performans operator dimana para operator tersebut bekerja dengan tidak memperdulikan gerakan tangan kiri dan tangan kanan khususnya pada lini perakitan yang dapat dilihat dengan banyaknya penumpukan barang dalam proses pada lini perakitan dan juga pengaturan tata letak fasilitas dari komponen yang tidak diperhatikan. Disini semua komponen ditaruh di lantai dan para operator/pekerja juga duduk di sebuah bangku kecil. Stasiun kerjanya yang ada sangat tidak teratur karena semua komponen tergeletak bercampur dan mengelilingi pekerja. Sehingga pada penelitian ini akan dirancang sebuah gerakan-gerakan tangan yang efektif yang disesuaikan dengan gerakan-gerakan therbligs yang didukung dengan pengaturan stasiun kerja yang baik, rapi dan nyaman bagi pekerja sewaktu merakit helm sehingga dapat meningkatkan hasil produksi lebih banyak lagi. Dengan stasiun kerja yang rapi akan membuat area stasiun kerja terasa lebih luas dan rapi, selain itu juga akan membantu

pekerja untuk lebih leluasa bergerak dan dapat bernapas lebih nyaman (tidak mencium bau karet&lem terus-menerus). Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk mengekonomikasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. 1.3 Ruang Lingkup Pada penelitian ini masalah yang dibahas adalah tentang merancang gerakangerakan tangan yang efektif dalam merakit helm yang berlandaskan gerakan-gerakan therbligs dan pengaturan peletakan komponen yang disesuaikan dengan gerakan-gerakan tangan yang efektif sehingga dapat menunjang kinerja seseorang dalam merakit helm sehingga penelitian hanya dilakukan dalam bagian perakitan dalam satu (1) lini untuk mewakili semua yang ada, dimana pada bagian perakitan ini terdapat lima (5) work station yang memiliki letak komponen yang tidak jauh berbeda. Penelitan dengan menggunakan Hand Motion ini dilakukan pada bagian perakitan dikarenakan pada bagian ini semua pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tangan lebih banyak dibanding dengan bagian lain dan bagian perakitan ini bisa dibilang inti dari proses produksi pada Vitara Helmet karena pada bagian ini semua komponen digabungkan menjadi barang jadi. Pada saat merakit helm tersebut, pekerja harus mengambil batok helm, tali karet, batok styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa, spon busa, dan tali helm dari beberapa stasiun kerja. Pengamatan untuk menentukan gerakan-gerakan perakitan helm pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung pada operator yang sedang bekerja dengan tidak memakai kamera.

Area kerja yang tertata rapi akan mempermudah orang tersebut pada saat mengambil barang yang diinginkan untuk mempercepat proses perakitan helm. Sedangkan penempatan fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan dalam merakit helm juga akan menentukan keleluasaan bergerak dari pekerja. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan urutan atau gerakan tangan kanan dan tangan kiri yang paling efektif dan efisien dalam setiap proses pengerjaan helm khususnya pada bagian perakitan. 2. Menganalisa dan memperbaiki tata letak dalam stasiun kerja dan memberikan usulan perbaikan atas peralatan dan lingkungan kerja yang sesuai untuk melakukan pekerjaan khususnya pada bagian perakitan. 3. Mengetahui faktor-faktor yang berperan penting dalam peningkatan performans kerja yang dilakukan oleh operator dalam proses perakitan. Manfaat dilakukannya penelitian adalah: 1. Memberikan pemahaman kepada manajemen tentang pentingnya analisa sistem kerja dalam pembuatan helm. 2. Memberikan pemahaman dan pemanfaatan kepada para pekerja tentang cara pengukuran waktu baku dan pergerakan tangan yang efektif yang harus dilakukan dalam membuat helm. 3. Para pekerja diharapkan mampu menganalisa suatu gerakan dalam perakitan helm yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

4. Para pekerja diharapkan mampu membuat metode kerja atau gerakan tangan yang lebih baik yang telah disesuaikan dengan stasiun kerja dan fasilitas-fasilitas pendukung yang disediakan maupun dengan pekerja itu sendiri. 5. Membuat para pekerja dapat melatih kemampuan menggunakan hand motion dalam merakit helm sehingga tercipta sistem kerja yang lebih efektif dan efisien. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan Pabrik Vitara Helmet ini berdiri pada tahun 1996 dan berlokasi di jalan Prepedan No.28, Kawasan industri, Cengkareng. Pabrik Vitara Helmet ini merupakan pabrik yang memproduksi helm dalam skala yang cukup besar. Pada awalnya pabrik Vitara Helmet ini hanya berupa pabrik kecil yang hanya memproduksi beberapa helm yang bisa dibilang sangat mudah atau tidak rumit dalam pembuatannya. Tetapi, sekarang ini pabrik Vitara Helmet mampu memproduksi berbagai jenis pesanan helm yang diinginkan oleh pelanggan, dari helm yang berukuran untuk anak-anak sampai dengan dewasa dan berbagai jenis motif atau model helm, baik helm yang biasa sampai pada helm yang digunakan untuk olahraga balap dan otomotif. Pabrik ini juga dapat memproduksi helm yang digunakan untuk para pekerja pada bagian konstruksi atau bangungan bahkan pertambangan dan yang lainnya. Pada masa-masa awal berdirinya, pabrik Vitara Helmet hanya menggunakan peralatan-peralatan biasa seperti amplas, 1 unit bor tangan, 1 unit sprayer dan 1 unit mesin jahit. Tetapi sekarang pabrik ini telah memiliki jumlah mesin sebagai berikut : 2 unit mesin serut

4 unit sprayer 5 unit mesin bor 6 unit mesin jahit Pada masa-masa awal didirikan, pabrik Vitara Helmet ini hanya memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang. Tetapi pada saat ini pabrik Vitara helmet mempunyai tenaga kerja berjumlah 68 orang dimana pembagiannya adalah : 3 orang kepala bagian. 1 orang sekretaris. 25 orang bagian perakitan. 12 orang bagian pengecatan. 6 orang bagian packing atau pengepakan. 6 orang bagian penjahitan. 9 orang bagian pemindahan. 2 orang bagian pergudangan. 4 orang bagian pengiriman. Visi Perusahaan Visi pabrik Vitara Helmet, adalah : 1 Peningkatan pertumbuhan dengan pencapaian target penjualan 2 Selalu berusaha memberikan produk yang lebih baik dari waktu ke waktu dalam segala aspek. 3 Berusaha memberikan pelayanan pada pelanggan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

4 Mengembangkan dan memperluas bidang usaha Vitara Helmet yang lebih baik dari sebelumnya. Misi Perusahaan Misi Pabrik Vitara Helmet, adalah meningkatkan kualitas ke segala aspek dan memberikan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan secara terus-menerus, yang dilakukan dengan cara : 1 Selalu melakukan inovasi secara terus menerus. 2 Efisiensi operasi, penghematan disegala bidang dan peningkatan perusahaan. 3 Melatih sumber daya manusia Vitara Helmet yang terampil dan dinamis. Tujuan Perusahaan a. Mendirikan dan mengoperasikan perusahaan untuk memproduksi berbagai jenis helm. b. Melakukan pemasaran dan penjualan produk-produk helm di dalam dan di luar wilayah Jakarta berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. c. Melakukan pembelian lokal dan impor mesin, peralatan, suku cadang, dan bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk-produk tersebut. Kebijakan Mutu Perusahaan

Kebijakan Mutu yang diterapkan oleh pabrik Vitara Helmet adalah : Pencapaian kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk, ketepatan waktu pengiriman dan pelayanan secara terus-menerus. Struktur Organisasi Perusahaan Pada struktur orgainisasi ini pabrik dipimpin oleh seorang manger yang dimana merrupakan pemilik sendiri pabrik tersebut yang dibantu oleh seorang sekretaris dan membawahi semua kepala bagian dari setiap bagian. Sumber Data Gambar : Hasil Observasi Gambar 1.1 Struktur Organisasi pada Pabrik Vitara Helmet Deskripsi Kerja (Job Description) Deskripsi kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Pemilik pabrik

Tanggung jawab : Memimpin jalannya perusahaan secara keseluruhan Mengawasi jalannya proses produksi Mengawasi jalannya administrasi perusahaan Meningkatkan penjualan pabrik dengan menetapkan strategi-strategi tertentu. Mengambil keputusan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan 2. Sekretaris Tanggung jawab: Mengumpulkan dan mengarsipkan dokumen dokumen dan hasil rapat. Menyusun janji-janji yang datang dari pihak dalam maupun luar. Mengurus surat-surat yang akan dikeluarkan dan yang masuk pabrik. Mencatat dan mengatur jadwal kegiatan dari atasannya. 3. Kepala bagian pemasaran atau pengiriman Tanggung jawab : Memasarkan dan menyebar-luaskan produk Meningkatkan penjualan dari pelanggan baik peningkatan yang berasal dari pelanggan tetap maupun dari pelanggan baru Meningkatkan image produk maupun perusahaan atau pabrik Melayani keluhan dari konsumen 4. Kepala bagian produksi Tanggung jawab : Menentukan jumlah bahan baku yang diperlukan Memeriksa dan menjaga kualitas dari produk

Melakukan pengawasan terhadap operasional produksi 5. Kepala bagian gudang Tanggung jawab : Mengontrol jumlah bahan baku digudang Memeriksa kualitas bahan baku dari pemasok Mengontrol maintenance (perawatan) bahan baku yang ada digudang. Proses Produksi

Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data Gambar 1.2 Operation Process Chart produk helm proses produksi yang digunakan oleh pabrik vitara helmet menggunakan proses repetitive karena: Volume atau output yang dihasilkan dalam jumlah besar. Proses produksi berlangsung secara berulang-ulang dan serupa. Proses produksi tidak berjalan terus-menerus (24 jam). Tata letak fasilitas yang digunakan berdasarkan aliran produk.

Proses Produksi pembuatan helm yang dilakukan di pabrik Vitara Helmet ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 proses dimulai dari proses pengolahan bahan baku (yang termasuk didalamnya adalah proses penyerutan, pengamplasan, proses pendempulan, proses pengecatan, proses pernis, proses pengeringan), yang kedua proses penjahitan busa dan kain, yang ketiga proses perakitan dan diakhiri dengan proses pengepakan atau packing. Proses Pengolahan Bahan Baku Bahan baku yang diperlukan pada proses ini yaitu batok helm, cat dan cairan dempul dan beberapa bahan tambahan seperti amplas. Batok helm yang dibeli dari pemasok tidak berupa batok yang siap pakai atau siap dicat dan dirakit melainkan batok yang bisa dibilang barang setengah jadi sehingga perlu melalui beberapa proses penting supaya batok tersebut siap dicat dan dirakit. Pertama-tama batok helm ini mengalami proses penyerutan untuk menghilangkan bagian sambungan dari pada batok helm dan jika pada batok helm tersebut terdapat beberapa goresan karena hasil penyerutan maka batok helm tersebut perlu sedikit diamplas untuk menghilangkan goresan tersebut. Setelah diamplas batok helm tersebut didempul agar permukaan helm lebih halus dan pada saat dicat tidak terdapat goresan yang dapat merusak tekstur helm tersebut. Setelah didempul batok helm tersebut didiamkan sebentar supaya hasil proses pendempulan lebih maksimal. Kemudian helm mengalami proses pengecatan. Pada proses pengecatan ini tidak semua jenis helm mengalami proses yang sama karena ada beberapa jenis pesanan yang menginginkan warna khusus contohnya orange,

yang memerlukan beberapa kali pengecatan warna agar dapat dicapai warna akhir yang diinginkan. Tetapi untuk warna-warna seperti merah, hitam hanya memerlukan sekali pengecatan warna bahkan untuk setiap warna memiliki pengecatan warna dasar yang berbeda. Pada proses pengecatan helm, pertama kali batok helm yang telah didempul mengalami pengecatan warna dasar, biasanya yang paling banyak dipakai adalah warna abu-abu. Pengecatan dasar ini diperlukan untuk menunjang pengecatan warna agar warna akhir helm yang dihasilkan lebih maksimal. Kemudian setelah batok helm dicat dasar, batok helm didiamkan sebentar untuk proses pengeringan. Hal ini diperlukan agar warna dasar yang masih basah tidak bercampur dengan warna yang asli. Pada proses ini waktu pengeringan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak karena bahan baku cat yang dipakai dicampur dengan bahan thinner yang lebih banyak dari proses pengecatan lainnya. Pada proses pengeringan yang pertama ini, batok helm juga mengalami inspeksi atau pemeriksaan sehingga batok helm yang memiliki proses pengecatan yang kurang baik perlu mengalami proses pengecatan dasar ulang. Batok helm yang telah mengalami proses pengeringan dibawa kembali kebagian pengecatan untuk mengalami proses pengecatan warna. Proses pengecatan ini merupakan bagian yang cukup sulit karena memerlukan ketelitian dan keahlian khusus agar tekstur warna yang dihasilkan benarbenar merata sehingga pada proses pengecatan warna ini diperlukan operator yang telah berpengalaman. Batok helm yang telah dicat warna harus didiamkan kembali pada rak untuk mengalami proses pengeringan yang kedua kali sebelum batok helm itu mengalami proses finishing dengan menggunakan pernis. Proses pengeringan yang kedua

mempunyai waktu yang lebih lama daripada proses pengeringan yang pertama karena pada proses pengeringan yang kedua ini juga sangat penting karena ini menyangkut kepuasan pelanggan terhadap warna yang diinginkan. Pada proses pengeringan yang kedua ini juga dilakukan pemeriksaan sehingga batok helm yang mengalami pengecatan yang kurang baik dikembalikan kebagian pengecatan untuk mengalami proses pengecatan warna ulang. Setelah mengalami proses pengeringan yang kedua, batok helm kemudian mengalami proses finishing yaitu dengan pemberian pernis pada akhir pengecatan. Proses ini dilakukan agar tekstur warna yang dihasilkan lebih menarik karena dengan adanya pemberian pernis ini warna yang dihasilkan lebih mengkilap sehingga lebih enak untuk dipandang. Setelah dipernis, batok helm juga mengalami proses pengeringan yang ketiga yang dimana proses pengeringan ini merupakan proses pengeringan yang paling lama dibandingkan dengan proses pengeringan yang lain. Hal ini dikarenakan bahan pernis ini tidak mengandung bahan thinner yang dapat membuat proses pengeringan lebih cepat daripada biasanya. Selain itu proses pengeringan ini lebih lama juga dimaksudkan supaya hasil akhir yang diinginkan lebih maksimal dan tidak menimbulkan cacat pada permukaan helm jika mengalami proses selanjutnya yaitu perakitan. Pada proses pengeringan ini juga dilakukan inspeksi atau pemeriksaan pada setiap helm sehingga batok helm yang mengalami proses finishing yang kurang baik dikembalikan kebagian finishing untuk mengalami proses finishing ulang. Semua proses pengolahan bahan baku yang dilakukan mulai dari proses penyerutan sampai dengan proses finishing dan pengeringan yang terakhir, hanya dilakukan pada bagian permukaan batok helm saja sedangkan pada bagian batok helm

tidak mengalami proses apapun. Batok helm yang telah mengalami semua proses dalam proses pengolahan bahan baku yang dimulai dari proses penyerutan sampai pada proses finishing, akan dikirim kebagian perakitan untuk mengalami proses selanjutnya. Sumber Data Gambar : Hasil Observasi Gambar 1.3 Flowchart proses pengolahan bahan baku Proses Penjahitan Pada proses penjahitan ini terdapat 2 komponen yang dihasilkan yaitu rok busa dan kemudian spon busa yang dijahit dengan kain yang cukup tebal. Masing-masing komponen ini mengalami proses yang berbeda-beda. Bahan baku ini juga dipasok atau dibeli dari pihak luar. Rok busa yang berbentuk rol akan digunting sehingga menjadi bentuk sedemikian rupa yang kemudian akan digabungkan dengan rok busa yang lain yang telah digunting juga dengan dijahit sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Kemudian komponen yang ini akan dikirim kebagian perakitan untuk digunakan sebagai pelapis batok styrofoam yang akan dirakit pada proses perakitan. Komponen yang berupa spon busa yang berbentuk rol juga akan digunting sesuai ukuran yang diinginkan dan kemudian akan dibungkus atau dilapisi dengan kain yang

agak tebal yang kemudian keduanya akan dijahit dijahit sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Komponen ini digunakan untuk penyangga telinga pada helm. Proses Perakitan

Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data Gambar 1.4 Assembly Process Chart helm Pada proses ini semua komponen akan digabung sehingga menjadi helm yang siap pakai. Proses ini harus ditunjang oleh dua proses besar sebelumnya yaitu proses pengolahan bahan baku dan proses penjahitan karena bisa dibilang proses ini tidak akan dapat berjalan jika salah satu atau kedua proses sebelumnya terhambat. Proses perakitan sangat tergantung oleh kedua proses sebelumnya. Semua komponen yang telah dibuat diproses pada proses sebelumnya akan dikirim kebagian proses perakitan.

Dalam proses ini terdapat beberapa komponen utama yang akan dirakit yaitu batok helm dari proses pengolahan bahan baku yang telah mengalami proses-proses seperti penyerutan, pengamplasan, pendempulan, 2 kali pengecetan, finishing dan 3 kali pengeringan. Dan komponen utama yang lainnya adalah batok Styrofoam yang akan digabung atau dirakit dengan rok busa hasil dari proses penjahitan dan spon busa yang dibungkus dengan kain yang cukup tebal yang juga merupakan hasil dari proses penjahitan. Adapun komponen tambahannya seperti tali kain, paku, list karet, pita perekat berwarna hitam dan lem sebagai perekat. Pertama-tama pada proses ini, batok helm yang dikirim dari bagian proses pengolahan bahan baku akan mengalami pengeboran pada masing-masing sisi sampingnya. Setelah dibor, batok helm tersebut akan dipasangi atau dirakit dengan list karet pada sekiling bagian bawah helm tersebut dengan menggunakan lem, kemudian kedua ujung list karet yang telah digunting disatukan dengan penempelan pita perekat berwarna hitam sehingga kedua ujung list karet tersebut tidak kelihatan. Pada bagian perakitan yang lain terdapat juga perakitan batok Styrofoam dengan rok busa dimana pada proses tersebut batok Styrofoam diberikan lem pada bagian yang akan dirakit atau digabung dengan rok busa kemudian setelah pemberian lem disemua sisinya, rok busa ditempelkan pada bagian yang terdapat lem tersebut. Tetapi pada proses ini tidak semua bagian batok Styrofoam diberi lem hanya bagian tempat menempelnya rok busa saja. Pada proses selanjutnya semua komponen yang telah dikerjakan pada proses sebelumnya akan dirakit, dimana komponen yang dirakit adalah batok helm yang telah dibor dan yang telah dipasangi dengan list karet dan yang satunya lagi adalah batok Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa dan kemudian ditambah dengan spon busa

yang telah dibungkus dengan kain yang cukup tebal yang merupakan salah satu komponen hasil dari proses penjahitan. Pada proses perakitan ini pertama-tama batok helm ini akan diberi lem pada bagian-bagian tempat perakitan yaitu tempat untuk merakit batok Styrofoam dan spon busa. Kemudian bagian yang telah diberi lem tersebut dipasang atau dirakit dengan batok Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa yang kemudian disusul dengan perakitan spon busa. Setelah proses perakitan selesai, proses selanjutnya adalah pemasangan tali helm. Dalam hal ini, perakitan yang dilakukan tidak menggunakan lem melainkan menggunakan bahan tambahan yaitu paku. Pada proses ini tali helm diarahkan pada bagian sisi helm yang satunya kemudian dipasang dengan menggunakan paku, begitu juga dengan sisi yang satunya lagi. Jadi pada proses ini dapat disimpulkan bahwa terdapat lima bagian operasi besar yaitu proses pengeboran pada batok helm, proses pemasangan list karet pada batok helm, proses proses perakitan rok busa dengan batok Styrofoam, proses perakitan batok helm dengan batok Styrofoam yang telah dirakit dengan rok busa yang dilanjutkan dengan perakitan spon busa yang telah dibungkus dengan kain, dan yang terakhir adalah proses pemasangan tali helm dengan menggunakan paku. Proses Pengepakan (packaging) Setelah semua proses perakitan selesai, batok helm yang merupakan hasil akhir dari perakitan akan dikirim langsung ke bagian proses pengepakan. Pada proses pengepakan ini, pertama-tama helm akan mengalami pemasangan stiker atau gambar tempel yang dimana gambar tempel tersebut merupakan merek dari Vitara Helmet itu

sendiri. Setelah dipasangi gambar tempel, batok helm tersebut akan dibungkus dengan plastik helm yang telah dipesan dari pemasok luar yang diharapkan bahwa plastik tersebut dapat melindungi helm tersebut dari goresan pada proses pengepakan. Helm yang telah dibungkus dengan plastik akan dimasukkan kedalam kardus (packing box) yang kemudian packing box tersebut direkatkan atau diikatkan dengan pita perekat yang biasanya disebut lakban. dan siap untuk dikirim dan dipasarkan. Jadi pada proses ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 proses yaitu pemasangan stiker, pembungkusan dengan plastik dan yang terakhir semua helm tersebut dimasukkan kedalam kardus atau packing box. Tata Letak Pabrik Pada awal berdiri, pabrik ini hanya mempunyai sebidang tanah yang tidak terlalu besar untuk ukuran sebuah pabrik sehingga pada saat itu perusahaan tidak terlalu mempermasalahkan tentang tata letak pabriknya. Tetapi dengan berkembangnya dan semakin majunya bisnis yang dijalankan karena banyaknya permintaan helm yang disebabkan makin banyaknya pengguna kendaraan bermotor maka pihak pemilik membangun sebuah gedung yang lebih besar yang sebelumnya merupakan tanah persawahan dan perkebunan pemilik, yang kemudian gedung itu dipakai hingga sekarang. Dibawah adalah gambar tata letak fasilitas dari pabrik Vitara Helmet. Berdasarkan dari pengamatan, bentuk tata letak dari perusahaan adalah bentuk tata letak yang mengutamakan produk atau bisa dibilang pengaturan tata letak fasilitasnya

berdasarkan kelompok produk (product layout), hal ini terlihat dari letak bagian proses pengolahan bahan baku, proses penjahitan, proses perakitan, dan terakhir proses pengepakan atau packaging yang terletak terpisah meskipun jaraknya bisa dibilang tidak terlalu jauh, pada semua bagian proses masing-masing yang paling jelas terlihat adalah semua mesin dan peralatan yang digunakan untuk masing-masing proses tersebut berada dalam satu area, meskipun hal ini merupakan dampak dari proses produksi yang memang berkesinambungan, namun hal ini juga mencerminkan bentuk tata letak dari pabrik atau perusahaan tersebut. Gambar 1.5 Denah Pabrik Vitara Helmet Sumber Data Gambar : Hasil Observasi dan Pengolahan Data Dalam hal ini tempat cat dan tempat tali helm dan list karet merupakan storage dari pabrik Vitara Helmet ini. Tempat cat ini juga merupakan tempat untuk meletakkan batok helm yang belum diolah sama sekali jadi batok helm yang datang dan masih ditunda pengerjaannya diletakkan ditempat cat tersebut. Sebenarnya didalam tempat cat

tersebut terdapat beberapa unit material handling seperti trolley dan terdapat 1 jenis forklift tetapi forklift untuk sementara tidak terdapat beroperasi karena terjadi kerusakan. Pabrik ini kurang lebih memiliki luas sekitar 907,06 m² dimana panjang dari pabrik ini adalah 41.8 m dan lebar pabrik ini adalah 21.7 m. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik Vitara Helmet ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu : tempat bagian penjahitan, warehouse, storage yang berupa tempat cat dan tempat list karet, tali helm dan semua bahan baku tambahan lainnya, lantai produksi yang dimana adalah tempat perakitan dan tempat pengepakan (packaging) dan yang terakhir adalah tempat pengecatan yaitu semua batok helm yang belum diolah atau barang setengah jadi diproses ditempat ini untuk menjadi helm yang siap dirakit. Produk Vitara Helmet Sumber Data : Vitara Helmet Gambar 1.6 Produk-produk Vitara Helmet