Habitat Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Retno Ediwiyati 1, Djoko Koestiono 1, Budi Setiawan 1 1 Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya, Jl.

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PEDESAAN DI DESA SUKOLILO KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG Oleh : Gema Iftitah Anugerah Y*

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

JURNAL OLEH : IKA SAPUTRI DEWI AGRIBISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KABUPATEN SIDOARJO

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

POLA PANGAN HARAPAN PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

ANALSIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KOTA PEKANBARU

POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1)

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

ABSTRACT

Leo Amran 1), Eliza 2), Suardi Tarumun 2) Hp: ;

ANALISIS PENYEDIAAN PANGAN DI KABUPATEN MALANG (PROVISION OF FOOD ANALYSIS IN MALANG REGENCY)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizinya (BKP, 2013). Menurut Suhardjo dalam Yudaningrum (2011), konsumsi

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

KATEGORI POTENSI KECAMATAN BERDASARKAN SUBSISTEM KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN TRENGGALEK

PENDAHULUAN Latar Belakang

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus di Kecamatan Tarakan Barat Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Timur)

Kata Pengantar. Assalamu alaikum Wr. Wb.

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS POLA DAN STRATEGI PENYEDIAAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI HUTAN KEMASYARAKATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang

PENDAHULUAN Pembangunan ketahanan pangan sebagai komponen strategis dalam pembangunan nasional telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN POKOK DAN POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI.

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan) SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI KELOMPOK WANITA TANI TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANGGOTA

KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Peran Perempuan Pada Upaya Penganekaragaman Pangan Di Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, dkk,

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN NON BERAS DI KABUPATEN MAGELANG

PERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

DAMPAK PROGRAM KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) TERHADAP POLA PANGAN HARAPAN (PPH) ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

POLA KONSUMSI PANGAN DAN PERMINTAAN BERAS OLEH RUMAH TANGGA PENGOLAH GULA MERAH AREN DI KABUPATEN KENDAL

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

METODE PENELITIAN. Jumlah sampel dalam kecamatan (KK) Nama Desa. KK tidak

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

GAMBARAN POLA KONSUMSI PANGAN KELUARGA PESERTA PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DI KELURAHAN MABAR HILIR KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN

Diterima: 25 Juli 2016; Direvisi: 26 Juli 2016; Disetujui: 29 Juli 2016

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Mendukung Usaha Diversifikasi Pangan Di Sulawesi Selatan

Transkripsi:

Habitat Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 ISSN: 0853-5167 PENGARUH PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA (Kasus di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kota Kediri) THE INFLUENCE OF SUSTAINABLE FOOD HOUSEHOLD AREA (KRPL) IN SUPPORT FOOD SELF-RELIANCE AND HOUSEHOLD WELFARE (Case in the Rejomulyo Sub District, Kota District, Kediri City) Amelia Annisahaq 1), Nuhfil Hanani 2), dan Syafrial 2) 1) Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2) Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 1) E-mail: ameliaannisahaq@yahoo.co.id ABSTRACT Food is the most important basic needs for humans to sustain their life. One of the government's policy direction on the availability of food security is through the Accelerated Diversification Food Consumption Program (P2KP). The objective of this study are to: (1) analyze the extent of Sustainable Food Household Area Program (KRPL) affect the household income level, (2) analyzing how much the change in food consumption patterns of households in Sustainable Food Household Area (KRPL) based on the Desirable Diet Pattern (PPH), (3) Analyze the factors that influence food diversification (PPH). Based on the results of farm income different test, income in the yard KRPL participants significantly different from income of KRPL non-participants in Rejomulyo Sub district. In the qualitative aspects as indicated by an average score of Desirable Diet Pattern (PPH), PPH score for KRPL participants reached 80.53 and 62.32 for KRPL non-participants. This score is still below the ideal PPH score, 100. From into 8 groups of food consumed by the participants KRPL, tubers successfully meet the ideal PPH score, and groups of grains and fruits and vegetables nearly approaching the ideal PPH score. While in the KRPL non-participant, only grains group that successfully meets the ideal PPH score. There are three parameters that significantly influence to dependent variable, are the KRPL Participant / Non-Participant dummy variable (D 1 ), Number of Family Members (X 2 ), and the Courtyard Area (X 3 ). While the age of household head (X 4 ) had no significant effect on the dependent variable (PPH). Key words : Sustainable Food Household Area (KRPL), food independence, household welfare, food diversification ABSTRAK Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling penting bagi manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Salah satu arah kebijakan pemerintah tentang ketahanan pangan pada sisi ketersediaan yaitu melalui program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Tujuan penelitian bertujuan untuk : (1) menganalisis sejauh mana program KRPL mempengaruhi tingkat pendapatan rumah tangga di Kelurahan Rejomulyo, (2) menganalisis seberapa besar perubahan pola konsumsi pangan rumah tangga kawasan KRPL berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH), (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi diversifikasi pangan ( PPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji beda pendapatan usahatani pekarangan peserta KRPL berbeda nyata dengan pendapatan usahatani di pekarangan non peserta KRPL. Skor PPH rata-rata untuk peserta KRPL baru mencapai 80,53 dan non anggota KRPL sebesar 62,32. Skor ini masih berada di bawah skor PPH ideal, yaitu 100. Dari ke 8 kelompok bahan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat peserta KRPL, umbi-umbian berhasil memenuhi skor ideal PPH, dan kelompok padi-padian dan buah dan sayuran hampir mendekati skor ideal PPH. Sedangkan pada kelompok non Peserta KRPL, hanya kelompok padi-padian yang berhasil memenuhi skor ideal PPH. Terdapat tiga parameter yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu variabel Dummy Peserta/Non Peserta KRPL (D 1 ), Jumlah Anggota Keluarga (X 2 ), dan Luas Pekarangan (X 3 ), Sedangkan variabel Usia Kepala Keluarga (X 4 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu PPH. Kata kunci : Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), kemandirian pangan, kesejahteraan rumah tangga, diversifikasi pangan

Amelia Annisahaq Pengaruh Program Kawasan Rumah Pangan Lestari... 33 PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling penting bagi manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Secara umum, pangan memiliki hubungan erat dengan peningkatan kualitas hidup bangsa sehingga perlu diupayakan pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup dan merata. Dalam Undang Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang pangan, disebutkan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang bertambah setiap tahunnya, tentu saja hal ini berdampak pada semakin sempitnya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian selain itu juga dapat mempengaruhi kebutuhan pangan dan jumlah pendapatan rumah tangga. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pangan, tidak jarang pemerintah melakukan import pangan dari Negara lain. Hal tersebut akan membuat Indonesia semakin tergantung pada import pangan, yang jelas-jelas akan merugikan petani Indonesia sebagai produsen pangan. Oleh sebab itu, ketahanan pangan sangat berperan dalam mewujudkan Indonesia yang mampu menyediakan kebutuhan pangan penduduknya. Salah satu arah kebijakan pemerintah tentang ketahanan pangan pada sisi ketersediaan yaitu melalui program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Sebagai bentuk keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal tahun 2010, pada tahun 2012 program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) diimplementasikan melalui kegiatan Optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani pekarangan rumah tangga antara peserta KRPL dan non peserta KRPL dengan adanya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL ) di daerah penelitian. (2) Menganalisis perubahan pola konsumsi pangan rumah tangga antara peserta KRPL dan non peserta KRPL dengan adanya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di daerah penelitian berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (P PH). (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi skor Pola Pangan Harapan dari adanya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) daerah. METODE PENELITIAN Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja ( purposive), dengan pertimbangan bahwa di kelurahan tersebut telah melaksanakan program KRPL. Selain itu di daerah tersebut merupakan salah satu kelurahan proyek percontohan ( Pilot Project) pelaksanaan program KRPL tahun 2012 dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur (BPTP Jatim). Populasi rumah tangga yang diteliti dibedakan menjadi dua, yaitu rumah tangga peserta KRPL dan rumah tangga non peserta KRPL. Dalam penelitian ini ada dua kelompok sampel yaitu keluarga peserta KRPL dan keluarga non peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri, yang merupakan salah satu kelurahan proyek percontohan pelaksanaan KRPL tahun 2012 dari BPTP Jatim. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara tidak proposional ( non propotionate) untuk mendapatkan jumlah sampel yang proporsional atau seimbang yaitu untuk mendapatkan jumlah sampel yang proporsional atau seimbang yaitu jumlah sampel sebanyak 40 peserta KRPL dan 40 non peserta KRPL. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana dengan menggunakan undian. Analisis data adalah sebagai berikut: Analisis Usahatani 1. Analisis Biaya Total Usahatani (Total Cost) Dimana TC : Biaya total usahatani pekarangan (Rp/tahun) TFC : Biaya tetap total usahatani pekarangan (Rp/tahun) TVC : Biaya variabel total usahatani pekarangan (Rp/tahun) 2. Analisis Pendapatan Total Usahatani

34 HABITAT Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 Dimana TR : Total Penerimaaan usahatani pekarangan (Rp/tahun) TC : Total Biaya usahatani pekarangan (Rp/tahun) Π : Keuntungan/pendapatanusahatani pekarangan (Rp/tahun) 3. Analisis Penerimaan Usahatani Dimana TR : Penerimaan usahatani pekarangan (Rp/tahun) P : Harga jual (Rp) Q : Produksi yang dihasilkan (Kg/tahun) Analisis Uji Beda Rata-rata (Uji t) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1) H 0 diterima jika t hitung < t tabel, artinya rata-rata pendapatan usahatani di pekarangan peserta KRPL tidak berbeda nyata dengan dengan pendapatan usahatani di pekarangan non peserta KRPL 2) H 0 ditolak jika t hitung > t tabel, artinya rata-rata pendapatan usahatani di pekarangan peserta KRPL berbeda nyata dengan pendapatan usahatani di pekarangan non peserta KRPL. Analisis Pola Konsumsi Pangan Berbasis Pola Pangan Harapan (PPH) Analisis ini ditunjukkan dengan Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Angka Kecukupan Protein (AKP). Analisis pola konsumsi pangan terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut. 1. Pengelompokan Konsumsi Pangan Berikut adalah kelompok konsumsi pangan berdasarkan komoditasnya. a. Padi-padian : beras, jagung, gandum, dan bahan olahannya. b. Umbi-umbian : singkong, ubi jalar, sagu, dan umbi lainnya. c. Pangan hewani : daging, telur, susu, ikan. d. Minyak dan Lemak : minyak kelapa, minyak sawit, minyak lainnya. e. Buah/biji berminyak : kelapa, kemiri. f. Kacang-kacangan : kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang lain. g. Gula : gula pasir, gula merah. h. Sayuran dan Buah : sayur, buah. i. Lain-lain : minuman, bumbu-bumbuan. 2. Perhitungan kandungan energi dan protein aktual masing-masing kelompok bahan pangan Untuk menghitung kandungan energi dan protein dapat digunakan rumus : Ei Pi Bi Kei KPi BBDi JRT Ei = [ Bi * KEi/ 100 * ( BDDi/ 100)] / JRT Pi = [Bi * KPi/ 100 * (BDDi/ 100)] / JRT : energi aktual yang dikonsumsi dari bahan pangan i (kkal/kap/hari) : protein aktual yang dikonsumsi dari bahan pangan i (gram/kap/hari) : berat bahan pangan i (gram) : kandungan energi bahan pangan i : kandungan protein bahan pangan i : persentase bahan pangan yang dikonsumsi (%BDD) bahan pangan i : jumlah anggota rumah tangga (orang) Dari Ei dan Pi yang didapat, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total energi dan protein aktual dalam kelompok bahan pangan. Sehingga rumus yang didapatkan adalah sebagai berikut. Ep = Pp = Pip

Amelia Annisahaq Pengaruh Program Kawasan Rumah Pangan Lestari... 35 Ep : total Ei dalam kelompok pangan p (kkal/kap/hari) Pp : total Pi dalam kelompok pangan p (gram/kap/hari) Total dari Ep dan Pp akan menghasilkan total energi dan protein aktual dari 9 bahan pangan. TE = Ep TP = TP = TE : total energi dari 9 kelompok bahan pangan (kkal/kap/hari) TP : total protein dari 9 kelompok bahan pangan (gram/kap/hari) 3. Perhitungan skor AKE dan AKP aktual Untuk mendapatkan skor AKE dan AKP aktual, digunakan rumus sebagai berikut. Pp TKEp = 100% TKPp = 100% TKEp : persentase energi aktual masing-masing kelompok pangan terhadap AKE TKPp : persentase protein aktual masing-masing kelompok pangan terhadap AKP AKE : 2000 kkal/kap/hari AKP : 52 gram/kap/hari 4. Skor Pola Pangan Harapan Analisis skor PPH digunakan untuk mengetahui pola konsumsi pangan dari adanya program Kawasan Rumah Pangan Lestari. Untuk mendapatkan skor PPH aktual, maka digunakan rumus sebagai berikut. Skor PPH = TKEp * Bp Bp : bobot kelompok bahan pangan Dari skor PPh aktual yang didapat, maka : a. Jika skor PPH aktual > skor PPH maksimal, maka skor PPH adalah skor PPH maksimal. b. Jika skor PPH aktual < skor PPH maksimal, maka skor PPH adalah skor PPH aktual. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diversifikasi Konsumsi Pangan Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi diversifikasi konsumsi pangan adalah analisis regeresi linear berganda. Analisis ini untuk menguji pengaruh variabel-variabel yang diteliti terhadap diversifikasi pangan (skor PPH). Model regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y : Skor PPH β 0 : konstanta intersep β 1 : koefisien parameter (D/X = 1,2,3,4) D 1 : Dummy Peserta/Non Peserta 1 = Peserta 0 = non Peserta X 2 : Jumlah Anggota Keluarga (orang) X 3 : Luas Lahan Pekarangan (m 2 ) X 4 : Usia Kepala Keluarga (tahun) e : Error term Y= β 0 + β 1 D 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e

36 HABITAT Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Total Produksi ( Total Cost) Usahatani Pekarangan Dalam Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dari Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata biaya total usahatani pekarangan perbulan dari awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013 peserta KRPL dan non peserta KRPL. Didapatkan jumlah biaya total rata-rata peserta KRPL adalah Rp128.795,-/tahun di mana jumlah tersebut lebih besar dibandingkan jumlah biaya total rata-rata non peserta KRPL yaitu Rp68.448,-/tahun. Perbedaan biaya tersebut disebabkan jumlah populasi tanaman dan ternak yang dimiliki peserta KRPL dan non peserta KRPL berbeda. Peserta KRPL memiliki jumlah populasi tanaman dan ternak yang lebih banyak dibandingkan jumlah populasi tanaman dan ternak non peserta KRPL. Berikut ini adalah jumlah ratarata populasi tanaman dan ternak peserta KRPL dan non peserta KRPL. Tabel 1. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Pekarangan Peserta KRPL dan Non Peserta KRPL Tahun 2012-2013 di Kelurahan Rejomulyo. Table 1. Average Production Costs of Farm Yard KRPL Participants and Non-Participants in the KRPL 2012-2013 at Rejomulyo. Komponen Biaya Peserta KRPL Non Peserta KRPL Rata-rata Biaya Total Pertanian 1. Bibit (Rp/tahun) 2. Pupuk (Rp/tahun) 3. Tenaga Kerja (Rp/tahun) Rp24,683 Rp11,133 Rp11,430 Rp26,688 Rp2,363 Rp11,048 Biaya Total Pertanian (Rp/tahun) Rp47,245 Rp40,098 Rata-rata Biaya Total Peternakan 1. Pakan Ternak (Rp/tahun) Rp81,550 Rp28,350 Rata-rata Biaya Total Usahatani Pekarangan (Rp/tahun) Rp128,795 Rp68,448 Penerimaan Total Usahatani Pekarangan Dalam Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa penerimaan rata-rata yang diperoleh peserta KRPL adalah Rp 773.548,-/tahun. Dimana jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan penerimaan rata-rata yang diperoleh non peserta KRPL yaitu Rp 226.712,-/tahun. Hal ini dikarenakan jumlah populasi tanaman yang dibudidayakan peserta KRPL lebih banyak dibandingkan dengan non peserta KRPL. Selain itu juga tanaman yang ditanam sebagian besar peserta KRPL merupakan tanaman yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Tabel 2. Rata-rata Penerimaan Usahatani Pekarangan Peserta KRPL dan Non Peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo Tahun 2012-2013. Table 2. Average Revenue Farming Yard KRPL Participants and Non-Participants in the KRPL 2012-2013 at Rejomulyo. Uraian Peserta KRPL Non Peserta KRPL Penerimaan Usahatani Pertanian Rp14,276,900,- Rp4,964,500,- (Rp/tahun) Penerimaan Usahatani Peternakan Rp16,665,000,- Rp4,104,000,- (Rp/tahun) Rata-rata Total Penerimaan (Rp/tahun) Rp773,548,- Rp226,712,- Pendapatan Total Usahatani Pekarangan Dalam Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dari data dibawah dapat dilihat terdapat perbedaan pendapatan yang diperoleh peserta KRPL dan non peserta KRPL. Total pendapatan usahatani pekarangan peserta KRPL mencapai Rp25,780,100,- /tahun atau rata-rata untuk 40 orang sebesar Rp644,753,-/orang sedangkan pada non peserta KRPL besar pendapatan yang diperoleh hanya sebesar Rp6,330,600,-/tahun atau rata-rata untuk 40 orang sebesar Rp158,290,-/orang. Perbedaan pendapatan peserta KRPL dan non peserta KRPL dikarenakan

Amelia Annisahaq Pengaruh Program Kawasan Rumah Pangan Lestari... 37 terdapat perbedaan pula pada jumlah populasi tanaman dan ternak yang dimiliki serta jenis tanaman yang dibudidayakan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tabel 3. Total Pendapatan Usahatani Pekarangan Peserta KRPL dan Non Peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo Tahun 2012-2013. Table 3. Total Income of Farm Yard KRPL Participants and Non-Participants in the KRPL 2012-2013 at Rejomulyo. No. Uraian Peserta KRPL Non Peserta KRPL 1. Penerimaan (Rp/tahun) Rp30,941,900,- Rp9,068,500,- 2. Biaya Total (Rp/tahun) Rp5,151,800,- Rp2,737,900,- Pendapatan (Rp/tahun) Rp25,780,100,- Rp6,330,600,- Rata-rata (40 orang) Rp644,753,- Rp158,290,- Perbedaan Pendapatan Usahatani Pekarangan Peserta KRPL dan Non Peserta KRPL Dari hasil pengujian, diperoleh nilai t hitung adalah sebesar 6.545. Apabila diketahui nilai t tabel sebesar 1,685 maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung (6.545) > t tabel (1.685). Jika t hitung > t tabel maka H 0 ditolak sehingga dapat diartikan bahwa rata-rata pendapatan usahatani di pekarangan peserta KRPL berbeda nyata dengan pendapatan usahatani di pekarangan non peserta KRPL. Tabel 4. Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Usahatani Pekarangan Peserta KRPL dan Non Peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo Tahun 2013 Table 4. Difference test Average Income of Farm Yard KRPL Participants and Non-Participants in the KRPL 2013 at Rejomulyo Nilai No. Uraian t (Rp/tahun) hitung t tabel 1. Pendapatan Usahatani Pekarangan 644,753 Peserta KRPL 6.545 1.685* 2. Pendapatan Usahatani Pekarangan 158,290 Non Peserta KRPL Keterangan: * Signifikansi pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) Analisis Pola Konsumsi Pangan Berbasis Pola Pangan Harapan (PPH) Pada Tabel 5, hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor PPH untuk peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo baru mencapai 80.53 dan non anggota KRPL sebesar 62.32. Skor ini masih berada di bawah skor PPH ideal, yaitu 100, dengan rincian pada masing-masing kelompok bahan pangan. Tabel 5. Rata-rata Skor PPH Rumah Tangga Peserta KRPL dan Non Peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo Tahun 2012-2013 Table 5. Average Score PPH KRPL Participants Household and Non-Participants in the Village KRPL Rejomulyo Year 2012-2013 Kelompok Bahan Skor PPH Aktual Skor PPH Aktual Pangan Anggota KRPL Non Anggota KRPL Skor PPH Ideal Padi-padian 24.92 25.00 25.00 Umbi-umbian 2.50 0.48 2.50 Pangan Hewani 13.86 11.26 24.00 Minyak dan Lemak 2.27 4.01 5.00 Buah/biji Berminyak 0.55 0.81 1.00 Kacang-kacangan 8.92 7.81 10.00 Gula 1.79 1.93 2.50 Sayur dan Buah 25.71 11.01 30.00 Lainnya - - 0 Total 80.53 62.32 100.00

38 HABITAT Volume XXV, No. 1, Bulan April 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diversifikasi Pangan Rumah Tangga Peserta KRPL dan Non Peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi atau R 2 adalah sebesar 0.604. Hal ini berarti pendugaan variabel bebas (X) yang terdapat dalam model regresi mampu menjelaskan variabel terikat (Y) sebesar 60.4%, sedangkan sisanya sebesar 39.6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model. Dari hasil regresi diperoleh nilai F hitung (26.611) lebih besar dari pada F tabel (2.49) pada taraf α 5%, maka H 0 ditolak dan menerima H 1. Artinya, semua variabel bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel bebas (Y) sehingga model tersebut dapat diterima sebagai penduga yang baik dan layak. Tabel 6. Hasil Estimasi Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Rumah Tangga Peserta dan Non Perserta KRPL Kelurahan Rejomulyo Table 6. Estimation Results of Regression Analysis of Factors Affecting Household Consumption Patterns Participants and Non-Participants KRPL Rejomulyo Variabel Koefisien Regresi t hitung Sig. Konstanta 6.151 10.052 0.000 Peserta/Non Peserta KRPL (D 1 ) 0.145 3.251 0.002 Jumlah Anggota Keluarga (X 2 ) -0.527-9.263 0.000 Luas Lahan Pekarangan (X 3 ) -0.257-2.082 0.707 Usia Kepala Keluarga (X 4 ) -0.065-0.709 0.185 Variabel Terikat : Diversifikasi Konsumsi Pangan (Skor PPH) R 2 : 0.604 F hitung : 28.611 Nyata pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05), t tabel = 1.665 ; F tabel =2.49 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan pendapatan usahatani pekarangan rumah tangga antara peserta KRPL dan non peserta KRPL. Berdasarkan hasil uji beda rata-rata pendapatan usahatani pekarangan peserta KRPL berbeda nyata dengan pendapatan usahatani pekarangan non peserta KRPL. Dengan perbedaan pendapatan untuk peserta KRPL sebesar Rp 644,753,-/tahun sedangkan untuk non peserta KRPL sebesar Rp 349,818,-/tahun. Dengan adanya perbedaan pendapatan antara perserta KRPL dan non peserta KRPL maka program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dilaksanakan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Jatim di Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri dapat mendukung kesejahteraan rumah tangga. 2. Terdapat perbedaan skor PPH antara peserta KRPL dan non peserta KRPL. Hal ini ditunjukkan dengan skor PPH rata-rata untuk peserta KRPL di Kelurahan Rejomulyo baru mencapai 80.53 dan non anggota KRPL sebesar 62.32. Skor ini masih berada di bawah skor PPH ideal, yaitu 100. Dari ke 8 kelompok bahan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat peserta KRPL, umbi-umbian berhasil memenuhi skor ideal PPH, dan kelompok padi-padian dan buah dan sayuran hampir mendekati skor ideal PPH. Sedangkan pada kelompok non Peserta KRPL, hanya kelompok padipadian yang berhasil memenuhi skor ideal PPH. Dapat dikatakan bahwa program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dilaksanakan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Jatim di Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri dapat mendukung kemandirian pangan rumah tangga, yang dapat dilhat dari hasil skor PPH peserta KRPL mendekati skor PPH ideal. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat skor PPH adalah variabel Dummy Peserta/ Non Peserta KRPL (D 1 ). Jumlah Anggota Keluarga (X 2 ) dan Luas Pekarangan (X 3 ), Sedangkan variabel usia kepala keluarga (X 4 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu Skor PPH. Saran 1. Pelaksanaan program KRPL sudah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Kelurahan Rejomulyo. Namun untuk periode waktu yang akan datang masih diperlukan adanya suatu pembinaan-pembinaan yang lebih intensif. Terutama pada pemanfaatan Kebun Bibit Desa baik

Amelia Annisahaq Pengaruh Program Kawasan Rumah Pangan Lestari... 39 sayuran, buah-buahan, ternak dan ikan. Agar program KRPL dapat terus berlanjut, dan tidak sepenuhnya bergantung pada dana pemberian dinas-dinas yang terkait program KRPL ini. 2. Pola konsumsi pangan masyarakat yang masih belum mencapai skor PPH ideal, dikarenakan pada umumnya kebiasaan turun-temurun masyarakat yang sulit dirubah, sehingga langkah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, terutama ibu rumah tangga mengenai pentingnya pemenuhan gizi melalui penyuluhan-penyuluhan dan pemberdayaan ibu rumah tangga. 3. Dengan melihat pengaruh adanya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam mendukung kemandirian pangan dan kesejahteraan rumah tangga di Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri diharapkan masyarakat yang belum memaksimalkan pekarangan, dapat memanfaatkan lahan pekarangannya untuk berusahatani. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Program Gerakan Perempuan untuk Optimalisasi Pekarangan (GPOP). http://depok.go.id. Badan Ketahanan Pangan (BKP). 2010. Perkembangan Situasi Konsumsi Penduduk di Indonesia. Badan Ketahanan Pangan. 2012.Badan Ketahanan Pangan. Surabaya. Badan Pusat Statistik. 2011. Penduduk Indonesia Menurut Propinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010. http://bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2011. Rata-rata Konsumsi Protein (gram) per Kapita Menurut Kelompok Makanan 2007-2011. http://bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2011. Rata-rata Konsumsi Kalori (KKal) per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan 2007-2011. http://bps.go.id. Departemen Pertanian. 2001. Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Ketahanan Pangan Tahun 2001-2004. Badan Bimas Ketahanan Departemen Pertanian. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2012. Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011. Kementerian Pertanian. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Kementerian Pertanian. Jakarta.