BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB 3 ANALISA DATA. 3.1 Data Fisik Rumah Sakit Hewan Jakarta

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB III KONSEP PERANCANGAN

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling membutuhkan satu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang


Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

EKSTERIOR SIANG HARI

Transkripsi:

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat, tahan lama dan kuat sangatlah penting. Selain itu faktor sirkulasi udara, pencahayaan, serta akustik juga harus dipertimbangkan. Konsep yang ingin ditonjolkan dalam perancangan ini adalah fasilitas hewan peliharaan yang mengutamakan higienitas, dikarenakan permasalahan inilah yang selalu muncul dalam setiap fasilitas khusus hewan. Tentunya dengan mengandalkan material-material yang mudah dalam dibersihkan, tahan air, gesekkan, api, dan tahan lama menjadi solusi dalam permasalahan perawatan jangka panjang. Material-material berpori pun sudah pasti tidak mungkin untuk digunakan di dalam fasilitas ini, maka itu, material yang akan menonjol dari desain ini adalah material-material berpermukaan keras. Walaupun demikian, bukan berarti suasana ruangan menjadi dingin dan tidak nyaman. Perpaduan motif, warna, pola, dan bentuk dalam perancangan inilah yang akan menciptakan kenyamanan tersendiri. Secara general, konsep yang akan diangkat sebagai tema desain Pet Care Center ini adalah London Pedestrian, dimana mengambil esensi sebuah gaya hidup masyarakat London yang dapat terlihat dan tercerminkan hanya melalui aktifitas sehari-hari mereka dengan melakukan kegiatan berjalan kaki untuk beraktifitas. Gaya hidup inilah yang ingin diangkat oleh penulis untuk menggambarkan perwujudan desain yang tengah diolah oleh Penulis, dimana Pet Care Center didesain tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pecinta hewan peliharaan, namun juga sebagai fasilitas yang mewadahi gaya hidup masyarakat para pecinta hewan peliharaan, dimana kini hewan peliharaan dianggap sebagai 136

sebuah alat untuk mengikuti arus tren yang ada. Belum adanya ide semacam ini yang diwujudkan dalam sebuah fasilitas khusus hewan peliharaan, menjadi poin utama dalam perancangan ini. 4.2 Fasilitas Perawatan dan Karakter Masing-Masing Ruangan Pusat Perawatan khusus hewan peliharaan ini memiliki beberapa fasilitas utama yang sangat dibutuhkan oleh para pemilik anjing untuk dapat memberikan perawatan yang terbaik bagi hewan peliharaannya tersebut. Fasilitas-fasilitas itu antara lain : A. Klinik Dokter hewan pada fasilitas ini bertindak sebagai pemberi konsultasi kesehatan, pemeriksaan, pemberi obat dan vaksin. Untuk penanganan lebih lanjut seperti sakit yang membutuhkan rawat inap dan bedah, akan mendapatkan penanganan khusus dan akan langsung dialihkan pada pihak dokter yang bertanggung jawab di unit yang bersangkutan. Jam praktek dokter terdiri dari 2 shift yaitu shift 1 pada Pk 08.00-12.00 siang, dan shift kedua pada Pk 13.00-17.00. Masing2 shift akan diisi oleh 2 orang dokter hewan. Diluar jam praktek, dokter memiliki kewajiban siaga 24 jam, untuk pelayanan penitipan hewan, yang membutuhkan penanggulangan cepat jika terjadi sesuatu selama dititipkan. Karakter dan Suasana ; Pada area dimana terjadi aktifitas praktek medis, tentu saja kesan bersih, terang, dan luas menjadi hal utama yang akan menjadi poin utama dalam perancangan. Penggunaan material lantai linoleum yang memiliki motif marmer, dapat menjadi pilihan, untuk memberikan kesan elegan pada ruangan. 137

Gambar 4.1 Citra Klinik hewan (sumber : dokumentasi google) Meminimalisasi bentuk sudut pertemuan antara dinding dan lantai juga harus dilakukan guna mempermudah perawatan. Pada area ini, penggunaan furniture pun harus yang mudah dibersihkan. Menghilangkan pilihan material kain atau upholstery pada bangku duduk diganti dengan material stainless steel atau membuat area duduk yang tidak dapat digeser dan dipindahkan dengan finishing keramik berguna menjaga ruangan tetap teratur, mengingat kemungkinan aktifitas hewan di ruangan ini akan cukup lincah. B. Petshop Fasilitas toko yang menjual berbagai suplai produk khusus hewan dari makanan, peralatan, mainan, aksesori, hingga kandang ini merupakan pelengkap fasilitas dari pusat perawatan khusus hewan ini. Karakter dan suasana ; Tentunya sebagai tempat yang menjual suatu produk, penataan dan penampilan toko secara keseluruhan harus dapat menarik minat pengunjung untuk berbelanja di sana, selain harus nyaman, ruangan yang terang, bersih, dan rapih serta penataan produk yang terklasifikasi dengan baik akan mempermudah pengunjung untuk berbelanja. 138

Dominan warna pada ruangan ini adalah putih, dimana akan menimbulkan kesan ruangan yang luas dan terang, sehingga membuat pengunjung nyaman berbelanja dan dapat melihat keseluruhan display dengan baik. Namun pada setiap bagian produk yang berbeda, akan dibedakan dengan warna dinding belakangnya, sehingga membuat ruangan lebih hidup sekaligus mempertegas perbedaan jenis produk yang dijual. Pada area ini. hewan peliharaan diperkenankan untuk masuk selama masih dalam control pemiliknya, maka itu penerapan material lantai dan dinding pun akan memanfaatkan linoleum, namun untuk membuat ruangan lebih menarik, permainan pola lantai dengan pola lingkaran dan ceiling yang dikreasikan dengan treatment naik turun dapat membuat suasana ruangan terasa menyenangkan bagi pengunjung yang berbelanja. Gambar 4.2 Penataan area penjualan yang rapi Dikarenakan toko ini menjual salah satunya adalah produk makanan khusus hewan, maka menggunakan penerangan buatan ketimbang memanfaatkan penerangan alami dari matahari secara keseluruhan jauh lebih aman, untuk menghindari terpaparnya langsung produk makanan dengan sinar matahari yang dapat menyebabkan kerusakan pada produk tersebut secara kualitas. Penempatan produk pun akan diklasifikasikan menjadi ; Aksesori Makanan 139

Peralatan Perlengkapan Kebutuhan grooming C. Salon hewan Salon hewan memiliki pelayanan seperti memandikan, mencukur dan merapikan bulu, memotong kuku, menyikat gigi, bahkan memberantas kutu yang ada pada tubuh anjing. Karakter ruangan yang diinginkan : Fasilitas salon adalah fasilitas yang identik dengan kecantikan, maka itu ruang salon pun mengadaptasi suasana salon kecantikan yang biasa didatangi para kaum wanita untuk merawat dan mempercantik diri. Hal ini menjadi hal yang menarik karena hewan peliharaan pun seakan juga sedang mempercantik dan mrawat diri. Selain itu, mengingat aktivitas yang terjadi di dalamnya akan sangat menghasilkan banyak limbah dan kotoran, dan membutuhkan pencahayaan yang baik bagi karyawan salon untuk dapat mengerjakan pekerjaanya. Dengan menggunakan material kaca pada treatment dinding, dapat mengoptimalkan cahaya matahari yang masuk, dan tentunya aktifitas memandikan hewan peliharraan adalah hal yang menarik untuk ditonton dari area luar salon. Gambar 4.3 Suasana ruang elegan (sumber : dokumentasi google) 140

Dalam ruangan ini, material lantai akan menggunakan homogenus bertekstur, dikarenakan aktifitas dalam ruangan ini sangat berhubungan dengan air, sehingga resiko terjadinya slip akan lebih besar ketimbang ruangan lain. Pada ruangan ini yang terutama adalah saluran pembuangan harus berada pada setiap sisi, agar mempermudah alur pembuangan limbah. Gambar 4.4 Bathtub stainless steel Segala furniture yang ada di dalam ruangan ini seperti meja grooming, rak penyimpanan peralatan grooming, harus terbuat dari stainless, karena pada ruangan ini, aktifitas dengan menggunakan air sangatlah tinggi, sehingga material yang dipilih pun haruslah yang kuat terhadap air. D. Penitipan Hewan Penitipan khusus hewan sehat ini bersifat jangka pendek, dengan maksimal waktu penitipan adalah 1 bulan, mengingat kapasitas yang sangat terbatas dan juga bukan merupakan fasilitas khusus yang hanya menyediakan jasa penitipan, maka itu dalam hal penitipan, tidak akan diberlakukan system jangka panjang. Masa penitipan dibagi menjadi 3 jangka waktu ; Masa Penitipan 1 Bulan Masa Penitipan Mingguan Masa Penitipan Harian 141

Selama masa penitipan, hewan akan diberikan pelayanan dan perhatian selama 24 jam, makan sebanyak 2x sehari pada siang dan malam hari, serta camilan sebanyak 2x sehari pada pagi dan sore hari. Pada sore hari, anjing akan dibawa berjalan-jalan dan bermain selama 20 menit untuk menghindari stress berada di dalam kandang. Pemantauan selama 24 jam dan dokter yang siaga selama 24 jam, juga merupakan bagian pelayanan. Ketika masa menginap habis, anjing akan dimandikan dan diberikan perawatan salon. Karakter dan Suasana ; Ruangan ini berisi hewan-hewan yang sehat, sehingga tidak membutuhkan peralatan medis di dalamnya. Material kandang menggunakan stainless steel sehingga mudah dibersihkan, untuk area lantai dan dinding bagian bawah memerlukan material yang tahan air, karena terdapat aktifitas membersihkan kandang di dalamnya, sehingga menggunakan material linoleum adalah pilihan yang tepat. Gambar 4.5 Citra Penitipan Hewan 142

4.3 Pola Penataan Elemen-Elemen Pembentuk Ruang dalam Material, Warna, dan Pola 4.3.1 Material A. Lantai Material Linoleum merupakan pilihan yang sangat tepat untuk diaplikasikan pada lantai rumah sakit, dimana dibutuhkan kriteria material yang tahan air, tahan api (tidak mudah terbakar), gesekkan benda-benda berat, mudah dibersihkan, dan mudah diperbaiki, semua poin tersebut dapat dipenuhi oleh material tersebut. Selain itu, sekilas material ini terlihat sama saja dengan vynil, namun sebenarnya material linoleum adalah material ramah lingkungan yang terbuat dari bahanbahan alami seperti minyak biji rami, tanah liat, kapur, dan bubuk kayu, tentu saja berbeda jauh dengan material vynil yang terbuat dari pvc. Pengaplikasian material ini nyatanya tidak hanya dapat digunakan di lantai, namun dapat diaplikasikan untuk dinding. Gambar 4.6 Lantai linoleum B. Dinding Penggunaan cat sebagai finishing utama, selain mudah dalam pengaplikasiannya, juga ramah lingkungan. Selain itu memiliki banyak pilihan warna dan hasil tampilan yang sangat bervariasi, sehingga mudah dipadu padankan dalam sebuah desain. Penerapan desain dinding yang minimalis dengan garis-garis lurus 143

horizontal dapat menjadi pilihan utama dengan menggunakan warna-warna pastel, akan menjaga ruangan tetap terlihat terang dan luas. Gambar 4.7 Pola horizontal Pada area atau ruang tertentu yang membutuhkan perhatian ekstra dalam masalah perawatan, dapat juga memanfaatkan penggunaan material linoleum pada bagian tengah ke bawah dinding. Sehingga walaupun terpapar oleh kotoran, dapat dengan mudah dibersihkan. C. Plafon Penggunaan material gypsum adalah salah satu cara untuk meredam kebisingan dalam ruangan yang disebabkan oleh hewan. Selain mudah dibentuk sesuai desain yang diinginkan, material ini dikenal sebagai salah satu material bangunan yang paling ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Perpaduan gypsum dan kayu akan memberikan sentuhan hangat yang turut mendukung desain yang diterapkan. Selain dapat menjadi aksen dalam ruangan, juga berguna untuk membedakan suatu area. 144

Gambar 4. 8 Plafon area Lobby (sumber : dokumentasi google) 4.3.2 Warna Penerapan warna dominan putih akan memberikan kesan luas dan bersih pada ruangan secara keseluruhan, namun memasukkan unsure-unsur warna lainnya seperti biru, hijau, kuning, dan merah tentunya akan membuat ruangan tampak lebih hidup. Gambar 4. 9 Tren warna 2013 (sumber : dokumentasi google) 145

4.3.3 Pola Penerapan pola horizontal pada ruang-ruang kecil memberikan efek melebar pada ruangan, sedangkan pola lengkungan pada area public, akan menciptakan efek psikologis yang menyenangkan. Penerapan pola lengkung dapat diaplikasikan pada bagian lantai, sedangkan pola-pola horizontal akan diaplikasikan pada bagian dinding ruangan. Pada bagian ceiling ruangan pun akan ditreatment dengan bentuk yang berkolaborasi dengan pola lantai yang ada. Gambar 4.10 Pola jendela mengikuti bangunan London (sumber : dokumentasi google) 4.3.4 Furnitur Pemilihan furnitur untuk digunakan dalam fasilitas sejenis ini, sangatlah penting. Menghindari furniture-furnitur dengan finishing berpori seperti kain atau upholstery sangatlah tidak cocok. Material tersebut hanya dapat digunakan pada area-area yang tidak dapat dilalui oleh hewan peliharaan seperti ruang-ruang kantor yang terletak di lantai 2. Untuk furnitur di area-area public, material stainless menjadi pilihan yang tepat, selain permukaannya padat, material ini mudah dibersihkan dan tahan lama. 146

Gambar 4.11 Bangku dengan material cast iron (sumber : dokumentasi google) Pengaplikasian furnitur eksis dalam sebuah ruangan juga dapat menjadi variasi, mempertimbangkan segala kemungkinan aktifnya hewan di ruang tunggu, sehingga pemilik hewan membutuhkan area duduk yang lebih stabil. Menggunakan material bangku cast iron yang di pasang di lantai akan mengurangi kemungkinan kegaduhan yang ditimbulkan dari hewan-hewan peliharaan yang mungkin berlari atau lepas dari pengawasan pemiliknya. 4.4 Aspek Ruangan 4.4.1 Pencahayaan Dengan menggunakan kaca pada area dinding yang menghadap bagian luar bangunan, akan memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan pada siang hari, selain memang baik untuk kesehatan, dengan membiarkan cahaya matahari masuk, namun juga mendukung gerakan ramah lingkungan dengan menghemat energi listrik. Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan utama di pagi-siang hari adalah pilihan yang terbaik, selain sinar matahari memiliki banyak manfaat baik di pagi hari, hal tersebut juga mendukung penghematan penggunaan energi listrik. Tidak hanya ramah terhadap lingkungan, hal ini juga menguntungkan pihak pengelola rumah sakit yang tentunya dapat menekan biaya tenaga listrik yang digunakan oleh klinik. 147

Gambar 4.13 Pemanfaatan pencahayaan alami dalam ruangan (sumber : dokumentasi google) Penggunaan penerangan buatan juga tetap dibutuhkan terutama di ruang-ruang rawat inap intensif dan isolasi yang membutuhkan penerangan yang hangat dengan lampu-lampu kuning yang menghasilkan panas untuk mendukung perawatan hewan sakit secara maksimal. Penerangan buatan juga sangat dibutuhkan di ruang-ruang lainnya, terutama jika dirasa sinar matahari masih kurang ataupun jika hari sudah mulai gelap, karena fasilitas kesehatan haruslah selalu terlihat bersih, terang, dan rapih. 4.4.2 Penghawaan Permasalahan sirkulasi udara adalah hal yang sangat sering dijumpai disetiap fasilitas kesehatan khusus hewan, terutama di ruang-ruang rawat inap intensif dan isolasi. Pada ruang-ruang ini dibutuhkan sistem penarik udara keluar yang cukup agar udara di dalam ruangan dapat terus berganti. Terutama dalam ruang isolasi yang mengharuskan ruangan dalam keadaan tertutup, sehingga tidak 148

memungkinkan ruangan mengandalkan bukaan-bukaan berupa jendela, tentu membutuhkan sistem penarikan udara keluar yang jauh lebih baik ketimbang ruang rawat inap intensif. Hal ini dapat ditanggulangi dengan penggunaan exhaust fan yang cukup, dan pendingin udara. Namun, untuk ruang publik seperti ruang tunggu dapat memanfaatkan sistem penghawan alami, dengan memanfaatkan ruangan yang terbuka di setiap sisi bangunan, sehingga udara dapat mengalir dengan baik. Hal ini tentunya diperhitungkan dengan banyaknya tanaman dan area hijau di sekeliling bangunan, sehingga walaupun di siang hari yang terik, suasana tetap rindang dan sejuk. Selain ramah lingkungan, meminimalisasi penggunaan pendingin ruangan juga turut menekan biaya pengeluaran klinik. Gambar 4.14 Pemanfaatan penghawaan alami (sumber : dokumentasi google) 4.4.3 Akustik Untuk menangani permasalahan akustik, dibutuhkan sistem ruangan yang dapat menanggulangi kebisingan suara baik dari dalam maupun dari luar. Hewan memiliki sistem pendengaran yang lebih baik dari manusia, segala tingkah lakunya di pengaruhi oleh suara-suara yang didengarnya, banyak hewan yang mengalami kecemasan dan bersikap agresif ketika mendengar suara-suara seperti suara hujan yang terlalu keras, suara petir, suara lengkingan, dan bahkan ketika 149

mendengar suara keras hewan lainnya. Hal ini tentunya menjadi salah satu perhatian utama dalam merancang sebuah fasilitas perawatan khusus hewan, dimana di dalam fasilitas ini, hewan membutuhkan ketenangan selama perawatan berlangsung. Maka itu, dibutuhkan sistem dinding yang dapat mengurangi tingkat kebisingan semaksimal mungkin, dalam hal ini, dapat diakali dengan menggunakan sistem dinding berongga. Sistem ini cukup sederhana, keuntungannya, selain tidak terlalu besar dalam biaya pembangunannya sistem ini cukup efektif untuk meredam suara, walaupun tidak sebaik menggunakan sistem dinding penyerap suara dengan menggunakan material berpori yang jelas lebih mahal dalam pembuatannya dan tidak memungkinkan untuk diaplikasikan pada fasilitas kesehatan. Gambar 4.15 Lapisan dinding berongga (sumber : dokumentasi google) 4.5 Konsep Desain Ramah Lingkungan Beberapa poin penting dalam konsep desain bangunan ramah lingkungan yang akan menjadi standarisasi pengolahan layout lokasi Pusat Perawatan Hewan Peliharaan, sebagai berikut ; 1. Pemilihan material/bahan bangunan yang ramah lingkungan 150

Penggunaan batu alam, gypsum, batu bata, dan alumunium serta baja ringan akan menjadi pilihan yang tepat. Karena selain ramah lingkungan tapi juga mampu menunjang ketahanan bangunan dan tentunya healthy conditional. Dalam perancangan pusat perawatan ini, material yang digunakan adalah material yang ramah lingkungan, hal ini menjadi keputusan penulis, dikarenakan pentingnya kontribusi desain suatu bangunan di masa depan yang mengutamakan lingkungan. 2. Penataan kota untuk mewujudkan konsep green building Diperlukan tata kota yang tepat jika kita ingin membuat suatu bangunan ramah lingkungan di Indonesia. Letak tata kota yang sesuai dengan keseimbangan ekosistem lingkungan, jangan sampai malah merusak area hijau, atau siklus udara dan hidrologi yang dipengaruhi oleh hilangnya area resapan air. Dalam perancangan ini, lahan hijau di sekitar bangunan eksis dimanfaatkan baik untuk segi sistem penghawaan maupun penyerapan air, terutama air hasil limbah rumah tangga. 3. Pembiayaan serta perawatan bangunan ramah lingkungan Bangunan ramah lingkungan harus memperkirakan perawatan yang termudah dan mempertahankan manfaatnya untuk lingkungan sekitar. Pemilihan material baik konstruksi maupun finishing yang memiliki ketahanan dalam waktu lama juga sudah menjadi pilihan penulis. Selain itu perawatan yang mudah juga menjadi pertimbangan utama. 4. Faktor kesehatan Menggunakan material & produk-produk yang non-toxic akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan mengurangi tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Material yang bebas emisi, dan tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan sporadan mikroba lainnya. Kualitas udara 151

dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan bahan-bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan untuk bernapas. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa material yang dipilih oleh penulis dalam perancangan fasilitas pusat perawatan hewan peliharaan ini adlah material yang ramah lingkungan, sebagian besar berasal dari bahan alami. Pengaturan sistem penghawaan yang memanfaatkan cara buatan dan sistem vegetasi, merupakan pilihan yang dianggap terbaik dan paling efisien. 152