VII. STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN KAJIAN TABEL I-O ANTAR WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
VIII. MULTIPLIER SEKTOR INFRASTRUKTUR

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

V. PROSEDUR PENYUSUNAN INPUT-OUTPUT WILAYAH SENDIRI DAN ANTAR WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. merupaka n social overhead capital, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan

Produk Domestik Bruto (PDB)

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

INDIKATOR MAKRO EKONOMI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2003

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA RESMI STATISTIK

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

V. PERAN SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA PADA PEREKONOMIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

VI. ANALISIS MULTIPLIER PEMBANGUNAN JALAN TERHADAP EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014


BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2011

III. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BERITA RESMI STATISTIK

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BERITA RESMI STATISTIK

VII. ANALISIS MULTIPLIER SEKTORAL DAN EFEK TOTAL

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Transkripsi:

VII. STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN KAJIAN TABEL I-O ANTAR WILAYAH 7.1. Nilai Tambah Nilai Tambah Bruto (NTB) yang biasa disebut juga Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Dalam tabel I-O antar wilayah, nilai tambah tersebut dirinci menurut upah dan gaji, surplus usaha (sewa, bunga dan keuntungan), penyusutan dan pajak tak langsung netto. Besarnya nilai tambah pada setiap sektor dan wilayah ditentukan oleh besarnya output (nilai produksi) yang dihasilkan serta jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Oleh sebab itu, suatu sektor yang memiliki output yang tinggi belum tentu memiliki nilai tambah yang tinggi, hal ini tergantung biaya prod uks i yang dike luarka n. Adapun struktur nilai tambah Kalimantan Timur wilayah selatan, Kalimantan Timur wilayah utara dan Kalimantan Timur secara keseluruhan yang dihitung berdasarkan nilai tambah (input primer) pada tabe l I-O antar wilayah. Tabe l 44. Struktur Nilai Tambah Provinsi Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 ( %) No. Sektor Kalimantan Timur Selatan Utara Total 1 Tanaman Pangan 1.38 2.85 1.47 2 Tanaman Perkebunan 0.68 1.53 0.73 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.35 1.47 0.42 4 Kehutanan 1.15 4.52 1.36 5 Perikanan 1.11 4.25 1.30 6 Pertambangan Migas dan Non Migas 82.04 43.99 79.73 7 Industri Makanan dan Minuman 0.03 0.01 0.03 8 Industri Tekstil dan Alas Kaki 0.01 0.01 0.01 9 Industri Barang Kayu, Rotan dan Bambu 0.12 0.07 0.12 10 Industri Pulp dan Kertas 0.02 5.76 0.37

163 Tabe l 44. Lanjutan No. Sektor Kalimantan Timur Selatan Utara Total 11 Industri Lainnya 1.75 5.07 1.95 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.32 1.13 0.37 13 Bangunan 4.59 3.56 4.53 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 1.67 16.90 2.59 15 Angkutan Darat 0.57 1.02 0.60 16 Angkutan Laut, Sungai dan Penyeberangan 0.58 1.32 0.62 17 Angkutan Udara 0.12 0.64 0.16 18 Pos, Telekomunikasi dan Jasa Penunjangnya 0.31 0.71 0.33 19 Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank 0.65 1.61 0.71 20 Jasa-jasa Lainnya 2.55 3.58 2.62 Total 100.00 100.00 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Perekonomian wilayah Kalimantan Timur selama ini sangat tergantung pada perkembangan sektor-sektor primer yang lebih mengandalkan resource-based activities, terutama sekali sektor pertambangan migas dan non migas. Kontribusi sektor tersebut dalam menciptakan nilai tambah perekonomian sangat besar dibandingkan semua sektor eko nomi yang ada, seba gai misal untuk tahun 2006 seperti yang dijelaskan da lam struktur I-O antar wilayah Kalimantan Timur di atas. Kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas dalam menghasilkan nilai tambah mencapai 79.73%. Hal ini berarti sisanya sebanyak 20.27% terdistribusi ke sektor-sektor ekonomi lainnya dengan nilai rata-rata kontribusi sekitar 2% untuk 19 sektor lain di luar pertambangan migas dan non migas. Khusus untuk sektor-sektor yang terkait dengan pembangunan infrastruktur seperti bangunan, jasa angkutan, pos, telekomunikasi, listrik, air bersih dan gas, kontribusinya dalam struktur nilai tambah kurang lebih sebesar 6.61%, kontribusi terbesar adalah sektor bangunan yakni sebanyak 4.53% yang terlihat masih lebih tinggi diba ndingka n de ngan sektor industri yang hanya mencapai 2.48%.

164 Dominannya sektor pertambangan migas dan non migas dalam struktur nilai tambah Kalimantan Timur membuat perekonomian wilayah mengalami ketimpangan yang cukup tinggi. Kondisi semacam ini tidak menguntungkan perke mba ngan eko nomi wilayah di masa mendatang. Pondasi perekonomian menjadi rapuh karena kekuatannya menjadi sangat tergantung kepada perubahanperubahan eko nomi pertamba ngan miga s da n non migas. Apabila terjadi sedikit gangguan pada sektor tersebut, maka dipastikan akan berdampak secara negatif bagi perekonomian wilayah. Selain itu, dalam hal penyerapan tenaga kerja potensi sektor pertambangan migas dan non migas juga kurang dapat diandalkan, hal ini dikarenakan sifatnya yang eksklusif menyebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut sangat selektif terhadap tenaga kerja yang memiliki keahlian tertentu. Akibatnya, bagi tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian tersebut dipastikan tidak akan terserap. P adahal di wilayah Kalimantan Timur tenaga kerja yang tidak ahli lebih banyak dibandingkan tenaga kerja ahli. Berdasarkan data yang dijelaskan pada Tabel 44, dapat dikatakan bahwa kontribusi dari Kaltimsela (Kabupaten/Kota Pasir, K utai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda dan Bontang) terhadap pembentukan nilai tambah provinsi paling besar dibandingkan Kaltimtara (Kabupaten/Kota Bulungan, Berau, Malinau, Nunukan dan Tarakan). Struktur perekonomian Kalimantan Timur secara keseluruhan sepertinya mengikuti struktur yang ada pada wilayah Kaltimsela. Wilayah Kaltimsela mempunyai kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas mencapai 82.04%, sangat dominan terhadap struktur nilai tambah yang diciptakan dalam perekonomian wilayah, sisanya 17.96% tersebar ke sektor-sektor ekonomi lainnya, dengan rata-

165 rata kontribusinya sekitar 1%, dimana khusus untuk sektor-sektor yang berhubungan dengan infrastruktur, kontribusinya dalam komposisi nilai tambah wilayah Kaltimsela adalah sebesar 6.49%, disini tercatat sektor infrastruktur yang paling tinggi andilnya adalah sektor bangunan yakni sebanyak 4.59%. Wilayah Kaltimtara, struktur perekonomiannya dapat dikatakan tidak terlalu timpang, di wilayah ini ada dua sektor yang cukup mendominasi perekonomian, yakni sektor pertambangan migas dan non migas serta sektor hotel, restoran dan perdagangan, keduanya memberi andil terhadap penciptaan nilai tambah perekonomian wilayah sebesar 60.89%. Dengan demikian sektor ekonomi yang lain rata-rata mempunyai pangsa nilai tambahnya dalam perekonomian sekitar 2% atau 3%, adapun kontribusi dari sektor-sektor infratruktur terhadap penciptaan nilai tambah perekonomian adalah sebesar 8.38% sama seperti dengan wilayah selatan kontribusi sektor infrastruktur yang paling besar adalah sektor bangunan yaitu sebesar 3.56 %. Tabe l 45 da n 46 menjelaskan komponen-komponen nilai tambah Kalimantan Timur berdasarkan pendekatan pengeluaran dan pendapatan. Apabila dilihat struktur PDRB berdasarkan komponen-komponennya baik itu di wilayah Kaltimsela, Kaltimtara dan Kalimantan Timur secara keseluruhan, ternyata porsi yang diterima unt uk upa h da n gaji masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan surplus usaha. Upa h da n gaji ini merupaka n suatu ko mpo nen PDRB atau nilai tambah yang bisa langsung diterima (dibawa pulang) oleh pekerja, seba liknya surplus yang nantinya diterima oleh pe ngusaha (enterpreneurship), mencapai dua kali lipat lebih dari komponen upah dan gaji. Padahal surplus usaha belum tentu dapat dinikmati masyarakat khususnya tenaga kerja, karena surplus

166 usaha tersebut sebagian ada yang disimpan atau ditanam di perusahaan dalam bentuk laba yang ditahan, besarnya pendapatan yang berasal dari upah tenaga kerja untuk Kalimantan Timur menurut perhitungan tabel I-O antar wilayah sebesar Rp. 17.029.510.11 juta atau 11.60%, sementara dari surplus usaha adalah sebesar Rp. 115.018.841.97 juta atau 78.37% dari total PDRB. Tabe l 45. Nilai Tambah Menurut Komponen di Provinsi Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 (juta rupiah) Komponen Nilai Tambah Kalimantan Timur Selatan Utara Total Upah dan gaji 15 416 046.77 1 613 463.34 17 029 510.11 Pendapatan Surplus usaha 109 336 380.42 5 682 461.54 115 018 841.96 (income) Penyusutan 9 484 583.55 594 226.48 10 078 810.03 Pajak tak langsung 4 348 054.56 283 450.86 4 631 505.42 Total Nilai Tambah (Pendapatan) 138 585 065.30 8 173 602.22 146 758 667.52 Konsumsi RT 15 088 302.51 2 983 913.41 18 072 215.93 Konsumsi Pemerintah 3 716 122.18 1 398 743.08 5 114 865.26 Pengeluaran Modal Tetap Bruto 8 896 868.56 3 076 787.39 11 973 655.95 (expenditure) Perubahan stok modal 2 337 854.90 328 506.36 2 666 361.26 Ekspor 116 956 283.11 3 602 963.07 120 559 246.18 Impor : pengurang 8 410 365.97 3 217 311.09 11 627 677.06 Total Nilai Tambah (Pengeluaran) 138 585 065.30 8 173 602.22 146 758 667.52 Sumber : I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Tabe l 46. Distribus i N ilai Tamba h Menurut Kompo nen di Provins i Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 ( %) Komponen Nilai Tambah Kalimantan Timur Selatan Utara Total Upah dan gaji 11.12 19.74 11.60 Pendapatan Surplus usaha 78.89 69.52 78.37 (income) Penyusutan 6.84 7.27 6.87 Pajak tak langsung 3.14 3.47 3.16 Total Nilai Tambah (Pendapatan) 100.00 100.00 100.00 Konsumsi RT 10.89 36.51 12.31 Konsumsi Pemerintah 2.68 17.11 3.49 Pengeluaran Modal Tetap Bruto 6.42 37.64 8.16 (expenditure) Perubahan stok modal 1.69 4.02 1.82 Ekspor 84.39 44.08 82.14 Impor : pengurang 6.07 39.36 7.92 Total Nilai Tambah (Pengeluaran) 100.00 100.00 100.00 Sumber : I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006

167 Secara konseptual telah dijelaskan bahwa penawaran (output domestik dan impor) dari suatu barang atau jasa sebenarnya digunakan untuk proses produksi dan memenuhi permintaan akhir (final demand) yang komponennya terdiri dari konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Perkembangan komponen ini sangat penting untuk diikuti khususnya komponen ekspor sebagai salah satu sumber devisa guna pembelian barang-barang modal untuk keperluan pembangunan dan komponen pembentukan modal tetap yang merupakan faktor penting untuk pertumbuhan ekonomi. Komposisi nilai tambah bruto Kalimantan Timur menurut tabel I-O antar wilayah, kelihatan bahwa komponen terbesar yang menciptakan nilai tambah perekonomian wilayah menurut pendekatan pengeluaran adalah permintaan ekspor yaitu sebesar Rp. 120.559.246.18 atau sekitar 82.15% dari total permintaan akhir. Setelah itu konsumsi rumahtangga yang menempati urutan kedua terbesar yaitu sebanyak Rp. 18.072.215.93 juta atau sekitar 12.31%. Sedangkan yang ketiga adalah investasi (modal tetap bruto dan perubahan stok modal) dengan nilainya sebesar Rp. 14.640.017.21 juta atau 9.98%. Adapun komponen nilai tambah menurut pengeluaran yang paling rendah adalah konsumsi pemerintah yakni hanya sebesar Rp. 5.114.865.26 juta atau 3.49%. Selain mengalami ketimpanga n sektoral, perekonomian wilayah Kalimantan Timur juga mengalami ketimpangan antar wilayah. Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 47, pangsa wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan terhadap struktur PDRB sangat dominan, untuk setiap komponen PDRB Kalimantan Timur baik menurut pendapatan maupun pengeluaran, rata-rata

168 sekitar 87% berasal dari wilayah Selatan. Berdasarkan pendapatan, dapat dikatakan bahwa 90% lebih nilai tambah yang dihasilkan Kalimantan Timur berasal dari wilayah Selatan, ini berarti sekitar 10% kontribusi dari wilayah Utara. Tabe l 47. Distribusi Nilai Tambah di Provinsi Kalimantan Timur Menurut Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 ( %) Kalimantan Timur Pendekatan Nilai Tambah Selatan Utara Total Pendapatan (income) Upah dan gaji 90.53 9.47 100.00 Surplus usaha 94.30 5.70 100.00 Penyusutan 94.10 5.90 100.00 Pajak tak langsung 93.88 6.12 100.00 Total Nilai Tambah (Pendapatan) 93.84 6.16 100.00 Konsumsi RT 83.49 16.51 100.00 Konsumsi Pemerintah 72.65 27.35 100.00 Pengeluaran Modal Tetap Bruto 74.30 25.70 100.00 (expenditure) Perubahan stok modal 87.68 12.32 100.00 Ekspor 97.01 2.99 100.00 Impor : pengurang 72.33 27.67 100.00 Total Nilai Tambah (Pengeluaran) 94.43 5.57 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Berdasarkan kondisi perekonomian wilayah yang sangat timpang tersebut dapat dikatakan bahwa: (1) saat ini di Kalimantan Timur sedang terjadi eksploitasi sumberdaya ekonomi yang berlebihan oleh para pemilik modal, sehingga mengurangi nilai tambah yang diterima masyarakat, (2) ketimpangan sektoral yang diakiba tka n karena ketergantungan struktur pereko nomian wilayah terhadap satu komoditi telah menyebabkan pondasi perekonomian wilayah Kalimantan Timur sangat rentan terhadap perubahan-perubahan drastis dari komoditi tersebut, naik turunnya pertumbuhan ekonomi wilayah menjadi sangat tergantung terhadap trend komoditi pertambangan migas dan non migas, (3) terjadinya ketimpangan sektoral dapat juga merupakan suatu indikasi bahwa telah terjadi ketimpangan PAD (Pendapatan Asli Daerah) antar wilayah, dan (4) ketimpangan pendapatan rumahtangga menyebabkan terjadinya konflik sosial dalam masyarakat, meskipun

169 hal itu bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, tetapi juga faktor-faktor lainnya yang tidak dapat dipisahkan seperti kehidupan sosial, dan politik. 7.2. Ekspor Perkembangan ekspor dari suatu wilayah dapat dijadikan juga sebagai potret dari struktur perekonomian wilayah. Tinggi rendahnya ekspor sangat menentukan berapa banyak nilai tambah yang dapat diciptakan. Sehingga dengan mempelajari potensi ekspor akan dapat ditelusuri bagaimana struktur perekonomian wilayah terbentuk, seperti kajian struktur perekonomian sebelumnya, dalam struktur ekonomi dengan menggunakan kontribusi sektoral terhadap perkembangan ekspor terlihat jelas bahwa sektor pertambangan migas dan non migas sangat dominan dalam perekonomian wilayah Kalimantan Timur. Pada Tabel 48, pangsa ekspor wilayah Kalimantan Timur sangat dikuasai sektor pertambangan migas dan non migas. Kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas dalam struktur ekspor wilayah sekitar 90.62%. Setelah sektor pertambangan, ekspor komoditi lainnya yang dianggap dominan adalah yang berasal dari sektor industri, kontribusinya terhadap penciptaan nilai ekspor regional kurang lebih sebesar 5.97% (penjumlahan dari seluruh ekspor komoditi industri). Selain kedua sektor tersebut beberapa sektor lainnya yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan regional melalui ekspor adalah perikanan, jasa angkutan (darat, udara, laut, sungai dan penyeberangan) dan jasa perdagangan. Meskipun ketiganya memberi kontribusi terhadap total ekspor hanya berkisar 0.41% - 1.66%, namun keberadaannya dalam komposisi ekspor regional menunjukkan ketiga sektor tersebut cukup potensial untuk dikembangkan.

170 Tabe l 48. Struktur Ekspor Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Nilai Kontribusi Kode Sektor (juta rupiah) (%) 1 Tanaman Pangan 612.71 0.00 2 Tanaman Perkebunan 14 159.11 0.01 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1 034.17 0.00 4 Kehutanan 138.13 0.00 5 Perikanan 474 751.16 0.41 6 Pertambangan Migas dan Non Migas 105 991 159.75 90.62 7 Industri Makanan dan Minuman 189 484.44 0.16 8 Industri Tekstil dan Alas Kaki 2 866.20 0.00 9 Industri Barang Kayu, Rotan dan Bambu 1 512 733.93 1.29 10 Industri Pulp dan Kertas 95 309.70 0.08 11 Industri Lainnya 5 195 397.31 4.44 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.00 0.00 13 Bangunan 0.00 0.00 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 1 102 827.35 0.94 15 Angkutan Darat 37 443.04 0.03 16 Angkutan Laut, Sungai dan Penyebrangan 1 938 893.07 1.66 17 Angkutan Udara 380 463.73 0.33 18 Pos, Telekomunikasi dan Jasa Penunjangnya 908.98 0.00 19 Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank 17 677.09 0.02 20 Jasa-jasa Lainnya 423.23 0.00 Total 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Terdapat indikasi bahwa pondasi ekspor Kalimantan Timur sangat rentan terhadap gejolak perekonomian. Hal ini dikarenakan: (1) ekspor Kalimantan Timur setiap tahunnya bertumpu terhadap satu komoditi tertentu yang berasal dari sektor pertambangan migas dan non migas terutama batu bara, sehingga penerimaan ekspornya sangat tergantung kepada komoditi yang dimaksud, (2) segmentasi pasar ekspor Kalimantan Timur masih terkonsentrasi ke sedikit luar wilayah da n negara, yang menyebabka n pe nerimaan ekspo rnya muda h terpe ngaruh dengan ko ndisi pereko nomian da n situasi po litik di wilayah atau negara tersebut, dan (3) ketergantungan lainnya yang juga signifikan adalah ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah (primer). Ketiga jenis ketergantungan ekspor tersebut, apakah itu yang bersifat komoditikal ataupun

171 konsentrasi pasar, jelas tidak menguntungkan perkembangan penerimaan ekspor Kalimantan Timur pada masa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Paling tidak risiko yang mungkin dihadapi dalam jangka pendek adalah kerawanan penerimaan ekspor. Perolehan devisa sangat rentan terhadap fluktuasi yang terjadi pada perubahan ketergantungan tersebut, akibatnya penerimaan ekspor menjadi tidak stabil. Penerimaan ekspor yang tidak stabil pada akhirnya akan membawa pengaruh buruk terhadap kinerja perekonomian daerah. 7.3. Tenaga Kerja Sektor pertanian sampai sekarang masih menjadi andalan sumber mata pencaharian penduduk Kalimantan Timur. Fakta ini tercermin dalam struktur tenaga kerja regional, dimana sekitar 64.11% dari seluruh tenaga kerja yang tersedia telah bekerja di sektor pertanian, hal ini dapat dijelaskan pada Tabe l 49 dan 50. Tabel 49. Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 (orang) No. Sektor Selatan Utara Kaltim 1. Pertanian 641 745 99 205 740 950 2. Pertambangan 2 265 1 706 3 971 3. Bangunan 835 815 1 650 4. Industri 47 916 2 403 50 319 5. Angkutan Darat 17 066 918 17 984 6. Angkutan Laut 3 172 402 3 574 7. Angkutan Udara 269 14 283 8. Pos, Telekomunikasi dan Penunjang 10 504 501 11 005 9. Hotel, Restoran dan Perdagangan 234 937 17 040 251 977 10. Lembaga Keuangan 8 911 381 9 292 11. Jasa-jasa Lainnya 74 948 5 943 80 891 Total 1 042 568 129 328 1 171 896 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur (2007)

172 Tabe l 50. Strukt ur Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 ( %) No. Sektor Selatan Utara Kaltim 1. Pertanian 61.55 76.71 64.11 2. Pertambangan 0.22 1.32 0.40 3. Bangunan 0.08 0.63 0.17 4. Industri 4.60 1.86 4.13 5. Angkutan Darat 1.64 0.71 1.48 6. Angkutan Laut 0.30 0.31 0.31 7. Angkutan Udara 0.03 0.01 0.02 8. Pos, Telekomunikasi dan Penunjang 1.01 0.39 0.90 9. Hotel, Restoran dan Perdagangan 22.53 13.18 20.96 10. Lembaga Keuangan 0.85 0.29 0.76 11. Jasa-jasa Lainnya 7.19 4.60 6.75 Total 100.00 100.00 100.00 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur (2007) Sektor jasa menempati posisi yang kedua setelah sektor pertanian dalam hal penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur terutama sektor hotel, restoran dan perdagangan. Sektor ini dapat menciptakan kesempatan kerja kurang lebih sebanyak 20.96%. Setelah jasa-jasa, sektor ekonomi lainnya yang cukup potensial untuk menyerap lapangan kerja adalah sektor industri, untuk wilayah Kalimantan Timur secara menyeluruh jumlah tenaga kerja yang dapat terserap di sektor industri adalah sebanyak 4.13%. Kondisi penyerapan tenaga kerja di wilayah Selatan dan Utara tampak tidak berbeda, peranan sektor pertanian masih sangat menonjol di dalam menyerap tenaga kerja. Wilayah Selatan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 61.55%, sementara wilayah Utara sebesar 76.71%. Khusus untuk sektor-sektor yang terkait dengan penyediaan infrastruktur, peranannya dalam menyerap lapangan kerja relatif tinggi baik di wilayah Selatan maupun Utara. Secara keseluruhan sektor infrastruktur di Selatan dapat menampung tenaga kerja kurang lebih sebanyak 3.05% dari total tenaga kerja, sedangkan di wilayah Utara sebesar 2.05%.

173 Dalam struktur nilai tambah, sektor pertambangan migas dan non migas terlihat paling dominan, tetapi struktur tenaga kerja, sektor ini kontribusinya sangat renda h dalam menciptakan lapanga n kerja domestik Kalimantan Timur yakni hanya mencapai 0.40% jauh di bawah sektor industri non migas. Meskipun dalam komposisi PDRB Kalimantan Timur sektor industri berada diposisi paling akhir, namun kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja masih jauh lebih baik dibandingkan sektor pertambangan migas maupun non migas. Kontribusi sektor industri terhadap lapangan kerja di Kalimantan Timur mencapai 4.13%, sumber pencaharian do mina n disektor industri ada lah pe ngolaha n makanan dan minuman berskala kecil dan menengah dan berbasis pertanian karena padat tenaga kerja. 7.4. Output Perekonomian Output merupakan nilai produksi (baik barang ataupun jasa) yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur. O leh karena itu, de ngan menelaah besarnya output yang diciptaka n oleh masing-masing sektor, berarti akan diketahui juga sektor-sektor mana yang mampu memberika n sumbangan yang besar dalam pembentukan output secara keseluruhan. Berdasarkan klasifikasi kelompok sektor yang diagregasi menjadi 20 sektor dan 2 wilayah terlihat bahwa sektor pertambangan migas dan non migas adalah yang paling tinggi menghasilkan nilai output perekonomian Kalimantan Timur yaitu 72.91 % dari seluruh total output perekonomian (Tabe l 51). Menyusul kemudian sektor industri yang paling besar kontribusinya dalam menghasilkan output perekonomian Kalimantan Timur, yakni sebanyak 7.04%, setelah itu sektor pertanian sebesar 4.03%, sedangkan untuk sektor-sektor ekonomi dalam bidang infrastruktur, andil terbesar diberikan oleh sektor bangunan yaitu sebesar 5.31 %.

174 Tabe l 51. Struktur Output di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Kode Sektor Selatan Utara Kalt im 1 Tanaman Pangan 0.92 1.38 0.95 2 Tanaman Perkebunan 0.54 0.81 0.56 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.41 1.24 0.47 4 Kehutanan 0.84 3.56 1.05 5 Perikanan 0.88 2.38 1.00 6 Pertambangan Migas dan Non Migas 76.17 34.41 72.91 7 Industri Makanan dan Minuman 1.83 2.21 1.86 8 Industri Tekstil dan Alas kaki 0.02 0.02 0.02 9 Industri Barang Kayu, Rotan dan Bambu 1.44 1.57 1.45 10 Industri Pulp dan Kertas 0.15 3.69 0.42 11 Industri Lainnya 3.16 4.88 3.29 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.57 1.16 0.62 13 Bangunan 4.34 16.78 5.31 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 2.56 13.27 3.40 15 Angkutan Darat 1.04 1.50 1.08 16 Angkutan Laut, Sungai dan Penyebrangan 1.35 2.72 1.46 17 Angkutan Udara 0.86 1.74 0.93 18 Pos, Telekomonukasi dan Jasa Penunjangnya 0.27 0.58 0.30 19 Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank 0.49 1.03 0.53 20 Jasa-jasa Lainnya 2.18 5.05 2.41 Total 100.00 100.00 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 ( %) Jika diperhatikan pada wilayah Selatan dan Utara, tampak jelas ada perbedaan keseimbangan struktur output ya ng dihasilka n. Di wilayah Selatan kelihatan ketimpangan output secara sektoral lebih mencolok, oleh karena kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas sangat mendominasi komposisi output, yakni sebesar 76.17%, sedangkan untuk wilayah Utara penyeba ran output cukup merata yang dibagi ke sektor pertambangan migas dan non migas sebesar 34.41%, sektor bangunan sebesar 16.78%, serta sektor hotel, restoran dan perdagangan sebesar 13.27%. Sebagian besar output Kalimantan Timur lebih banyak dihasilkan wilayah selatan mulai dari output sektor pertanian hingga jasa-jasa, semuanya dihasilkan wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan.

175 Tabe l 52. Kontribusi Wilayah Selatan dan Utara Terhadap Total Output di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 ( %) Kode Sektor Selatan Utara Kaltim 1. Tanaman Pangan 88.65 11.35 100.00 2. Tanaman Perkebunan 88.70 11.30 100.00 3. Peternakan dan Hasil-hasilnya 79.51 20.49 100.00 4. Kehutanan 73.58 26.42 100.00 5. Perikanan 81.30 18.70 100.00 6. Pertambangan Migas dan Non Migas 96.31 3.69 100.00 7. Industri Makanan dan Minuman 90.69 9.31 100.00 8. Industri Tekstil dan Alas kaki 91.36 8.64 100.00 9. Industri Barang Kayu, Rotan dan Bambu 91.54 8.46 100.00 10. Industri Pulp dan Kertas 31.92 68.08 100.00 11. Industri Lainnya 88.40 11.60 100.00 12. Listrik, Gas dan Air Bersih 85.33 14.67 100.00 13. Bangunan 75.31 24.69 100.00 14. Hotel, Restoran dan Perdagangan 69.47 30.53 100.00 15. Angkutan Darat 89.10 10.90 100.00 16. Angkutan Laut, Sungai dan Penyebrangan 85.46 14.54 100.00 17. Angkutan Udara 85.34 14.66 100.00 18. Pos, Telekomonukasi dan Jasa Penunjangnya 84.80 15.20 100.00 19. Lembaga keuangan Bank dan Non Bank 84.81 15.19 100.00 20. Jasa-jasa Lainnya 83.59 16.41 100.00 Total 92.18 7.12 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Kontribusi wilayah tersebut penciptaan output di Kalimantan Timur mencapai 92.18%, sedangkan wilayah Utara sebesar 7.12%. Sektor produksi di wilayah Selatan yang paling besar memberi kontribusinya terhadap total output perekonomian Kalimantan Timur antara lain sektor pertambangan migas dan non migas, industri makanan dan minuman, industri tekstil dan alas kaki, industri barang kayu, rotan dan bambu. Keempat sektor ini mampu memberi kontribusi output lebih dari 90% terhadap total output Kalimantan Timur. Seperti diketahui bahwa output yang paling banyak dihasilkan di wilayah Selatan, akibatnya barang dan jasa lebih tinggi mengalir dari Selatan ke Utara

176 dibandingkan Utara ke Selatan. Seperti yang dijelaskan dalam Tabel 53, total output antara yang dialirkan ke wilayah Utara dari wilayah Selatan adalah sebesar Rp. 1.585.462.45 juta, sedangkan dari wilayah Utara ke Selatan sebanyak Rp. 872.979.65 juta. Sehingga total perdagangan antar wilayah ini, dapat diperoleh bahwa wilayah Selatan memperoleh benefit yang lebih banyak, karena wilayah tersebut memperoleh surplus perdagangan yang tinggi sebesar Rp. 712.482.80 juta dari wilayah Utara. Tabe l 53. Transaksi Intermediate Output Antar wilayah di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 (juta rupiah) No. Sektor Selatan ke Utara Utara ke Selatan 1 Tanaman Pangan 39 627.15 540.89 2 Tanaman Perkebunan 409.65 0.00 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 5 921.79 52 941.36 4 Kehutanan 124.29 2 820.03 5 Perikanan 9.16 0.00 6 Pertambangan Migas dan Non Migas 104 976.03 316 971.09 7 Industri Makanan dan Minuman 14 938.25 19 716.25 8 Industri Tekstil dan Alas Kaki 14 397.06 3 237.83 9 Industri Barang Kayu, Rotan dan Bambu 4.08 121.16 10 Industri Pulp dan Kertas 3 861.43 568.58 11 Industri Lainnya 228 069.87 44 817.84 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 1 161.39 0.00 13 Bangunan 711 371.25 266 160.26 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 44 903.04 97 518.56 15 Angkutan Darat 359 683.39 8 925.76 16 Angkutan Laut, Sungai dan Penyebrangan 26 769.69 0.00 17 Angkutan Udara 5 036.70 0.00 18 Pos, Telekomonukasi dan Jasa Penunjangnya 19 624.86 0.00 19 Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank 184.16 0.00 20 Jasa-jasa Lainnya 4 389.19 58 640.04 Total 1 585 462.45 872 979.65 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Apabila dikaji secara sektoral, sebenarnya tidak semua perdagangan antar wilayah tersebut hanya menguntungkan wilayah Selatan saja. Beberapa komoditi pertanian, industri dan jasa, ada juga yang dapat memberi be nefit terhadap wilayah Utara, seperti pada sektor peternakan dan kehutanan. Wilayah Utara

177 dapat mengambil surplus perdagangan dari wilayah Selatan masing-masing sebesar Rp. 47.019.57 juta (selisihnya adalah 52.941.36 juta - 5.921.79 juta) dan Rp. 2.695.74 juta (selisihnya adalah 2.820.03 juta - 124.29 juta). Demikian juga pada sektor industri makanan dan minuman, wilayah Utara memperoleh benefit sebesar Rp. 4.778 juta. Terakhir untuk sektor hotel, restoran da n perda gangan, wilayah Utara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan antar wilayah tersebut sebesar Rp. 52.615.51 juta. Khusus sektor-sektor produksi yang berhubungan dengan infrastruktur baik itu menyangkut prasarana, sarana maupun jasa, semuanya terlihat surplus pada wilayah Selatan. Secara keseluruhan wilayah Selatan mendapat surplus perdagangan dari sektor-sektor infrastruktur tersebut sekitar Rp. 847.399.87 juta, dimana kontribusinya yang paling tinggi adalah berasal dari sektor bangunan yakni sebesar Rp. 445.210.99 juta atau sekitar 52.54% dari selisih perdagangan ekspor domestik antara wilayah Selatan dan Utara.